Chapter 4

...Part ini sudah di Revisi, jadi mungkin pembaca lama akan mendapati sedikit perubahan namun tidak mengubah alur dalam skala besar. Terimakasih🙏...

Valerie Pov

Aku terbangun di pagi hari yang cerah, karena cahaya yang merambat masuk lewat jendela dan menerpa wajahku.

Kurenggangkan tubuhku sambil menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya. Hari yang indah, semoga hari ini berjalan dengan lancar.

Kutolehkan kepalaku ke arah nakas dan menemukan ponselku yang kemarin malam aku mainkan terletak rapi di atas meja nakas.

Mataku mengernyit dan tubuhku menegang. Aku jelas mengingat memainkan ponselku ini hingga tertidur bersamanya. Aku memang selalu memiliki kebiasaan buruk memainkan ponsel sampai tertidur. Namun aku sama sekali tak meletakkannya di nakas dan membiarkan ponsel itu ikut tidur di sampingku.

Bibi? Kakek? Nenek? Tidak, mereka tidak akan bisa masuk ke dalam kamarku setelah aku masuk ke sini untuk tidur. Karena aku selalu mengunci kamarku dari dalam. Lagipula, mereka hampir sama sekali tidak pernah masuk ke kamarku saat aku tertidur, karena mereka juga pasti tidur.

Sial, apa jangan-jangan memang ada seseorang benar-benar masuk ke dalam kamarku. Tapi siapa? Rumah ini adalah kawasan elit dengan penjagaan ketat dan sistem rumah yang canggih.

Aku merinding. Apa jangan-jangan ada yang mengawasiku? Kamera tersembunyi? Kepalaku berputar menyusuri kamarku dan mencoba mencari kamera tersembunyi di sana.

Namun 20 menit aku mencari dan tak berhasil menemukan apapun. Aku memutuskan buru-buru mandi dan berangkat ke kantor. Aku tak akan menceritakan ini pada Kakek dan Nenek. Mereka akan khawatir nantinya. Aku akan menceritakan ini pada Melanie. Ya, hanya dia yang aku punya saat ini.

Setelah sampai di kantor, aku buru-buru melangkah menuju ruangan kerja bagian Melanie. Kutatap sosok Melanie yang duduk di kursi kubikelnya sambil sibuk merapikan penampilannya. Aku melangkah cepat ke arahnya, lalu menarik tangannya cepat menuju ruanganku yang lebih tertutup.

"Kau kenapa?" Tanyanya terkejut dengan tarikanku yang tiba-tiba.

"Sudah ikut aku dulu." Ucapku dan akhirnya kami sampai di ruanganku, lalu menutup pintuku dengan rapat.

"Mel, kukira aku tau apa yang terjadi selama ini." Ucapku menatapnya dengan mata melebar.

"Apa?" Tanyanya excited.

"Sepertinya ada seseorang yang memasuki kamarku saat aku tidur." Ucapku. Aku kembali meremang mengingat dan mengaitkan apa yang terjadi padaku beberapa hari ini.

"What? Kau gila ya? Mana mungkin." Ucap Melanie dengan raut tak percaya.

"Aku juga berpikir begitu. Namun kemarin, jelas-jelas aku tak meletakkan ponselku di nakas dan paginya ponsel itu berada di atas nakas dengan rapi. Kau tau sendiri aku selalu memainkan ponsel sampai tertidur. Sebelumnya bibirku robek, leherku juga merah-merah, sepertinya seseorang masuk ke dalam kamarku dan melakukan itu semua." Kataku panjang lebar dengan nada frustasi. Aku gelisah bagaimana bisa ini terjadi padaku?

"Lalu siapa yang melakukannya? Pak Bos Sean?" Aku tersentak mendengar ucapannya. Bagaimana bisa dia berpikir kalau Sean yang melakukan ini.

"Kenapa kau pikirnitu dia?" Tanyaku.

"Kau mengalami kejadian aneh ini setelah Pak Bos muncul, ditambah dia selalu menciummu padahal kalian tidak saling kenal." Jawab Melanie. Aku terperangah dan sedikit membenarkan ucapan masuk akalnya.

"Ahhhhh.... Aku pusing." Rutukku frustasi sambil menutup wajahku kesal. Siapa sih orang itu? Dan anehnya, kenapa aku tidak terbangun walau bibirku sudah sobek begitu? Walau aku ini termasuk kebo, aku pasti bangun merasakan sakit yang seperti itu.

