Tak terasa Vina sudah bekerja diperusahaan itu selama satu tahun. Dalam satu tahun ini tidak ada perkembangan dalam hubungan Vina dan Danu. Begitu juga dengan rumah tangga Danu yang masih juga belum jelas keadaannya. Danu sudah letih dengan rumah tangganya, tapi Danu tidak bisa mengecewakan anak semata wayangnya. Danu juga sangat mencintai Vina, tapi Danu takut nanti Vina tidak bisa menerima kalau dia sudah beristri dan memiliki anak satu. Mana ada zaman sekarang seorang wanita mau menjadi yang kedua. Danu pusing sendiri dengan hidupnya yang tidak berkejelasan ini.
Vina hari ini ke kantor sudah menaiki motor barunya. Vina sudah mampu membeli motor matic untuk mobilisasi kegiatannya. Sebenarnya Vina masih ingin naik angkot tapi inilah salah satu cara yang bisa dilakukannya untuk menghindar dari jemputan dan pulang diantar Danu. Vina tidak mungkin setiap hari berbohong harus singgah disuatu tempat. Makanya jalan terbaik adalah membeli sebuah motor metic.
Vina sampai di kantornya, lalu memarkirkan motirnya ditempat khusus parkir motor karyawan. Saat Vina memarkirkan motor berbarengan dengan Iwan yang juga baru datang.
"Baru sampai Vin?"
"Iya bang. Barusan aja."
Iwan kemudian memerhatikan tidak ada bekal makan siang yang dibawa Vina. Vina hanya membawa satu kotak ntah apa isinya.
"Apa bang? Mikir dimana kotak bekal kita?"
Iwan pun mengangguk.
"Tenang aja bang udah di dalam itu. Pokoknya pas sebelum makan siang bekal makan kita udah stay di ruangan." kata Vina sambil melangkhah masuk kedalam ruangan.
Vina terkenal dekat dengan Iwan. Vina sudah menganggap Iwan seperti abangnya sendiri. Iwan juga tau itu, Iwan pun sudah menganggap Vina seperti adiknya sendiri, karena Iwan sendiri sudah punya calon istri yang juga dekat dengan Vina.
Tak terasa mereka sudah sampai di ruangan. Iwan langsung duduk di kursinya, sedangkan Vina ke pantry dulu mau membuat teh untuk dirinya dan dua cangkir kopi untuk Iwan dan Ifan Vina kemudian menata kue yang dibawanya tadi di atas piring kecil kecil.
Vina meletakkan kopi dan sepiring kue di meja Iwan dan keja Ifan. Kemudian Vina menuju mejanya sendiri. Sedangkan Sari sudah lama keluar semenjak melahirkan anaknya. Jadilah mereka sekarang hanya bertiga dengan Vina satu satunya karyawan perempuan.
Mereka kemudian mulai bekerja. Vina merekap semua desaign yang sudah dibuat untuk ditunjukkan kepada klain mereka. Sedangkan Iwan dan Ifan sibuk membuat desain sebuah kafe. Mereka bekerja dengan giat dan selalu berdiskusi.
"Bang, Bos mana ya. Dari tadi belum kelihatan pucuk hidungnya." tanya Ifan.
"Ntah. Cek WA grub mana tau ada pemberitahuan."
Vina membuka WA grub defisinya. Ternyata tidak ada pesan masuk dari Danu di sana. Vina mulai terlihat cemas. Vina takut terjadi sesuatu kepada Danu. Vina tidak munafik dia benar benar mencintai Danu. Tapi Vina tidak.mungkin mengatakannya terlebih dahulu karena Vina seorang perempuan. Vina akan menunggu Danu menyatakan cintanya. Vina juga tau kalau Danu ada rasa juga kepada dirinya.
"Ngapain bengong Vin. Mikiran Danu?" kata Ifan.
"Nggak Bang. Lagi mikirin orderan kue yang masuk lumayan banyak. Sepertinya harus lembur bikin kue lagi aku."
"Vin, bikin toko aja biar enak. Jadi loe bisa rekrut anggota." kata Iwan.
"Maunya bang. Tapi uangnya belum cukup. Pas uangnya cukup noh jadi motor. Kurang lagi dia" kata Vina.
