Adi masih kesal dengan ulah pak Hasan
Deg-degan saat di kerjain lelaki paruh baya itu.
Selepas pak Hasan, Adi menemui Didik untuk menanyakan sampai mana progres pekerjaan mereka.
Didik menjelaskan detail progres pekerjaan dengan teliti. Selain Antok, Didik memang orang kepercayaan Adi mengelola pekerjaan di lapangan.
"Bagus, jika tidak ada halangan, berarti seminggu sebelum jatuh tempo, pekerjaan ini dah beres kan Dik?"
"Siap laksanakan bosku", jawab Didik alay.
"Gayamu kayak ABG, ngaca Dik ngaca..
Tuh ingat anak istri di rumah", omel Adi.
"Lah si bos, ini prokem bos.. harus up to date dong", Didik tak mau kalah.
"Dasar ABG tua! ", ujar Adi sambil melengos.
Eh Dik aku cabut dulu ya, bentar lagi mau rapat sama bos Alex".
"Hati hati bos, awas macan nya biasa nya ikut rapat nanti", kelakar Didik.
"Sipp..."
Adi mengacungkan jempol nya.
Memang Didik tau kalau adik bos Alex yang bernama Maya itu suka sama Adi. Maya juga terkenal galak sama bawahan kecuali Adi tentunya.
Adi menggeber motor Vixion kesayangannya menuju kantor CV Barata Konstruksi.
Alex sudah menunggu, di ikuti Maya dan Agung, staff administrasi.
"Darimana Di, lelet banget gak kayak biasanya?", tanya bos Alex.
"Dari lokasi bos, sempat jantungan gara gara pak Hasan", jawab Adi sambil ngeloyor pergi ke sudut ruangan.
Kricikkkkk..
Bunyi air minum dari galon segera memenuhi gelas. Adi meneguk air minum segera...
Ahhh segerr..
"Pertemuan nya dimana bos?", tanya Adi sambil memandang kearah Alex.
"Di Lesehan Presiden. Yok berangkat", ajak Alex.
"Aku naik motor aja bos, nanti habis pertemuan, aku mau langsung pulang. Ada acara di rumah" , sahut Adi.
Mereka berangkat. Alex, Maya dan Agung bareng di satu mobil Pajero sport milik Alex sedangkan Adi melaju dengan motor Vixion kesayangannya.
Mereka tiba di VIP Lesehan Presiden. Semua anggota asosiasi pengusaha konstruksi hadir, kecuali pak Toni yang berhalangan hadir karena masih di luar kota.
Rapat berlangsung alot, karna masing masing memiliki kepentingan yang berbeda.
Sampai sore belum juga kelar. Adi mencolek Agung.
"Gung, si bos kemana? ",
"Ke toilet mas" , jawab Agung sambil menatap kembali ke arah laptop Acer terbaru nya.
Adi bergegas menuju toilet.
"Bos, aku ijin duluan ya? Di rumah ada acara yasinan soalnya", ujar Adi saat ketemu Alex.
"Oke deh, serahin rapat sialan ini ke aku.
Kamu boleh cabut sekarang", jawab Alex sambil mengacungkan jempol.
Adi bergegas masuk ruangan, mengambil jaket dan ransel nya. Lalu melangkah menuju ke parkiran motor.
Lantas memacu kuda besi nya, menuju ke rumah nya.
Maya celingukan mencari Adi, tapi sosok lelaki yang di cari nya tidak kelihatan batang hidungnya.
Maya mendekati Agung staff administrasi.
"Gung, Adi kemana?"
Agung hanya mengangkat bahu.
"Tadi nyari bos Alex, habis itu tau kemana"
'Duh kemana sih tuh orang', batin Maya.
Padahal Maya berniat mengajak Adi keluar nonton film romantis yang baru rilis di bioskop.
Maya buru buru membuka layar kunci ponsel pintar nya.
Mencari kontak Adi, dan segera memencet tombol hijau.
Tuuutttttt...
Tuuttttt...
'Kog gak diangkat sih'
Maya kembali memencet tombol hijau.
Tuuttttt
Tutttttt...
Tak kekurangan cara, Maya mengecek aplikasi WA nya. Mencari kontak Adi, lalu mengirim pesan.
Centang dua abu abu.
Maya semakin kesal, saat di panggil Alex.
Rapat dimulai lagi...
"Woy, bibir kenapa tuh kayak ikan koi?"
tanya Alex melihat Maya menekuk wajahnya.
"Gak papa Abang sayang", Maya tersenyum aneh lalu melengos.
"Eh mas Adi kemana bang, kog belum balik?", tanya Maya setelah melihat Adi belum kembali ke ruang rapat.
"Tadi ijin. Ada yasinan di rumahnya", Alex santai.
