eps2

Di kediaman Arianti.

”Mama, Arianti sudah selesai makan. Arianti pergi ke rumahnya Fitria sekarang ya, Mah.” pamit Arianti pada ibunya.

Ia mengambil tas dan memakainya, ia juga menyium punggung telapak tangan ibunya.

”Iya, hati-hati di jalan, Nak! Ingat, jangan bermain di jalan saat pergi ke kebun! Dan jangan pulang kemalaman!” sahut ibu Arianti menasehati.

”Iya, Mama.”

Arianti pergi ke rumah Fitria. Ia di sambut langsung oleh Fitria yang baru keluar dari rumah.

”Arianti, kamu sudah datang? Kamu sudah izin pada orang tuamu untuk pergi ke kebun?” tanyanya.

”Iya, aku sudah izin, kalau kamu?”

”Aku juga sudah.” jawab Fitria.

”Kalau begitu, ayo kita pergi ke rumah Syakila.” ajak Arianti. Ia menggandeng tangan Fitria.

”Ayo. Tapi, kita jemput Sartini dulu sama Helena, baru kita sama-sama ke rumahnya Syakila ya.” tawar Fitria.

Arianti mengangguk. Mereka berdua berjalan sambil bersenandung riang ke rumah Sartini. Mereka tiba di depan rumah Sartini yang pintunya masih tertutup.

"Assalamu 'alaikum... Sarti..ni... ini kami Sartini..” Anti dan Fitria bersamaan memanggil Sartini, sambil mengetuk pintu rumahnya.

”Iya sebentar ya...!” sahut Sartini dari dalam rumahnya.

Ia sedang memasukkan buku PR ke dalam tas, lalu menyium telapak tangan orang tuanya sambil berpamitan. Setelah itu, ia keluar untuk menemui temannya.

”Hai, kalian sudah izin sama orang tua kalian untuk pergi ke kebun?” tanyanya kepada kedua temannya itu.

”Iya, sudah. Kalau gak, mana mungkin kami berada disini sekarang sambil menyandang tas.” jawab Fitria dan Arianti bersamaan.

”Oh, baguslah! Kirain, kalian lupa izin lagi.” Sartini melihat Arianti, ”Eh, An, kamu gak lupa bawa buku paket yang di minta Syakila kan?” tanyanya.

Pada dasarnya, Arianti adalah orang yang pelupa. Karena itulah Sartini bertanya untuk memastikan jika ia tidak lupa membawa buku yang butuhkan Syakila.

”Tunggu! Aku cek ulang dulu.” ucap Arianti.

Ia membuka kembali tasnya, mengeluarkan buku-buku yang di bawanya. Ia tersenyum melihat buku paket yang di pesan Syakila ada dalam tasnya.

”Alhamdulillah, iya aku bawa bukunya.” ucapnya senang, sambil menyandang kembali tasnya. ”Ayo kita jalan!”

”Ya, ayo!”

Mereka bertiga berjalan ke rumahnya Helena. Dari jauh, mereka melihat Helena yang baru keluar dari rumahnya sambil menyandang tas.

Mereka bertiga berlari cepat menghampiri Helena.

”Helena...kami datang...!” teriak mereka bertiga.

”Eh, kalian datang menjemput ku?” Helena terkejut melihat kehadiran ketiga temannya itu. Mereka bertiga kompak mengangguk.

”Kalau gitu, ayo kita pergi ke rumahnya Syakila sama-sama.” ajaknya.

”Ok, ayo pergi!” ucap ketiga temannya tersebut dengan kompak.

Rumah Helena dan Syakila tidak terlalu jauh jaraknya. Kini, mereka sudah berdiri di depan pintu rumah Syakila. Mereka memanggil nama Syakila sambil mengetuk pintu rumahnya.

”Syakila... Sya ... kami datang Syakila...!” teriak mereka bersamaan.

Syakila segera membuka pintu rumah setelah mendengar namanya di panggil. Ia melihat temannya sudah bersiap.

”Eh, kalian sudah datang? Kalian semua sudah izin sama ayah dan ibu kalian, belum?” tanyanya.

