IAAM-005

Siang dan terik sembari menarik koper kecil. Mata bengkak hidung merah dan aahhh lagi lagi shalku dijadikan tempat mebuang ingus.

Khafi terus memperhatikan gerak gerik gadis yang telah membuat hatinya iba. Air mata tak pernah luput dari wajah gadis itu, tatapan matanya kosong seakan tak ada kehidupan didalamnya.

Begitu gadis itu menaiki sebuah bus yang hampir saja penuh, Khafi berlarian kecil kemudian duduk tepat disamping gadis tersebut. Dengan masuknya seorang penumpang, bus warna putih ber AC itu langsung meninggalkan terminal menuju Jakarta.

Memasuki tol Cimahi, gadis disampingnya menangis semakin menjadi. Beberapa penumpang menatap ke arah Khafi. Tatapan jengah akan sikap Kahfi yang tega membuat gadisnya menangis.

No no no, bukan aku yang buat dia menangis. Khafi menggelengkan kepala dan tangannya ke arah seorang wanita yang masih menatapnya marah.

"Ssssrrrrrrrrppppp." Lagi lagi gadis disampingnya membuang ingus pada shal putih yang menempel dilehernya.

Astaghfirullah... Ingusnya si eneng stoknya banyak bener.

Khafi merogoh saputangan berlogo chanel dari dalam kantongnya.

"Nona?" Khafi berusaha mengulurkan saputangan itu kehadapan sang gadis. Suara sesenggukan dan meler dari hidung sang gadis terdengar jelas ditelinga Khafi.

"Nona?"

"Saya hanya..." terdiam.

"Apa apaan sih? Nggak liat apa kalau aku lagi sedih?" Bentak sigadis dengan kasar kemudian larut lagi dalam sedihnya. Sekali lagi shal Khafi menjadi tempat berlabuhnya cairan dari dalam hidung sang gadis.

Khafi langsung menyodorkan saputangan ke hadapan sang gadis kemudian melipat tangannya kedada. Khafi pun terlelap tanpa berani mengajak si gadis jutek disampingnya ngobrol.

Beberapa saat kemudian Khafi terbangun saat suara berisik seorang kernet bus sibuk membantu para penumpang menurunkan barang barang bawaan.

Beberapa penumpang mulai turun satu persatu. Sedangkan gadis yang duduk di kursi samping Khafi telah pergi. Khafi akhirnya turun dari bus melanjutkan perjalanan kembali ke rumah menggunakan sebuah taxi.

Setelah melewati sebuah portal kawasan islami terbesar dikota Bogor, taxi terus diarahkan menuju sebuah rumah yang terletak dipaling belakang. Rumah yang masih berada dalam wilayah pesantren.

Khafi menyetop taxi tepat dibelakang sedan tua berwarna hitam milik abi.

Siang tadi abi buru buru pulang, pasti karena sahabat abi ini sudah menunggu.

Mendekati pintu rumah, Khafi mendengar suara tawa abi bersama sahabatnya yang tengah asik membahas saat saat kuliah mereka. Khafi tak ingin mengganggu suasana santai diruangan tamu itu, hingga ia memutuskan untuk masuk kedalam rumah lewat pintu samping.

Namun... "Khafi?" panggil abi yang sudah menyadari kepulangan Khafi.

"Nak?" panggil abi sekali lagi.

Khafi tak bisa menghindar, langsung berbalik badan masuk ke ruangan tamu melalui pintu depan.

"Assalamualaikum," sapa Khafi pada setiap orang dalam ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut abi bersamaan dengan tiga orang tamu yang berada diruangan itu.

"Khafi, perkenalkan ini paman Bilal Yousef yang pernah abi cerita ke kamu. Mereka jauh jauh datang dari Ternate kesini. Ini istri paman Bilal, kamu bisa memanggilnya tante Kumala. Sedangkan itu putri mereka Ariqah Puspita. Ariqah baru saja lulus strata satu jurusan ilmu agama dari Maroko. Haha, abi bangga dengan Ariqah, ilmu yang didapatnya disana sangat luar biasa. Abi secara resmi meminta Ariqah agar mau membagi ilmu yang didapatnya di pesantren kita ini." Abi terus berbicara penuh antusias. sedangkan Khafi, usai menyalami para tamu, langsung mengambil kursi disamping Abinya yang terus saja bicara bangga akan putri temannya itu.

Khafi tersenyum dan ikut mendengarkan pujian pujian abi untuk Ariqah.

