eps4

Malam hari di kebun Sarmi.

”Bapak baru pulang?” tanya Sarmi pada suaminya.

Ia melihat Halim, suaminya yang baru datang dengan memikul kayu bakar. Halim menurunkan kayu-kayu bakar yang dipikulnya ke tanah.

Ia duduk bersandar pada dinding gode-gode mengistirahatkan dirinya, ia memandang istrinya.

”Iya, sayang. Maaf, Papa lama datangnya. Mari sini duduk di sampingku.” sahutnya sambil menepuk lantai di sampingnya.

Sarmi datang mendekat dengan membawa segelas air putih di tangannya, ia memberikan gelas berisi air itu kepada Halim, suaminya. Lalu, ia duduk di samping suaminya tersebut.

Halim meminum airnya sampai habis, lalu, ia meletakkan gelas kosong itu di samping kirinya. Ia memandang wajah istrinya lekat lekat.

”Ada apa Pa, mengapa memandang Mama seperti itu? Apa ada yang salah dengan wajah Mama?”

Halim menggeleng, ia tersenyum kecil. ”Tidak ada apa-apa di wajah Mama, hanya saja...Mama semakin cantik.” godanya.

”Apaan sih, Pa. Sudah tua, gombalnya Uda gak laku lagi, Pa.” ucap Sarmi, namun, wajahnya terlukis jika ia senang di puji oleh suaminya tersebut.

Halim terkekeh menerima cubitan kecil di lengannya, ”Mama, tadi Papa bertemu dengan temannya Papa di jalan, saat Papa mau masuk ke hutan, yang kebetulan dia ingin menemui adiknya yang ada di kebun. Papa di ajak duduk sebentar untuk bercerita dengannya.”

Ia menceritakan alasan keterlambatannya pulang ke kebun. Tanpa menunggu Sarmi bertanya padanya.

”Oh, jadi karena itu Papa terlambat pulangnya? Teman mu yang mana, Pa? Teman mu terlalu banyak. Apa yang dia bicarakan sama Papa?” sahut Sarmi penasaran. Ia memperhatikan wajah suaminya dengan serius.

”Namanya Anton, Mama mengenalinya. Dia menawarkan Papa sesuatu, tapi, Papa belum menjawab keinginannya. Papa ingin berunding denganmu dulu, baru Papa akan menjawab apa Papa akan menerima atau menolak tawarannya itu.” ucap Halim sambil mencubit sedikit hidung mancung istrinya.

”Memangnya, harus ya berunding dulu dengan Mama, Pa? Sepertinya sangat penting dan serius! Tentang apa itu Pa?”

Halim menghela nafas, ”Iya, ini memang penting untuk kelangsungan hidup kita, Ma. Dia menawarkan Papa untuk kerja sama dalam urusan berdagang.” ucapnya

”Lalu?”

”Jika Mama menyetujui dan mengizinkan Papa, Papa akan menerima tawarannya. Bagaimana menurut, Mama?”

Sarmi tersenyum, ”Jika menurut Papa itu baik untuk kita, jangan ragu, Papa terima saja.”

Halim bahagia mendengarnya, ”Jadi, Mama setuju jika Papa menerima tawarannya Anton?” tanyanya kembali memastikan.

Sarmi mengangguk, ”Iya, Mama setuju.” jawabnya meyakinkan.

”Kalau begitu, Papa akan menemui Anton besok di kampung. Papa akan memberitahunya jika Papa menerima tawarannya. Sekaligus Papa akan mengambil tiketnya.” ucap Halim dengan bahagia.

Sarmi terbengong menatap suaminya.

Mengambil tiket? Untuk apa? Jangan-jangan suamiku akan pergi ke kota A, karena Anton berdagang di sana?

”Kenapa bengong, Ma?” tanya Halim lembut memegang dagu istrinya, saat ia melihat istrinya terbengong.

”Mama bingung tentang ucapan Papa mengambil tiketnya. Apa maksud Papa? Papa akan merantau ke kota A?” tanya Sarmi dengan ragu-ragu.

”Oh, itu. Iya, Papa akan berangkat lusa ke kota A. Karena, di sanalah tempat usaha Anton. Lalu, apa Mama berubah pikiran? Tidak mengizinkan Papa ke sana?”

Sarmi terdiam.

Benarkan suamiku akan berangkat ke kota tersebut. Apa aku harus mengizinkannya? Jika aku tidak mengizinkan, apa dia akan kecewa padaku?

Ia memandang suaminya, suaminya itu sedang memandang penuh harap kepada dirinya agar ia diizinkan. Ia berpikir, ini juga untuk kebaikan mereka sekeluarga. Sarmi yang memandang suaminya tanpa kedip itu, ia tahu dari tatapan matanya, jika ia sangat berharap untuk diizinkan pergi ke sana.

