Saat tania masih sibuk dengan handphone-nya,tiba-tiba seorang laki-laki muda tinggi dan tampan masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Maaf bu dewi,saya terlambat" Ucap lelaki tersebut. Karena mendengarkan suara,tania langsung mengalihkan perhatiannya. Saat melihat lelaki di depannya tania terjingkat kaget bukan kepalang.
"Astaga..." Ucap tania refleks. Lelaki tersebut pun langsung melihat tania yang tak jauh dari pandangannya.
"Kamu..." Ucap lelaki tersebut dengan tatapan tak percaya saat melihat tania.
"Om..." Sapa tania cengengesan.
"Kalian udah saling kenal?" Tanya bu dewi.
"Em,be..belum bu,saya cuma kayak pernah aja ngeliat om ini" Ucap tania.
"Om?" Tanya bu dewi.
"Eh..." Ucap tania keceplosan sambil cengengesan.
"Nah,tatan,sekarang orang yang ada di hadapan kamu jadi pengganti saya,otomatis kamu jadi asdos pria muda ini..." Ucap bu dewi.
"Namanya pak gabriel..." Sambung bu dewi.
"Sekarang,tugas tatan anterin pak gabriel ke kelas ya" Ucap bu dewi.
"Jangan tatan deh bu..." Tolak tania halus. Bu dewi langsung menatap tania dengan tatapan penuh harapnya. Dengan berat hati tania mengantarkan gabriel menuju kelasnya.
"Urusan kita belum selesai cewek bar-bar" Ucap gabriel dingin sambil melirik tania sinis. Tania hanya mendengus kesal dan menatap gabriel dengan tatapan malasnya.
Saat masuk ke dalam kelas tania,gabriel langsung menatap mereka dengan tatapan dingin nan membunuh.
"Hah? Si om?" Ucap zira refleks. Tania langsung berlari menuju zira dan meminta zira diam. Sedangkan seisi kelas riuh karena kehadiran gabriel. Khususnya para kaum hawa,mereka sibuk memuji ketampanan dan karisma dari dosen baru tersebut.
"Gue jadi asdos nih om-om zir" Ucap tania berbisik.
"What?..." Ucap zira. Tania hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pasrah.
"Congratulation tatan" Ucap zira berbisik sambil menggenggam tangan tania. Tania langsung melemparkan bukunya ke wajah zira.
"Selamat datang di neraka si om" Ucap zira lagi. Tanua hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal dengan kesal.
Gabriel si dosen baru selesai memperkenalkan dirinya. Tak segan-segan,gabriel langsung memberikan tugas kepada mahasiswa di hari pertama ia masuk.
"Eh cewek bar-bar,kamu ikut saya" Ucap gabriel dingin. Semua mahasiswa gabriel tak ada yang berkutik saat mendengar suara gabriel. pasalnya baru hari pertamanya ia mengajar,ia sudah bisa mengubah atmosfer kelas.
Tadi,waktu gabriel sibuk menerangkan materi,tania dan zira sibuk sendiri. Mereka tak memperhatikan gabriel yang sedang menerangkan materi. Tanpa tania sadari,gabriel sudah menatapnya dengan tatapan tajam.
"Tan..." Ucap zira sambil melirik ke arah gabriel. Tania yang memiliki jiwa yang tidak peka pun tak melirik ke arah gabriel.
Tania masih saja tertawa dan meminta zira melanjutkan ceritanya,namun zira berusaha memberikan kode kepada tania melalui gerakan mata.
"Apaan sih kupret,kenapa loe melirik-melirik gitu?" Tanya tania sambil menyenggol lengan zira.
"Tamat riwayat gue,sumpah peak banget dah sahabat gue" Batin zira.
"Woi,loe kenapa diam aja? Lanjutin ceritanya dong.." Ucap tania kesal.
Brakk....
Tania terjingkat kaget saat mendengarkan pukulan meja dari depan. Perhatian tania pun teralihkan. Tania melihat gabriel yang menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Bapak ngapain sih? Bikin orang kaget aja" Bentak tania dengan nada tak terima.
"Diam kamu" Ucap gabriel dingin. Tania hanya menatap gabriel dengan tatapan tak percayanya.
"Wah,gila nih dosen,marah-marah enggak jelas"
"Sehat om? Eh,pak?" Tanya tania.
Zira menyenggol kaki tania dengan kuat dan meminta tania menuruti ucapan gabriel. Dengan terpaksa tania menuruti ucapan zira untuk sementara waktu.
"Emang kenapa sih?"
"Kok pak gabriel ngamuk-ngamuk enggak jelas gitu?" Tanya tania dengan nada tak bersalah sama sekali.
*****
"Kamu tau apa kesalahan kamu?" Saat ini,tania sedang berada di ruangan khusus milik gabriel. Tania hanya mengendingkan bahunya tak berdosa di hadapan gabriel.
"Eh,siapa nama kamu?" Tanya gabriel.
"Tania pak" Jawab tania.
