Setelah percekcokan batin terjadi di balkon kamar, Queentsa pun turun dari kamarnya dan menuju halaman depan rumah. Terlihat Ayah Soni telah memanaskan mobilnya untuk mengantarkan kedua anaknya berangkat ke sekolah.
"Anak-anak, ayo berangkat! sudah siap belum?" seru Ayah Soni yang telah memasuki mobil lebih dulu.
Queentsa dan Fawaz pun mulai berjabat tangan kepada sang Bunda dan berpamitan untuk segera berangkat.
"Ayah...! Fawaz mau di depan. Fawaz ingin duduk samping Ayah," seru bocah berseragam merah putih itu.
"Hey..hey... anak kecil itu tempat duduknya di belakang!" seru Queentsa seraya menarik kerah belakang baju adiknya.
"Ah, Kakak lepasin! aku kan sudah SD bukan anak TK lagi!" ujar Fawaz berusaha melepaskan diri.
"Kamu kira anak SD bukan bocah? Tuh berangkat aja sama pacarmu tuh, Kania!" ucap Queentsa menunjuk tetangga samping rumahnya yang juga akan berangkat sekolah.
"Ih enak aja! Kakak aja yang bareng sama Kak Erdo sana! malah nyuruh-nyuruh aku. Yang suka sama Kak Erdo kan Kakak," terang Fawaz lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Sudah-sudah, Kalian kok hobinya bertengkar terus, sih. Queen ayo masuk sudah mau telat nih," kata Ayah Soni.
"Iya, Ayah." Queentsa pun tak berani membantah sang Ayah dan masuk ke dalam mobil.
Terlihat mobil keluarga Erdo telah terparkir di depan rumahnya. Erdo dan adiknya, Kania pun berpamitan kepada Mama Mika.
"Erdo tunggu! Mama titip bekal buat Queen yah. Kalian kan pagi ini ada ujian, jadi jangan lupa istirahat nanti, kalian makan bersama supaya perutnya nggak kosong," ucap Mama Mika kepada putranya.
"Apa sih Ma, nggak perlu seperti ini juga. Lagian di sekolah juga ada kantin. Dia bakal jajan di sana," Erdo tak menerima bekal itu dan tetap ingin masuk ke dalam mobil.
"Pokoknya, Mama titip buat Queentsa. Kamu harus kasih bekal ini langsung padanya. Mama gak mau tahu!" pinta Mama Mika meletakkan kotak makan berwarna biru di tangan Erdo.
"Erdo ayo masuk, sudah mau telat loh ini!" Papa Raffi meminta Erdo untuk segera masuk mobil.
"Ayo Kakak, Fawaz udah berangkat tuh. Nanti aku telat," sahut Kania setelah melihat mobil keluarga Queentsa berangkat mendahului mobilnya.
Kemudian Erdo menerima bekal yang diberikan oleh Mamanya. Ia tak berkomentar apa pun tentang bekal itu. Ia hanya mematuhi perintah Mamanya dan masuk ke dalam mobil.
* * *
Pagi yang cerah untuk memulai ujian sekolah. Sayangnya meskipun Erdo adalah tetangga Queentsa, akan tetapi mereka berdua tidak menjadi teman sekelas karena tingkat IQ yang berbeda. Erdo adalah murid paling pintar di sekolahnya, bahkan dia sudah terkenal menjadi siswa SMP yang memiliki IQ tertinggi di tingkat SLTP. Tak hanya itu, Erdo juga sering mengikuti lomba diberbagai tingkat bahkan tingkat Internasional. Sedangkan, Queentsa adalah murid yang memiliki kemampuan pas pasan yang mungkin butuh banyak perjuangan untuk mengikuti setiap ujian, sebagaimana siswa lainnya. Itulah sebabnya, Erdo menempati kelas A, sedangkan Queentsa menempati kelas C yang kebanyakan di tempati oleh murid biasa.
Di dalam kelas A, Erdo selalu menjadi sorotan siswi siswi pintar lainnya.
"Erdo, bagaimana tadi ujianmu?" Sosok murid cantik menghampiri tempat duduk Erdo.
"Lumayan," jawab Erdo tampak dingin.
"Kalau gitu, kita ke kantin, yuk! Biar aku yang traktir," sahut Angle, salah satu murid teladan di kelas itu.
"Maaf, aku ada urusan lain." Erdo pun berdiri dari tempat duduknya dengan membawa kotak makan kemudian keluar kelas begitu saja.
Angle pun hanya bisa berdiri di tempat, di saat Erdo berjalan melaluinya. Dia telah terbiasa menerima perlakuan Erdo yang semacam itu.
Melihat perlakuan Erdo kepada Angel, salah satu teman Angel pun mendekat dan mulai menggerutu.