Ia melapangkan dadanya. ”Jika itu yang terbaik untuk kita kedepannya, pergilah! Mama mengizinkan Papa untuk merantau ke kota tersebut.” ucapnya sambil tersenyum.

”Mama yakin untuk izinkan Papa?” Halim kembali bertanya untuk meyakinkan. ”Papa di sana akan lama.” katanya dia "Papa di beri waktu selama enam bulan untuk mengatur dagangannya. Jika Papa berhasil dalam waktu enam bulan itu, Papa bisa menjemput mu dan anak-anak untuk pergi ke sana bersama. Kita akan tinggal dan berkumpul bersama di sana.”

”Apa?” Sarmi terkejut. ”Waktu enam bulan? Selama enam bulan Papa di sana dan Mama disini? Kita akan berpisah selama enam bulan, Pa?” Sarmi memasang wajah sedihnya.

Halim mengangguk ragu-ragu. ”Mama tidak setuju?”

Sarmi menghela nafas. Ia mencoba untuk melapangkan lagi hatinya.

”Mama setuju, Pa. Yang penting, Papa jaga diri Papa selama Papa berada di sana. Dan Mama harap, Papa tetap setia pada Mama.”

Halim sangat gembira sekali mendengar perkataan istrinya itu.

”Terima kasih, Mama. Papa janji, Papa akan menjaga diri Papa dengan baik untuk Mama dan untuk anak-anak kita.” ucapnya meyakinkan.

Ia menarik kepala istrinya lalu mengecup dahinya. Sarmi menutup matanya merasakan kecupan hangat di dahinya itu.

Lusa, lusa aku tidak bisa merasakan ciuman hangat di keningku lagi. Karena ia akan pergi ke kota A besok lusa.

”Ibu dimana?” tanya Halim setelah ia melepaskan ciumannya.

”Ibu sudah tidur, setelah selesai makan malam.”

”Anak-anak?”

”Anak-anak juga sudah tidur. Pa, tadi Syakila datang kesini bersama teman-temannya. Sepertinya, dia merindukan Papanya karena ia menanyakan mu terus, bahkan sempat menunggu mu pulang untuk ia berpamitan dengan mu.”

”Hum, Syakila pasti akan merindukan ku.” sahut Halim. ”Mama cemburu?” ucapnya lagi menggoda sang istri.

”Tidak! Mama tidak cemburu!” elak Sarmi. ”Mama tahu dari bayi, Syakila terus menempel padamu, bahkan mau tidur saja kecuali di pelukanmu baru ia nyenyak tidurnya.”

Halim terkekeh mendengar jawaban istrinya. Karena hanya itu-itu saja jawabannya jika sudah bertanya tentang rasa cemburunya.

Syakila memang lebih dekat sama Halim ketimbang sama Sarmi dan hal itu membuat Sarmi cemburu padanya. Karena Syakila tidak ingin bermanja-manja pada Sarmi. Dan itu Halim ketahui dari ibu mertuanya, itulah sebabnya ia selalu menggoda istrinya itu.

”Oh ya? Benarkah begitu?” tanya Halim sambil menahan kekehannya.

Sarmi sangat kesal. Ia berdiri dari duduknya. ”Ah, sudahlah! Malas, aku berbicara.”

Halim tersenyum. Ia menahan tangan istrinya yang hendak pergi darinya, menariknya, sehingga Sarmi terjatuh dalam pelukannya. Ia memeluk istrinya itu dengan mesra.

”Jangan cemburu! Bukankah sering ku beritahu, jika Syakila menyayangimu juga?” ucapnya pelan.

Sarmi mengangguk dalam pelukan suaminya. ”Iya, Pa. Papa, Papa sudah makan malam?”

Halim menggeleng, ”Belum.”

Kening Sarmi mengerut. ”Mama kira Papa sudah makan bersama Anton.”

”Belum, sayang! Papa ingin makan berdua sama Mama.”

”Kalau begitu, bisakah Papa melepaskan pelukannya sebentar? Mama ingin menyiapkan makanan untuk kita. Mama sudah lapar.” ucap Sarmi.

”Hum, baiklah.”

Halim melepaskan pelukannya dan membiarkan sang istri menyiapkan hidangan makan malam untuk mereka berdua. Selama sang istri menyiapkan makanan, ia terus memandangnya.

”Papa mari makan, Mama sudah siapkan semuanya.”

”Hum.” jawab Halim singkat.

Ia mengikuti langkah kaki istrinya. Mereka duduk makan berdua di atas karpet yang di gerai di atas tanah.

Mereka makan seadanya, Jagung, ikan pindang, sayur bening bayam campur terong, dan kukusan ubi jalar dan ubi kayu.

