Cakra langsung menuju ke roftoop sekolah untuk menenangkan pikirannya. Cakra langsung duduk di sofa yang memang ada di situ dan langsung mengeluarkan rokoknya. Cakra yang mau menyesap rokoknya pun langsung di rampas oleh fathan.
"Lu gila?!"bentak fathan
"Apaan sih lu! Itu rokok terakhir gue"ucap cakra.
Bugh
Fathan memukul wajah cakra"Sadar cak! Rokok buat lu sakit! Pantes aja akhir akhir ini lu bau rokok!"teriak fathan sambil memegang kerah baju cakra.
Cakra hanya tersenyum miring"Gue ngerokok, buat ngilangin setres than! Lu gak tau apa apa!"bentak cakra marah.
"Gue ngelakuin ini karna gue khawatir sama lu!"bentak fathan.
Kanza dan indra hanya melihat, karna gak berani membentak cakra atau fathan.
"Jangan khawatir sama gue, karna gue orangnya gak guna than"ucap cakra dengan lirih.
"Jangan pernah bilang gak guna cakrawala!"bentak fathan.
"Gue emang gak berguna than! Buktinya papa gue membenci gue! Bahkan gue dituduh membunuh mama gue sendiri"ucap cakra frustasi..Semua menegang karna baru kali ini cakra bercerita kepadanya
"Aa-apa?"kejut fathan dengan langsung melepaskan kerah baju cakra.
"Iya gue dituduh membunuh mama! Padahal saat itu, mama gue ngelindungin gue karna ada yang mau membunuh gue. Kenapa bukan gue aja yang dibunuh? Kenapa harus mama gue than. Ggue hiks gue rindu mama than hiks hiks"ucap cakra dengan menangis dan langsung terduduk lemas.
Fathan, kanza dan indra ikut menangis karna baru kali ini melihat cakra menangis. Mentari yang menumpang tidur di roptoof pun terbangun karna mendengar suara tangisan.
Menari langsung berdiri dan mencari asalnya dan langsung menegang melihat cakra dan temannya yang sedang menangis.
"Heii, kenapa kalian menangis? Kalian membuat tidur siangku terganggu"ucap mentari sambil menghampiri cakra dkk. Semua menoleh ke arah mentari dengan terkejut
"Berarti lu dengar semua percakapan kita?"tanya fathan. Mentari mengangguk mengiyakan ucapan fathan.
"Lu tenang saja, karna gue bukan cepu"ucap tari sambil berjalan meninggalkan cakra dkk.
"Apakah gue harus percaya sama lu gitu?"tanya kanza melihat mentari dan membuat tari berhenti.
"Kalo lu mau percaya atau gak terserah situnya. Karna yang penting gue gak melakukan hal sebejat itu"ucap tari langsung keluar dari roptoof.
"Lu siapa? Kenapa gue baru melihat lu disini?"tanya fathan yang sedikit berteriak
"Gue mentari, anak baru di sekolah sini."jawab mentari yang masih mendengar.
"Truss lu ngapain disini? Bukannya bel masuk udh berbunyi dari tadi?"tanya kanza sedikit berteriak.
"Tidur siang. Sebenarnya gue males sekolah. Kalau aja gue gak dapat hukuman dari ortu gue"ucap mentari sambil menyembulkan kepalanya dan langsung melengos pergi.
"HEIII CANTIK TUNGGU!!!"teriak cakra mengejar mentari. Fathan, kanza dan indra menoleh satu sama lain dan langsung menggeleng.
"Barusan dia nangis kan?"tanya fathan. Kanza dan indra mengangguk.
"Truss dia baik baik aja setelah melihat anak baru itu kan?"tanya kanza. Fathan dan indra mengangguk.
"Goblok"umpat indra.
Tak
Tak
"Kalian berdua suka amat nyentil dahi gue ya!"bentak indra sambil mengelus ngelus dahinya. Fathan dan kanza langsung keluar untuk menemui cakra tanpa menghiraukan ucapan indra.
"HEI HEI!!"teriak indra dengan kesal karna kedua temannya meninggalkan dirinya.
"OIII TUNGGUU!"teriak indra lagi sambil mengejar temannya.
"Ettt mau kemana?"tanya cakra yang berhasil menghadang jalan mentari.
"Mau kemana aja, yang penting gak ada lu"ucap mentari dengan ketus.
"Gak bisa gitu dong, walaupun gak ada gue, gue selalu mengawasi lu dari jauh. Lu tenang aja. Lu gak bakal celaka seditpun karna udah ada gue"ucap cakra sambil menepuk nepuk kepala mentari.