Ting

Aku meraih ponselku yang berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk. Sebuah pesan dari nomor yang tidak aku kenal. Kubuka pesan tersebut dengan rasa penasaran.

Datang ke ruanganku sekarang juga! Menolak, kamu tau hukumannya.

Sean

Mataku melotot melihat nama Sean diakhir kalimat. Bagaimana pria itu bisa mengetahui nomor pribadiku? Aku memiliki dua nomor. Satu pribadi dan satu untuk pekerjaan. Dalam data pribadi karyawan, nomor yang aku cantumkan adalah nomor khusus pekerjaan.

Aku berdecak kesal, sedangkan Melanie menatapku bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku harus pergi, kembalilah keruanganmu! Bye, sampai ketemu nanti siang, aku akan ceritakan nanti." Aku melangkah keluar lebih dulu, meninggalkan Melanie yang menatapku heran.

Aku melangkah cepat menuju lift karyawan dan tanpa menekan tombol apapun, perlahan lift tersebut naik dan berhenti di lantai 77 dengan sendirinya. Lift juga terbuka begitu saja dan aku keluar dengan raut heran, seakan semuanya sudah dikendalikan oleh seseorang.

Kulihat Brenda yang berdiri menatapku tajam, namun kuhiraukan begitu saja dan melangkah melewatinya.

"Kau menjual tubuhmu pada CEO?" Tanyanya marah. Langkahku langsung terhenti dan berbalik menatapnya.

"Apa katamu?" Tanyaku menatapnya tajam. Dia pikir aku ini pel*cur, menjual tubuhku pada bos-bos besar. Perempuan satu ini benar-benar tidak tau diri. Jelas-jelas dia yang selalu melempar tubuhnya menjadi santapan para pria-pria kaya.

"Kau tuli? Kau menjual tubuhmu dan merayu

CEO, apa untuk kenaikan jabatan?" Tanyanya lagi sambil menatapku dengan senyum miring merendahkan.

Kuremas tanganku kuat dengan hati terbakar. Jangan tanya lagi! Aku benar-benar emosi menghadapi jal*ng di depanku ini. Kutarik nafasku dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Mencoba untuk meredakan emosi yang hampir membeludak dalam diriku.

"Aku tidak merayu ataupun menjual tubuhku padanya. Sebaiknya kau tanyakan itu pada dirimu sendiri!" Ucapku dingin, lalu berbalik dan lanjut melangkah ke dalam ruangan CEO, meninggalkan Brenda yang sekarang sedang menggeram marah.

"Aku akan membuktikannya jal*ng." Kudengar ucapan serapahnya, namun tetap berusaha stay cool sebelum masuk ke dalam ruangan Sean.

Tok... Tok... Tok

"Masuk!"

"Ada apa memanggilku?" Tanyaku langsung tanpa berbasa-basi. Kulihat dia memutar kursinya ke arahku, lalu menatapku lekat.

"Kemarilah!" Aku mengernyit curiga. Aku tetap terdiam di tempat sambil menatapnya dengan pikiran melayang. Dia akan melakukan apa sekarang?

"Tidak, kau pasti akan melakukan hal buruk padaku." Ucapku menatapnya tajam. Aku terkesiap kaget saat dia tiba-tiba bangkit berdiri dari kursinya. Dengan muka waspada, aku memundurkan langkahku perlahan saat ia mulai berjalan mendekatiku.

Hingga akhirnya kurasakan punggungku menabrak daun pintu dan berakhir didalam kurungan kedua tangannya. Aku mengangkat kepalaku, menatapnya yang berada cukup dekat denganku. Ya, dia memang tinggi bahkan dengan heels ini pun, aku masih harus mendongak demi melihatnya.

"Kau akan melakukan apa?" Tanyaku gugup sambil menelan salivaku. Jujur, dengan jarak sedekat ini, aku jadi lupa caranya bernafas dengan benar.

Mataku membola saat dia menarik tubuhku ke dalam pelukannya.

"Aku sudah merindukanmu secepat ini." Bisiknya tepat di telingaku. Kurasakan nafasnya menggelitik leherku dan tangannya melingkar di pinggangku.