”Mama pasti akan merindukan saat-saat seperti ini, Pa.” ucap Sarmi, setelah mereka selesai makan, mereka kembali duduk di gode-gode.

”Yakinlah Mah, kita akan selalu seperti ini. Ini hanya sementara saja, jika Mama ragu, Papa tidak mengapa untuk membatalkannya.”

”Tidak, Pa! Jangan batalkan! Maaf, jika Mama seperti ini. Mama hanya belum terbiasa jika tidak ada Papa di sisi Mama.” ucap Sarmi dengan sedih.

”Sabarlah sayang, aku pasti akan kembali untuk kalian. Karena kalian sangat berarti untuk hidupku, jika Papa tidak memikirkan masa depan anak-anak, Papa juga tidak ingin berpisah dengan Mama dan anak-anak.” jelas Halim.

Ia membelai punggung istrinya dan membawanya dalam pelukannya.

”Papa sangat menyayangi Mama. Papa tau, apa yang sebenarnya Mama ragukan.” ucapnya lagi.

Sarmi terdiam, ia menegakkan kepalanya melihat Halim, suaminya.

”Papa tau apa yang Mama ragukan?”

Halim mengangguk, ”Papa sangat tahu itu! Mama, ingatlah ini, Papa hanya mencintai Mama seorang di dunia ini. Mama jangan khawatir kan cinta Papa untuk Mama. Hati Papa, jiwa Papa dan raga Papa hanya untuk Mama. Apa Mama masih ragu lagi?” ia menatap lekat wajah istrinya.

”Mama tidak akan ragu lagi jika Papa sudah bisa meyakinkan diri Papa sendiri. Mama percaya kepada Papa.”

”Terima kasih, Ma. Keyakinan dan kepercayaan Mama, juga cinta Mama ke Papa, itu Papa jadikan pegangan Papa untuk semangat mencari nanti selama di sana.” ia mencium kening Sarmi.

Sarmi tersenyum bahagia. Kata-kata yang di utarakan suaminya cukup menenangkan hati dan pikirannya. Ia memang sangat percaya pada suaminya itu.

Malam ini, mereka berbicara berdua di gode gode, di bawah sinaran bulan dan bintang-bintang. Hingga tidak sadar jika Sarmi sudah tertidur dalam dekapan suaminya. Dan suaminya, ia membiarkan dirinya terus mendekap istri tercintanya itu, ia memandang wajah teduh istrinya.

Aku pasti akan merindukan mu yang seperti ini. Yang selalu bermanja di pelukan ku, tertidur dalam dekapan ku. Bersabarlah istriku, aku akan segera kembali nanti untuk kalian. Karena aku tidak bisa hidup tanpa senyuman, belaian, dan kasih sayangmu, istriku. Dan juga suara tawa dan canda dari anak-anak kita.

Ia mencium kening istrinya, lalu ia membaringkan tubuh sang istri dengan pelan di lantai gode-gode dan ia ikut berbaring di sampingnya, tidur terlelap masih dengan mendekap tubuh sang istri.

Terpopuler

Comments

coco

coco

semangat

2021-07-14

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

awas aja klu pa.halim ingkar janji dn me inggalkn iatri dan anak2y...biasay laki2 kli sdh sukses lp akan anak istri..

