YOU Bab 3

Anjas terlihat tengah menuruni anak tangga.

Setelah menidurkan Nara dan berganti pakaian, dia lantas menemui Oma Lidya dan Sasha yang masih mengobrol di ruang tengah.

Melihat kedatangan Anjas, Sasha pun menyunggingkan senyum manisnya disertai tatapan berbinar.

Tatapan matanya terus mengikuti hingga Anjas mengambil duduk di samping Oma Lidya.

Anjas Winata, pria dingin, cuek, dan susah di tebak. Pria yang membuat Sasha jatuh cinta hingga bertahun-tahun lamanya. Namun sayangnya, hubungan di antara mereka tidak ada kejelasan status sampai hari ini.

Dari teman, entah kapan akan berganti menjadi pasangan.

Sampai saat ini, Anjas belum pernah sekalipun mengutarakan perasaannya. Dan Sasha masih setia menunggu hingga kalimat itu meluncur dari lisan Anjas sendiri.

Mereka sudah berteman sejak keduanya berstatus sebagai mahasiswa. Hingga empat tahun lalu, mereka di pertemukan kembali melalui sebuah tragedi yang menimpa kakak tertua Anjas.

Sejak saat itu, Anjas memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai barista. Dan kembali ke tengah-tengah keluarganya.

Serta di haruskan menggantikan posisi kakaknya sebagai pimpinan Winata Group. Sebuah perusahaan yang bergerak di industri makanan cepat saji, makanan instan, dan sejenis lainnya.

Sasha adalah orang pertama yang selalu setia berada di samping Anjas.

Sasha Adelina Abraham, wanita cantik, ramah, bersahabat, mandiri. Mengelola toko bunganya sendiri, dan hanya di bantu oleh beberapa orang pegawainya.

Oma Lidya terus memperhatikan Sasha yang sejak tadi pandangannya tidak lepas dari Anjas.

Sementara Anjas sendiri, justru menyibukkan pandangannya pada layar ponselnya yang menyala terang. Dan menampilkan halaman beranda akun Instagramnya.

Senyum terbit di wajah Anjas kala beranda instagramnya memperlihatkan postingan terkini seorang gadis manis yang tengah memperlihatkan dirinya sedang menikmati cokelat batangan.

Aku heran, kenapa ada orang tua yang masih melarang anaknya makan cokelat. Yang jelas-jelas sangat di sukai anak-anak.

Evil old man (orang tua yang jahat)

Begitulah caption yang menyertai postingan gadis itu.

Sasha masih memperhatikan, hingga senyuman itu pun kembali terbenam.

Dan Anjas pun menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.

"Anjas, kamu sudah makan?" tanya Oma Lidya sembari menoleh. Namun hanya sekilas, sebab kini Oma Lidya melirik ke arah Sasha.

"Belum Ma," jawab Anjas singkat.

Membuat Oma Lidya tersenyum senang. Karena rencananya kali ini akan berjalan mulus. Yaitu, mendekatkan hubungan Anjas dan Sasha.

"Kebetulan sekali, kayaknya Sasha juga belum makan kan? Gimana kalau kalian berdua makan malam di luar saja. Nara biar sama Mama. Sebentar lagi juga Anjani pulang. Lagian juga, ada si Bibi. Kamu tidak perlu khawatir meninggalkan Nara. Nara juga kan cucu Mama."

"Gimana? Kamu mau kan? Kasihan, Sasha udah kelaperan." Tambah Oma Lidya cepat.

Anjas malah melirik ke arah Sasha. Namun belum juga memberikan tanggapan.

"Tidak usah Tante, biar aku makan di rumah saja. Lagi pula Anjas pasti capek. Biar Anjas istirahat dulu. Makan malamnya bisa kapan-kapan kan?" tolak Sasha dengan halus. Meskipun sebenarnya hatinya menginginkannya.