”Iya, aku diizinkan sama ayah dan ibuku.” sahut mereka bersamaan.

”Oh, baguslah! Kirain kalian gak izin lagi sama orang tua kalian. Tunggu sebentar ya, aku mau ambil tas ku dulu di dalam.” ucap Syakila.

”Iya, cepat yah!" sahut mereka kompak.

Syakila mengangguk. Ia segera masuk ke dalam rumah. Tidak lama kemudian, ia kembali lagi ke depan menemui temannya dengan menyandang tas. Ia mengunci pintu rumahnya.

”Ayo kita pergi!” ajak Syakila.

”Iya, ayok!” sahut para sahabatnya dengan kompak.

Mereka berjalan kaki untuk pergi ke kebun. Jalan untuk menuju kebun tidaklah bagus dan mulus seperti jalan raya. Jalannya sedikit berlumpur akibat hujan yang turun, juga terdapat batu-batu kerikil kecil.

Berjalan kaki pergi ke kebun adalah hal biasa bagi mereka yang berkehidupan di kampung, meskipun jalannya yang tidak bagus dan juga jaraknya yang jauh. Kebun milik orang tua Syakila memang sangat jauh, jalannya pun melewati pekuburan umum menembus hutan.

Untuk sampai di kebun Syakila menggunakan dua jalur, jalur sungai dan jalan kuburan. Mereka memilih jalan kuburan untuk pergi ke kebun, karena di saat mereka pulang dari kebun nanti, mereka akan mengambil jalur sungai.

Setelah menempuh waktu satu jam lebih dalam perjalanan, kini mereka sampai di kebun. Namun, kebun Syakila melewati dua kebun milik orang baru lagi, baru sampai di kebunnya.

Mereka melihat Sarmi, mamanya Syakila sedang berjongkok mencabut rumput-rumput kecil yang tumbuh di samping samping sayur juga jagung. Mereka menyapanya.

”Assalamu 'alaikum, Bu.” sapa Syakila.

”Assalamu 'alaikum, Tante.” sapa teman-teman Syakila.

”Eh, kalian! Wa 'alaikum salam.” sahut Sarmi.

Ia berdiri untuk menyambut kedatangan anaknya dan teman-temannya itu. Mereka semua mencium punggung telapak tangan Sarmi secara bergantian mengikuti Syakila.

”Ibu, ayah di mana, Bu?" tanya Syakila.

Syakila tahu jika ayahnya tidak sedang berada di kebun. Jika ada ayahnya, yang menyambut kedatangannya, yang pertama adalah ayahnya, baru mamanya.

”Ayah mu lagi mencari kayu bakar di hutan.” sahut Sarmi.

”Oh,” singkat Syakila menyahuti.

”Kalau kakak? Kakak sudah kesini, Ibu?” tanyanya lagi menanyakan keberadaan kakaknya, Fatma.

Fatma tidak tinggal bersama mereka, ia lebih memilih tinggal bersama bibinya, adik dari Sarmi.

”Kakak mu besok baru kesini, Asya.” jawab Sarmi.

Ia sedang mencari cincinnya yang jatuh saat ia berdiri terburu-buru tadi. Ia mencari melihat ke kiri dan kanannya.

”Ibu, Ibu lagi cari apa?”

”Ibu sedang mencari cincin, cincin ibu jatuh tadi.” jawab Sarmi sambil terus mencari cincinnya.

Syakila ikut membantu mencari cincin ibunya, bukan hanya Syakila, tetapi temannya juga ikut mencari.

”Alhamdulilah, sudah ketemu!” ucap Sarmi senang sambil melihat cincin tersebut. Cincin itu adalah cincin mas kawinnya dari Halim. Ia memakai kembali cincinnya.

”Syukurlah! Ibu, kalau nenek di mana, Bu?”

”Nenekmu ada di rumah-rumah yang di atas sana!” jawab Sarmi sambil menunjuk rumah-rumah yang di maksud. ”Nenek mu lagi menjaga sayur labu juga tomat yang sudah berbuah.”

”Oh. Asya naik ke rumah dulu, lihat adik.”

