Menganalisa suatu kejadian sangat memerlukan konsentrasi yang tinggi, Faro bersama dengan dua orang laki-laki yang sudah cukup umur tetapi memiliki kemampuan yang sangat handal, hanya dalam waktu satu jam, mereka bertiga berhasil mengungkap misteri dari penembakan itu.
Setelah selesai menganalisa tugas yang tidak setiap hari ada, Faro pulang ke rumah dengan membawa amplop yang berisi tentang biodata lengkap Theo Thanapon, karena jika pulang telat dan tidak mengabari rumah pasti kedua orang tuanya akan khawatir terutama umi pasti akan menghubunginya berkali-kali.
Malam harinya Faro berniat membuka amplop itu di kamarnya tetapi di urungkan karena ada ketukan pintu.
"Tok....tok...tok...".
"Masuk.. tidak di kunci" kata Faro singkat.
"Lagi ngapain Bang, umi masuk ya?" tanya Imma sambil membuka pintu kamar Faro.
"Eeeee umi, ini baru mau belajar, ada apa umi?".
"Ayo... makan malam dulu Bang, nanti sakit lo kalau telat makan" ajak Imma sambil duduk di samping Faro.
"Iya mi, sebentar lagi" jawab Faro sambil kembali menutup amplop dan di masukkan ke dalam tasnya.
"Bang hari Minggu besok umi mau ke makam ibu Lestari, Abang mau ikut?".
"Ikut umi, Abang ingin berdoa secara khusus kepada beliau, yang selama ini tidak pernah Abang lakukan".
"Maafkan umi ya Bang, baru bisa menceritakan tentang ibu kita".
Faro hanya tersenyum mendengar perkataan uminya yang ternyata kakak satu ibu beda ayah, tetapi bagi Faro Imma lah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya dan merupakan idola dan contoh bagi Faro.
"Justru Abang yang harusnya berterima kasih pada umi, karena Abang, umi banyak sekali mengorbankan cita-cita dan masa depan umi sendiri" ucap Faro sambil memeluk Imma dengan erat.
"Semoga suatu saat nanti Abang dapat jodoh gadis yang seperti umi, cantik, anggun baik hati dan keibuan" gumam Faro lirih tetapi masih tetap di dengar oleh Imma.
"Aamiin... memang Abang sudah punya pacar?"
tanya Imma dengan mengedipkan matanya.
"Ah...umi, di kampus Abang belum menemukan gadis yang seperti umi, rata-rata cewek kecentilan, iiiih Abang aja geli, ayo.. kita makan nanti di tunggu Abi"
Faro menggandeng Imma turun ke lantai bawah dengan menggunakan lift yang ada di tengah ruang keluarga.
Selesai menikmati hidangan makan malam bersama seluruh anggota keluarga, Faro kembali ke kamar dan membuka kembali amplop yang tadi di masukkan ke laci.
Perlahan lahan Faro membuka amplop, membaca dengan seksama, nama Theo Thanapon berumur empat puluh delapan tahun warga negara Thailand, ayah Thailand dan ibu dari Malaysia.
Istri Theo asli warga Singapura, dan memiliki satu Putri kandung yang sedang kuliah di universitas USA dengan jurusan bahasa dan sastra bernama Achara Thanapon
Mempunyai dua anak angkat laki-laki yang salah satunya sudah meninggal karena Faro yang menembaknya, dan satu lagi menjadi wakil Theo tetapi tinggal di Singapura bernama Decha Thanapon.
memiliki markas di seluruh wilayah Asia tenggara, dan bermarkas di setiap negara ibu kota, sedangkan markas besar ada di Thailand dan Singapura.
Bisnis yang di miliki Theo sangatlah luas, tetapi mayoritas di dunia hitam, karena Theo memiliki pribadi yang terbuka tidak tidak pernah menutup nutupi bisnis haramnya itu dari pemerintah ataupun kepolisian.
Dari narkoba, senjata ilegal, penyelundupan barang antik sampai perdagangan tenaga kerja semua dikuasai oleh kelompok Theo Thanapon.