"Ah Syekh Umar, anda terlalu memuji putriku. Bukankah Khafi ini juga sudah lulus S2 dari universitas Al Ashar? Beliau juga pasti sudah sangat mendalami ilmu agama," balas Bilal tak mau kalah menyanjung Khafi.

"Ya, tapi anak saya ini. Saya sudah memintanya untuk menjalankan yayasan sejak beberapa bulan yang lalu. Sepertinya saya harus memaksanya untuk melakukan hal itu." Abi berucap menyinggung anaknya yang memang enggan setiap diminta bergabung mengurus yayasan.

"Apa nak Khafi juga akan menjadi staf pengajar disini? Wah luar biasa. Dengan bertambahnya dua guru agama ini maka yayasan pasti akan semakin maju, terutama dalam membangun jiwa jiwa muda yang tekun dan taat kepada Allah," ucap Bilal.

"Pokoknya Abi sudah memutuskan, Khafi akan mulai mengajar di Madrasah Aliyah bersamaan dengan Ariqah. Kalian berdua siapkan waktu kalian mulai minggu depan. Ariqah sudah setuju, abi menyarankan agar Ariqah tinggal disini. Minta Hardian menyiapkan satu kamar untuk Ariqah di mess putri." ucap Abi panjang lebar pada Khafi.

Dihadapan Abi dan ketiga orang tamu abi, Khafi terus saja mengangguk setuju, namun dalam hatinya, bagaimana aku akan mengurus anak anak sekolah itu?

Khafi merasa tak berbakat dalam bidang pelajaran agama. Jika bukan karena abi yang memaksanya sekolah di Al Ashar mungkin Khafi tak akan pernah mau sekolah jauh jauh kesana. Otak nya buntu saat menerima pelajaran, apa lagi mengajarkan orang.

Malam hari usai makan malam, Khafi ditugaskan abi mengantar kedua orang tua Ariqah kembali ke hotel. Dengan menggunakan Honda biru metalik, Khafi mengantar paman Bilal dan tante Kumala untuk beristirahat.

Khafi mengantar kedua orang tua Ariqah dihotel Mawar, hotel bintang lima yang terletak dipinggiran Jakarta. Setelah tugasnya terlaksana, Khafi mencari rumah makan terdekat. Seperti biasa, saat makan bersama tamu, Khafi hanya akan makan seadanya. Hingga menjelang tengah malam perutnya meminta diisi kembali.

The Beaten Restaurant, dengan sinar neon box besar warna warni yang menarik perhatian Khafi dari kejauhan. Masih beberapa ratus meter didepan restaurant, Khafi memperlambat laju kendaraannya. Sembari membuka jendela samping kanannya, Khafi menikmati sebuah alunan merdu dari pemutar musik dalam mobilnya.

Ku berharap kau pun merasakan

Iman dan takwamu yang meluluhkan

Rasa ini menjadi cinta

Kekasih idaman yang ku harapkan

Semoga cinta ini menjadi nyata

Ana uhibbuka fillah

Ku mencintaimu karena allah

Jika dia yang terbaik untukku

Dekatkanlah hati kami ya allah

Seketika matanya tertuju pada sosok wanita bersyal putih yang tengah berdiri didekat pagar jembatan. Gadis itu nampak asik menikmati angin segar dari arah sungai yang berarus deras. Matanya menatap kosong, seperti sedang kehilangan akal sehatnya. Mata sembab serta kepedihan pada raut wajahnya.

"Gadis itu lagi? Itu beneran dia kan? Syal ibu. Tidak tidak, itu syal ibu, gimana jika dia bunuh diri?"

Khafi langsung menepikan mobilnya, kemudian menghampiri sang gadis. Aroma Alkohol menyeruak ke penciuman Khafi. Sigadis pemabuk sedang berusaha mengeluarkan uneg uneg dalam hatinya. Dia berteriak kencang ke arah sungai, sesekali dia akan tertawa besar, marah dan kemudian sedih.

"Arggghhhhh, aku bukan wanita lemah. Ya ya ya sekarang aku masih ingat kamu. Walaupun sudah minum tiga kaleng alkohol, kamu masih menempel dalam kepalaku. Darian, kamu bukan milikku lagi. Sekarang aku akan mencari orang lain. Seseorang disana nikahilah aku, aku juga ingin bahagia. Tuhan ijinkan aku bahagia," teriak si gadis.

"Nona, jangan melakukan hal bodoh. Ingat Allah sangat tidak menyukai orang yang tidak menyayangi dirinya." Khafi berusaha membujuk wanita itu dengan lembut.