"Lah kog di ijinkan sih bang??"
"Lah emang kenapa? Orang juga tinggal ketok palu keputusan doang", tanya Alex sambil memandang Maya dengan tatapan menyelidik.
"Iya sih, tapi kan....."
Belum selesai Maya berbicara, ketua asosiasi pengusaha konstruksi Pak Nanang masuk ke ruang rapat.
Sementara Adi terus menggeber kuda besinya, melintasi jalan propinsi.
Setelah melewati 7 tikungan dan 8 tanjakan, Adi sampai di rumah.
Rumah sederhana itu sedang ramai oleh para tetangga. Ada acara yasinan ibu ibu sekitar RT tempat tinggal nya. Sehabis yasinan, lanjut ngocok arisan.
'Ternyata sudah rame'
Adi segera memarkir kendaraan nya, lalu masuk ke rumah dari pintu samping.
"Sudah pulang Le?
Tumben cepat pulang mu??"
tanya Bu Siti pada putranya..
"Adi capek Bu, pengen tidur.
Cinta kemana? ", Adi celingukan mencari putri semata wayangnya.
"Di rumah mas mu, tadi di ajak Jenny maem kesana"
"Ohh ya dah", Adi berniat masuk ke kamar tidur tapi seseorang memanggilnya.
"Di Adi.."
Adi menoleh ke sumber suara, ternyata Bu Mamik tetangga beda RT tapi satu kelompok yasinan dengan Bu Siti, ibu Adi.
"Wah ternyata benar, aku pangling Lo jeng Siti dengan putra mu ini", Bu Mamik kelihatan ada mau nya dengan memuji seperti ini.
"Pangling gimana to jeng?
Wong Adi juga seperti itu dari dulu", potong Bu Siti.
"Lha sekarang jadi tambah ganteng Lo jeng , dulu waktu masih STM sama Fajar, dia dekil. Sekarang sudah kayak bos bos besar..
Eh Di, kamu kerja dimana?", Bu Mamik kepo.
"Di konstruksi Bu", jawab Adi singkat
"Wah pasti banyak duit ya..
Mbok sekali kali main ke rumah Di, dulu kamu sering main ke rumah waktu STM sama Fajar,
sekarang sudah gak pernah,
Apa karna Fajar sudah tidak ada di rumah?", cerocos Bu Mamik seperti iklan jamu.
"Ya kan begitu jeng mik,
Fajar tidak ada, terus Adi mau nemuin siapa coba?", sahut Bu Siti.
"Lah, Heni kan sudah gede. Sudah pantes loh diapeli Di", Bu Mamik seperti sales.
Adi tersenyum kecut.
Dulu Heni adik si Fajar ngejar-ngejar Adi, Tapi Adi hanya menganggap Heni anak kecil. Secara Adi STM kelas 3 dan Heni masih kelas 6 SD hehehehe.
Sekarang Adi sudah 33 tahun, Heni juga sudah berumur 26 tahun. Heni menjadi guru di sebuah SMA, walau belum PNS. Entah kenapa juga Heni belum mau menikah.
"Ahh jeng Mamik ini,
Mana mau Heni sama Adi jeng?", Sahut Bu Siti.
"Lha kenapa jeng? Apa karena Adi duda?
Eh jeng, tak kasih tau ya..
Sekarang itu musim nya punya suami duda, Jeng Siti sih kurang gaul hehehehe..
Walau Adi itu duda tapi Adi itu bukan duda biasa loh jeng", cerocos Bu Mamik seperti sales obat herbal di pasar.
"Maksudnya apa jeng?", Bu Siti bingung dengan kata kata Bu Mamik.
"Adi itu duren jeng", jawab Bu Mamik sambil tersenyum simpul
"Duren? Kog aku Ndak paham to..
Apa kamu jualan duren Le ?? ", tanya Bu Siti sambil menoleh ke Adi yang melongo mendengar suara Bu Mamik..
Belum sempat Adi menjawab, Bu Mamik sudah mendahului.
"Aduh jeng, kog ndeso nya ndak ketulungan to..
Duren itu maksudnya Duda Keren"
"Oalahh...."
.
.
.
.
.
*Hay reader yang budiman,
Ini novel kedua saya. mohon dukungan nya yak, dengan vote, like dan komentar nya..
Novel pertama saya "Babat Negeri Leluhur" saat ini masih on going.
Jadi maaf kalau cerita di novel ini masih lambat up nya.
Salam....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
rajes salam lubis
lhaaaa,,,turunannya kemana kang??? gak ikutan y
2025-01-05
0
rajes salam lubis
lhaaaa,,,turunannya kemana kang??? gak ikutan y
2025-01-05
0
rajes salam lubis
lanjuuttt
2025-01-05
0