”Iya, tapi, jangan ganggu adik mu.” sahut Sarmi.

Syakila mengangguk, ia menaiki anak tangga rumah untuk menemui adik-adiknya. Adik-adiknya lagi tertidur dengan pulas.

”Asya...”

Syakila mendengar suara ibunya yang memanggilnya dari luar.

”Iya, Ibu. Asya disini!” sahutnya, ia berdiri di bibir pintu rumah.

Ibu Sarmi mengangkat wajahnya melihat syakila, ”Makan dulu, Nak! Ajak juga dengan teman-teman mu untuk makan. Ibu sudah memasak jagung dengan ikan pindang. Ayo turun makan!" ucapnya.

”Iya Bu.”

Syakila segera turun dan pergi ke gode-gode yang terbuat dari bambu untuk tempat bersantai dan berkumpul untuk makan.

”Teman-teman, ayo kita makan dulu.” ajaknya pada temannya.

”Terima kasih, Tante, Asya, aku sudah makan sebelum kesini.” sahut Arianti menolak.

”Aku juga sudah makan.” tolak Helena.

”Aku juga sudah makan.” ucap Fitria dan Sartini bersamaan menolak.

”Kalau begitu, aku makan dulu, yah! Habis ini, baru kita kerjakan PR sama-sama.” sahut Syakila.

Teman-temannya mengangguk. Sarmi tersenyum lembut melihat Syakila dan teman-temannya.

Syukurlah masih ada yang mau berteman dengan anakku, meskipun anakku bukan dari anak yang berada.

Mereka memang bukan dari kalangan orang yang berada, kehidupan mereka sehari-hari hanya berkebun. Mereka pergi ke pasar hanya sesekali untuk menjual beberapa hasil kebun dan membeli kebutuhan sehari-hari.

Syakila menikmati makanannya meskipun hanya jagung dan ikan pindang yang ia makan. Beberapa menit kemudian, ia telah selesai makan. Ia kembali menemui temannya.

”Teman-teman, kita ke sana saja yuk! Kita kerjakan PR di rumah-rumah itu.” ucapnya sambil menunjuk rumah-rumah tempat neneknya berada.

”Ok, ayok!” sahut mereka kompak.

”Kalian duluan lah, aku pamit dulu sama ibuku.” ucap Syakila lagi. Teman-temannya mengangguk, mereka jalan duluan. Sedangkan Syakila, ia pergi menemui ibunya.

”Ibu, Asya sama teman-teman ke rumah atas ya Bu untuk temani nenek di sana, sekalian buat PR.” ucapnya berpamitan.

”Iya, Nak! Hati-hati kalau jalan yah, Nak. Ada beberapa titik jebakan yang terpasang di tanah untuk perangkap babi hutan.” sahut Sarmi mengingatkan.

”Iya, Ibu.” ucap Syakila.

Ia pergi menyusul temannya yang belum jauh melangkah, ”Teman-teman, hati-hati, lihat pijakan kalian, ada jebakan yang di pasang untuk babi hutan. Jangan sampai kalian menginjaknya.” ucapnya menasehati temannya, ketika ia sudah bergabung dengan teman-temannya.

”Oh, ok.” sahut temannya kompak.

Mereka berjalan dengan hati-hati memperhatikan setiap langkah kaki mereka. Kini, mereka telah sampai.

”Wah! Ternyata dari sini kita memandang ke bawah sana sangat indah, yah!” ucap Arianti, yang tertegun melihat indahnya perkebunan dari atas.

”Iya, itu benar!” ucap Fitria mengiyakan, ”Eh, ternyata, disini kamu tanam bunga juga, Sya?” tanyanya, saat melihat deretan bunga yang rapi.

Syakila memang menyukai tanaman bunga, di depan rumahnya yang di kampung, berjejer bunga-bunga yang di tanaminya. Terutama bunga matahari yang menjadi bunga kesukaannya.

Ia mengangguk sambil tersenyum, ”Iya, selama kalian berkunjung ke sini, kalian belum pernah ku ajak ke sin, kan?”

