Chapter 4

"Maaf"batin pak andis sambil melihat punggung cakra yang sudah jauh. Cakra berlari dengan cepat di koridor dan saat berbelok...

Brukkk

Cakra menabrak mentari sampai sampai terjatuh dan buku mentari terlempar jauh.

"Anjirrr lu lagi lu lagi"geram mentari.

"Mungkin kita jodoh"ucap cakra sambil berdiri.

"Ha? Apa? Jodoh? Jangan mimpi"ucap mentari dengan sinis sambil berdiri dan mengambil bukunya.

Cakra langsung menarik tangan mentari dan langsung mendorong mentari ke tembok.

"Apa lu bilang? Jangan mimpi? Gue gak pernah mimpi! Kalau gue udah suka sama seseorang, gue gak pernah melepaskannya begitu saja"ucap cakra dengan tegas.

Mentari hanya melihat cakra dengan datar "Udah basa basinya?"tanya mentari.

"Ha?"ucap cakra dengan bingung.

"Minggir lu"ucap mentari sambil melepas cengkraman tangan cakra dan langsung berjalan dengan santai.

"Jangan pernah anggap ucapan gue main main mentari!"teriak cakra. Mentari enggak memperdulikan ucapan cakra dan mentari malah membaca buku.

"Aisss kalau aja gue gak dapat hukuman, gue bakal membuang buku ini"geram mentari.

"Tangan gue udah gatel pengen ngerjaiin orang"ucap mentari.

"Apa? Lu mau ngerjaiin orang?"tanya fathan yang muncul tiba tiba di depan mentari.

"Siapa lu?"tanya mentari sambil melihat fathan dari bawah sampai atas.

"Gue Adyatma Fathan Mahavir. Temannya cakra."ucap fathan

"Ohh"balas mentari dengan singkat dan langsung melanjutkan jalannya.

"Ehhh ehh tunggu"ucap fathan menghampiri mentari. Mentari hanya menaikkan alisnya satu.

"Emm lu mau gak nanti jalan sama gue?"tanya fathan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mentari masih tetap sama dengan posisinya.

"Ehh gak gak, maksud gue, nanti bantuin gue buat nyari hadiah buat adek cewek gue, besok dia ultah"ucap fathan setengah gugup.

"Gak minat sama sekali"ucap mentari langsung berjalan. Fathan mencengkal tangan mentari dan mentari melihat tangannya di cengkal.

"Lepas"ucap mentari dengan dingin.

"Gak! Lu harus bantu gue dulu"ucap fathan gak mau ngalah.

"Kenapa gue harus bantu lu?"tanya mentari yang membuat fathan terdiam.

"Bukankah masih ada cewek di sekolah ini, selain gue?"tanya mentari lagi.

"Karna lu adalah cewek cakra, makanya gue minta bantuan ke lu. Kalau sama cewek lain, pasti jadi viral gue nya"ucap fathan.

Mentari mengangguk angguk "Wee gue bukan ceweknya temen lu, siapa yang juga mau jadi cewek dia"ucap tari yang baru sadar.

"Semua cewek di sekolah ini, gak ada pernah yang nolak seorang cakrawala"

"Gak pernah ya?"tanya mentari. Fathan mengangguk.

"Sama sekali enggak?"tanya mentari lagi. Fathan mengangguk lagi.

"Gue yang pertama kali nolak dia"ucap mentari sambil menarik tangannya dari cengkalan fathan. Fathan mengangguk dan langsung tersadar "Ehh gak boleh"ucap fathan.

"Why?"tanya tari sambil menaikkan alisnya satu. Fathan menggeleng dengan cepat yang membuat mentari gemas.

"Lucu amat sih lu"ucap mentari sambil mencubit pipi fathan dan langsung pergi. Fathan mematung sambil memegang pipinya.

"Ehh besok kita ketemuan di kafe dekat sekolah"teriak fathan yang sudah sadar. Mentari mengancungkan jempolnya dengan tinggi tanpa berbalik

Fathan tersenyum karna mentari mau menolongnya. Cakra yang dari tadi melihat interaksi mereka berdua pun mengepalkan tangannya.

"Heyy"teriak cakra. Fathan menoleh ke belakang dan melihat cakra.

"Heyy broo"sapa fathan sambil menghampiri cakra.

"Lu ngapain sama cewek gue?"tanya cakra menatap fathan dengan tajam.

"Wee seloww dong, gue minta bantuan ke dia bua-OIIII LU MAU KEMANA?! KELAS KITA SEBELAH SANA!! OIII CAKRALAWALA!!!!"ucap fathan yang santai menjadi teriakan karna cakra meninggalkannya sebelum selesai bicara.

"Brisik"cetus pak andis yang dibelakang fathan.

"Lu berani sama gue?"tanya fathan membalikkan badannya. Pak andis hanya diam dan hanya berdiri dengan santai.

"WEEE!!! ehh bapak"kejut fathan yang sudah membalikkan badannya dan langsung menyengir. Pak andis ikut tersenyum ke arah fathan dengan terpaksa.

"Apa kabar pak?"tanya fathan sambil salim ke pak andis.

"Tadi sih baik banget, ketemu sama kamu jadi gak sehat"ucap pak andis kesal.

"Haha bapak bisa saja"ucap fathan sambil ketawa hambar.

"Adyatma Fathan Mahavir"geram pak andis sambil tersenyum.

"Iya pak? Kenapa?"tanya fathan cengar cengir.

"MASSSS FATHAANNNNN!!!"teriak kanza dari belakang pak andis.

