"Woi..." Teriak seorang laki-laki dengan tegas.
"Tan lari tan,lari...." Ucap zira sambil menarik lengan tania.
"Enggak usah lari zir,dia yang salah kok" Ucap tania.
"Saya yang salah kata kamu?!" Ucap lelaki tersebut dengan nada dinginnya. Zira langsung meneguk salivanya dan masih berusaha menarik lengan tania.
"Iya,mobil loe salah,masa parkir mobil di sini sih,otomatis mobil loe menghalangi pengguna jalan lain dong" Ucap tania lantang.
"Kamu enggak lihat ada rambu di sana" Tunjuk lelaki tersebut kepada sebuah rambu lalu lintas. Lelaki tersebut menunjuk gambar mobil yang memiliki lingkaran berwarna biru,yang artinya di sana boleh memarkirkan mobil.
"Enggak,enggak lihat" Ucap tania lagi.
"Eh bocah ingusan,kamu ganti kerusakan mobil saya atau saya masalah kamu ke jalur hukum" Ucap lelaki tersebut.
"Minta ganti? Bocah ingusan" Ucap tania murka dengan sorot mata berapi-nya.
"Nih gantinya" Tania kembali menendang body mobil milik lelaki tersebut sehingga kembali mengeluarkan suara.
"Kamu..." Ucap lelaki tersebut kesal. Lelaki tersebut langsung menarik lengan baju tania dengan kuat dan menyeret tania.
"Woi om,gue manusia bukan anak kambing..."
"Main seret-seret aja" Ucap tania memberontak.
Lelaki langsung memotret semua goresan yang di perbuat oleh tania dan menunjukkannya kepada tania.
"Malam ini kita ke kantor polisi" Ucap lelaki tersebut.
"Kita?" Tanya tania.
"Iya kita,kamu saya tuntut karena merusak fasilitas pribadi milik orang lain" Ucap gabriel.
"Heh,om enggak punya bukti kalau mau nuduh saya"
"Bukti om enggak valid kalau cuma nunjukin foto goresan mobil tanpa ada video kalau saya yang ngerusak mobil o'om" Ucap tania.
"O'om?" Ucap lelaki tersebut.
"Terus saya harus manggil apa? Kakek? Datuk? Atau mbah?" Tanya tania.
"Bodoh,pokoknya saya enggak peduli om,saya enggak bakal datang ke kantor polisi gimana pun caranya" Sambung tania.
"Lagi pun bukti om enggak valid,kemungkinan besar kasus om enggak bakal di tangani tuh sama polisi" Ucap tania.
"Udah tan,udah deh,minta maaf gih" Ucap zira.
"Maaf? Sorry ya zir,maaf gue itu mahal" Ucap tania sombong.
"Astaga Ya Allah,kawan gue kok bodoh banget ya" Batin zira.
"Sekarang gini aja,kamu minta maaf aja sama saya terus saya anggap masalah ini selesai" Ucap lelaki tersebut.
"Huuu...enak aja,enggak mau,saya enggak bakal ngelakuin hal itu sama om" Ucap tania.
"Kamu mau saya bawa masalah ini ke jalur hukum,hah?" Tanya gabriel kesal.
"Bawa aja om,saya enggak bakal ke tangkap"
"Lagian kan udah saya bilang kalau bukti om itu enggak valid" Ucap tania sinis.
"Saya hitung satu sampai tiga nih,kalau sampai tiga kamu enggak minta maaf,saya serius akan membawa masalah ini ke jalur hukum" Ucap lelaki tersebut
"Satu" Ucap lelaki tersebut.
"Dua" Ucap tania. Lelaki tersebut langsung menatap tania dengan tatapan tajamnya.
"Dua setengah" Ucap lelaki tersebut.
"Dua perlapan" Ucap tania. Lelaki tersebut menatap tania dengan tatapan horornya. Namun tania hanya pura-pura tak tau saat mendapatkan tatapan tersebut.
"Ti...." Ucap lelaki tersebut.
"Gaa..." Jawab tania malas.
"Tiga" Ucap lelaki tersebut lantang sambil meraih lengan baju tania sebelah kanan. Sedangkan zira langsung menarik lengan tania sebelah kiri.
"Om ampun om,jangan bawa masalah ini ke jalur hukum ya om" Ucap zira memohon.
"Enggak,teman kamu aja enggak mau minta maaf sama saya" Tutur lelaki tersebut.
"Om,saya sebagai perwakilan dia om,saya dengan sangat rendah hati meminta maaf sama om" Ucap zira membungkuk.
"Apaan sih zir,tegap enggak badan loe!" Ucap tania tegas.
"Kita enggak usah ngemis buat dapetin simpati orang zir,loe ingat itu" Ucap tania tegas.
"Nih orang emang enggak punya simpati gimana pun loe mau minta maaf sama dia" Ucap tania lagi.
"Woi pe'ak,yang salah tu loe"
"Loe tadi udah di kasih kesempatan buat minta maaf tapi loe tolak"
"Terus sekarang loe bakal di laporin ke kantor polisi tan" Ucap zira cemas.
"Kan udah gue bilang,bukti nih orang enggak valid zira..." Ucap tania jengah.
