Aditya Putra Raharja, pria berumur 28 tahun itu memasuki kamarnya tanpa menghidupkan lampu. Kegelapan menyelimuti kamarnya, namun ia tak peduli.
Kepalanya terasa sakit dan berdenyut. Entah karena alkohol yang tak biasa masuk ke dalam tubuhnya, atau karena keputusan yang telah diambilnya dengan membuat seorang gadis menjadi tak gadis lagi karena ayahnya menuntut pertanggungjawaban padanya terus menerus atas insiden kecelakaan 2 bulan lalu.
Ia membanting pintu kamar mandi, tanpa membuka pakaiannya, mengguyur tubuhnya dengan air dingin di bawah shower.
Jadilah malam itu, ia mandi tengah malam tanpa takut masuk angin. Padahal dia tidak pernah melakukannya. Walaupun pekerjaannya sebagai seorang CEO menuntutnya untuk lembur hingga larut malam, namun ia selalu membersihkan tubuhnya saat matahari belum tenggelam. Maka dari itu, ruangan di kantornya di desain lengkap dengan kamar dan juga kamar mandi serta lemari khusus untuk menyimpan baju miliknya.
Dia putus asa, karena menyebabkan seorang gadis terbaring koma di rumah sakit. Bahkan sudah 2 bulan belum juga sadar. Sebenarnya bukan itu yang membuatnya putus asa, tapi bapak dari gadis itu yang menuntutnya harus memgembalikan keadaan anaknya seperti sedia kala.
Orang tua mana yang tidak kawatir dengan keadaan anaknya yang seperti itu. Mati bukan, tapi hidup juga tidak. Dan penyebabnya adalah dia!
Adit, memang sudah bertanggung jawab dengan menanggung seluruh biaya pengobatan gadis itu, bahkan sudah menuruti keinginan ayah gadis itu yang memenjarakannya. Padahal jika dia mau, dia bisa menutup kasus itu dengan sejumlah uang. Tapi bukan itu maalahnya! Adit adalah pria yang penuh dengan prinsip, bertanggung jawab penuh atas apa yang ia lakukan, dan tegas dalam mengambil sikap. Maka dari itu malam ini dengan ketegasannya ia melepas keperjakaannya demi bertanggung jawab pada gadis itu! Aneh ya, bertanggung jawab kok begitu?
Ya, memang begitulah takdir mengisahkannya.
Berharap dengan begitu, dia bisa bertanggung jawab penuh pada si gadis. Bingung memang, seharusnya dengan uang dan dipenjara tanggung jawabnya selesai, dan jika dokter bilang gadis itu ada kemungkinan cacat dan tidak bisa berjalan, itu bukan salahnya, itu takdirnya. Tapi sebagai seorang yang punya hati nurani, dia tidak boleh egois.
Melepas satu persatu baju yang sudah basah itu dari tubuhnya, memperlihatkan tubuh kekarnya yang polos dan benda pusaka yang menggantung disana.
" Tak kusangka benda pusaka ini akhirnya harus melesak ke dalam gua sebelum waktunya." Tangan kekar Adit mengelus benda yang terasa perih di sekitar lingkar kepalanya, akibat menerobos begitu saja dinding gua walaupun tahu ada selaput tak kasat mata di dalam gua itu.
" Ya ampun lecet. Berarti bukan hanya selaput gua itu saja yang jebol, ternyata benda pusaka ini juga terluka. Apa memang begitu pertama kali melakukan ritual pelepasan. Kata orang-orang nikmat, darimana?"
Adit membalut tubuhnya dengan handuk yang melilit di pinggang, barulah dia keluar kamar dan menghidupkan lampu kamar. Berdiri tegak di depan cermin panjang yang ada di kamarnya.
" Ganteng, tapi sayang sudah gak perjaka lagi!"
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Sepanjang malam Adit tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya tak tenang memikirkan gadis itu.
Bagaimana jika dia mati? Tanggung jawab apa lagi yang diminta bapaknya itu dari dirinya? Apakah ia dituntut untuk mati juga?
Tapi aku belum memiliki keturunan, bagaimana dengan perusahaan ayahku, aku berjanji pada ayahku untuk melanjutkan perusahaannya, itu berarti aku harus melanjutkan keturunannya juga.
