Sebuah Kenangan Part 2

Jam ke dua pelajaran pun dimulai. Soal bahasa inggris yang ada di atas meja Queentsa saat itu penuh dengan tetesan air liurnya. Queentsa pun tertidur alih-alih mengerjakan soal ujian dengan serius. Kemudian, ibu guru yang menyaksikan kondisi itu, meminta Queentsa untuk mencuci muka guna mengembalikan nyawanya kembali.

"Wah, itulah kenapa aku tak suka pelajaran bahasa, semuanya membuat mataku berat dan ngantuk. Hoaammm," gumam Queentsa dalam kamar mandi.

Queentsa pun mulai mencuci tangannya hendak membasuh muka. Setelah Queentsa membasahi wajahnya, datanglah salah satu teman kelasnya yang sengaja mengikuti Queentsa masuk ke kamar mandi.

"Eh, kamu disuruh ibu guru cuci muka juga, Zara?" tanya Queentsa yang menatap wajah murid cantik yang bernama Zara itu dari bayangan cermin kamar mandi.

"Enggak kok. Aku sengaja pamit ke kamar mandi karena ingin bicara sama kamu, Queen." Zara menunjukkan sebuah surat di hadapan Queentsa.

"Iya? bicara apa?" sahut Queentsa meladeni ucapan Zara sambil merapikan rambutnya di depan cermin.

"Begini, aku dengar kamu adalah satu-satunya murid yang cukup dekat dengan Erdo. Kalian juga bertetangga, jadi apakah aku boleh minta tolong kepadamu untuk memberikan surat ini kepada Erdo?" terang Zara menyodorkan surat yang ada di tangannya.

"Jangan salah paham, meskipun kami berdua bertetangga, akan tetapi, hubungan kami tak sedekat yang kamu kira. Lebih baik, kamu berikan langsung kepadanya," jelas Queentsa berusaha menolak permintaan Zara.

"Jika aku memberikan surat ini langsung kepadanya, aku yakin dia akan menolakku secara langsung," balas Zara dengan raut wajah sedih.

"Jika tahu bakal ditolak, kenapa kamu tetap saja ingin mengirimkan surat itu," sahut Queentsa dengan wajah tak yakin.

"Aku berharap, Erdo akan menerima suratku jika yang memberikannya adalah kamu, Queen." Zara benar-benar memohon kepada Queentsa.

"Ya ampun... Erdo, sebaiknya kamu enyah saja dari dunia ini! dari pada membuat keributan di antara kalangan remaja, dasar si batu itu, bikin repot saja!" umpat Queentsa dalam hati.

"Queen, please... tolong aku, yah?" bujuk Zara sambil memberikan surat itu kepada Queentsa.

"Baiklah, tapi jangan berharap banyak padaku, yah? Aku akan berusaha memberikan surat ini kepada Erdo." Queentsa pun terpaksa menerima surat itu.

Tak lama kemudian, bel tanda pulang pun berbunyi. Semua murid telah keluar dari kelas masing-masing untuk pulang.

Saat itu, Queentsa berdiri di depan gerbang sekolahnya hendak menunggu Erdo. Ia telah berjanji akan berusaha membantu Zara untuk memberikan surat itu.

"Queen, kamu nungguin siapa, sih?" tanya Sisi yang dari tadi ikut berdiri di samping sahabatnya.

"Aku nunggu Erdo!" seru Queentsa sedikit sebal.

"Serius?! yah... tapi aku harus pulang sekarang juga. Karena mamaku nyuruh aku mampir ke toko dulu," tutur Sisi seakan tak rela ingin melihat murid idolanya.

"Ya udah, kamu pulang duluan aja. Aku cuman ada perlu sebentar kok," sahut Queentsa.

"Mmm, oke deh. Sampai ketemu hari Senin yah," timpal Sisi lalu meninggalkan Queentsa seorang diri.

Beberapa menit kemudian, Erdo pun keluar dari gerbang sekolah. Dia berjalan santai sambil membetulkan tasnya.

"Erdo, tunggu!" seru Queentsa yang melangkah tepat di depan Erdo.

"Ada apa?" timpal Erdo seraya mengerutkan kedua alis tebalnya.

"Ini, aku hanya bantu temenku buat menyampaikan surat ini kepadamu," ucap Queentsa sambil memberikan sepucuk surat milik Sisi.

Erdo pun hanya menatap surat yang masih ada pada genggaman Queentsa. Erdo pun enggan merima surat itu. Melihat tingkah Erdo yang hanya diam saja, membuat Queentsa geram dan menyaut tangan Erdo lalu memberikan surat itu pada genggamannya.