"Pinjam ke bank aja Vin. Pinjaman KUR." kata Iwan.
"Nggak lah bang. Dikumpulin ajalah modalnya. Lagian rencananya kalau aku udah buka toko kue. Aku akan keluar dari sini."
"Yah jangan gitu lah Vin. Masak kami tidak ada warnanya. Hanya hitam aja." kata Ifan.
"Kalau mau ngerumpi silahkan di luar. Sekarang masih jam kantor." kata Danu dengan dinginnya. Setelah berbicara seperti itu Danu kemudian langsung masuk kedalam ruangannya. Dengan membanting keras pintu.
"Kenapa sohib loe bang?" kata Ifan.
"Ntah. Kayaknya kesambet jin" jawab asal Iwan. Iwan dan Ifan menatap ke arah Vina. Vina yang tau arti tatapan dua pria itu langsung menggelengkan kepalanya.
"Biarin aja bang. Palingan nanti normal lagi. Jam makan siang bentar lagi kan datang." kata Vina.
Tiba tiba pintu di ketuk seseorang dari luar. Vina yang sudah tau siapa yang datang langsung membukakan pintu. Terlihatlah seorang wanita cantik melangkah masuk membawa tentengan makan siang mereka.
Vina dibantu oleh Maya menghidangkan semua bekal makan siang itu di meja yang sudah disulap menjadi meja makan. Terlihat ayam goreng mentega saus padang, sayur capcay bakso serta kerupuk udang dan sambal terasi terhidang di atas meja. Selesai Vina dan Maya menghidangkan pas bertepatan dengan jam makan siang masuk.
Iwan dan Ifan langsung menuju meja makan untuk menyantap makan siang. Walaupun tadi sudah diganjal dengan brownis pemberian Vina tetap mereka merasakan lapar. Ditambah dengan wangi masakan yanga da semakin membuat mereka lapar. Mereka kemudian mengambil piring dan mengisi dengan semua jenis makanan. Piring mereka full seperti bus yang oenuh sesak penumpang.
"Bang, nggak loe panggil tuh sohib loe?"
"Malez gue Fan. Nanti ngamuk lagi dia."
"Vin panggil noh bos!" kata Ifan.
"Bang Iwan aja takut, apalagi aku." jawab Vina yang juga ikut mengambil makanan. Sedangkan Maya langsung pulang untuk membuat beberapa jajanan pasar pesanan ibu ibu pengajian nanti malam. Vina akan pulang cepat untuk membuat tambahan lauk nasi uduk yang sudah dibuatnya tadi subuh.
"Gue ajalah yang panggil." kata Ifan.
Ifan berdiri dan labgsung mengetuk pintu ruangan Danu.
"Masuk" teriak Danu dari dalam.
"Bos makan siang bos."
"Gue kenyang" Danu menjawab tanpa melihat kearah Ifan. Ifan kemudian menutup kembali pintu ruangan Danu.
"Gimana?"
"Gue kenyang" Ifan pun meragakan bagaimana cara Danu menjawab ajakannya.
"Hahahahaha, udah dibilang nggakkan mampan. Loe juga ngeyel." kata Iwan.
"Jadi gimana bang?" tanya Vina.
"Biarin aja. Laper juga keluar sendiri. Susah kalau ngurus manusia baperan." jawan Iwan.
Mereka kemudian menikmati makanannya. Setelah selesai makan siang, mereka mengambil wudhu untuk sholat zuhur berjamaah. Imam hari ini adalah Ifan. Mereka melakukan sholat dengan sangat khusuk. Selesau sholat waktu istirahat masih ada satu jam lagi. Iwan dan Ifan kemudian mengobrol receh sambil memakan buah potong yang dibawa Maya. Sedangkan Vina membereskan semua kotak bekal. Vina memindahkan sambal yang tersisa kedalam mangkuk mangkuk kecil. Mana tau nanti Danu berubah pikiran dan meminta makan. Kalau seandainya tidak maka seperti biasanya Ifan yang akan membawa pulang, karena Ifan anak kos.