"Haha, ini adalah diriku. Aku berhak melakukan apapun terhadap diriku." wanita itu tak menghiraukan ucapan Khafi. Bahkan untuk menoleh kebelakang pun tidak.

"Nona, tolonglah turun dari situ," ucap Khafi lagi sambil perlahan mendekati wanita itu.

Wanita cantik itu membalikkan badannya, dengan rambut yang tergerai, melambai diterpa angin hingga menutupi sebagian wajahnya, wajah yang sarat akan kepedihan. Khafi merasa iba akan wanita dihadapannya itu.

"Tapi, aku tidak mengenalmu, aku tidak memiliki urusan apa pun denganmu! Pergilah dari sini!" ucap wanita itu lirih.

Khafi tak ingin kehilangan akal, dia berusaha mencari kata kata yang tepat untuk menarik perhatian wanita yang terkesan cuek dihadapannya.

"Saya... syal dan sapu tangan milik saya, saya ingin agar nona mengembalikan syal saya," ucap Khafi mantap.

Wanita itu berusaha memanjat naik ke atas pagar jembatan yang tingginya hingga ke dadanya. "Syal apa? Aku nggak peduli dengan syal. Aku mau mati pun nggak ada urusannya dengan kamu."

"Tidak nona stop," Khafi berusaha mendekati Elish.

"Apa kamu pernah merasakan sakit? Dan otak mu tak tau bagaimana mengobati sakit yang kau derita. Tau kah kamu? pacarku membatalkan pernikahan karena seorang wanita telah mengandung anaknya. Aku tidak terima, mereka sekarang sedang berbahagia. Dan aku? aku terluka sendirian. Sebaiknya aku mati."

"Nona, jika kamu tak menyayangi dirimu sendiri, bagaimana orang bisa menyayangimu. Bahkan Allah tidak menyayangi orang yang tak menyayangi dirinya sendiri."

"Jika aku menyayangi diriku, apa kamu akan menyayangiku?"

"Ya, aku akan mencoba menyayangi mu, turunlah dari pagar itu." Khafi berusaha membujuk.

Gerak tubuh wanita itu semakin oleng. Sedikit saja kelalaian maka tubuhnya bisa terjatuh kedalam sungai.

"Bersediakah kamu menikah dengan ku?"

"Insyaallah, tapi bisakah nona tidak berdiri disitu?"

Khafi yang semakin mendekati Elish menariknya turun dari pagar. "Ueek ueeekkk ueeekkkk," semua alkohol dan makanan yang terakhir dimakan Elish dimuntahkan keluar.

"Nona? dimana rumah anda, saya akan mengantar anda pulang sekarang." Khafi kebingungan dan khawatir. Dirinya baru pertamakali mengalami kejadian seperti ini.

"Rumah saya? Dimedan. haha," ucap sigadis sedikit meledek kemudian terkulai bersandar pada tubuh Khafi.

Bagaimana caraku menolongnya? Dia wanita, bagaimana aku? Akuu..

Khafi akhirnya memutuskan membawa wanita jorok yang dipenuhi muntahan itu ke dalam mobilnya.