Ah.... Tidak, dia tidak boleh mati! Walaupun dia cacat, setidaknya aku masih bisa menjadi kaki untuknya. Aku berharap keturunanku juga segera hadir demi pengorbanan benda pusakaku yang tak lagi suci, agar tak sia-sia.
Adit mengambil laptopnya, memangkunya sambil berselonjor kaki di atas kasur empuk miliknya.
Mengecek keadaan gadis yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan mata yang terpejam. Ya, secara diam-diam dia meletakkan kamera tersembunyi di dalam kamar VVIP yang ia bayar setiap bulannya. Dan melihat cincin yang ia sematkan di jari gadis itu, terlihat begitu mencolok karena batu berliannya yang cukup besar.
Dia sengaja melewatkan adegan yang seharusnya terekam, tapi dia malu sendiri dengan kelakuannya.
Jika bukan karena bantuan alkohol, dia mana berani melakukan perbuatan sebejat itu pada gadis tak berdaya.
" Jahat sekali aku ini!" Dia merutuki perbuatannya sekarang. Tapi tadi dia menikmatinnya, walaupun hanya mampu bertahan kurang dari 5 menit. Maklum baru awal. Beda sama yang sudah berpengalaman.
" Seharusnya bapaknya itu tidak terus menuntutku bertanggung jawab dan mengembalikan keadaan gadis itu seperti sebelumnya. Memang aku tahu dia seperti apa sebelumnya? Kenal saja tidak! Melihat wajahnya saja setelah sampai rumah sakit. Kalau ternyata gadis itu sudah cacat dari sebelumnya bagaimana? Berarti aku dikadalin dong? Aku harus cari tahu siapa dan bagaimana kehidupan gadis itu."
Adit merogoh kantung jasnya untuk mengambil ponsel, namun tangannya menyentuh sesuatu. Ia menarik benda itu keluar.
" Sapu tangan ini, adalah saksi aku melepaskan keperjakaanku."
" Hah! Bangga bener udah gak perjaka!"
Adit meletakkan sapu tangan bernoda merah itu ke dalam salah satu kotak jam tangan mahalnya. Entah apa yang ia pikirkan dengan menyimpan kain berhias darah perawan itu. Untuk jimat kah?!
" Halo, Ran.... Tolong kamu selidiki gadis di rumah sakit Family Care Hospital, kamar VVIP bernama Yuri Zivannya."
" Siap pak."
" Ok! Terima kasih. 1 hari info sudah harus ada di meja saya." Ucap Adit dengan suara tegas, kemudian mematikan sambungan telpon dan melempar benda itu ke atas kasurnya.
Ya, Adit memang seorang CEO yang sangat tegas dan disiplin, teliti, dan satu lagi tanggung jawab. Maka dari itu, dia sekarang terjebak dalam 2 kata yang di gabungkan itu.
Menganggung hidup seorang gadis setengah hidup dan wajib menjawab setiap kata yang dikatakan oleh bapak sang gadis dengan kata " Ya."
Makanya dia hanya bisa berharap, gadis itu segera sadar, dan dia bisa terlepas dari kata " Ya" jika bapak gadis itu memintanya untuk mati juga, seandainya gadis itu mati. Mana sanggup dia membayangkan harus meninggalkan perusahaan besarnya tanpa seorang pemimpin.
Aku memang CEO malang! Bagaimana bisa ada CEO kejam yang bisa melakukan apapun sesuka hatinya, tanpa ada bayang-bayang ketakutan. Sedangkan aku, uang yang kumiliki saja tak bisa mengalahkan betapa galaknya seorang bapak yang putrinya sedang sekarat gara-gara diriku.
Adit : Thor, ubah nasibku!
Otor: Bentar nunggu pengikutmu bertambah!
Adit: Kapan?
Otor: Sabar, mereka masih OTW.
Adit: Lama enggak sampainya?
Otor: Nunggu korona pulang kampung!
Adit: 😫😫😪😪😪
Lelah hati abang dek.....
Wajah Aditya Putra Raharja
Kurang pas, boleh bayangin sendiri-sendiri ya... 😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ibelmizzel
suka Thor dengan karyamu Thor ❤️💪💪💪💪💪😘🌹❤️🌹
2022-12-10
0
💖syakilah💖
ah si babang adit photo nya drama korea ke suka'an q thorr...good luck...👍👍👍👍👌👌👌👌
2022-09-12
0
mami samarafa
lanjut thorr
2022-01-08
0