Kapan lagi dia bisa berduaan dengan Anjas. Mengingat, setiap waktu yang mereka habiskan, pasti ada Nara di antara mereka. Membuat Sasha jadi tidak leluasa mengutarakan perasaannya.

"Baiklah." Jawab Anjas singkat. Namun berhasil membuat Sasha tersenyum bahagia.

"Tunggu apa lagi. Ayo cepetan, kamu siap-siap." Desak Oma Lidya sambil mendorong Anjas agar segera bangkit dari duduknya.

Anjas pun menuruti perintah mamanya. Entah dengan senang hati, atau justru karena terpaksa. Karena Sasha sudah banyak membantunya dalam merawat Nara.

__

"Heran aja, kenapa masih ada orang tua yang melarang anaknya makan cokelat dan permen. Kasihan kan, masa kecil mereka jadi tidak berkesan. Masa kecil tidak bahagia. Tega orang tua yang seperti itu." Ujar Mita dengan wajah kesal.

Nayla sudah terlihat bersemangat ingin menanggapi ucapan Mita, namun dengan cepat Mita menempelkan telunjuknya di bibirnya. Yang artinya, jangan kencang-kencang suaranya. Sambil mengedarkan pandangannya.

Nayla mengerti dengan isyarat itu. Sudah pasti para pengunjung kafe yang lain akan menyerang mereka dengan berbagai jenis umpatan. Seperti waktu itu.

"Oke." Ucapnya lirih sambil mengacungkan jempolnya. Nayla memang sahabat Mita yang paling bersemangat.

Nayla mengelola toko online nya sendiri. Bahkan dia sudah memiliki ruko yang menjual berbagai macam produk siap jual. Seperti pakaian, tas, sepatu, dan berbagai jenis lainnya. Tidak heran jika dia punya banyak waktu untuk sekedar nongkrong bersama sahabatnya. Sebab jam kerjanya yang begitu fleksibel.

"Sebagai orang tua yang baik, tentu saja mereka melarang anak-anaknya makan cokelat dan permen. Karena itu tidak baik untuk kesehatan gigi anak-anak. Begitu saja kamu tidak mengerti. Kamu kan guru TK. Gimana sih?" seru Nayla dengan nada pelan agar tidak mengganggu pengunjung kafe yang lain.

"Oh ya Mit, by the way, udah empat tahun nih. Apa kamu sama sekali tidak kepikiran untuk mencari pengganti Anjas gitu. Apa kamu mau sendiri terus?" tanya Nayla cepat.

Mita mengembuskan napasnya kasar.

Pengganti Anjas?

Jujur, Mita belum memikirkan soal pria hingga detik ini. Apa yang di lakukan Anjas terhadapnya dulu, sudah cukup membuatnya trauma.

Yang kata Nayla, pria yang entah dari planet mana, alien jenis apa. Sesungguhnya, Mita pun belum begitu mengenal baik Anjas. Pria sederhana yang berprofesi sebagai barista di coffeshop langganan Mita dulu.

Anjas tahu Mita adalah seorang guru Taman Kanak-Kanak. Namun belum sekalipun Anjas bertandang ke sekolahan Mita. Mengingat pekerjaannya sebagai barista, yang mengharuskannya bekerja dari pukul 10 pagi hingga pukul 11 malam.

"Makhluk yang bernama pria, entah kenapa aku merasa benci. Apalagi kalau harus berhubungan dengan mereka."

"Masih trauma ya? Jangan kelamaan kali. Nanti kamu jadi perawan tua."

"Lebih baik seperti itu. Lebih enjoy menjalani hidup. Tidak ada beban."

"Eh, siapa bilang. Ada bebannya kali. Beban gunjingan orang." Nayla cekikikan. Membuat Mita harus memelototinya.

Namun tawa Nayla justru pecah. Hingga pengunjung kafe yang lain serentak mengalihkan pandangan ke arah mereka. Sambil menatap garang.

"Upsss!" Nayla membekap mulutnya sendiri.

__

Sementara itu, Sasha terlihat sedikit kesal. Namun tidak berani menunjukannya di depan Anjas.

Sebelumnya dia sempat berpikir, kalau Anjas akan mengajaknya makan di sebuah restoran berbintang. Tapi Anjas malah mengajaknya ke sebuah kafe di pinggir jalan.

Tanpa sadar, dan tanpa ada yang menyadari, Anjas dan Sasha mengambil duduk di meja yang bersebelahan dengan meja Mita dan Nayla. Dan posisi duduk mereka saling memunggungi.

Tak lama berselang, pelayan kafe pun datang menawarkan menu.

"Mau pesan apa Pak?" tanya si pelayan kafe.

Anjas tidak menjawab. Sasha sudah tahu kebiasaan Anjas. Setiap kali mereka makan bersama, Sasha yang selalu memesan menunya. Dan untungnya, Anjas tidak pernah menolak menu apapun yang di pesan oleh Sasha.

"Spaghetti sama orange jus aja. Dua ya?"

Pelayan itu mengangguk, "segera kami siapkan." Kemudian berlalu pergi.

Anjas masih saja diam seribu bahasa. Sementara Sasha, otaknya sibuk berpikir keras mencari topik apa yang cocok sebagai obrolan mereka malam ini.

Sementara di meja sebelah, Mita tengah asyik menatap layar ponselnya.

Kedua bola mata indahnya membulat seketika. Saat dia mendapati seseorang yang sudah membuat dunianya hancur tiba-tiba menjadi followersnya di instagram. Sontak saja dia langsung memblokir akun itu.

"Mau kepo pake akun baru ya?" gumam Mita sambil menatap layar ponselnya.

"Siapa sih?" tanya Nayla heran.

"Alien sialan."

"Ha ha ha ... udah empat tahun loh. Tapi dia masih ingat kamu. Itu artinya kamu masih punya harapan."

"Tidak akan pernah. Jangan mimpi."

"Ha ha ha ... Anamita, itu baru sahabat aku."

Mendengar nama itu, sontak saja pria yang membelakangi Mita memalingkan wajahnya ke belakang. Menatap punggung Mita.

Mita masih belum menyadarinya. Hanya Nayla yang melihat Anjas tengah memandangi sahabatnya itu. Dan matanya langsung berbinar, kala melihat ada seorang pria tampan yang duduk di meja sebelah.

"Udah, pulang yuk." Ajak Mita kemudian bangkit dari duduknya.

"Ayo..." Nayla nampak enggan beranjak dari duduknya. Sebab di depannya ada makhluk tampan yang entah sejak kapan sudah menghuni meja itu.

Mita pun membalikkan tubuhnya dan hendak beranjak pergi. Namun langkahnya terhenti, dan tidak sengaja menabrak seseorang yang tiba-tiba saja sudah berdiri di depannya. Dan menghalangi jalannya.

"Aww ... maaf, maaf, saya tidak sengaja." Ucap Mita terbata.

"Sudah mau pergi?"

Mita tertegun.

Suara itu?

Suara yang sangat familiar di telinganya. Dulu. Apakah itu dia? Mungkinkah itu dia?

Mita pun mengangkat pandangannya. Dan kedua matanya terbelalak sempurna.

Absolutely correct (tepat sekali)

There he is (itu dia)

Anjas!

*

*

*

...-Bersambung-...

Terpopuler

Comments

Mama Una

Mama Una

Cepat x ketemunya😘😘😘

2023-05-24

1

dalla.dalla

dalla.dalla

baru mau bilang gini ahhhh

2023-01-24

0

dalla.dalla

dalla.dalla

aaa pasti alasan Anjas batal nikah ada hubungan nya ama ini, trus nara itu pasti aslinya ponakan nya dia ya...

2023-01-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!