Sesampainya di kelas, Yeni langsung mendudukan dirinya.Dia melihat Tya yang sedang bercerita dengan Sasa dan dia ikut bergabung. Mereka bercerita sambil sesekali tertawa. Hingga akhirnya lonceng pertanda masuk berbunyi mereka mengakhiri cerita mereka. Guru mata pelajaran Fisika memasuki kelas dan pelajaran pun di mulai. Mereka mengikuti pelajaran dengan baik.
Setelah hampir 3 jam berlangsung, akhirnnya lonceng istirahat yang paling ditunggu siswa berbunyi. Para siswa pun berhamburan menuju kantin.
Yeni mengeluarkan bekal yang dibawanya dan menaruhnya di atas meja. Dia hendak ke kantin bersama teman-temannya tapi sebelum itu Yeni menghampiri Tya menanyakan apakah Tya ingin menitip sesuatu.
" Mba mau nitip gak?" tawar Yeni.
" Gak dek, mba bawa bekal nih" Jawab Tua sambil menunjukkan kontak makannya.
" Oke deh mba. Aku juga bawa bekal, kita makan sama-sama ya mba, tapi tunggu aku, aku ke kantin dulu" ucap Yeni pada Tya.
Setelah itu Yeni berlari ke kantin bersama Lisa, Nisa, dan Sasa. Tya hanya geleng-geleng tersenyum melihat tingkah Yeni.
Di kantin Yeni hanya membeli air mineral dan beberapa cemilan saja. Yeni melihat Leon sedang duduk di sudut kantin bersama teman-temannya. Yeni melihatnya sebentar dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Melihat Leon membuatnya menjadi kesal.
Setelah kembali mereka pun makan bersama di meja Tya. Mereka juga kadang bertukar makanan dengan yang lain. Tak lama kemudian Aska dan teman temannya yaitu Reno, Ilham dan Ahsan, menghampiri mereka. Mereka termasuk murid laki laki yang baik.
" Dorr" Reno mengagetkan mereka.
" Aaaaaaaaaa" Teriak Lisa, dia memang yang mudah sekali terkejut diantara semua.
" Ahaha" Tawa mereka semua melihat Lisa.
" Ihhhhh Renoo, lo buat gue kaget tau gak? Nyebelin tau" Ucap Lisa kesal.
" Iyah ih" Lanjut Sasa. Reno hanya tertawa karena memang itu sering ia lakukan, dan karena sifatnya yang jail kepada teman-temannya.
" Udah- udah" ujar Aska menengahi. Aska adalah ketua kelas mereka dan dia yang paling dewasa diantara mereka semua.
Mereka selalu begitu ketika jam istirahat, meraka selalu berkumpul, mereka bercerita dan kadang juga diselingi canda dan tawa.
Lonceng masuk pun berbunyi menandakan jam pelajaran akan di mulai. Mereka pun bubar menuju meja masing masing termasuk Yeni. Leon dan dua temannya yaitu Dareen dan Risky juga memasuki kelas. Saat melewati meja Tya Leon berhenti dan menatap Tya. Tya sudah mulai terbiasa dengan itu dan bersikap cuek. Hanya dengan cara seperti itu Leon bisa menatap wajah Tya walaupun harus menunjukkan wajahnya yang datar dan dingin supaya tidak ada yang menyadari bahwa dia menyukai Tya dan tidak akan ada yang mengejeknya nanti.
" Maaf aku menunjukkan wajahku seperti tidak suka padamu. Ini aku lakukan agar bisa menatapmu lebih lama " batin Leon kemudian pergi ke tempat duduknya sendiri.
Guru mata pelajaran pun masuk kelas, dengan begitu pelajaran pun di mulai.
Kini jam pelajaran terakhir di kelas Tya adalah Bahasa Indonesia, pelajaran yang paling heboh. Bu Heni guru Bahasa Indonesia yang cantik selalu menjadi idola siswa laki-laki.
Pelajaran kali ini ditugaskan untuk membuat puisi, bukannya mengerjakan tugas, mereka malah sibuk menggombal untuk Bu Heni dan membuat kegaduhan di kelas.
" Aduh bu, ibu tambah cantik aja" kata Dareen yang memang sangat suka menggombal.
Suara kegaduhan terdengar lagi, semuanya tertawa karena ulah si Dareen. "Ah kamu bisa aja Nak" Bu Heni tersipu malu.