"Gak usah, terima kasih. Gue bisa menjaga diri gue sendiri"ucap tari sambil berjalan dan meninggalkan cakra. Cakra membalikkan badannya"Kalo mau nyari gue, cari di belakang kantin dan kls 11 IPA 2"teriak cakra. Mentari menggelengkan kepalanya dan melanjutkan jalannya.
"RADITYA GAVIN CAKRAWALA!!!"teriak pak andis.
"Mampusss"umpat cakra.
"Gue harus lari"batin cakra langsung berlari.
"Kok gak mau bergerak ya, padahal gue udah larinya dah cepat"batin cakra.
"Perasaan gue gak enak"batin cakra.
"Ettt mau kemana?"tanya pak andis sambil memegang baju cakra.
"Perasaan gue benar"batin cakra. Cakra menoleh ke belakang langsung menyengir "Ehh bapak"ucap cakra sambil salim ke pak andis.
"Bapak bapak, ikut saya ke kantor!"bentak pak andis sambil menjewer telinga cakra.
"A-aaaa ssakit pak"ringis cakra sambil memegang tangan pak andis.
"Kalo gak mau dijewer makanya jangan membuat kesalahan cakra!"bentak pak andis sambil berjalan ke kantor dengan menjewer telinga cakra.
"Aelah pak, saya hanya buat kenangan di sekolah ini pak, biar ada sensasi gitu"ucap cakra dengan asal asalan.
"Kenangan apa?! Yang ada membuat onar!"bentak pak andis.
"Duduk!"sambung pak andis membentak cakra..Cakra pun langsung duduk dengan gaya santainya.
"Jadi saya duduk disini mau ngapain pak? Mau nikahin saya sama mentari ya pak?"tanya cakra sambil menumpu dagunya dengan kedua tangan..Pak andis hanya mengelus dadanya untuk bersabar dan cakra hanya melihat pak andis.
"Ngapain ngelus dada pak? Awas makin rata"ucap cakra.
"Cakrawala"geram pak andis.
"Iya kenapa pak?"tanya cakra sambil mendekatkan mukanya ke pak andis. Pak andis mendorong dahi cakra dengan jari telunjuknya.
"Jauh jauh!"usir pak andis dengan sinis. Cakra sedikit bingung dengan ucapan pak andis dan langsung mengerti.
Cakra langsung menjauhkan dirinya dari pak andis sambil membawa kursi. Pak andis masih menggeleng gelengkan kepalanya dengan tertunduk
"Cakr-YAKKKK KENAPA KAMU DUDUK JAUH SEKALI!!"panggil pak andis dengan terpotong dan langsung berteriak baru melihat cakra yang jauh sekali.
"Kata bapak katanya jauh jauh, jadi saya menjauh"ucap cakra sambil menguap.
"CAKRA GAK SOPAN MENGUAP TANPA MENUTUP MULUT!"teriak pak andis sambil berdiri dan langsung mendekati cakra. Cakra langsung berdiri.
"Kenapa kamu mengikat rambut panjangmu?"tanya pak andis.
"Karna gerah"jawab cakra dengan simple.
"Kenapa kamu memakai anting anting? Padahal sudah tau di sekolah ini gak boleh memakai anting anting! Dan kenapa kamu juga bertato cakraaa!!"tanya pak andis beruntun. Cakra hanya diam membisu. Karna ia juga tidak tau kenapa dia bertato dan memakai anting.
"Apakah kamu gak tau? Kalau kamu itu membuat nama baik sekolah ini jelek cakra? Semua orang tau kamu itu berandal cakra! Apakah kamu gak pernah di ajarin sama orang tuamu? Kelakuanmu berbeda sekali dengan adikmu!"sambung pak andis yang gak sadar membuat cakra marah. Ia gak suka ditanyain tentang keluarga dan dibeda bedakan dengan adiknya.
Cakra selalu menjawab "Orang itu berbeda, gak ada manusia yang sama didunia ini, apalagi sifatnya! Orang kembar aja sifatnya beda".
"Kenapa kamu gak bisa menyamakan sifatmu seperti adikmu?"tanya pak andis lagi. Cakra menatap pak andis dengan datar"Apakah bapak benar guru? Kenapa bapak gak ngerti sama sekali? Pak, sifat orang itu beda beda! Susah untuk menyamakan! Kelakuan saya memang berandal pak, tapi saya masih mengerti tentang begini! Bapak jangan salah pandang dulu! Bapak pasti ngira saya berandal dan bodoh kan? Gak pak! Jadi jangan pernah menyuruh menyamakan sifat orang! Bapak harus tau latar belakangnya dulu! Seperti kita membeli novel, apakah bapak langsung membelinya saja tanpa membacanya dulu?"ucap cakra panjang lebar dan langsung meninggalkan pak andis yang terdiam dari tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments