Saat ini Felysia sedang duduk di taman dan menangis dengan sesenggukan sedari tadi.
Kepercayaannya pada Owen selama ini tidak ada artinya. Pria itu dengan teganya mengkhianatinya.
Vincent yang sedari tadi duduk dalam diam di samping Felysia akhirnya membuka suara.
"Jangan terlalu berlarut dalam kesedihan Fel. Nggak seharusnya kamu menangisi pria b*r*nd*l*n seperti dia" ucap Vincent mengusap kepala Felysia dari samping.
Dengan berurai airmata Felysia menatap ke arah Vincent.
"Memang seharusnya aku nggak nangis karena dia. Tapi aku harus bagaimana? aku mencintai Owen dengan tulus" ucap Felysia kembali menangis.
Vincent menjadi tidak tega melihat kerapuhan Felysia. Walaupun ia merasa sedikit ragu ingin memeluk Felysia karena takut Felysia marah. Tapi Vincent mencoba untuk memberanikan dirinya memeluk Felysia sekedar untuk menenangkan Felysia.
Felysia tidak menolak ketika Vincent memeluknya karena ia sangat butuh pelukan dari orang lain saat ini.
Felysia menenggelamkan kepalanya di dada Vincent untuk merendam tangisannya.
"Setelah ini aku mohon jangan menangis lagi karena pria br*ngs*k itu. Aku tau aku seharusnya nggak bilang kayak gini sama kamu karena kita aja baru kenal. Tapi melihat kamu yang menangis seperti ini membuat aku rasanya ingin marah pada pria itu" ucap Vincent mengusap ngusap kepala Felysia dengan sayang.
"Vincent aku salah apa sama dia? Aku salah apa sampai dia tega ngelakuin itu sama aku?" ucap Felysia.
"S**stt. Kamu nggak salah apa apa Fely. Disini kamu korban dari kebiadaban kekasih kamu itu. Dia yang bodoh karena mengkhianati kekasihnya yang sebaik kamu" ucap Vincent.
Felysia melepaskan pelukannya pada Vincent dan menatap wajah Vincent.
"Darimana kamu tau kalo aku orang baik? Bisa sajakan aku orang jahat seperti mereka" ucap Felysia.
Vincent tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tau kamu itu orang yang baik. Owen pasti akan sangat menyesal telah mengkhianati kamu" ucap Vincent menghapus airmata Felysia.
Setelah itu tiba tiba rasa canggung terjadi di antara mereka berdua setelah sadar dengan apa yang telah mereka lakukan tadi.
Ekhem
Vincent berdehem untuk menghilangkan sedikit rasa canggung yang tiba tiba menghampiri mereka berdua.
"Aku minta maaf karena mencium kamu tanpa minta izin sama kamu dulu tadi " ucap Vincent mengingat kembali apa yang telah ia lakukan tadi.
Felysia yang baru saja berhenti menangis walaupun rasa sesak di dadanya masih ada membuka suara untuk membalas perkataan Vincent.
"Nggak usah minta maaf sama aku, karena seharusnya aku yang berterima kasih sama kamu karena sudah membantu aku tadi hingga aku nggak terlihat seperti wanita yang menyedihkan karena di selingkuhi oleh kekasihnya" ucap Felysia.
Vincent menggangguk.
"Terus apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya Vincent mengubah topik pembicaraan.
Huh
Felysia menghela nafas pelan sebelum ia menjawab.
"Mungkin aku akan tetap bersenang senang disini walaupun tanpa adanya Owen" ucap Felysia.
"Lalu Owen?" tanya Vincent.
"Aku akan menemuinya dan meminta untuk kami memutuskan hubungan dengan baik baik. Sebenci apapun aku sama dia sekarang tapi tetap aja dia pernah menjadi orang yang paling aku cintai setelah ayahku" ucap Felysia mencoba tersenyum.
"Lalu bagaimana dengan kita? Kamu nggak lupakan dengan skenario kita tadi" ucap Vincent sambil terkekeh geli mengingat jika mereka tadi sempat berakting jika mereka memiliki hubungan.
"Hal itu nggak usah dipikirin. Kamu bisa bebas mau kemana sekarang karena aku bisa melewati semuanya" ucap Felysia.
"No no no. Aku menolak, aku ingin membuat Owen dan Neysa menyesal karena sudah mengira kita bodoh. Aku ingin mereka tetap tau kalo kita mempunyai hubungan khusus seperti yang kita katakan di kamar hotel tadi" ucap Vincent.