" Aduh mulai ada virus bucin lagi nih" ucap Tya sambil tertawa, dan dia memang suka sekali menggoda Bu Heni jika sudah seperti ini, menjadi hiburan tersendiri buatnya.
" Uhuy" tiba tiba dari keluar dari mulut Reno. Dan semua murid tertawa kembali.
" Udah anak-anak kita kembali ke pelajaran, dan kamu Dareen jangan selalu menggombali ibu" Ujar Bu Heni.
" Gak bisa bu, karena ibu terlalu istimewa di hati saya maka nya gombalan itu keluar sendiri" Ujar Reno sambil senyum-senyum.
" Udah Dareen, jangan dilanjutkan" Bu Heni tak mau menanggapi Dareen lagi.
Mereka kembali mengerjakan tugasnya sambil diawasi oleh Bu Heni, tetapi tiba-tiba loceng waktu pulang telah berbunyi. Semua murid bergembiran karena tugasnya akan menjadi pekerjaan rumah.
" Pelajaran hari ini cukup sampai disini, tugas kalian kumpulkan pada pertemuan selanjutnya, Permisi, Selamat Siang" Pamit Bu Heni sambil meninggalkan kelas.
" Siang Bu" Jawab semua siswa.
Satu persatu siswa pun meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah, Di kelas tersisa Aska dan genknya dan Tya beserta Yeni, dan Leon dan teman-temannya yang hendak keluar kelas. Yeni akan menemani Tya sampai Bibi Sari menjemputnya.
" Tya kamu dijemput siapa?" tanya Ilham.
" Ibuku ham" jawab Tya.
" Kami duluan gak papa kan Tya?" tanya Aska karena khawatir Tya akan lama menunggu jemputannya.
" Iya gak papa Ka, aku sudah ditemani Yeni juga" Jawab Tya sambil tersenyum.
" Oke dadah" mereka pun saling melambaikan tangan.
Ketika Aska dan gengnya sudah pulang, Leon dan gengnya pun keluar tapi sebelum itu Leon seperti biasa berhenti menatap Tya, tapi Tya tidak memperdulikannya. Lalu Leon pun ditarik oleh teman-temannya untuk pulang.
Yeni merasa aneh dengan tingkah Leon tapi Yeni tidak mengambil pusing karena memang dia enggan berurusan dengan pria yang dianggapnya dingin seperti kulkas itu.
" Kenapa si tu cowok aneh banget tingkahnya. Tapi bodo amat lah" batin Yeni melihat kepergian Leon bersama kedua temannya
Kini hanya tinggal Tya dan Yeni, mereka pun mengobrol sambil menunggu jemputan. Saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba Ahmad lewat di depan mereka bersama Abdul teman dekatnya. Yeni melihat Ahmad tersenyum kepada Tya, dan Tya pun membalas senyum itu lalu Ahmad menuju motornya dan melaju meninggalkan sekolah.
" Mba gak papa kan?" tanya Yeni yang khawatir karena setelah Ahmad pergi Tya hanya diam.
" Mba gak papa kok" Jawab Tya sambil tersenyum.
" Apa mba masih sayang dia?" Tanya Yeni lagi.
Tya hanya terdiam enggan menjawab. " Mba, kalo mba masih sayang gak papa kok, bagaimana pun dia orang yang pernah hadir dalam hidup mba" lanjut Yeni yang tadi tal mendapat jawaban dari Tya.
" Mba memang masih sayang sama dia, tapi mba sudah ikhlas dengan berakhirnya hubungan kami dan mba berusaha untuk mengikhlaskan dia juga" jawab Tya walau tak dapat menyembunyikan kesedihannya.
" Tenang aja mba, suatu hari nanti mba pasti mendapatkan seseorang yang lebih baik dari dia dan mau menerima mba apa adanya" ucap Yeni mencoba menghibur Tya.
" Iya dek, makasih ya" Tya pun memeluk Yeni.
Tak lama setelah itu Bibi Sari pun datang untuk menjemput Tya." Maaf lama nak" ucap Bibi Sari kepada anaknya.
" Gak papa bu, ada Yeni juga yang menemani" jawab Tya agar ibunya tak merasa bersalah karena lama menjemput.
" Yaudah Yeni pamit ya bi" pamit Yeni pada BibiSari.
" Iya nak, terima kasih ya" ucap Bibi Sari lalu di balas senyuman oleh Yeni.
Setelah itu Yeni pun menuju motornya dan melajukannya menuju rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments