Peluh keringat telah membasahi tubuh dan bajuku. Capek, tentu saja itu yang kurasakan saat ini. Bagaimana tidak sudah hampir 1 jam aku berjalan. Mau naik ojek atau angkot gak ada duit.Dompetku tertinggal di dalam tas. Sedangkan tadi aku langsung saja pergi dari rumah Ayah.
Aku benar-benar marah kali ini sama Ayah. Bisa-bisanya dia menjadikanku alat untuk kepentingan bisnisnya. Sok-sokan menjodohkan ku dengan anak rekan bisnisnya pula.Padahal semua itu untuk kepentingannya sendiri.
Dan yang lebih menyebalkan orang yang mau dijodohkan dengan ku adalah Alexander Wijaya alias Ale alias lagi mantan pacarku yang tak akan kumaafkan perbuatan nya. Lagi pula tidak ada kata balikan sama mantan dalam kamus besarku.
Sumbangkan mantan pada yang membutuhkan.Itulah seloganku.
Akhirnya aku benar-benar tidak kuat lagi.Aku terduduk lemas tak berdaya dipinggir trotoar. Telapak kakiku rasanya sangat perih karena berjalan tanpa alas kaki.Ingin ku berteriak sekencang-kencangnya tapi ku tak bisa. Entar dikira orang gila lagi. Apalagi ini sudah malam dan jalanan terlihat begitu sepi. Kalau saat aku berteriak kemudian ada orang jahat lewat gimana?.
Eh...
Kok aku baru nyadar kalau tempat ini begitu sepi. Wadawwww bisa mampus aku kalau ada orang jahat beneran lewat. Maka aku kuat-kuatin deh jalan kaki lagi, toh tinggal 30 meter lagi nyampek rumah Embul.
Satu langkah aku bisa
Dua langkah harus bisa
Tiga langkah kudu kuat
Seratus langkah ya salam rasa-rasanya lutut udah mau copot. Kalau aja nih lutut bukan ciptaan Tuhan yang maha Esa mungkin sudah lepas sendiri - sendiri nih tulang belulang.
Di sepanjang sisa perjalanan, aku hanya bisa menggerutu dan berkomat-kamit tak karuan.Karena cuma itu satu-satunya yang bisa membuat hatiku yang tergores luka ini sedikit terobati.
Tit....
Aku terus berjalan
Tit... tit....
Aku tetap menggerutu tak karuan.
Hingga tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundakku.
"Ah....tolong.... ada maling, eh copet, eh penjahat" Ucap ku latah karena saking kagetnya. Aku menutup mataku lalu meringkuk dibawah.
"Ampun om penjahat, aku gak punya apa-apa, sumpah. Kalau aku punya uang pasti aku gak akan jalan kaki" Rancau ku tak karuan.
"Ehemm ehemm" Hanya terdengar suara deheman dan aku yakin pasti penjahat itu seorang laki-laki. Apa laki-laki? Bagaimana jika laki-laki itu menginginkan......?
"Tidak...... " Teriakku semakin histeris tak karuan.
"Mbak-mbak kenapa teriak? Ada apa? "
Masih dalam keadaan mata tertutup dan menelingkup ,aku menyimak omongan orang itu. Mana ada penjahat manggil-manggil mbak. Kalau cowok ini penjahat pasti aku langsung di seret atau di bungkam. Tiba-tiba hatiku berbunga bertemu dengan pria ini.
"Alhamdulillah akhirnya aku nemu orang bukan penjahat" Ucapku girang lalu berdiri tegak menghadap pria itu.
Kulihat sosok pria dihadapanku. Aku seperti mengenal pria di depan ku ini. Tapi siapa? Aku terus mengobok-obok ingatanku mencoba mencari tau siapa gerangan pria ini. Andai aku seperti Dumbledore yang ada di film Harry Potter, yang bisa memindahkan ingatan nya dengan sihir dan melihat kembali saat membutuhkan. Haduh.. Sayangnya aku adalah manusia biasa yang tak luput dari lupa.
Jadilah aku masih mencoba mengingat-ingat dan kulihat, pria itu pun sama terkejutnya saat melihatku.