Next 🔜

Terpopuler

Comments

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

01.43 wita, perjalanan cinta dimulai

2021-07-27

1

Little Peony

Little Peony

Bagus thor ceritanya

2021-07-23

1

auliasiamatir

auliasiamatir

tambah seru nih Thor..., bakal ada perdebatan antara khafi dan abinya

2021-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 IAAM-001
2 IAAM-002
3 IAAM-003
4 IAAM-004
5 IAAM-005
6 IAAM-006
7 IAAM-007
8 IAAM-008
9 IAAM-009
10 IAAM-010
11 IAAM-011
12 IAAM-012
13 IAAM-013
14 IAAM-014
15 IAAM-015
16 IAAM-016
17 IAAM-017
18 IAAM-018
19 IAAM-019
20 IAAM-020
21 IAAM-021
22 IAAM-022
23 IAAM-023
24 IAAM-024
25 IAAM-025
26 IAAM-026
27 IAAM-027
28 IAAM-028
29 IAAM-029
30 IAAM-030
31 IAAM-031
32 IAAM-032
33 IAAM-033
34 IAAM-034
35 IAAM-035
36 IAAM-036
37 IAAM-037
38 IAAM-038
39 IAAM-039
40 IAAM-040
41 IAAM-041
42 IAAM-042
43 IAAM-043
44 IAAM-044
45 IAAM-045
46 IAAM-046
47 IAAM-047
48 IAAM-048
49 IAAM-049
50 IAAM-050
51 IAAM-051
52 IAAM-052
53 IAAM-053
54 IAAM-054
55 IAAM-055
56 IAAM-056
57 IAAM-057
58 IAAM-058
59 IAAM-059
60 IAAM-060
61 IAAM-061
62 IAAM-062
63 IAAM-063
64 IAAM-064
65 IAAM-065
66 IAAM-066
67 IAAM-067
68 IAAM-068
69 IAAM-069
70 IAAM-070
71 IAAM-071
72 IAAM-072
73 IAAM-073
74 IAAM-074
75 IAAM-075
76 IAAM-076
77 IAAM-077
78 IAAM-078
79 IAAM-079
80 IAAM-080
81 IAAM-081
82 IAAM-082
83 IAAM-083
84 IAAM-084
85 IAAM-085
86 IAAM-086
87 IAAM-087
88 IAAM-088
89 IAAM-089
90 IAAM-090
91 IAAM-091
92 IAAM-092
93 IAAM-093
94 IAAM-094
95 IAAM-095
96 Sepatah duapatah kata dari author.
97 IAAM-096
98 IAAM-097
99 IAAM-098
100 IAAM-099
101 IAAM-100
102 IAAM-101
103 IAAM-102
104 IAAM-103
105 IAAM-104
106 IAAM-105
107 IAAM-106
108 IAAM-107
109 IAAM-108
110 IAAM-109
111 IAAM-110
112 IAAM-111
113 IAAM-112
114 IAAM-113
115 IAAM-114
116 IAAM-115
117 IAAM-116
118 IAAM-117
119 IAAM-118
120 IAAM-119
121 IAAM-120
122 IAAM-121
123 IAAM-122
124 IAAM-123 (end)
125 Ekstra Part
126 Next Project.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
IAAM-001
2
IAAM-002
3
IAAM-003
4
IAAM-004
5
IAAM-005
6
IAAM-006
7
IAAM-007
8
IAAM-008
9
IAAM-009
10
IAAM-010
11
IAAM-011
12
IAAM-012
13
IAAM-013
14
IAAM-014
15
IAAM-015
16
IAAM-016
17
IAAM-017
18
IAAM-018
19
IAAM-019
20
IAAM-020
21
IAAM-021
22
IAAM-022
23
IAAM-023
24
IAAM-024
25
IAAM-025
26
IAAM-026
27
IAAM-027
28
IAAM-028
29
IAAM-029
30
IAAM-030
31
IAAM-031
32
IAAM-032
33
IAAM-033
34
IAAM-034
35
IAAM-035
36
IAAM-036
37
IAAM-037
38
IAAM-038
39
IAAM-039
40
IAAM-040
41
IAAM-041
42
IAAM-042
43
IAAM-043
44
IAAM-044
45
IAAM-045
46
IAAM-046
47
IAAM-047
48
IAAM-048
49
IAAM-049
50
IAAM-050
51
IAAM-051
52
IAAM-052
53
IAAM-053
54
IAAM-054
55
IAAM-055
56
IAAM-056
57
IAAM-057
58
IAAM-058
59
IAAM-059
60
IAAM-060
61
IAAM-061
62
IAAM-062
63
IAAM-063
64
IAAM-064
65
IAAM-065
66
IAAM-066
67
IAAM-067
68
IAAM-068
69
IAAM-069
70
IAAM-070
71
IAAM-071
72
IAAM-072
73
IAAM-073
74
IAAM-074
75
IAAM-075
76
IAAM-076
77
IAAM-077
78
IAAM-078
79
IAAM-079
80
IAAM-080
81
IAAM-081
82
IAAM-082
83
IAAM-083
84
IAAM-084
85
IAAM-085
86
IAAM-086
87
IAAM-087
88
IAAM-088
89
IAAM-089
90
IAAM-090
91
IAAM-091
92
IAAM-092
93
IAAM-093
94
IAAM-094
95
IAAM-095
96
Sepatah duapatah kata dari author.
97
IAAM-096
98
IAAM-097
99
IAAM-098
100
IAAM-099
101
IAAM-100
102
IAAM-101
103
IAAM-102
104
IAAM-103
105
IAAM-104
106
IAAM-105
107
IAAM-106
108
IAAM-107
109
IAAM-108
110
IAAM-109
111
IAAM-110
112
IAAM-111
113
IAAM-112
114
IAAM-113
115
IAAM-114
116
IAAM-115
117
IAAM-116
118
IAAM-117
119
IAAM-118
120
IAAM-119
121
IAAM-120
122
IAAM-121
123
IAAM-122
124
IAAM-123 (end)
125
Ekstra Part
126
Next Project.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!