Sudah lima hari ini Ezo di rawat di rumah sakit, teman, guru sekolah, teman karate, keluarga dan relasi bisnis Ken yang menjenguk Ezo di rumah sakit.
Opa Tomy Sanjaya dan Mama Meera juga sempat ke rumah sakit karena kebetulan posisi berada di Jakarta.
Hari ini rencana Ezo sudah di perbolehkan pulang, Faro begitu antusias menyambut adiknya pulang karena Ken berjanji akan menceritakan tentang rahasia yang disembunyikan selama ini.
Ezo sudah mulai bisa berjalan walaupun masih menggunakan tongkat kruk untuk membuatnya berjalan.
"Eeee adikku yang ganteng, elo sudah sehat?" tanya Faro sambil mengacak-acak rambutnya saat Faro baru pulang kuliah.
"Jelas dong Bang, gue kan kuat kayak Abang, emang kakak cengeng" jawab Ezo tersenyum melirik Fia dan membetulkan tatanan rambutnya.
"Enak aja, gue tidak cengeng, Abi... umi itu berdua kebiasaan ngeledek terus" jawab Fia dengan menghentakkan kakinya cemberut.
"Abang, adik kebiasaan ya.... sukanya usil, Kakak juga sudah mau lulus SMP masih aja manja" ucap Imma dengan lembut dengan penuh kasih sayang.
Faro dan Ezo tersenyum devill berhasil mengganggu saudara perempuan yang cantik tetapi paling manja diantara bertiga jika berkumpul di rumah.
"Sudah sana, kakak katanya mau ngerjain tugas, adik istirahat dulu di kamar, jangan banyak berjalan dulu" titah Ken dengan bijaksana.
Setelah Ezo dan Fia masuk lift menuju lantai atas, dan Faro juga ingin berjalan ke lantai atas Ken memanggil Faro dengan cepat.
"Abang sini duduk, Abi dan umi ingin bicara sebentar" kata Ken sambil menepuk kursi dengan posisi tengah antara Ken dan Imma.
Faro berjalan mendekati mereka dengan mata berbinar, duduk diantara abi dan uminya karena dari kemarin ingin sekali mengetahui siapa sebenarnya dia dan mengapa darahnya tidak sama dengan adiknya Ezo.
Ken sengaja mempersiapkan kartu keluarga yang akan di gunakan untuk memperkuat apa yang akan di katakan untuk putranya.
"Coba Abang bandingkan, berapa perbadaan umur Abang dengan umi?" tanya Ken kepada Faro.
Faro menghitungnya dengan cepat antara tahun uminya lahir dan dirinya, dengan mengerutkan keningnya.
"Hanya tujuh belas tahun Abi, kenapa bisa begini?" tanya Faro heran.
"Saat abi Dona mendengar Faro berumur empat bulan dalam kandungan Abi Dona berumur empat puluh satu tahun" kata Imma dengan lirih.
"Coba Abang lihat golongan darah umi dan Abang sama, sedangkan golongan darah Abi, Fia dan Ezo sama, Abang faham sampai disini?" tanya Ken menjelaskan dengan perlahan.
Faro menggelengkan kepalanya, berpikir lagi jika mengandung selama sembilan bulan, umi hamil berumur enam belas tahun itu tidak mungkin gumamnya dalam hati.
"Jadi maksudnya gimana Abi...umi... Abang tidak faham" tanya Faro lagi dengan sangat penasaran.
"Abang sudah besar, jadi Abi harap bisa mengerti apa yang akan kami ceritakan, berjanjilah tidak akan mengubah panggilan kepada kami terutama umi?" tegas Ken.
"Pasti Bi, Abang sangat menyayangi Abi dan umi, apapun yang terjadi Abi dan umi adalah orang tua Abang" jawab Faro dengan memeluk keduanya dengan erat.
"Baik sayang, sebenarnya umi ini kakakmu satu ibu tetapi beda ayah" jawab Imma dengan terus memeluk Faro dengan erat.
"Ha, umi,...umi...jadi kakakku bukan ibuku?" tanya Faro kepada keduanya.
Ken dan Imma mengangguk bersamaan, sambil tersenyum memandangi Faro dengan seksama, ada raut wajah yang bingung dan belum faham.