”Iya, kamu curang! Kalau tahu di sini lebih bagus, dari pertama kita ke kebun, ini akan menjadi tempat favorit kita, jika ke sini.” ucap Helena.

”Maaf, maaf! Makanya aku gak ngajak kalian ke sini, takutnya kalian tidak kuat lagi untuk ke sini, setelah capek berjalan dari kampung ke kebun.” sahut Syakila membela diri.

Ia duduk sebentar di teras rumah yang terdiri dari satu papan kayu. ”Nenek, Nenek ada di dalam?”

Tidak terdengar sahutan dari dalam rumah-rumah tersebut, Mungkin nenek lagi tidur. Benak Syakila.

Ia menarik tali yang terulur dari atas pintu rumah tersebut untuk membuka pintunya.

Krak! Pintu yang hanya terbuat dari kayu, terbuka. Ia melihat neneknya sedang tidur.

”Teman- teman, ayo masuk ke dalam!” ajaknya pada temannya, ”Tapi, jangan ribut yah, nenekku lagi tidur.”

Teman Syakila mengangguk. Mereka masuk ke dalam rumah tanpa berisik. Syakila menghampiri neneknya.

Nenekku pasti semalam tidurnya tidak nyenyak. Tidur di kebun memang kurang nyenyak karena harus tetap terjaga untuk menjaga hasil kebun dari babi hutan juga monyet.

Ia tersenyum bahagia melihat muka neneknya yang tertidur dengan pulas. Tangannya terulur membelai pipi neneknya yang sudah keriput itu.

Meski nenek sudah berumur, tapi masih kuat untuk pulang pergi ke kebun dan ke kampung. Aku juga ingin kuat seperti nenek.

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

2like hadir kak semangat. like balik iya

2022-11-06

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

masih nymak spriy bagus ceritau...smngat y

2021-07-10

2

mutoharoh

mutoharoh

syakila semangat kamu pasti bisab

2021-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps2
3 eps3
4 eps4
5 eps5
6 eps6
7 eps7
8 eps8
9 eps9
10 eps10
11 eps 11
12 eps12
13 eps13
14 eps14
15 eps15
16 eps16
17 eps17
18 eps18
19 eps19
20 eps20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 esp 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 eps 81
82 eps 82
83 eps 83
84 eps 84
85 eps 85
86 eps 86
87 eps 87
88 eps 88
89 eps 89
90 eps 90
91 eps 91
92 eps 92
93 eps 93
94 eps 94
95 eps 95
96 eps 96
97 eps 97
98 eps 98
99 eps 99
100 eps 100.
101 eps 101
102 eps 102
103 eps 103
104 eps 104
105 eps 105
106 eps 106
107 eps 107
108 eps 108
109 eps 109
110 eps 110
111 eps 111
112 eps 112
113 eps 113
114 eps 114
115 eps 115
116 eps 116
117 eps 117
118 eps 118
119 eps 119
120 eps 120
121 eps 121
122 eps 122
123 eps 123
124 eps 124
125 eps 125
126 eps 126
127 eps 127
128 eps 128
129 eps 129
130 eps 130
131 eps 131
132 eps 132
133 eps 133
134 eps 134
135 eps 135
136 eps 136
137 eps 137
138 eps 138
139 eps 139
140 eps 140
141 eps 141
142 eps 142
143 eps 143
144 eps 144
145 eps 145
146 eps 146
147 eps 147
148 eps 148
149 eps 149
150 eps 150
151 eps 151
152 eps 152
153 eps 153
154 eps 154
155 eps 155
156 eps 156
157 Eps 157
158 eps 158
159 eps 159
160 eps 160
161 eps 161
162 eps 162
163 eps 163
164 eps 164
165 eps 165
166 eps 166
167 eps 167
168 eps 168
169 eps 169
170 eps 170
171 eps 171
172 eps 172
173 eps 173
174 eps 174
175 eps 175
176 eps 176
177 eps 177
178 eps 178
179 eps 179
180 eps 180
181 eps 181
182 eps 182
183 eps 183
184 eps 184
185 eps 185.
186 eps 186
187 eps 187.
188 eps 188
189 eps 189
190 eps 190
191 eps 191
192 eps 192
193 eps 193
194 eps 194
195 eps 195
196 epos 196
197 eps 197
198 eps 198
199 epos 199
200 eps 200.
201 eps 201
202 eps 202
203 eps 203
204 eps 204
205 eps 205
206 eps 206
207 eps 207
208 eps 208
209 eps 209
210 eps 210
211 eps 211
212 eps 212
213 eps 213
214 eps 214
215 eps 215
216 eps 216
217 eps 217
218 eps 218
219 eps 219
220 eps 220
221 eps 221
222 eps 222
223 eps 223
224 eps 224
225 eps 225
226 eps 226
227 eps 227
228 eps 228
229 eps 229
230 eps230
231 eps 231
232 eps 232
233 eps 233
234 eps 234
235 eps 235
236 eps 236
237 eps 237
238 eps 238
239 eps 239
Episodes

