Meskipun Dika termasuk anak berandalan dan berantakan, tapi dia juga termasuk anak yang rapi dan rajin. Buktinya saja, dia tak pernah absen mandi dan olahraga.
Dika memakai jaketnya, dan keluar dari rumah. Kali ini dia sudah segar dengan wangi parfum yang menyeruak.
"Iya, Susi! Gue dah jalan ni. 2 menit sampai kok. Ok. Bye!" jawab Dika di telfon.
3 menit kemudian....
"Hai, Susi! " sapa Dika pada sesosok wanita berambut panjang yang sedang membelakangi nya.
"Sayang!!!! Kamu kok lama banget sih... Aku udah lama nunggu tahu!" perempuan bernama Susi itu merengek dengan manjanya sambil menghadap ke arah Dika.
Dan wow, gaya berpakaian Susi kali ini berhasil membuat Dika salah fokus. Pasalnya wanita cantik ini, memakai mini drees biru yang super ketat dan super pendek. Alhasil, semua lekukan tubuhnya dapat terlihat dengan jelas.
Ditambah lagi bajunya yang begitu terbuka di bagian atas, benar-benar membuat mata berdosa.
Bagaimanapun juga, Dika tetaplah laki-laki normal. Wajar saja kalau dia menelan ludah melihat wanita ini.
Susi mengibaskan rambut panjangnya kebelakang. kakinya melangkah mendekati Dika. Dia sedikit menaikkan kakinya ke pidal motor Dika, mungkin maksudnya ingin pamer paha mulus.
Dika semakin tidak tahan dengan perempuan ini. Kali ini dia benar-benar membuat Dika susah bernafas.
"Dika sayang, apa kau tidak ingin mendapatkan itu dari ku?" Susi mendekatkan wajahnya, sehingga bagian dada yang terhimpit itu terlihat dengan jelas.
Dika menelan ludah sekali lagi. Selama ini, perempuan ini selalu berusaha menggodanya. Entah apa yang dilihatnya dari Dika, pokoknya perempuan bernama Susi Arina ini, benar-benar terobsesi dengan Dika. Buktinya saja, wanita ini berani mengirim foto telanjangnya pada Dika.
"Jangan Dika! kau harus menjaga kehormatan seorang wanita. Meskipun kau terlihat seperti pria nakal, kau tidak boleh melakukan ini!" Batin Dika berteriak-teriak di dalam.
"Kapan lagi kau mendapatkan wanita seperti aku ini. Cantik, kaya raya, sexy, dan mau melakukan apapun demi mendapatkan mu. Bahkan aku rela memberikan kehormatan ku untukmu, Dika Feryaldi!" Susi sepertinya masih belum menyerah menggoda Dika.
Dika masih tetap berusaha menahan sesuatu didalam dirinya.
"Rumahku kosong kok. Papa sama Mama lagi ada diluar kota." Sekali lagi Susi menawarkan hal yang sangat memalukan.
Bertahan Dika... kau boleh hancur didalam hidup, tapi jangan lakukan hal yang merugikan orang lain. Lagi-lagi batin Dika berteriak.
"Elo tidak kedinginan memakai baju ini? " Dika membuka jaketnya, lalu memakaikannya pada Susi.
"Malam-malam gini dingin banget loh. Apalagi elo pake baju berlubang dari atas, bawah sampai belakang. Nanti elo masuk angin! " Dika mengancing jaket yang sudah dia pasang pada Susi itu.
Susi menatap Dika tak percaya.
"Susah banget sih godain nih cowok! Padahal aku sampai mengobral murah harga diriku di depannya." Ucap Susi didalam hati.
"Tapi lumayan juga, dia cukup perhatian," sekali lagi Susi berucap didalam hati.
Dika menatap Susi lekat. Dalam hati, dia sungguh kasihan dengan perempuan cantik satu ini.
Setelah berdiam beberapa saat, Dika kembali ke inti mengapa dia menjemput Susi.
"Kita jadi gak pergi?" dan akhirnya Dika mulai menenangkan sesuatu didalam dirinya.
"Jadi dong. Yuk.. " Susi langsung naik keatas motor sport milik Dika yang dia beli.
Dika melongo. Nih cewek apa maunya sih.
"Si, elo yakin kita naik sepeda motor? nanti elo masuk angin loh! Gimana kalau kita naik mobilmu saja, gue yang ngemudiin kok." tawar Dika.
Susi menggeleng sambil memeluk pinggang Dika erat, disandarkan nya kepalanya di bahu Dika.
Kalo kita naik mobil, mana bisa aku meluk meluk kamu kek gini
Dika terkejut dengan perlakuan Susi yang semakin menjadi-jadi.
"Yaudah, terserah elo deh!!" ucap Dika sambil mulai menjalankan motornya.