2021-07-11

2

zien

zien

aku hadir 💗💗 mendukungmu🌹🌹

2021-05-18

3

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps2
3 eps3
4 eps4
5 eps5
6 eps6
7 eps7
8 eps8
9 eps9
10 eps10
11 eps 11
12 eps12
13 eps13
14 eps14
15 eps15
16 eps16
17 eps17
18 eps18
19 eps19
20 eps20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 esp 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 eps 81
82 eps 82
83 eps 83
84 eps 84
85 eps 85
86 eps 86
87 eps 87
88 eps 88
89 eps 89
90 eps 90
91 eps 91
92 eps 92
93 eps 93
94 eps 94
95 eps 95
96 eps 96
97 eps 97
98 eps 98
99 eps 99
100 eps 100.
101 eps 101
102 eps 102
103 eps 103
104 eps 104
105 eps 105
106 eps 106
107 eps 107
108 eps 108
109 eps 109
110 eps 110
111 eps 111
112 eps 112
113 eps 113
114 eps 114
115 eps 115
116 eps 116
117 eps 117
118 eps 118
119 eps 119
120 eps 120
121 eps 121
122 eps 122
123 eps 123
124 eps 124
125 eps 125
126 eps 126
127 eps 127
128 eps 128
129 eps 129
130 eps 130
131 eps 131
132 eps 132
133 eps 133
134 eps 134
135 eps 135
136 eps 136
137 eps 137
138 eps 138
139 eps 139
140 eps 140
141 eps 141
142 eps 142
143 eps 143
144 eps 144
145 eps 145
146 eps 146
147 eps 147
148 eps 148
149 eps 149
150 eps 150
151 eps 151
152 eps 152
153 eps 153
154 eps 154
155 eps 155
156 eps 156
157 Eps 157
158 eps 158
159 eps 159
160 eps 160
161 eps 161
162 eps 162
163 eps 163
164 eps 164
165 eps 165
166 eps 166
167 eps 167
168 eps 168
169 eps 169
170 eps 170
171 eps 171
172 eps 172
173 eps 173
174 eps 174
175 eps 175
176 eps 176
177 eps 177
178 eps 178
179 eps 179
180 eps 180
181 eps 181
182 eps 182
183 eps 183
184 eps 184
185 eps 185.
186 eps 186
187 eps 187.
188 eps 188
189 eps 189
190 eps 190
191 eps 191
192 eps 192
193 eps 193
194 eps 194
195 eps 195
196 epos 196
197 eps 197
198 eps 198
199 epos 199
200 eps 200.
201 eps 201
202 eps 202
203 eps 203
204 eps 204
205 eps 205
206 eps 206
207 eps 207
208 eps 208
209 eps 209
210 eps 210
211 eps 211
212 eps 212
213 eps 213
214 eps 214
215 eps 215
216 eps 216
217 eps 217
218 eps 218
219 eps 219
220 eps 220
221 eps 221
222 eps 222
223 eps 223
224 eps 224
225 eps 225
226 eps 226
227 eps 227
228 eps 228
229 eps 229
230 eps230
231 eps 231
232 eps 232
233 eps 233
234 eps 234
235 eps 235
236 eps 236
237 eps 237
238 eps 238
239 eps 239
Episodes

Updated 239 Episodes

1
eps 1
2
eps2
3
eps3
4
eps4
5
eps5
6
eps6
7
eps7
8
eps8
9
eps9
10
eps10
11
eps 11
12
eps12
13
eps13
14
eps14
15
eps15
16
eps16
17
eps17
18
eps18
19
eps19
20
eps20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
esp 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
eps 81
82
eps 82
83
eps 83
84
eps 84
85
eps 85
86
eps 86
87
eps 87
88
eps 88
89
eps 89
90
eps 90
91
eps 91
92
eps 92
93
eps 93
94
eps 94
95
eps 95
96
eps 96
97
eps 97
98
eps 98
99
eps 99
100
eps 100.
101
eps 101
102
eps 102
103
eps 103
104
eps 104
105
eps 105
106
eps 106
107
eps 107
108
eps 108
109
eps 109
110
eps 110
111
eps 111
112
eps 112
113
eps 113
114
eps 114
115
eps 115
116
eps 116
117
eps 117
118
eps 118
119
eps 119
120
eps 120
121
eps 121
122
eps 122
123
eps 123
124
eps 124
125
eps 125
126
eps 126
127
eps 127
128
eps 128
129
eps 129
130
eps 130
131
eps 131
132
eps 132
133
eps 133
134
eps 134
135
eps 135
136
eps 136
137
eps 137
138
eps 138
139
eps 139
140
eps 140
141
eps 141
142
eps 142
143
eps 143
144
eps 144
145
eps 145
146
eps 146
147
eps 147
148
eps 148
149
eps 149
150
eps 150
151
eps 151
152
eps 152
153
eps 153
154
eps 154
155
eps 155
156
eps 156
157
Eps 157
158
eps 158
159
eps 159
160
eps 160
161
eps 161
162
eps 162
163
eps 163
164
eps 164
165
eps 165
166
eps 166
167
eps 167
168
eps 168
169
eps 169
170
eps 170
171
eps 171
172
eps 172
173
eps 173
174
eps 174
175
eps 175
176
eps 176
177
eps 177
178
eps 178
179
eps 179
180
eps 180
181
eps 181
182
eps 182
183
eps 183
184
eps 184
185
eps 185.
186
eps 186
187
eps 187.
188
eps 188
189
eps 189
190
eps 190
191
eps 191
192
eps 192
193
eps 193
194
eps 194
195
eps 195
196
epos 196
197
eps 197
198
eps 198
199
epos 199
200
eps 200.
201
eps 201
202
eps 202
203
eps 203
204
eps 204
205
eps 205
206
eps 206
207
eps 207
208
eps 208
209
eps 209
210
eps 210
211
eps 211
212
eps 212
213
eps 213
214
eps 214
215
eps 215
216
eps 216
217
eps 217
218
eps 218
219
eps 219
220
eps 220
221
eps 221
222
eps 222
223
eps 223
224
eps 224
225
eps 225
226
eps 226
227
eps 227
228
eps 228
229
eps 229
230
eps230
231
eps 231
232
eps 232
233
eps 233
234
eps 234
235
eps 235
236
eps 236
237
eps 237
238
eps 238
239
eps 239

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!