"Mamah, ada apa?"
"Kamu belum minum obat sayang, ini mamah bawakan obatnya."
"Kapan aku berhenti meminum obat?"
Bagai tersayat hati mendengar pertanyaan itu, takkan ada orang tua yang sanggup melihat anaknya menderita, tapi itulah kenyataannya. Satria terlahir tidak seberuntung yang lain. Dia mengidap kelain hati sejak lahir. Pelukan hangat adalah satu-satunya jawaban atas pertanyaan Satria.
"Nanti akan ada waktunya sayang. Mamah yakin kamu bakalan sembuh."
Mamah cuma ingin kamu sehat dan bahagia Nak. Batin nyonya besar sambil memejamkan mata.
Dan malam pun semakin larut.
.............
Sementara itu di rumah Rianti.
Alarm ponsel berbunyi menggema di dalam kamar, tanda malam sudah hampir berganti pagi. Rianti terbangun bergegas mematikan alarm. Haiiisshh bukannya bangun bersiap diri, Rianti malah hendak menarik selimut lagi tapi,
Drrtt...drrt...
Dilihat layar ponselnya.
Hoaaam Kak Marcel benar-benar membangunkanku setiap hari semenjak kejadian hari itu sampai saat ini.
"Hngg..iya kak, ini aku otw mandi. Terimakasih sudah membangunkanku." Jawab Rianti dengan suara yang masih berat.
Fajar mulai terbit dari ufuk timur. Sinarnya yang hangat mulai mengintip di sela-sela jendela. Dibukanya jendela tersebut oleh Rianti yang sudah rapi memakai seragam. Udara segar langsung menyeruak memasuki kamar. Rianti sejenak melihat pemandangan di samping rumah sambil menikmati udara sejuk. Tidak lama-lama hanya dua menit saja karena dia harus berangkat ke sekolah.
Eh itu kan cowok menyebalkan. Apakah aku sedang bermimpi? Rianti mengucek mata dan mencubit pipinya.
Ah sudahlah, nanti aku terlambat.
Di sekolah.
Ruben berdiri di depan kelas menanti kedatangan Rianti dengan wajah cemas.
"Ri, tadi aku dapet amanat kamu di panggil kepala sekolah ke ruangannya."
"Kenapa? ada apa?"
"Aku juga tidak tahu, aku antar ya."
Mereka menuju ke ruangan kepala sekolah dengan wajah bingung dan bertanya- tanya dalam hati. sampai di ruangan kepala sekolah ternyata di sana juga ada Nabil, serta satu orang siswa yang tidak di kenali Rianti.
Ternyata oh ternyata, mereka membahas masalah kejadian Nabil pada tempo hari. Siswa yang di samping Nabil ternyata penyebabnya.
Sempat terjadi bersi tegang yang di akhiri dengan pemanggilan orang tua siswa tersebut. Rianti sebagai saksi di sana. Di luar, tepatnya depan pintu, Ruben menempelkan telinganya berharap ada informasi yang bisa dia dengar. Sebab dia begitu penasaran dan khawatir sekali dengan keadaan Rianti.
Lagi asyik menguping tiba-tiba saja pintunya terbuka. Beruntung yang keluar adalah Rianti.
"Ruben."
"Hehehe maaf, aku mencemaskan mu. Rianti, kau diapakan di dalam sana? apa kamu terkena masalah?"
Rianti tersenyum mendengarnya. "Nggak ada apa-apa kok, aku nggak kena masalah, tenang saja. Nanti kita bahas ini di kelas pakai buku harian, soalnya aku nggak mau ada orang yang dengar."
"Oke siap, kenapa kita curhatnya nggak nulis di meja aja?"
"Huh, kita tuh jadi pelajar nggak usah ngerusak properti sekolah."
Ruben semakin bangga.
"Ayo kita ke kelas."
Mereka pun beranjak ke kelas. Kegiatan belajar mengajar berlangsung, dimulai pak guru menerangkan materi.
Kenapa dia melakukan itu? aku sampai tak habis pikir . Batin Rianti ditengah pelajaran berlangsung.
Flash back.
"Aku tak sengaja, aku cuma bercanda dan hanya menggertaknya saja" seru siswa itu.
"Apa, bercanda? bercandamu bahaya, kamu hampir membuatnya celaka bahkan bisa menghilangkan nyawa." Sanggah Rianti.
Kilas balik terhenti ketika pak guru sudah selesai menerangkan materi. Setelah itu ada pengumuman kabar kegiatan di luar sekolah yang akan mengadakan kegiatan berkemah di alam terbuka tepatnya di hutan.
Dalam perkemahan tersebut, yang ikut serta dari kelas X sampai XII dan di bagi dalam beberapa kelompok. Dalam setiap kelompok anggotanya pun di campur ada yang X, XI dan XII. Bahkan kelas eksekutif dan reguler pun ikut di acak.
Semoga aku sekelompok dengan Rianti. Batin Ruben.
Aku sangat senang belajar di alam terbuka, jadi tidak sabar dan semoga aku sekelompok dengan,,, dengan siapa ya, ah siapa saja lah. Batin Rianti.
"Hai guys, asiik kita bakal berkemah. Semoga aja kita sekelompok ya." seru Shesil sambil mencolek Rianti dan Ruben.
"Iya, jadi nggak sabar ih." Sahut irene
Awal kisah segera dimulai.....♥️♥️
.
.
.
.
.
Bersambung.........
Jangan lupa bahagia!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Amiiin
2023-06-26
0
nowitsrain
Heh, nggak boleh nguping!
2023-04-18
1
Fira Ummu Arfi
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN thorrr 💃💃
2022-08-11
1