Semenjak Baron Pranoto mengundurkan diri dari ketua mafia terbesar sepuluh tahun yang lalu dan meninggal dunia lima tahun yang lalu sepak terjang Theo Thanapon semakin meraja rela, jika dulu Baron masih memiliki empati terhadap anak buah beserta keluarga tetapi Theo Thanapon berdarah dingin selalu menghabisi orang yang selalu berkhianat terhadapnya.
Di Indonesia Theo memiliki markas yang berada di daerah Jakarta barat tepatnya di wilayah kota tua yang di pimpin oleh Ramos Sandara.
Ternyata setelah Baron mengundurkan diri dari ketua mafia, Theo Thanapon merekrut sebagian besar anak buah Baron Pranoto di seluruh wilayah Indonesia, hanya saja banyak juga yang insaf dan tidak mau ikut ke kelompok Theo, termasuk Lewi Cervantes, sekarang ini Lewi menjadi asisten pribadi Andri Pranoto yang mempunyai perusahaan konfeksi di daerah Tangerang.
Tugas mencari informasi tentang keberadaan sniper handal yang pernah menembak anak angkat Theo sekarang ini juga di pundak Ramos Sandara, itu yang di dapat Faro dari laporan yang di bacanya di biodata Theo, sehingga Faro juga ingin mencari informasi tentang keberadaan Ramos Sandara.
Sedangkan Faro tidak memiliki informasi tentang wakil Theo yang memimpin kelompoknya di Indonesia, Faro berfikir sejenak dengan mengerutkan keningnya, mencari informasi di internet tetapi tidak begitu lengkap, karena hanya bisnis legal saja informasi tentang Ramos.
Faro teringat dengan Andri Pranoto, kemungkinan Andri mengenal Ramos Sandara karena mantan anak buah dari Baron papanya, baru kemudian Faro menghubungi Andri meminta bantuan dengan mengirim pesan WA.
"Pak Andri apakah bisa ketemu, Abang ingin menanyakan sesuatu?" kirim Faro dalam pesannya.
Tidak menunggu lama mendapatkan jawaban dari Andri karena dia masih berada di ruang kerjanya membuka email mengenai pekerjaan, mendapatkan pesan dari Faro, Andri langsung membacanya dan dengan segera membalas pesan itu.
"Bisa bang, bagaimana kalau besok jam makan siang?" Jawab Andri dalam tulisannya.
"Baiklah terima kasih sebelumnya, Abang tunggu di kafe NN besok".
Walaupun hari ini hari Sabtu tetapi ada jadwal pemilihan sekertaris senat mahasiswa hari ini, saat semua keluarga berkumpul di meja makan Faro meminta ijin kepada kedua orang tuanya.
"Abi....umi...hari ini ada pemilihan sekertaris senat mahasiswa jadi Abang akan ke kampus hari ini" ijin Faro.
"Iya bang hati-hati, jangan sore pulangnya, kita akan ke rumah Akung Papi nanti sore" jawab Ken.
"Ada acara apa Bi, ke tempat Akung Papi?".
"Akung Papi akhir akhir ini sering sakit-sakitan Bang, katanya beliau tidak enak badan makanya kita akan kesana nanti sore".
"Bang, gue ikut dong ke kampus, lihat cewek cantik disana" kata Ezo.
"Eeeee anak kecil, baru kelas enam SD sudah tahu cewek, kagak lurusin tuuh kaki, jangan mikirin cewek dulu" celoteh Faro sambil melempar tisu yang sudah di meras kepala Ezo.
"Suntuk tahu Bang, di rumah terus" jawab Ezo lagi.
"Main aja tuuuh ama kakak, jangan ikut Abang".
Sedangkan Fia hanya menggelengkan kepalanya saja sambil memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya perlahan.
"Ogah main ama adik yang reseh dan usil, bisanya mengganggu aja" protes Fia tanpa melihat adiknya yang kesal.
'Sudah cepat habiskan sarapannya, tidak usah ribut aja" titah Ken dengan tegas.
Akhirnya mereka sarapan dengan diam hanya sesekali ada suara sendok yang yang beradu dengan piring.
Faro berangkat ke kampus tetapi harus menjemput Mario terlebih dahulu, karena tadi pagi sudah janjian jika Mario menunggu di pinggir jalan raya samping gang rumahnya.
"Bro... cepat masuk, nanti kita terlambat" kata Faro, Mario masuk dalam mobil, Faro kembali melanjutkan mobilnya ke kampus karena waktu sudah mepet.
