"Makasih ya?" ucap Mita begitu turun dari mobilnya Nayla.
Hari ini kebetulan pagi-pagi sekali Nayla harus mengantarkan paket pesanan pelanggan olshop nya. Hingga Mita bisa menumpang di mobilnya Nayla.
Terlihat anak-anak sekolahannya mulai berdatangan. Ada yang datang sendiri karena kebetulan jarak rumahnya dan sekolah dekat. Ada yang di antar oleh orang tuanya. Dan ada pula yang di antar oleh supir pribadinya.
"Nanti ketemu lagi di kafe yang sama ya?" pinta Nayla setengah berteriak dari dalam mobilnya.
"Cari kafe yang lain aja. Kafe itu sudah tidak aman lagi."
Nayla tertawa mendengar jawaban Mita.
"Sudah di ketahui musuh ya?"
"Eternal enemy (musuh abadi)" Mita memperagakan gaya menggorok lehernya sendiri.
Tawa Nayla kembali pecah. Bahkan terbahak-bahak. Saking gelinya melihat tingkah sahabatnya itu. Segitu bencinya Mita dengan pria masa lalunya itu.
"Ya sudah, aku nganterin paket dulu. Bye ..." Nayla pun melajukan mobilnya meninggalkan TK tempat sahabatnya mengajar.
Pelanggan Nayla kali ini sedikit ribet dan merepotkan. Dia memesan paket tengah malam dan minta di antar ke alamatnya pagi-pagi sekali.
Dan kini Nayla tengah berdiri di depan pintu rumah pelanggannya yang di sambut ramah oleh pembantu rumah itu.
"Permisi, apa benar ini alamat rumahnya Anjani Winata?" tanya Nayla sambil melirik lirik rumah besar nan megah itu.
"Iya, benar. Non Jani lagi mandi. Dia sudah titip pembayaran paketnya di saya. Paketnya ada kan?" si Bibi malah balik bertanya.
"Ada, ini, silahkan." Sambil menyerahkan paket itu ke tangan si Bibi.
"Ini bayarannya. Silahkan di hitung dulu. kali aja kurang." Si Bibi pun menerima paket itu dari tangan Nayla.
Dari dalam rumah terdengar seorang anak kecil sedang berteriak memanggil ayahnya.
"Daddy ayo cepetan. Nanti Nara telat." Panggil anak kecil itu sambil berjalan ke arah pintu depan. Di mana Nayla masih berdiri.
"Sabar sayang ..." seru si Pria sambil berjalan menghampiri anak kecil itu.
Seketika mata Nayla terbelalak saat melihat siapa pria yang sedang berdiri di samping anak kecil itu. Nayla berusaha mengenali dan mengingat-ingat, mungkin saja dia salah orang.
Pandangan matanya masih mengikuti sampai pria tersebut dan si anak kecil itu akhirnya naik ke mobil. Dan mobil yang mereka tumpangi pun melaju meninggalkan halaman rumah itu kemudian.
"Mbak ... " panggil si Bibi menegur Nayla yang masih terbengong-bengong di depan pintu.
"Eh, i_iya, maaf. Oh ya, boleh tahu itu siapa ya?" Nayla mulai melancarkan aksi keponya.
"Itu majikan saya Mbak."
"Dan anak kecil itu?"
"Anaknya."
"Ooo ..." Nayla ber Oh panjang dengan mulutnya otomatis monyong ke depan.
"Kepo amat sih Mbak. Sudah tidak ada urusan lagi kan?"
Nayla tersenyum canggung, "iya, kalau begitu saya permisi dulu deh. Mari ..."
Nayla pun bergegas ke mobilnya. Di dalam mobil dia berusaha menghubungi seseorang.
___
Mita hendak berdiri di ambang pintu ruang kelasnya untuk menunggu dan menyambut murid-muridnya yang mulai berdatangan. Sampai tiba-tiba ponselnya berdering.
"Halo ..." sapa Mita pada si penelpon yang tidak lain adalah Nayla, sahabatnya.
"Mit, kayaknya dugaan ku benar deh Mit. Semoga saja aku tidak salah lihat." Kata Nayla dari seberang.
"Kamu ngomong apa sih? Dugaan, dugaan apa?"
"Your eternal enemy (musuh abadimu). Kayaknya dia sudah menikah dan punya anak deh. Anaknya itu usianya kira-kira empat tahunan gitu. Usianya pas sama waktu dia ninggalin kamu dulu."
"Tahu dari mana kamu?" Mita mengerutkan dahinya. Sedikit kaget dengan informasi yang di berikan Nayla.
"Nayla gitu loh ..."
"Pagi Bunda ..." sapa anak-anak yang baru tiba.
Beberapa kali Mita pun harus membalas sapaan anak-anak itu.
"Pagi ..."
"Mit, Mita." Panggil Nayla dari seberang, dalam sambungan telepon selulernya.
"Aduh Nay, nanti kita bicara lagi ya. Kayaknya aku harus ke kamar kecil dulu. Bye Nay ..." Mita memutuskan sambungan teleponnya dan bergegas ke toilet.
Sementara di depan gerbang, seorang anak perempuan yang bernama Nara Mikayla Winata, baru saja tiba. Dengan diantarkan oleh daddy nya.
"Daddy ke kantor dulu ya. Nara yang rajin belajarnya." Seru Anjas dari dalam mobilnya.
"Turun dulu. Nara mau kenalin daddy sama bundanya Nara."