Aku mencoba menetralkan kembali saraf-saraf dalam tubuhku yang error, karena setiap perlakuan Sean membuatku seketika lupa untuk bertindak benar. Pikiranku mencoba menelaah seluruh perkataannya. Setiap kata yang dikeluarkan olehnya memiliki arti dan makna tersembunyi yang membuat otakku selalu berputar mencari jawabannya.

"Lepas!" Kudorong tubuhnya dan ia melepas pelukannya, namun matanya kembali menatapku tajam, mengintimidasiku, seakan mengancamku untuk tetap diam. Bulu kudukku bahkan berdiri karena tatapan mengerikannya.

"Bersikaplah seperti gadis baik, maka aku akan bersikap jauh lebih baik padamu." Ucapnya dingin, terkesan tegas dan menuntutku untuk tidak membantah.

"Ja... Jadi sebenarnya kau memanggilku untuk apa?" Tanyaku mencoba menghilangkan ketakutan dalam diriku.

"Aku sudah bilang tadi, apa lagi yang kurang jelas" Ucapnya.

Aku menghela nafas frustasi. Pria ini semakin membuat masalah hidupku bertambah.

"Hanya itu?" Tanyaku menatapnya tak percaya.

"Ya, kau mau yang lain?" Tanyanya sambil menatapku miring dengan raut menggoda. Ekspresi wajahnya cepat sekali berubah.

"Yasudah aku pergi." Ucapku kesal dan mencoba langsung melenggang ke luar tanpa mempedulikannya. Namun belum sempat aku membuka pintu besar tersebut, tanganku dicekal dan dia kembali menarikku, dan...

Dia menciumku lembut, tak seperti ciumannya yang liar dan kasar seperti hari-hari sebelumnya. Dia membelai bibirku lembut dan menuntun dengan penuh kasih. Kurasakan tangannya mengelus leherku naik turun dan tangannya yang lain menarik pinggangku mendekat.

Tanpa sadar aku terbuai dalam pautannya dan tak dapat memberontak karna otakku yang tiba-tiba gagal berfungsi dengan baik. Sean melepas ciuman yang ia mulai dan mengusap bibirku lembut.

"Jangan lupakan bibirku! Kau harus mengingatnya selalu!" Aku mendengus kesal, merutuki kenapa bisa-bisanya aku terbuai lagi di dalam pelukan pria ini.

Aku melepaskan diriku dari pelukannya dan melangkah keluar dengan kaki menghentak kesal. Bibir bodoh! Bisa-bisanya kau terbuai begitu? Kam suka dicium olehnya ha? Huhh... Pria itu apa yang sebenarnya dia inginkan?

Bersambung...

Hay.. hay.. hay

Sukak deh Mangatoon udah update version, jadi bisa tambahin gambar kayak gini, buat imajinasi para pembaca 😂

Jangan lupa share, like, komen dan tambah menjadi favorite kalian.

bye😘💕

Terpopuler

Comments

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Sean Vampir kali

2022-03-03

0

Freya

Freya

hmmm.... yayaya😀😀Sean gercep banget klo soal ciuman🤭

2022-01-22

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

knp sean bersikap spt itu kpd valerie bknkah mereka baru kenal??

2021-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Announcement
29 Chapter 27
30 Chapter 28
31 Chapter 29
32 Chapter 30
33 Chapter 31
34 Chapter 32
35 Chapter 33
36 Chapter 34
37 Chapter 35
38 Chapter 36
39 Chapter 37
40 Chapter 38
41 Chapter 39
42 Chapter 40
43 Chapter 41
44 Chapter 42
45 Chapter 43
46 Chapter 44
47 Chapter 45
48 Chapter 46
49 Chapter 47
50 Chapter 48
51 Chapter 49
52 Chapter 50
53 Chapter 51
54 Chapter 52
55 Chapter 53
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chapter 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99 - The End
102 MAMPIR YUK
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Announcement
29
Chapter 27
30
Chapter 28
31
Chapter 29
32
Chapter 30
33
Chapter 31
34
Chapter 32
35
Chapter 33
36
Chapter 34
37
Chapter 35
38
Chapter 36
39
Chapter 37
40
Chapter 38
41
Chapter 39
42
Chapter 40
43
Chapter 41
44
Chapter 42
45
Chapter 43
46
Chapter 44
47
Chapter 45
48
Chapter 46
49
Chapter 47
50
Chapter 48
51
Chapter 49
52
Chapter 50
53
Chapter 51
54
Chapter 52
55
Chapter 53
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chapter 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99 - The End
102
MAMPIR YUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!