"Cepat terima ini! aku tak mau mereka yang melihat salah paham," ujar Queentsa yang sejak tadi salah tingkah karena banyak murid yang memperhatikan mereka berdua.

"Aku gak mau!" seru Erdo menepis surat beserta tangan Queentsa.

"Apa susahnya sih nerima surat ini. Berat juga enggak!" cetus Queentsa mulai mengomel.

Erdo pun tak merespon lagak Queentsa kala itu, ia ingin pergi meninggalkan Queentsa secepat mungkin.

"Iisss! dia bikin malu saja!" sahut Queentsa lalu segera menutup wajahnya.

Queentsa pun berlari menyusul Erdo. Ia akan mencoba memberikan surat itu lagi kepada Erdo.

"Erdo please, cepat terima surat ini. Jangan bikin aku malu di depan umum dong!" seru Queentsa yang masih membujuk Erdo.

"Jika kamu malu, ngapain kamu bersedia disuruh temanmu buat ngasih surat ini ke aku? Lain kali, jangan mau jadi suruhan mereka! kau ngerti?!" Erdo mulai marah dan berjalan cepat meninggalkan Queentsa.

"Aduh, gimana aku ngomongnya ke Zara, nih!" Queentsa pun gagal memberikan surat cinta itu kepada Erdo.

Setelah sampai di rumah, Erdo merasa sebal dengan perilaku Queentsa padanya. Erdo segera memasuki kamarnya dan melempar tas ranselnya di atas sofa.

"Ada apa dengannya? Apakah dia benar-benar bodoh? Sudah hampir sebelas tahun kita satu sekolah tapi dia masih belum menyadari sama sekali!" celoteh Erdo seraya merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.

"Sudah puluhan kali aku menolak surat dari para siswi itu. Karena berharap suatu saat aku akan menerima surat dari Queentsa. Ah sudahlah! mungkin kali ini aku yang bodoh," tutur Erdo lalu melepas seragam sekolahnya.

* * *

Malam hari pun tiba, Queentsa dan keluarganya sedang makan malam bersama.

"Queentsa, gimana ujian kamu?" tanya Ayah Soni sesekali menghentikan suapannya.

"Alhamdulillah, lancar kok, Yah." jawab Queentsa sambil menarik piring yang berisi ayam goreng di depannya.

"Nanti, setelah lulus SMP, kamu mau masuk SMA mana, Nak?" tanya Bunda Naila sambil membantu Fawaz mengambilkan sayur di meja makan.

"Entahlah, Bun. Queentsa mau diskusi dulu sama Sisi. Kita udah janjian mau barengan lagi," terang Queentsa.

"Kenapa Kakak nggak diskusi sama Kak Erdo? Kan supaya bisa barengan terus," sahut Fawas yang berbicara dengan mulut penuh makanan.

"Dia pasti akan memutuskan masuk sekolah berbasis internasional. Otak yang dimiliki Erdo nggak sebanding dengan sekolah pilihan Queentsa nantinya," tutur Queentsa.

"Loh, buktinya, meskipun Erdo punya nilai di atas rata-rata, tapi dia selalu masuk sekolah yang sama dengan kamu," kata Bunda Naila.

"Bun, tahun ajaran baru, Queentsa minta kepada Bunda untuk merahasiakan sekolah pilihan Queentsa nanti kepada Tante Mika dan Om Raffi, yah?," pinta Queentsa dengan sangat

"Loh, kenapa? bagus dong kalau kamu satu sekolah lagi sama Erdo.., kalian bisa belajar bersama lagi, liburan juga bisa barengan, iya kan?" ucap Ayah Soni.

"Bagus apanya, Yah. Ayah tahu, Erdo itu sangat populer di sekolah. Pasti ujung-ujungnya yang kena imbasnya Queentsa. Kakak kelas banyak yang wawancara Queentsa hanya untuk menggali informasi tentang Erdo. Aaah...Queentsa nggak mau satu sekolah lagi sama dia!" terang Queentsa seakan kapok dengan nasipnya.

"Hahahahha, Queensta..Queentsa.. jadi kamu selama ini jadi makcomblangnya teman-teman kamu yang suka sama Erdo?" Ayah Soni tertawa terbahak-bahak mendengar cerita lucu putrinya.

"Bisa dibilang seperti itu," sahut Queentsa.

"Tapi, kenapa anak remaja seperti kalian sudah mengerti rasa menyukai atau hal semacam itu? Seharusnya kalian masih dalam masa fokus untuk belajar!" seru Bunda Naila.