"Coba umi, jelaskan lebih rinci lagi dari awal agar Abang faham" perintah Faro lagi.
Akhirnya Imma yang menceritakan dari awal tentang pernikahan sirinya Ibu lestari dengan ayah Dona, saat lari dari kampung ke Jakarta karena takut diketahui oleh Opa Tomy, amanah Abi Dona kepada Anton Sahroni, Ken yang mengakui Faro sebagai putra kandungnya, menyembunyikan dari kejaran anak buah Leo Bardan dan Baron Pranoto, tentang dendam mereka.
Faro baru mulai dapat menarik benang merah dari cerita perbedaan umur itu dengan menganggukkan kepalanya.
"Tetapi mengapa harus selama ini Bi, menceritakan tentang kebenaran ini?" tanya Faro yang tidak mengerti dengan rahasia tentang dirinya.
"Dulu karena kami menyembunyikan dari anak buah Baron Pranoto, tetapi sekarang kami menyembunyikan dari Theo Thanapon" jawab Ken cepat.
"Siapa Theo Thanapon itu?" tanya Faro kemudian.
"Abang masih ingat waktu menembak tiga sniper yang di gedung kosong saat Abang masih SD?".
"Iya Bi masih".
"Salah satu orang yang Abang tembak adalah putra angkat dari Theo Thanapon, sampai sekarang mereka masih mencari Abang, mereka menyangka jika waktu itu yang menembak adalah sniper handal".
"Baiklah Abang faham sekarang".
Pada malam harinya Faro menghubungi putranya Akung Letnan yang sekarang berpangkat jenderal, bernama Jenderal Hendro Darsono yang memimpin divisi Intel rahasia, Faro sudah hampir empat tahun ini bergabung dengan jendral Hendro sebagai pegawai rahasia yang sering membantu memecahkan masalah rahasia di instansi yang jenderal Hendro pimpin, hanya Ken dan Sandi yang mengetahui Faro bergabung dengan jenderal Hendro.
Faro ingin meminta bantuan informasi tentang sepak terjang Theo Thanapon dan dimana markas besar mereka, jenderal Hendro meminta waktu beberapa hari untuk menyelidiki tentang Theo Thanapon, jika sudah di dapat berjanji akan menghubungi Faro.
Keesokan harinya Faro ke kampus seperti biasa, sebelum masuk kelas mengikuti mata kuliah, Faro masuk ke ruang sekretariat senat mahasiswa, Faro menjabat ketua senat itu sudah satu tahun terakhir ini, Faro rencananya akan mencari pengganti sekertaris senat yang mengundurkan diri karena pindah kuliah ke luar negeri.
Kandidat wakil senat ada tiga orang yang di rekomendasikan oleh sebagian besar mahasiswa dua laki-laki yaitu Dio dan Seto sedangkan ada satu perempuan yang bernama Ineke Farisa mahasiswi semester satu jurusan ekonomi gadis kelahiran Bandung tetapi sekolah SMU di negeri Jiran Malaysia.
"Mario bagaimana, elo sudah persiapkan mengenai pemilihan sekertaris senat mahasiswa besok?" tanya Faro duduk di samping Mario.
"Beres bro, sudah gue atur semuanya, elo tinggal tunggu tanggal mainnya" jawab Mario yang saat ini menjabat sebagai wakil senat kemahasiswaan.
Mario adalah teman Faro dari SD dan kuliah di biayai oleh Ken tetapi dengan syarat Mario akan menjadi asisten Faro kelak jika sudah lulus kuliah.
Di kampus Faro memiliki teman akrab yang sekolah selalu sama dari kecil yaitu Rendi dan Mario dan kuliah dengan jurusan yang sama yaitu ekonomi bisnis.
Rendi masuk ke ruang senat dengan tersenyum devil memandang dua sahabatnya yang sedang membolak-balik kertas melihat biodata lengkap calon kandidat sekertaris senat.
"Bro...kalian sudah lihat belum kandidat cewek yang akan jadi sekertaris, beeuuuh cantik dan anggun dengan rambut lurus, putih bersih" celoteh Rendi.
"Elo...bro... pacaran aja yang ada di otak, tugas elo tuuuh segunung kerjakan" protes Mario.
Rendi terkekeh dengan protes Mario, memang antara Mario dan Rendi memang berlawanan dalam segala hal, Mario sangat disiplin dan Rendi ceroboh.