"Apa yang kamu lakukan malam-malam begini di jalan. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah salah satu wanita yang berpikiran dangkal "Ucap nya sambil memandang ku dengan rendah
Apa....??? Ingin rasanya aku sumpal mulutnya dengan kaos kaki. Bisa-bisanya pria yang belum kuingat namanya ini berfikiran kalau aku wanita kupu-kupu malam.Meski dia tidak berbicara secara langsung. Tapi arah bicaranya mengarah kesana.
"Emang aku ada tampang perempuan macam itu apa? Dasar laki-laki sok tau. Muka kamu tu, muka-muka lelaki mesum. Jauh-jauh sana"Ucapku tak kalah pedas. Ternyata sering mendengar kata kasar dari ibu tiriku membuatku punya banyak kosa kata kasar.
" Ck siapa yang mau dekat-dekat sama kamu. Dari tadi kamu tuh yang halangin jalan. Diklakson bolak-balik gak minggir-minggir. Emang nih jalan milik nenek moyang kamu apa" Ucapnya sama ketusnya
Makin kurang ajar gak sih nih laki. Pedas level 20 tu mulut.
"Ya udah nih aku minggir. Sekarang bisa lewat kan"Usir ku. Pria itu nampak memendam rasa geram terhadapku. Tapi aku cuek aja tuh.
" Dasar cewek jadi-jadian tukang contek. Masih aja suka cari masalah "Ucapnya lalu berjalan menuju mobilnya.
Aku menutup mulutku dengan tanganku. Sekarang aku ingat siapa laki-laki itu. Pantas saja aku pernah melihatnya. Karena hanya ada satu orang yang mengatai ku seperti itu.
Mahesa Septian Ceva atau sering dipanggil Titan. Kakak kelas, musuh bebuyutan ku saat SMP. Gara-gara dia aku pernah ketahuan nyontek saat ujian. Gara-gara dia aku harus ujian ulang mata pelajaran Fisika saat itu. Padahal aku paling benci sama pelajaran itu.
Huh rasanya dendam kusumat ku belum tuntas dengan orang yang bernama Titan itu. Kenapa gak tenggelam aja sih orang itu seperti kapal Titanic.
Aku masih menggerutu sambil menatapnya masuk menuju mobilnya.Lalu melaju melewati
Punggung itu...
Aku segera menggeleng kan kepalaku, mencoba menghilangkan fikiranku yang belum pasti benar. Akupun segera melanjutkan langkahku menuju rumah Embul.
"Sebentar lagi sampai Nadin. Semangat" Ucapku lalu kembali berjalan.
Lima belas menit kemudian aku baru sampai didepan rumah Embul. Kulihat ada mobil didepan rumahnya. Sepertinya mereka sedang kedatangan tamu.Karena aku sudah biasa kesini aku pun lewat pintu belakang dan segera menuju kamar Embul.
Kulihat gadis itu sedang asyik mendengarkan musik dengan earphone sambil tengkura, tanpa permisi aku pun ikut merebahkan tubuhku disampingnya. Embul segera menoleh padaku.
"Ya ampun Donat, Ada apa sama kamu? Kok kelihatan lecek dan berantakan gitu sih. Ka-mu... kamu.... gak habis di perkosa sama orang kan? "
Plak
Satu pukulan keras mendarat di tangan Embul. Biarin tu perempuan montok merasakan pukulan pamungkas ku. Habisnya tu mulut asal jeplak aja.
"Sakit Nad" Rengeknya.
"Syukurin, habisnya asal sih ngomongnya"
"Ya mana aku tahu? Habis penampilan kamu kayak gitu sih"
Aku melirik penampilanku. Benar-benar sangat lecek. Bajuku sudah di penuhi keringat dan mungkin baunya sudah menyebar kemana-mana.
"Ceritanya panjang Mbul, entar deh aku ceritain. Aku mau numpang mandi sama sholat dulu. Aku belum sholat isya soalnya. Sekalian minjam baju kamu dulu ya. Baju aku udah bau asem nih"Rengek ku. Sebenarnya Embul sangat penasaran dengan keadaan ku tapi ada yang lebih penting dari itu. Akhirnya Embul hanya mengangguk
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
sabar nad nad🤭
2023-01-22
1
Sriza Juniarti
aku mampir kk..seru kayaknya
2022-12-29
0
elen situmorang
bagus ceritamu thor
2021-12-08
1