"Betul Bunda ..., Queentsa setuju banget!" Queentsa mulai bersemangat.

"Bukankah Kakak sendiri suka sama Kak Erdo?" sahut Fawaz membuat semua tertegun geram.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

like thor

2021-05-30

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Lanjutkan Thor!

2021-05-16

1

coco

coco

mampir-mampir and bawa like

2021-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Terburuk & Kenangan Pahit
2 Sebuah Kenangan Part 1
3 Sebuah Kenangan Part 2
4 Sebuah Kenangan Part 3
5 Sebuah Kenangan Part 4
6 Surabaya
7 Kuliah dan Kerja Part time.
8 Dilema (Surabaya atau Jakarta)
9 Kembali Ke Indonesia
10 Kehilangan Jejaknya
11 Bertemu Teman Lama
12 William Zidan Pratama
13 Reoni Alumni Sekolah
14 Acara Hiburan Saat Reoni
15 Hari Pertama Bekerja
16 Fawaz & Finza
17 Suaramu Mengobati Rinduku
18 Atap Gedung
19 Dua Pembantu Baru
20 Detektif Cinta
21 Takdir Belum Mengizinkan
22 Dokter Tampan Atau Malaikat?
23 Tak Ingin Berjumpa Denganmu
24 Pertemuan Yang Tak Terduga
25 Pertemuan Dramatis
26 Dokter dan Kurir Makanan Tampan
27 Basement
28 Kania Dan Tristan
29 Tak Sadar Aku Telah Cemburu
30 Menjadi Asisten & Supir Pribadi
31 Dua Karya Seni Milik Tuhan
32 Percakapan Ekstrim Dalam Mobil
33 Secangkir Kopi
34 Aku Menyukaimu
35 Kalah Talak
36 Rencana Untuk Nikah Muda
37 Asisten Tim Basket Sekolah
38 Pertemuan Fawaz dan Kania
39 Salah Topik
40 Hadiah Ulang Tahun
41 Pasangan Dalam Pesta
42 Menghindari Perjodohan Yang Tak Diinginkan
43 I Love You Queentsa
44 Rencana Kencan Pertama
45 Tiket Film
46 Dokter Pribadi
47 Pergi Ke Kampus
48 Dia Telah Menjadi Milikku
49 Menyesal Menjadi Temanmu
50 DOORRRRR!!!!
51 Tamu Bulanan Tiba
52 Terpeson, Aku Terpesona
53 Aku Suka
54 Salahpaham
55 Percakapan Menegangkan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Hari Terburuk & Kenangan Pahit
2
Sebuah Kenangan Part 1
3
Sebuah Kenangan Part 2
4
Sebuah Kenangan Part 3
5
Sebuah Kenangan Part 4
6
Surabaya
7
Kuliah dan Kerja Part time.
8
Dilema (Surabaya atau Jakarta)
9
Kembali Ke Indonesia
10
Kehilangan Jejaknya
11
Bertemu Teman Lama
12
William Zidan Pratama
13
Reoni Alumni Sekolah
14
Acara Hiburan Saat Reoni
15
Hari Pertama Bekerja
16
Fawaz & Finza
17
Suaramu Mengobati Rinduku
18
Atap Gedung
19
Dua Pembantu Baru
20
Detektif Cinta
21
Takdir Belum Mengizinkan
22
Dokter Tampan Atau Malaikat?
23
Tak Ingin Berjumpa Denganmu
24
Pertemuan Yang Tak Terduga
25
Pertemuan Dramatis
26
Dokter dan Kurir Makanan Tampan
27
Basement
28
Kania Dan Tristan
29
Tak Sadar Aku Telah Cemburu
30
Menjadi Asisten & Supir Pribadi
31
Dua Karya Seni Milik Tuhan
32
Percakapan Ekstrim Dalam Mobil
33
Secangkir Kopi
34
Aku Menyukaimu
35
Kalah Talak
36
Rencana Untuk Nikah Muda
37
Asisten Tim Basket Sekolah
38
Pertemuan Fawaz dan Kania
39
Salah Topik
40
Hadiah Ulang Tahun
41
Pasangan Dalam Pesta
42
Menghindari Perjodohan Yang Tak Diinginkan
43
I Love You Queentsa
44
Rencana Kencan Pertama
45
Tiket Film
46
Dokter Pribadi
47
Pergi Ke Kampus
48
Dia Telah Menjadi Milikku
49
Menyesal Menjadi Temanmu
50
DOORRRRR!!!!
51
Tamu Bulanan Tiba
52
Terpeson, Aku Terpesona
53
Aku Suka
54
Salahpaham
55
Percakapan Menegangkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!