"Eiit, dicuekin lagi nih sama si Pangeran sekolah. Wah, parah sih Erdo, padahal udah jelas kalau kamu suka padanya. Tapi, dia pura-pura tak tahu," tutur Gita sahabat Angle.
"Sudahlah, Git. Sikap dia yang seperti itu, yang membuatku menyukainya selama tiga tahun ini," ucap Angel.
* * *
Suasana kelas C pun berubah menjadi gaduh setelah ujian selesai. Para murid merasa lega setelah melewati waktu tegang meraka. Begitu pula dengan Queentsa, dia merasa beban hari itu telah luntur.
"Queen, tadi pas ngumpulin, kamu sudah selesai semua?" tanya Sisi teman dekat Queentsa dalam kelas.
"Iyalah, emang punyamu gimana?" timpal Queentsa yang masih duduk di bangkunya.
"Sepertinya ada beberapa nomer yang ketinggalan," terang Sisi dengan wajah sedih.
"Tenang aja, Si. Meski pun kita jawab full, tetap saja nilai kita bakal pas-pasan," tutur Queentsa mulai menyandarkan kepalanya di atas meja.
Di tengah suara kegaduhan itu, tiba-tiba datanglah Erdo yamg merubah suasana menjadi senyap dalam seketika.
"Erdo..." gumam para siswi kelas C yang terpesona melihat penampilan si Wajah Genius itu.
"Brakk..." suara kotak makan yang diletakkan di atas meja Queentsa.
Queentsa pun terkejut melihat sebuah kotak makan berwarna biru yang ada di depan matanya. Ia mendongak untuk memastikan siapa murid yang memeberinya bekal itu.
"Kamu? Kenapa datang ke mari?" tanya Queentsa merasa canggung.
"Aku hanya menyampaikan titipan dari Mama," sahut Erdo yang hendak meninggalkan Queentsa.
"Tunggu! kenapa Mama kamu ngasih ke aku?" tanya Queentsa lagi.
"Kalau ingin tahu, sebaiknya kamu tanya langsung pada Mama. Aku pergi dulu," ucap Erdo lalu meninggalkan kelas C begitu saja.
Mendengar perkataan Erdo, membuat seisi kelas berseru kecil.
"Cieeee, Queeenstaaa..." seru teman-teman Queentsa dalam kelas.
"Queentsa, OMG!!! Erdo ganteng banget! dia seharusnya jadi selebriti aja!" Sambil berpaku pada kedua tangannya, Sisi yaitu teman sebangku Queentsa tak sanggup kenahan mulutnya.
Queentsa hanya dapat bernafas panjang dan menepuk jidatnya.
Bagaimana bisa seorang cowok punya kulit putih bersih seperti itu! Queen, kamu harus tanya Erdo, selama ini dia pakai skin care apa? nanti kasih tahu aku yah?" cetus Sisi yang masih mengoceh sambil membayangkan sosok Erdo di depannya.
"Kenapa malah bahas skin care sih!" gumam Queentsa menatap tajam kotak makan itu.
Setelah jam istirahat hampir selesai, Erdo masih duduk di tempatnya sambil membaca buku pelajaran kesukaannya. Tiba-tiba, datanglah murid yang bernama Reyhan dan meminta tolong kepada Erdo memgenai suatu hal.
"Erdo," panggil Reyhan dengan membawa sepucuk surat di tangannya.
"Ada apa?" timpal Erdo menatap penampilan Reyhan yang berlagak canggung di depannya.
"Aku ingin minta tolong kepadamu," sahut Reyhan dengan nada tak yakin.
"Mmm?" sahut Erdo.
"Aku dengar, ketika jam istirahat tadi, kamu pergi ke kelas C untuk menemui Queentsa. Aku ingin minta tolong kepadamu. Tolong sampaikan surat ini kepada Queentsa, aku dengar kamu adalah teman sekaligus tetangganya. Jadi..." terang Reyhan dengan serius.
"Tidak mau," sela Erdo sebelum Rayhan menyelesaikan ucapannya.
"Apa," sahut Reyhan terkejut dengan respon itu.
"Maaf, aku tak bisa membantumu," jawab Erdo seraya berdiri hendak meninggalkan tempat duduknya.
Reyhan pun hanya berdiri kaku mendengar respon itu.
"Ah, satu lagi. Queentsa bukanlah gadis seperti yang kau bayangkan. Sebaiknya, jangan sekali-kali mengirim surat padanya," tutur Erdo lalu melanjutkan langkahnya.
"Wah, parah! Aku hanya minta tolong kepadanya bukan meminta pendapat darinya. Aiissh sial!" umpat Reyhan lalu kembali ke tempat duduknya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
5 like hadir
salam dari sebuah keputusan
2021-06-10
1
Titik pujiningdyah
like
2021-05-26
1
coco
like mendarat
dear star udah up
2021-04-29
1