Saat sudah sampai di kampus, sudah di tunggu Rendi dan anggota yang lain, Faro langsung duduk dan akan memulai acara yang di pimpin olehnya.
Tetapi saat ada wanita yang masuk ke ruangan sendirian, dia anggun, cantik berambut panjang Faro hanya memandangi dari kejauhan, hati Faro seperti bergetar, gadis ini anggun seperti umi gumam Faro dalam hati, Faro sampai tanpa sadar mulutnya hampir terbuka karena kagum dengan dengan gadis itu.
Mario dan Rendi yang dari tadi memperhatikan tingkah Faro hanya menggelengkan kepalanya.
"Mulut di tutup, awas ada nyamuk bersarang" celetuk Mario dengan menyenggol lengan Faro.
"Bagaimana si doi bro, keren kan?, target gue selanjutnya itu?" Rendi jumawa sambil membetulkan kerah kemejanya.
"Jangan macam-macam, calon makmum gue tuuuh, awas lo berani merayunya!!" ancam Faro sambil tetap menatap gadis itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Naaah lho... Rendi, jangan macam-macam jika sang ketua sudah menentukan pilihan, elu cari kandidat yang lain untuk di jadikan target, gue juga akan dukung calon sang imam" celoteh Mario dengan tos mengadukan kedua tangan mereka bersamaan.
"Yaelah... kalau dua lawan satu, jelas aja gue kalah, baiklah gue ngalah si doi buat elo deh" jawab Rendi pasrah.
"Mario...itu cewek idaman gue, tolongin gue dong, agar target masuk perangkap" rayu Faro dengan mata berbinar.
"Memangnya apaan harus masuk perangkap, rayu sendiri masak elo kalah sama si playboy Rendi" protes Mario.
Akhirnya acara pemilihan di mulai, pemilihan itu di lakukan dengan votting, dan suara terbanyak di menangkan oleh Inneke dengan suara mayoritas.
Faro tersenyum, dengan terpilihnya Inneke akan memudahkan dia untuk mendekati gadis cantik dan anggun itu, walaupun baru sekali bertemu Faro begitu tertarik dengan gadis itu, seperti pepatah jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Baiklah.. sudah di putuskan ya... bahwa Inneke adalah sekertaris senat mahasiswa yang baru, Inneke selamat bergabung dengan kami, semoga bisa bekerja sama dengan baik" kata Faro dengan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Terima kasih kak, mohon bimbingannya" kata Inneke lembut sambil mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Faro.
"Panggil Abang aja biar lebih akrab" titah Faro, dan disertai anggukan oleh Inneke.
"Ciek....ciek.... Abang ni...ye" goda Rendi usil.
Faro melempar pensil kearah Rendi dengan sedikit salah tingkah "Apa sih elo reseh tau".
Setelah selesai menanda tangani semua dokumen akhirnya mereka membubarkan diri, hanya tinggal Faro, Mario dan Rendi yang masih duduk di kursinya, saat Inneke mau meninggalkan tempat itu sampai di samping pintu, Faro memanggilnya dengan cepat.
"Inneke...." panggil Faro.
"Iya Bang, ada yang bisa di bantu?" tanya Inneke berbalik badan mendekati Faro kembali.
"Gue minta nomor handphone elu, biar mudah nanti jika ada tugas mengenai senat kemahasiswaan" jawab Faro.
"Modus.... modus...." teriak Rendi dengan cepat.
Inneke hanya tersenyum, mengambil handphone yang ada di dalam tas, membuka handphone dan menyodorkan nomornya sendiri.
"Apa sih lo, bilang aja ngiri" ucap Faro pada Rendi dengan hanya meliriknya saja.
"Ini Bang....".
"Ok... sudah,... nomor gue juga sudah masuk di handphone elo....ya, disimpan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Mmah Ahmad
faro gercep sperti abi ken 😅😅😅 ...semngat bun author
2021-06-24
1
mbak i
ciiiieeeeehhhhhh,,cinta pada pandangan pertama
2021-04-06
1
Pipit Sopiah
perjuangan imma melindungi faro sukses dan menjadikan faro pribadi yang baik dengan didikan imma san ken
2021-04-04
1