Rianti sejenak terpaku, melihat pemandangan di depan matanya. Terkejut memang diperhatikan para cowok tampan, tapi ia berhasil menutupinya dengan tersenyum secerah sinar mentari.
Hening... tiada satu kata pun terucap. Yang ada hanya pandangan Satria Cs kepada Rianti. Bahkan pandangan itu tak lepas mengikuti Rianti yang beranjak ke arah dapur sampai menghilang tak terlihat.
Akhirnya ketemua dia. Marcel.
Dia lagi.. Satria.
Waahh.
Widih.
Lah kok?
Segenap pikiran jika bersuara.
"Kak Beno, siapa itu?" Galang sambil menyenggol lengan Beno.
"Rahasia!" jawab Beno.
Sungguh, siapapun yang mendengar ucapan Beno, akan tersulut emosi karena sedang menggebu penasaran tapi di jawab "rahasia". Sebelum ada benda yang melayang, Beno melanjutkan pembicaraannya.
"Hehe ampun, selow.. dia itu adik angkat Kakak." imbuh Beno yang akhirnya menyerah mendapatkan pandangan intimidasi.
Suasana pun menjadi ramai, ada yang kepo, ada yang tak percaya, ada yang modus, Beno pun dibuat kualahan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di tujukan kepadanya.
Di tengah kegaduhan yang terjadi, ada seseorang yang sama sekali tidak tertarik dengan topik yang di bicarakan. Siapa lagi kalau bukan Satria. Dia hanya melihat, memperhatikan suasana sambil sesekali melihat jam.
"Kurang kerjaan."
Satria pun beranjak pergi karena bosan. Dia melangkahkan kakinya menuju taman belakang, melewati dapur. Sampai di taman belakang dia terjatuh lagi. Apa memang hobinya terjatuh?
Brruuukk...... Satria tersungkur, dilihatnya benda yang terinjak yang dia pun tak tahu apa itu. Tidak jauh darinya Rianti ternganga karena baru saja ingin membersihkan ekperimennya yang jatuh, ternyata benda itu sudah memakan korban.
"Maaf, baru saja saya mau membersihkan--"
"Kau!! kau lagi, apa kau sengaja membuatku celaka!"
"Tidak sama sekali, ini hanya kebetulan. Saya tidak tahu kalau kakak akan kesini. Sekali lagi maafkan saya." Rianti lagi-lagi lirih meminta maaf sambil mengatupkan tangan. Namun kali ini Satria tidak meninggalkan Rianti. Dia malah mendekati Rianti sampai mengikis jarak diantara mereka. Rianti pun risih, dia melangkah mundur.. mundur lagi tapi.....
Byuuuurr......
Rianti jatuh ke kolam renang. Satria tersenyum penuh kemenangan lalu melenggang pergi. Tidak ada rasa iba terhadap Rianti atau menolongnya. Untungnya Rianti mahir berenang. Tidak ada yang menolong pun tidak menjadi masalah.
Rianti naik ke permukaan, bertepatan dengan itu Satria berhenti melangkah dan menoleh pada Rianti dengan tatapan nyalang.
"Aku baru ingat kalau akhir-akhir ini aku bermimpi akan bertemu orang sial yang akan selalu membuatku terluka. Aku rasa orang itu adalah kau! dan kau tahu tidak yang harus aku lakukan untuk menghindari itu? aku harus menyakitimu lebih dulu untuk menghindari aku yang terluka." Setelah mengatakannya Satria benar-benar pergi meninggalkan seringaian tipis.
Dasar gila!
......... ...
Keesokan harinya di sekolah.
"Ri, kok aku baru tahu kamu itu adik angkat kak Beno?" Ruben antusias dan di balas senyuman oleh Rianti.
"Ehhm iya, nanti pulang sekolah kamu mau ikut nggak?" tanya Rianti.
"Kemana?"
"Rahasia."
"Idih, adik kakak sama aja. Suka banget sama rahasia."
"Ya ampun kasihan banget."
"Hei cepat tolong dia! "
Suara teriakan panik para siswa menginterupsi. Rianti berlari keluar kelas di ikuti Ruben. Ada apakah gerangan? ternyata Nabil menggantung di lantai tiga dengan tangan masih berpegangan bergelayut. Mulutnya terus berteriak meminta tolong. Rasa-rasanya Nabil tak kuat lagi hingga tangan kirinya terlepas dari pegangan. Wajah pasrah sudah menghiasi wajah Nabil.
Apakah aku akan berakhir sampai disini? Nabil menitikkan air mata.
Tim keamanan dan para guru sibuk menyiapkan pertolongan. Belum siap alat keamanan di bentangkan namun Nabil sudah tak kuat dan,
"Aaaaaaaaaaaaa!!!"
"Tidaaakkk!!!"
Teriakan orang-orang menggema, sampai ada yang menutup mata tak kuat melihat apa yang akan terjadi. Tangan Nabil tertangkap oleh tangan Rianti, dengan sekuat tenaga Rianti menarik tubuh Nabil.
Setelah menariknya, Rianti tersungkur mundur dan tertindih badan Nabil. Nabil merasa bersyukur sekali Dia masih di beri kesempatan untuk hidup.
"Kamu Rianti kan?"
Tanpa menunggu jawaban, Nabil tiba-tiba memeluk Rianti dengan sangat erat. Tangisnya pecah, berulang kali Nabil mengucapkan terimakasih.
Di balik sana rupanya ada satria, Marcel dan lainnya yang sempat menyaksikan adegan tersebut. Tadinya mereka mau menyelamatkan, ternyata sudah telat.
"Iya saya Rianti. Kakak tidak kenapa-kenapa kan? apakah ada yang sakit? "Rianti bertanya. Nabil lagi-lagi memeluk Rianti, sepertinya ia tak bisa berkata-kata.
"Yasudah kalau begitu, aku pergi dulu ya kak. Hati-hati jangan sampai lengah lagi." Rianti pun pergi melewati Satria yang berdiri dari tadi menyaksikan. Satria menatap Rianti, tetapi Rianti memasang sikap tenang. Rianti berjalan sambil memegang tangannya meringis, seraya berkata di samping Satria dengan suara yang teramat kecil.
"Tidak semua kehadiran saya membawa kesialan. Jika saya berada dekat anda dan anda merasa sial, berarti ada yang salah di dalam hati anda."
Satria mengepalkan tangan.
Iya benar ada yang salah dengan hati ini. Memangnya kenapa? AKU JUGA TIDAK INGIN BERADA DI TUBUH SIAL INI!
.
.
.
.
.
Bersambung......
Jangan lupa bahagia!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
nowitsrain
Yeu, yang gercep gitu loh jadi laki-laki... JANGAN KELAMAAN
2023-04-18
1
nowitsrain
GGHT : Ganteng-ganteng hobi terjatuh wkwk
2023-04-18
1
Syhr Syhr
Ada apa lagi kak? 🤭
2022-09-07
1