Selesai berkemas, Vina kembali duduk dimeja kerjanya menyelesaikan pekerjaannya. Vina berencana untuk pulang lebih cepat. Karena ada oekerjaan yang sudah menunggunya di rumah. Tapi untuk minta izin dengan suadana Danu seperti ini Vina juga takut.
Mereka semua kembali bekerja. Vina yang telah selesai dengan pekerjaannya sambil menunggu pukul lima melihat desain yang dibuat Iwan dan Ifan. Vina memeberikan beberapa ide untuk menambah desain yang sudah ada. Akhirnya dengan bantuan dari Vina, Iwan dan Ifan tidak jadi lembur. Mereka bisa sama sama pulang pukul lima sore.
"Fan. Sambal kamu yang bawa seperti biasakan?" tanya Vina sambil membungkus sambal sambal kedalam kantong plastik. Ifan mengangguk menyetujui pertanyaan Vina tadi. Setelah itu Vina mencuci semua piring yang kotor sisa tempat sambak tadi.
Mereka bertiga keluar ruangan tanpa memberitahu kepada Danu.
"Mau bikin apa di rumah Vin. Kok tergesa sekali." tanya Ifan.
"Mau masak sambal untuk pesanan nasi uduk. Kalau Bang Iwan dan Ifan mau. Boleh ikut ke rumah sekarang. Sekalian visa bantu ngangkat ke rumah tetangga yang mesan." jawab Vina.
Iwan dan Ifan hanya tertawa saja. Tidak memberikan jawaban. Tapi Vina sudah tau akan jawabannya. Ifan dan Iwan mengiringi laju motor Vina sampai ke kontrakannya. Sesampai di rumahnya Vina mengajak Iwan dan Ifan untuk masuk ke dalam kontrakannya. Iwan dan Ifan duduk diruang taru. Mereka kemudian mengeluarkan ponselnya untuk wall game. Sedangkan Vina mengganti baju kantornya dengan pakaian rumahan kemudian menyusul Maya yang sedang berkutat di dapur.
Vina membuatkan dua cangkir teh hangat dan sepiring jajanan pasar. Vina kemudian mengantarkan kepada Iwan dan Ifan. Mereka berdua sibuk berperang.
"Bang silahkan makan. Aku masak dulu di belakang." Vina langsung saja berjalan ke dapur karena kebiasaan dua teman kantornya tidak akan menjawab saat sedang warr.
Vina berkutat di dapur sampai pukul enam tiga puluh. Vina selesai masak dan meminta bantuan Iwan dan Ifan untuk mengantarkan pesanan nasi uduk ke tetangga yang berjarak lima rumah dari rumah Vina. Selesai mengantar pesanan, Vina dan ketiga temannya menunaikan sholat maghrib berjamaan yang diimami oleh Iwan. Selesai sholat mereka berempat duduk di perkarangan rumah Vina yang asri banyak terdapat bunga bunga yang sedang bermekaran, berbagai macam tanaman sayuran dan pohon buah dalam pot. Mereka menikmati nasi uduk dan jus jerus peras. Mereka makan sambil.mengobrol receh. Tanpa mereka sadari ada mobil sedan hitam yang dari tadi mengamati tingkah mereka dari kejauhan. Setelah lama memerhatikan mobiln sedan hitam itu meninggalkan kontrakan Gina.
Sekitar jam sepuluh malam, setelah mengambil barang barang Vina ditempat pemesan nasi uduk tadi. Iwan dan Ifan pamit pulang. Mereka dibekali oleh Vina seporsi nasi uduk untuk Ifan sedangkan Iwan tiga porsi nasi uduk.
Setelah kepulangan Iwan dan Ifan, Vina dan Maya langsung masuk ke rumah untuk beristirahat. Untuk esok hari hanya ada pesanan kue bolu dan jajanan pasar. Pesanan diantar sore hari, jadi Maya bisa membuat jajanan pasar pagi hari. Sedangkan untuk yang berat berat akan dibuat Vina pukul empat subuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 381 Episodes
Comments
Mayya_zha
aku hadir membawa Favorite dan like.
meninggalkan jejak juga di sini Kam terima kasih untuk undangannya.
salam dari satu cinta dua keyakinan
2022-01-02
0