Dika turun dari motor sport yang dia gunakan. Kakinya melangkah, menuju sebuah kos-kosan yang di huni oleh beberapa anak berandalan seperti dia.
"Hei, Dika! Elo dari mana aja?" teman Dika tampak mabuk.
Dika tidak menjawab, dia malah duduk dan mengeluarkan rokok dari saku celananya, menghisapnya dalam-dalam.
"Minum dulu, Ka!" salah seorang teman Dika yang bernama Andi memberikan sebotol minuman keras pada Dika.
Tangan Dika menerima botol itu, secepat kilat, dia meneguknya tanpa menuangkan kedalam gelas.
Disinilah Dika bersenang-senang. Sebuah tempat yang disewa oleh seorang temannya yang kaya raya. Semua penghuni kos-kosan itu adalah korban terabaikan oleh orangtuanya masing-masing.
Salah satu kesalahan terbesar dari orang tua adalah mengabaikan anaknya. Mungkin beberapa orang bisa tahan menghadapi hal seperti itu, tapi sebagian besar tidak akan bisa tahan. Bagi yang tidak tahan, mereka akan berusaha menghancurkan hidup dan reputasi keluarganya. Sama hal dengan yang dilakukan oleh teman-teman Dika saat ini.
Doni, laki-laki ini berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pebisnis sukses yang sibuk berbisnis dimana-mana. Tapi sayang sekali, dia tidak punya Ibu. Tidak ada yang memperhatikan atau mengurusnya sejak kecil. Jadi dia bergabung di grup ini untuk menumpahkan rasa kekesalannya.
Rio, anak seorang kepala rumah sakit. Ibunya seorang direktur utama perusahaan. Uang tidak jadi masalah di hidupnya, yang jadi masalah adalah, ketika orangtuanya tidak pernah memanggilnya dengan sebutan "nak" atau "sayang"
Agus, Kalau yang satu ini memang agak berbeda. Dia merupakan korban dari kerasnya seorang Ayah. Setiap hari dia dipukuli jika melakukan kesalahan. Akibatnya, dia mampir ke grup ini dan bergabung di dalamnya. Sambil berusaha menghancurkan hidupnya.
Andi, mungkin inilah yang paling waras di antara mereka. Dia pulalah yang paling tajir diantara mereka. Seluruh keluarga serta kerabatnya adalah orang kaya melintir. Tapi yang menjadi masalah adalah, dia tidak mau kaya. Dia ingin hidup miskin seperti orang jalanan. Karena menjadi orang kaya merepotkan katanya. Menjaga kehormatan, tidak boleh ini , tidak boleh itu. Sedangkan jika dia menjadi anak jalanan, dia bebas melakukan apapun. Kabar terakhir tentang dia adalah, Andi di drop out dari kampus tempat dia kuliah.
Dan ada Dika, laki-laki yang paling menyedihkan diantara mereka. Dia adalah korban kekerasan, perceraian , kemiskinan, dan korban kerasnya hidup. Diantara mereka semua, Dika lah yang paling memprihatinkan dan paling sakit.
"Elo dari mana aja?" tanya Andi duduk di hadapan Dika.
"Habis antarin Irene pulang," jawab Dika.
"Irene? Irene itu siapa? koleksi baru elo?" tanya Andi.
"hmmm" jawab Dika.
Persahabatan para berandalan ini memang sangat kuat. Mungkin disinilah mereka bisa mendapatkan kasih sayang dari satu sama lain. Mereka masih memiliki hati nurani untuk saling bersahabat.
"Ka, gue ada cewek baru buat elo. Dia cantik, sexi dan kaya raya. Sepertinya dia juga korban broken home. Elo mau ga?" Doni dalam pengaruh alkohol. Matanya memerah dengan wajah yang berantakan.
"Siapa?" tanya Dika.
"Namanya Anastasia." jawab Doni oyong.
Dika dan Andi langsung menjitak kepala Doni. Karena cewek yang dia sebutkan adalah ceweknya sendiri.
Dika memandang datar kedepan. Diantara mereka semua, Dika pulalah yang paling tampan dan pendiam. Entah datang darimana wajah tampan anak ini. Tapi dia bisa di andalkan untuk pdkt. Atau gak, pastinya tidak akan malu-maluin kalau diajak ke kondangan.
"Knapa lo Ka?" Andi menepuk bahu Dika.
"Gak!" balasnya singkat.
"Lo lagi jatuh cinta ya?" imbun Doni mendekat ke arah mereka.
"kayak pernah aja si Dika jatuh cinta. Diakan orang paling anti dengan cinta." Andi mencoba bercanda.