Anjas melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sepertinya dia tidak punya waktu. Di tambah lagi, asistennya sudah beberapa kali menelponnya. Dan berakhir dengan panggilan tak terjawab.
"Eh ... nanti saja ya kenalannya. Kayaknya daddy harus cepat-cepat ke kantor. Daddy ada rapat penting soalnya."
"Daddy udah janji sama Nara. Kata daddy kita tidak boleh ingkar janji." Nara mulai terlihat ngambek. Anak kecil kalau sudah ngambek, selalu saja bikin gemes.
Skakmat. Anjas hanya bisa menelan ludah, sambil berpikir, mencari alasan yang tepat untuk menghindar dari pernyataan yang pernah dia ucapkan dulu.
Anak kecil ini mulai pandai menyerang orang tuanya sendiri.
"Emmm ... kalau nanti pulang sekolah gimana? Kan bentar bakal daddy jemput lagi kan?" dengan mempermanis mimik wajahnya.
"Ya udah. Tapi janji ya, daddy bakal jemput Nara."
"Iya sayang."
"Bye daddy ..." Nara melambaikan tangannya mengiringi kepergian Anjas.
"Hai Nara ..." sapa Mita begitu selesai dari toilet dan mendapati Nara tengah berjalan menuju ruang kelasnya.
"Hai Bunda ..." sapa Nara membalas sapaan Mita.
"Sudah tidak ngambek lagi kan?"
"Tidak dong Bunda. Kan udah di anterin daddy."
"Oh ya? Trus daddy nya mana? Bunda mau minta ijin, biar bisa ngasih Nara cokelat dan permen."
"Udah pergi Bunda. Tapi daddy bakal jemput Nara lagi. Nanti Nara kenalin ya sama daddy nya Nara. Kata orang-orang, daddy nya Nara ganteng."
"Oh ya?" Mita meninggikan kedua alisnya, "Bunda jadi penasaran."
Duren sawit kayaknya. Duda keren sasaran para wanita.
Begitu pikiran Mita tentang daddy nya Nara.
"Ya sudah, skarang kita masuk aja yuk. Bentar lagi kita belajar. Ayuk ..."
Mereka pun bersama-sama memasuki ruang kelas itu. Dan beberapa menit kemudian, Mita memulai pelajarannya. Yang di sambut antusias oleh murid-muridnya.
__
Akhirnya, jam pelajaran sudah berakhir. Waktunya untuk pulang.
Di kelas itu, tinggal Nara seorang. Teman-temannya yang lain sudah di jemput oleh orang tuanya masing-masing.
Tidak seperti kemarin, kali ini Nara tidak terlihat cemberut. Mungkin karena ayahnya sudah berjanji akan datang menjemputnya.
"Nara mau Bunda temenin sampai daddy nya datang?" tawar Mita. Sebenarnya itu sudah kewajibannya menunggu sampai ada orang tua yang datang menjemput anak-anak muridnya.
"Boleh Bunda."
"Ya udah, sambil nunggu, Bunda beres-beres dulu ya?"
Mita mulai membereskan buku-buku yang tergeletak begitu saja di atas meja. Usai di gunakan anak-anak belajar tadi.
Di depan, samar-samar terdengar suara deruman mobil yang baru saja tiba. Mita masih membereskan buku-buku itu, saat Nayla tiba-tiba berseru pada seseorang dan berlari kecil menghambur ke dalam pelukannya.
"Daddy ..." seru Nayla kegirangan.
"Nara senang, daddy tidak ingkar janji. Oh ya, sebentar ya. Nara panggil Bunda dulu." Kemudian Nara melangkah ke dalam kelas dan memanggil Mita.
Untung saja Mita sudah selesai beres-beres.
"Bunda, ayo ikut Nara. Nara mau kenalin sama daddy." Nara berkata sambil menarik pergelangan tangan Mita.
Si duren sawit?
Mita menelan ludah nya dalam-dalam. Anak kecil ini. Tingkahnya benar-benar seperti orang dewasa saja. Bisa-bisanya dia punya pikiran mau mengenalkan Mita dengan ayahnya yang duda itu.
Tidak ada pilihan lain, selain Mita mengikuti kemauan anak kecil itu.
"Daddy ... ini bundanya Nara." Seru Nara pada daddy nya yang berdiri membelakangi sambil menerima panggilan telepon.
Mita mengamati si duren sawit itu dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Benar kata Nara.
Keren.
Itu kesan pertama yang tampak di mata Mita.
"Bunda ... itu daddy nya Nara." Seru Nara lagi sambil menunjuk daddy nya.
Si duren sawit pun menutup panggilan telepon selulernya. Dan memutar tubuhnya, yang semula membelakangi menjadi berhadapan dengan Mita dan Nara.
Deg !!!
*
*
*
...-Bersambung-...
**Hai pembaca yang budiman dan Author Author kece 🤗 Ini karya keduaku. Mohon dukungannya ya...
Semoga cerita ini bisa menghibur para pembaca yang budiman.
Silahkan kalian bebas berpendapat. Asalkan itu maaih dalam taraf yang wajar dan sopan.
So thank you very much 🙏
Salam hangat dari otor kawe 🤗**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Mama Una
Kalau jodoh gk bisa lari
pastinya ketemu juga, walau sudah di elakkan😃😃
2023-05-24
1
langit sore
akhirnya ketemu
2021-11-02
1
YesLin
akhirnya Mita ketemu lgi dgn eternal enemy...🤭🤭
2021-10-30
2