Updated 239 Episodes

1
eps 1
2
eps2
3
eps3
4
eps4
5
eps5
6
eps6
7
eps7
8
eps8
9
eps9
10
eps10
11
eps 11
12
eps12
13
eps13
14
eps14
15
eps15
16
eps16
17
eps17
18
eps18
19
eps19
20
eps20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
esp 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
eps 81
82
eps 82
83
eps 83
84
eps 84
85
eps 85
86
eps 86
87
eps 87
88
eps 88
89
eps 89
90
eps 90
91
eps 91
92
eps 92
93
eps 93
94
eps 94
95
eps 95
96
eps 96
97
eps 97
98
eps 98
99
eps 99
100
eps 100.
101
eps 101
102
eps 102
103
eps 103
104
eps 104
105
eps 105
106
eps 106
107
eps 107
108
eps 108
109
eps 109
110
eps 110
111
eps 111
112
eps 112
113
eps 113
114
eps 114
115
eps 115
116
eps 116
117
eps 117
118
eps 118
119
eps 119
120
eps 120
121
eps 121
122
eps 122
123
eps 123
124
eps 124
125
eps 125
126
eps 126
127
eps 127
128
eps 128
129
eps 129
130
eps 130
131
eps 131
132
eps 132
133
eps 133
134
eps 134
135
eps 135
136
eps 136
137
eps 137
138
eps 138
139
eps 139
140
eps 140
141
eps 141
142
eps 142
143
eps 143
144
eps 144
145
eps 145
146
eps 146
147
eps 147
148
eps 148
149
eps 149
150
eps 150
151
eps 151
152
eps 152
153
eps 153
154
eps 154
155
eps 155
156
eps 156
157
Eps 157
158
eps 158
159
eps 159
160
eps 160
161
eps 161
162
eps 162
163
eps 163
164
eps 164
165
eps 165
166
eps 166
167
eps 167
168
eps 168
169
eps 169
170
eps 170
171
eps 171
172
eps 172
173
eps 173
174
eps 174
175
eps 175
176
eps 176
177
eps 177
178
eps 178
179
eps 179
180
eps 180
181
eps 181
182
eps 182
183
eps 183
184
eps 184
185
eps 185.
186
eps 186
187
eps 187.
188
eps 188
189
eps 189
190
eps 190
191
eps 191
192
eps 192
193
eps 193
194
eps 194
195
eps 195
196
epos 196
197
eps 197
198
eps 198
199
epos 199
200
eps 200.
201
eps 201
202
eps 202
203
eps 203
204
eps 204
205
eps 205
206
eps 206
207
eps 207
208
eps 208
209
eps 209
210
eps 210
211
eps 211
212
eps 212
213
eps 213
214
eps 214
215
eps 215
216
eps 216
217
eps 217
218
eps 218
219
eps 219
220
eps 220
221
eps 221
222
eps 222
223
eps 223
224
eps 224
225
eps 225
226
eps 226
227
eps 227
228
eps 228
229
eps 229
230
eps230
231
eps 231
232
eps 232
233
eps 233
234
eps 234
235
eps 235
236
eps 236
237
eps 237
238
eps 238
239
eps 239

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!