Fathan hanya menepuk dahinya dan pak andis menoleh ke belakang tanpa membalikkan badannya. Kanza langsung memeluk fathan dengan erat tanpa menghiraukan tatapan pak andis yang mau menerkam mangsanya dan fathan hanya pasrah.

"Bapak ngapain dekat dekat sama pacar saya?! Bapak mau nikung?!"tanya kanza dengan ketus.

"Minggir lu, gue jijikk"bisik fathan.

"Gak mauu, soalnya lu wangi sih"balas kanza dengan berbisik.

"Gue masih normal bego!"gerutu fathan.

"FATHAN! KANZA! BERDIRI DI LAPANGAN!!!"bentak pak andis. Kanza melepas pelukannya dan membalikkan badannya.

"Salah kita apa pak?"tanya kanza.

"Salah kalian adalah kalian memakai anting!"bentak pak andis.

"Tapi ini gaya pak"ucap kanza membela diri.

"Udahh kita lakuin aja, permisi pak"ucap fathan sambil menarik kerah baju belakang kanza untuk ke lapangan.

Di sisi lain

Mentari yang masih berjalan di koridor sambil membaca buku dan cakra yang masih di belakang mentari untuk mengikutinya. Mentari merasa ada yang mengikutinya pun langsung berhenti dan menutup bukunya dengan kesal. Cakra yang masih berjalan dengan penglihatan kemana mana.

Brukkk

Cakra menabrak punggung mentari "Heee kalo mau berhenti, bilang dulu dong"ucap cakra.

Mentari membalikkan badannya sambil membuang nafasnya dengan kasar.

"Ngapain gue harus bilang? Lu siapa? Truss kenapa lu mengikuti gue?"tanya mentari dengan alis yang dinaikkan satu.

"Emmm"ucap cakra dengan bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lu gak ada kerjaan sama sekali garis cakrawala?"tanya mentari mendekatkan mukanya ke cakra. Cakra mengangguk dengan melihat mata mentari

"Mata yang begitu indah"gumam cakra yang di dengar oleh mentari. Mentari mengecup bibir cakra dengan singkat. Cakra menegang. Mentari langsung mencubit pipi cakra dengan keras.

"Awww"ringis cakra sambil memegang pipinya.

"Pipi lu kayak bakpao, gue suka"ucap mentari dan langsung meninggalkan cakra yang masih mematung.

"Dia suka pipi gue?"tanya cakra pada dirinya sendiri.

"Haha"tawa cakra.

"Siapa?"tanya pak andis yang di belakang cakra dengan bertolak pinggang.

"Mentari, sang fajar yang menyinari hati gue"ucap cakra yang masih belum sadar.

"Ohh dimana dia sekarang?"tanya pak andis.

"Ke kelas XI BAHASA 3"ucap cakra.

"Okey saya bakal menemuinya dan kamu tolong berdiri di lapangan bersama temanmu!"ucap pak andis sambil berjalan menuju ke kelas tari dan melewati cakra. Cakra melihat pak andis pun terkejut.

"Ehh bapak!"teriak cakra sambil menghampiri pak andis. Pak andis langsung memberhentikan langkahnya dan langsung membalikkan badannya.

"APA?! KAMU PANGGIL SAYA BAPAK?! KAMU KIRA SAYA BAPAK KAMU?!"teriak pak andis.

"Lahh bapak kan guru saya, jadi wajib kan saya panggil dengan bapak"ucap cakra yang membuat pak andis terdiam.

"Bener juga ya?"batin pak andis.

"Yaudah bapak pikirkan dulu saja, saya mau pergi"ucap cakra sambil menepuk bahu pak andis.

Pak andis mengangguk tanpa sadar. Cakra berjalan menuju ke kelas tari.

"MENTARIIII"teriak cakra saat sampai di kelas mentari dan gak peduli dengan guru yang masih mengajar. Semua menoleh ke arah cakra kecuali mentari yang menepuk jidatnya.

Cakra langsung menghampiri mentari dan langsung duduk disampingnya.

"Cakrawala"panggil buk nita. Cakra menoleh dengan tersenyum tanpa dosa.

"Kamu tau ini kelas bahasa?"tanya buk nita.

"Tau kok"balasnya singkat.

"Truss kenapa kesini?"tanya buk nita lagi.

"Nyari pacar saya, buk".

"Dia bukan pacar saya"ucap mentari. Cakra menyenggol tangan mentari "Lu itu pacar gue"bisik cakra.

Mentari hanya menatap cakra dengan datar dan langsung berdiri sambil menarik tangan cakra.

"Saya permisi buk"ucap mentari sambil keluar kelas. Buk nita mengangguk dan melanjutkan menerangkan materinya. Mentari membawa cakra ke tempat sepi dan mentari langsung mendorong cakra ke tembok.

"Mau lu apa?"tanya mentari to the point.

"Lu ngomongin apa sama fathan tadi?"tanya cakra balik.

"Urusan sama lu apa?"tanya mentari dengan menaikkan alisnya satu.

"Ya gak ada, tapi gue pengen tau apa saja yang dilakukan oleh calon pacar gue"ucap cakra.

"Sejak kapan gue pernah berurusan dengan lu?"tanya mentari.

"Mulai saat kita bertemu"ucap cakra.

Kringgggggggg

Suara bel pulang sekolah berbunyi.

"Oh dah bel, gue pulang duluan cakrawala. Sampai jumpa besok"ucap mentari berjalan dan langsung dicekal oleh cakra.

"Jangan pergi"ucap cakra.

"Why?"tanya mentari sambil menarik tangannya.

Grep

Cakra memeluk mentari dengan erat dan mentari memberontak"Sebentar saja, gue mau di pelukan lu dulu"lirih cakra yang membuat mentari diam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!