"Udah ah... gak usah dibahas. Gue mau tidur." ucap Dika meninggalkan teman-temannya.
******
pagi hari....
"Teman-teman, gua pulang dulu ya. Gue dipanggil Tuan Ruben." ucap Andi. padahal Tuan Ruben itu ayahnya sendiri.
"Ngapain Lo di panggil pagi-pagi gini?" Rio bertanya.
"Gak tahu nih. Mungkin masalah perjodohan lagi." jawab Andi.
"ohk. Cepat lah menikah ya bro, biar lo tahu indahnya malam pertama," ucap Doni sambil ngelap iler iler nya.
"Sialan lo, Don! Gua kan udah rasain itu." Andi berucap.
"Itu beda cerita. Kalau yang itu, elo kan nyuri anak orang, kalo udah nikah, Lo ngelakuinnya seribu kali pun tidak akan apa-apa." Balas Doni yang di susul tawa teman-temannya.
Andi pun pergi, dia mengendarai mobilnya yang terparkir di halaman kos.
"Elo kapan pulang, Don?" tanya Agus setelah selesai mual-mual.
"Gak tahu. Belum ada panggilan dari pak bos." Jawabnya.
"Sama, gua juga belum." Rio menimpali.
Kalian masih enak ada yang cariin. lah, gua? bahkan jika gua mati, tak akan ada yang perduli. batin Dika.
"Udah ah. ngapain di pikirkan, lebih baik kita sarapan diluar yuk, dah lapar nih!" Agus mengambil dompetnya yang berserak di lantai.
"Kalau Nyokap gua tahu gua sarapan diluar, bisa di bunuh gua," ucap Rio memakai jaketnya.
"Emang nyokap elo perduli sama lo, kalau dia perduli, tak mungkin Lo bisa gabung sama kita-kita." Agus memukul kepala Rio pelan.
"Iya juga ya. Gua ketahuan bohong dong?" mereka tertawa kompak.
Dika jarang tersenyum, apalagi tertawa. Bahkan jika dia menonton drama Welcome To Waikiki sekalipun, dia tak kan tertawa. Mungkin karena kerasnya hidup, membuat dia mengalami penyakit yang bernama, tidak bisa tersenyum atau tertawa.
"Kira-kira kalo kita punya bini, kita masih kek gini gak?" tanya Agus.
"Ya enggaklah. Kalo elo punya bini, yang ada elo diatur-atur. Gak bisa lagi ketemu kek gini, dan harus kerja cari duit sendiri!" balas Doni.
"Tapi beda juga, Don. Kalo kita punya bini, otomatis kita juga akan mendapatkan kasih sayang. Diurusin, dimasakin makanan yang enak-enak, dilayani, pokoknya bahagia banget deh." Rio mengeluarkan pendapatnya.
"Aku jadi ingin menikah." Agus menatap keluar jendela mobil.
Mereka bertiga sibuk memperbincangkan soal pernikahan. Hanya Dika yang sudah tenggelam dipikirannya sedari tadi. Entah apa yang dia pikirkan.
"Hei Dika, apa elo juga ingin menikah?" tanya Doni yang mengemudikan mobil.
"Untuk apa gua menikah?" dia malah membalas dengan pertanyaan.
"Biar bisa enak-enak," Rio yang duduk di samping Dika menepuk pundaknya.
"enak enak? persetan dengan itu!" ucapnya sambil menarik satu sudut bibirnya.
"Pasti kalau Dika udah nikah dan memiliki anak, pasti dia bisa berubah. Ditambah lagi kalau istrinya cantik. Otomatis anak-anaknya bisa seperti dewa-dewi kecantikan." Agus mengutarakan pendapatnya.
Dika memasang wajah murung. Tidak terbersit di benaknya kata menikah.
Selama ini, dia pacaran dengan para wanita hanya ingin mengambil sesuatu. Dia tidak pernah punya niat untuk menikah.
Mobil itupun melesat dijalan. Beberapa menit kemudian, mobil itu berhenti di sebuah kafe berkelas. Siapa dulu dong, orang kaya mah bebas. Mereka hanya perlu meminta uang pada orang tua masing-masing jika butuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
ibunya aa&dd
lanjut Thor
2022-10-11
0
Nurma sari Sari
kasihan membayangkn bagaimana hancurnya seandainya ada anak kita sendiri yg diantara mereka, sekalipun keluarga kita lengkap jga melimpahkan kasih sayang, tapi kalau pergaulan salah teman diluar sana, sedikit banyaknya akan ikut terjerumus, kalau kurang kuat imannya.
2022-05-24
1
hilya
semangat berkarya thor.karyamu bagus thor
2022-01-22
0