"Baiklah gue selesaikan, sebentar juga beres" jawab Rendi yang menjabat sebagai ketua seksi olahraga.
Pukul sembilan pagi kelas di mulai, mereka bertiga mengikuti mata kuliah dengan serius sampai dua jam, rasanya kepada mau pecah menerima mata kuliah yang begitu banyak materinya hari ini.
Saat istirahat mereka bertiga ke kantin untuk makan siang dan memesan makanan disana, ada dua cewek cantik mendekati mereka dari jauh.
"Faro, lihat tuuuh, Sari Sagita yang suka sama elo dari dulu mau kesini sepertinya" kata Rendi sambil mengedipkan matanya.
"Cih...ogah gue, cewek kecentilan begitu, buat elo aja Ren" jawab Faro kesal.
"Gue udah pernah pacaran ama dia, sorry sudah bekas" celoteh Rendi jumawa.
"Wuiiih betul Ren, sudah berapa cewek yang elo pacarin di kampus ini?" tanya Mario heran.
Semakin dekat kedua cewek itu dekat, mereka terdiam tidak melanjutkan percakapannya.
"Hay... Faro, boleh kita gabung?" tanya Sari dengan suara di buat lembut.
"Silahkan aja, tapi maaf gue udah selesai makannya, silahkan bergabung dengan mereka ok" jawab Faro sambil meninggalkan mereka.
"Tunggu bro, gue udah selesai juga" ucap Mario berdiri meninggalkan mereka berlari mengikuti Faro yang berjalan dengan langkah kaki yang panjang.
Kedua cewek itu hanya bengong dengan memandangi tubuh Faro yang menjauh dari pandangan, sedangkan Rendi dengan tersenyum sinis berdiri mendekati Sari.
"Bay....mantan, jangan banyak berharap dengan sahabat gue ok" kata Rendi berbisik di telinga Sari lalu berlari menyusul Faro dan Mario yang berjalan menuju ke ruang senat kemahasiswaan.
"Tega lo, ninggalin gue sendiri dengan mantan" kata Rendi kesal.
"Ha..ha.. ha, gue ngasih kesempatan lo untuk CLBK" jawab Faro sekenanya.
"Enak aja, namanya bekas itu wajib di buang, bukan disayang" Rendi yang ikut duduk di kursi samping Faro duduk.
"Idih, emang sampah, wajib dibuang?" Celetuk Mario sambil melempar gulungan kertas yang tidak terpakai.
"Namanya bekas, mantan ya... seperti itu" kata Rendi lagi dengan menaikkan bahunya keatas.
Jam istirahat sudah selesai, mereka bertiga bergegas kembali menuju kelas untuk mengikuti satu mata kuliah lagi.
Saat selesai mata kuliah, karena waktu masih belum terlalu sore Faro ingin ke markas yang di rahasiakan oleh pemerintah, tempat itu dari luar hanya seperti tempat mainan online biasa, tetapi di balik itu ternyata tempat rahasia yang biasa untuk menyelidiki kasus yang tidak bisa di pecahkan oleh pihak yang berwajib.
Tetapi sayangnya Faro tidak sempat bertemu dengan jenderal Hendro, karena beliau sedang tugas di luar kota dalam waktu beberapa hari, tetapi ternyata yang diminta Faro kemarin tentang penyelidikan Theo Thanapon sudah berada di meja kerjanya dengan rapi.
"Wuih.. cepat juga nich sang jenderal kerjanya" gumam Faro.
Tetapi sebelum membuka amplop itu, Faro harus mengerjakan tugas yang sudah si berikan sang jenderal untuk menganalisa kejadian penembakan seorang pengusaha di jalan tol Jagorawi.
Ruangan itu tidak terlalu besar tetapi memiliki fasilitas yang sangat canggih, hanya ada sekitar lima tenaga ahli dan di jaga oleh tiga polisi yang bergantian setiap hari, dan hanya Faro yang satu satunya orang sipil di antara tenaga ahli itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Abell Variasi
yttt ut
2022-05-22
1
Natalia Luis Naik0fi
wow Faro krja smpingannua jdi intel
2021-07-09
1
mbak i
keren bang faro,,,,jadi makin cinta😁😁😁😁
2021-04-06
1