"Hem,iya,cewek bar-bar"
"Eh cewek bar-bar,kamu itu sudah jadi mahasiswa,bukan anak SMA lagi..." Ucap gabriel.
"Lah? Yang ngomong saya anak SMA siapa pak?" Tanya tania.
"Kamu itu status aja yang mahasiswa,tapi pikiran kamu sama kayak anak SMA,anak SMA pun enggak gitu-gitu amat cara berpikirnya" Ucap gabriel ketus.
"Whatever deh pak,pak"
"Kalau bapak terbelit-belit gini ngomongnya,sampai yaumul hisab pun saya enggak paham sama omongan bapak" Ucap tania.
"Kalau bapak mau ngomong sama saya itu to the point aj..." Belum selesai menyelesaikan omongannya,omongan tania langsung di sambar oleh gabriel.
"Kamu tadi ngobrol di kelas saya. Mahasiswa mana yang berani ngobrol waktu dosennya lagi menjelaskan di depan?" Tanya gabriel ketus.
"Ini mahasiswanya,saya sama teman saya yang bernama zira" Ucap tania tak berdosa.
"Kamu ini enggak belajar tata krama atau gimana sih? Hem?" Tanya gabriel ketus.
Jleb...
Omongan pedas gabriel langsung masuk ke hati tania dan membuat tania menatap gabriel dengan tatapan seperti ingin memburu mangsanya.
"Pak,hati-hati kalau ngomong..."
"Saya kalau udah hilang respect sekali sama bapak,seumur hidup saya enggak bakalan pernah respect sama bapak" Ucap tania dingin.
"Kamu beranggapan kalau sedari tadi kamu menghormati saya gitu? Cara kamu menghormati saya adalah dengan cara mengobrol dengan teman kamu di saat saya menjelaskan materi di depan gitu?" Tanya gabriel berturut-turut.
Jleb...
Lagi-lagi omongan gabriel tepat mengenai sasaran. Tania menggertakkan giginya dan menatap gabriel dengan tatapan sinis.
"Kan tadi kamu yang minta supaya saya enggak bertele-tele ngomong sama kamu"
"Ya sudah,saya sudah menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan sama kamu terang-terangan atas permintaan kamu" Sambung gabriel.
"Sekarang kamu keluar,kamu renungi dulu kesalahan kamu sudah itu minta maaf sama saya" Ucap gabriel sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
"Saya udah tau kesalahan saya pak"
"Ngapain juga di renungi. Kan bapak sendiri yang ngomong kalau saya salah karena saya asyik mengobrol di waktu bapak sedang menjelaskan materi" Ucap tania.
"Sekarang minta maaf! " Ucap gabriel dingin.
"Astaghfirullah Ya Allah,nih om-om ketus banget sih,gue emang salah,tapi kalau minta maaf kayaknya awkward aja gitu.." Batin tania.
"Kamu jangan main-main sama saya cewek bar-bar,saya kalau udah hilang respect sama kamu sekali,seumur hidup saya enggak bakalan respect sama kamu" Gabriel menyalin semua ucapan tania tadi dan menirukan nada tania berbicara. Tania hanya menganga saat gabiel meng-copy paste ucapannya
"Minta maaf sekarang atau nama kamu saya coret di mata kuliah saya?" Tanya gabriel.
"Hiiihh astaga...harus minta maaf gitu pak? Enggak ada yang lain?" Tanya tania. Gabriel menaikan sebelah alisnya dan menatap tania dengan sorot mata tajamnya.
"Menurut kamu saya yang harus minta maaf sama kamu gitu?" Tanya gabriel sinis.
Tania mendengus pelan dan menghirup nafas dalam-dalam.
"Maaf pak,atas kejadian tadi di kelas"
"Saya sudah membuat keributan di jam bapak dan mengganggu konsentrasi teman sekelas saya" Ucap tania sambil menatap gabriel.
"Awas aja kamu ulangi lagi" Ucap gabriel ketus.
"Kalau gitu sekarang kamu salin semua file yang ada di laptop terus pindahkan ke flashdisk" Ucap gabriel. Tania kembali mendengus dan membuat gabriel langsung menatap tania dengan tatapan membunuh.
"Kamu ngeluh? Hah?" Tanya gabriel sinis. Tania langsung membalas tatapan tajam gabriel dan berdiri dari tempatnya duduk. Gabriel pun ikut berdiri saat ia merasa tania menantang ucapannya.
...Terima kasih sudah membaca😊...
...Jangan lupa tinggalkan Like dan support author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
mama een
bener kata si Gabriel,Tania kaya yg GX punya tatakrama atau etika, sebandel2 nya anak apalgi cewe masih ada menghargai yg lebih tua apalagi dosen nya, di sini kan dari awal cerita , ceritanya si Tania asdos, masa asdos kaya gitu bar bar banget
2021-09-04
1
Arni Khayanti
suka
2021-05-04
0
Lia Amaliyah
lanjut thor
2021-03-31
0