"Aku rasa itu bakal percuma saja Vincent" ucap Felysia. "Bagaimana caranya kita bisa bersandiwara mempunyai hubungan khusus selama aku liburan disini?" tanya Felysia.
"Terus kamu mau di ketawain sama Owen karena besoknya udah nggak ada hubungan gitu sama aku? Kamu akan di ketawain sama Owen dan Nesya dan mereka akan bilang kalo kamu cuma bohong tentang kita agar nggak terlihat menyedihkan di depan mereka berdua." ucap Vincent tidak bermaksud memanas manasi Felysia. Ia hanya tidak ingin Felysia bertambah sakit hati lagi. Ia juga merasa bertanggung jawab karena kekasihnya sendiri ikut andil dalam menyakiti Felysia.
Felysia memikirkan dengan baik yang dikatakan oleh Vincent. Sepertinya memang mereka harus terlihat seperti mempunyai khusus agar selama ia disini ia tidak akan terlihat menyedihkan.
"Oke kalo itu mau kamu." ucap Felysia. "Tapi Btw kekasih kamu gimana?" tanya Felysia.
"Sebenarnya aku sama sekali nggak mempunyai perasaan khusus sama Nesya. Aku sama dia itu berhubungan cuma karena dia yang suka sama aku dan karena papanya adalah orang kepercayaan papa aku dulu waktu masih hidup sampai aku terima dia jadi kekasihku saat dia mengungkapkan perasaannya." cerita Vincent.
"Tapi kalian sangat serasi" ucap Felysia.
"Yah orang orang memang melihat seperti itu. Tapi mereka nggak tau aja kalau sama sekali nggak ada cinta di antara kita berdua. Karena selama berhubungan dengan aku, diam diam Nesya juga berhubungan dengan pria lain di belakang aku" tambah Vincent lagi.
"Kalo kamu udah tau dari lama. Kenapa nggak putus aja sama Neysa?" tanya Felysia penasaran.
Vincent tersenyum.
"Aku juga nggak tau kenapa, tapi mungkin karena kita akan bertemu seperti ini maka dari itu aku nggak pernah putusin Nesya."
Felysia menggangguk saja tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Oh iya Fel, kamu bisa pindah ke kamar aku. Tenang aja Nesya belum sempat tidur di tempat tidurnya" ucap Vincent.
"Buat apa aku pindah ke kamar kamu? Nggak mungkinkan kita tidur dalam satu kamar" ucap Felysia.
Vincent terkekeh melihat raut wajah Felysia.
"Biasa aja kali mukanya. Kan sekarang kita sedang bersandiwara kalau mempunyai hubungan khusus jadi nggak mungkinkan kamu sekamar dengan Owen" ucap Vincent.
"Tapi nggak sampai sekamar juga dong" ucap Felysia.
"Kamu lupa kamar hotelnya penuh?" tanya Vincent.
"Lah terus kenapa mereka berdua bisa pesan kamar?" tanya balik Felysia tanpa ingin menyebut nama orang yang ia maksud.
"Mereka udah pesan online dulu sebelum kesini makanya dapat tempat" ucap Vincent.
"Bisa gitu ya kalo mau selingkuh" decak Felysia.
Vincent terkekeh mendengar decakan Felysia.
"Kayaknya kamu udah nggak sedih lagi kayak tadi" ucap Vincent.
Felysia tersenyum sebelum menjawab perkataan Vincent.
"Bohong aku kalo nggak sedih, jujur aja masih aja nggak nyangka sama yang dilakukan sama dia. Tapi yah aku harus berusaha buat lupain dia mulai sekarang. Sama yang kayak kamu bilang kalo nggak seharusnya aku nangis karena dia" ucap Felysia.
"Memang seharusnya kamu nggak nangis karena dia. Tapi kalo kamu udah nggak tahan buat nangis, kamu bisa nangis. Karena menangis bukan berarti kamu lemah" ucap Vincent.
Seketika Felysia kembali menangis yang membuat Vincent kelimpungan sendiri karena ada banyak orang yang melewati taman untuk berolahraga karena sekarang sudah jam 6 pagi.
Vincent hanya bisa tersenyum ke arah orang orang yang lewat dengan perasaan tidak enak. Ia jadi merasa telah menyakiti perasaan pasangannya sendiri saja sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Febri Ana
lanjuuttt
2024-10-23
0
Nadia Rohmatika
lanjut Thor
2021-04-17
1
Alifa Aliakbar
semangat kakak🤗🤗
2021-04-14
1