"Kamu mau saya nunjukkin bukti yang valid supaya kamu bisa mendekam di penjara?" Tanya lelaki tersebut.
"Em,enggak juga sih,tapi saya suka aja gitu ngelawan omongan orang,apa lagi udah tua kayak gini" Ucap tania sinis.
"Kayak gini? Kayak saya maksud kamu?" Tanya lelaki tersebut dengan nada naik satu oktaf.
"Hu'uh" Tania menganggukkan kepalanya. Sementara lelaki tersebut langsung mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan bukti rekaman cctv. Tania yang awalnya acuh saja sekarang menjadi resah.
"Kupret nih om-om,dia ada rekaman cctv gue lagi" Batin tania kesal.
"Ayo ke kantor polisi" Ucap lelaki tersebut sambil menarik baju tania.
"Woi tua keladi,enggak usah narik-narik baju orang" Ucap tania tak sopan.
"Anak zaman sekarang enggak punya etika banget kalau ngomong sama yang lebih dewasa" Ucap lelaki tersebut sambil menatap tajam ke arah tania.
"Bukan dewasa,tapi tua" Ucap tania ketus.
"Terserah apa kata kamu,pokoknya kali ini kamu harus ikut ke kantor polisi" Ucap lelaki tersebut.
"Ogah,ngapain juga ke kantor polisi" Ucap tania dengan nada sangat menolak.
"Em bentar om,saya mau ngomong dulu sama teman saya" Ucap zira dan di angguki lelaki tersebut. Zira langsung menarik tania agar sedikit berjauhan dengan lelaki tersebut.
"Woi tatan,jangan jadi orang bego deh loe,kan memang loe yang nabrak mobil nih om-om" Ucap zira berbisik.
"Zir,loe tegakin lagi tuh motor,sudah itu kita langsung kabur" Ide gila tania langsung muncul di kepalanya. Sedangkan zira langsung menepuk lengan tania dengan keras.
"Loe bodoh,bego,atau tolol sih tan?" Zira tak habis pikir dengan ide gila sahabatnya tersebut.
"Semuanya,gue suka ketololan,haha" Ucap tania di iringi tawa iblisnya.
"Ya Allah tan,istighfar,istighfar" Ucap zira.
"Astaghfirullahaladzim"
"Astaghfirullahaladzim"
"Astaghfirullahaladzim" Tania langsung beristighfar setelah mendengarkan ucapan zira.
"Udah,gue udah istighfar kayak yang loe bilang"
"Sekarang ayo kabur" Ajak tania lagi. Zira sebenarnya cukup menyetujui ide gila sahabatnya. Akan tetapi,zira masih bisa berpikiran jernih bahwa lelaki di depannya tersebut merupakan orang yang sangat tegas terhadap segala sesuatu.
"Om..." Panggil tania.
"Am-om,am-om, saya enggak pernah nikah sama bibi kamu,jangan panggil saya om" Ucap lelaki tersebut dengan nada ketus.
"Eh,ada apa tuh di ujung jalan" Ucap tania sambil menunjuk ujung jalan.
"Saya enggak bodoh,jadi enggak usah bohongin saya" Ucap lelaki tersebut.
"Tolong...tolong..."
Terdengar suara teriakan dari ujung sana. Karena lelaki di hadapan tania tak percaya dengan hal tersebut,tania langsung berlari ke ujung jalan untuk mendekati sumber suara.
Tania berlari secepat mungkin dan di susul oleh zira menggunakan motor. Sedangkan lelaki tersebut juga ikut berlari ke arah sumber suara.
"Ibu kenapa?" Tanya tania.
"Di senggol mobil neng,tapi mobilnya udah kabur" Ucap wanita tersebut. Tania langsung mengobati ibu tersebut menggunakan peti pertolongan pertama yang berada di dalam motornya.
"Yang lain ada yang luka atau sakit gitu bu?" Tanya tania.
"Enggak neng,makasih" Ucap ibu tersebut.
"Ayo bu saya antar pulang" Ajak tania.
"Eh,enggak usah neng,saya udah baik-baik aja kok" Ucap ibu tersebut. Tania menganggukkan kepalanya dan membiarkan ibu itu pergi.
"Kita ikutin dia zir,gue takut aja ibu itu kenapa-napa..." Ucap tania dan di angguki zira.
"Sekarang zir,ayo cepetan kabur..." Tania dan zira langsung tancap gas saat lelaki yang mereka tabrak mobilnya sedang lengah karena sibuk mengobrol dengan warga sekitar.
"Da da om..." Teriak tania. Mata lelaki tersebut langsung membulat saat melihat tania dan zira kabur. Tania langsung mencibir lelaki tersebut sambil tertawa.
"Woi berhenti enggak..." Teriak lelaki tersebut.
......Terima kasih sudah membaca ......
...Airin Kesayanganku...
...Jangan lupa berikan Like dan Selalu support author agar bisa memberikan cerita yang menarik untuk kalian😊...
...Kunjungi media sosial author:...
...ig : nabilllaaaptr_...
...fb : nabila aulia...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Anggraeni
ngakak
2021-10-03
1