Mereka pun pergi menuju ke club malam. Dan sesampai ditempat tujuan, Susi melepaskan jaket Dika dari tubuhnya. Dia kembali menjadi wanita super seksi yang membuat kaum adam iri pada Dika. Bisa-bisanya Dika mendapatkan tuh cewek. Tapi mereka cocok sih, si pria juga sangat tampan, kekar dan cool. Begitu kira-kira pemikiran orang yang melihat dua orang yang sedang berjalan kedalam club.
Didalam club terdengar kebisingan yang luar biasa. Susi dan Dika duduk di sebuah kursi yang sepertinya disediakan khusus. Iyalah, kedua orang ini memang pasangan yang cukup terkenal dan terbilang sering berkunjung ke klub itu. Lagipula kabarnya pemilik klub itu adalah Susi sendiri.
Tapi, satu hal yang membuat Dika mulai sebal dengan Susi. Pasti cewek ini akan mulai bertanya yang aneh-aneh.
"Sayang, aku tambah gendut kan?" pertanyaan Susi yang sudah ribuan kali dia lontarkan sejak dia pacaran dengan Dika.
"Gak Si, elo udah cantik kok," balas Dika. Dan itulah jawabannya selalu kalo Susi bertanya soal berat badan.
"Kamu bohong. Pasti aku kelihatan gendut!" rengeknya sekali lagi.
"Gak Si, elo kurus kok, " Dika berusaha bersabar, tapi dia menjawab dengan ngasal.
"Suaramu terdengar berbohong, pasti kau ingin jawab gendut kan?" lagi-lagi Susi merengek.
"Gak Si, elo gak gendut. Elo itu kurus." Bagi Dika, Susi memang sudah cantik. Jadi mau dikarungi baju apapun pasti akan cantik juga. Lagipula, mau dia gendut, kurus atau obesitas sekalipun, Dika tidak peduli. Yang penting uang untuknya tetap berjalan.
"Kamu harus jawab iya! " Susi memang sudah gila.
Dika menghembuskan nafasnya kasar.
"Iya Si, Elo gendut!" Dika mengikuti perintah Susi.
"Aaaa kamu jahat, kenapa kau bilang aku gendut. Pokoknya aku gak mau makan sampai bulan depan!" si sinting Susi kembali merengek denganmanja.
Dika memukul meja kuat. Sontak Susi terkejut.
"Mau lo itu apasih? Dibilang gendut salah! Dibilang kurus juga salah! Elo itu nyebelin banget sih Susi!" Dika pergi meninggalkan Susi. Bisa-bisa, dia menghancurkan semua ruangan itu kalo tetap bersama Susi. Soalnya, wanita ini nyebelinnya tingkat dewa.
(Visual Susi)
Dika pergi meninggalkan tempat itu. Dia tidak perduli Susi pulang naik apa. Kalo cewek itu ngambek, dia tinggal rayu aja biar kembali kayak semula. Soalnya wanita ini agak sedikit mudah dibodohi.
Dika memasuki sebuah perumahan elit. Dia memarkirkan sepeda motornya didepan sebuah gerbang yang tertutup. Beberapa hari lalu, dia mengantarkan seorang cewek kerumah ini. Cewek pertama yang membuatnya merasa kasihan setelah sekian lama. Dan kakak si cewek, laki-laki pertama yang membuatnya jijik menolong orang lain.
"Lihat aja Satria nugroho, aku akan membuatmu merasakan apa yang kurasakan dulu. Kau harus merasakan bagaimana sakitnya hal yang pernah ku rasakan. "
Kembali Dika melajukan sepeda motornya. Dia tidak tahu harus kemana lagi, pokoknya dia tidak boleh pulang kerumah.
Sebuah tempat muncul dipikirkannya.
Rumah Andi! Pasti Andi akan bersedia menampungnya minimal satu minggu kedepan.
Dika menatap jalanan lurus, hatinya tidak pernah berubah. Dia hanya ingin mati! Meninggalkan semua kesedihan serta penderitaan nya di dunia ini. Sering kali dia mencoba bunuh diri, tapi kembali dia mengerti tentang dosa.
Jika saja bunuh diri bukan dosa, pasti udah dari dulu Dika melakukan itu. Dia benci dunia ini, dia benci orangtuanya, dia benci hidupnya, dan yang paling dia benci adalah dirinya sendiri.
"Yang semangat Dika, aku ada untukmu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
even stinki
gila celup sendiri ternyata
2022-07-21
0
Yati Sartika
Bru nmu cerita yg beda dr yg lain,semangat thor
2022-02-10
1
Ken arok
bukanya dia anak kos, knapa ga balik ke kosn saja
2022-01-11
0