IAAM-004

Bila otak sadarku tak bisa mengusir bayangan Darian maka...

Mata Elisabeth menatap tiga kaleng bir yang sudah dipesannya dari seorang pelayan.

Bukankah ini alkohol yang dimaksud? Gambar bintang. Lagian umurku sudah diatas 21 tahun, tidak ada larangan jika aku meminum ini.

Elisabeth menutup situs internet tentang minuman beralkohol yang konon bisa membuat pikiran lebih tenang dan rileks.

Satu kaleng bir langsung dibuka dan diteguk hingga setengah kaleng.

"Hmm, lumayan walaupun nggak senikmat cola," gumam Elish kemudian langsung meminum habis sisa cairan dalam kaleng.

Selang sejam, tiga kaleng bir telah ludes masuk kedalam lambungnya.

Rasa panas dan gerah mulai menjalar disekujur tubuh Elisabeth. Matanya sayup, jalan nya gontai menuju meja kasir rumah makan tersebut.

Setelah mengeluarkan uang 200 ribu membayar pesanannya, Elish berjalan keluar mencari udara segar.

Seok ke kiri seok ke kanan seok ke kiri seok ke kanan.

Seperti itulah Elish berjalan sejauh 100 meter kedepan. Angin sejuk dari arah sungai membuatnya berhenti disitu. Sudah dengan pengaruh alkohol Elisabeth mulai menggerutu, teriak, dan bahkan tertawa sendiri. Kekesalan dan unek uneknya ditumpahkan keluar dari dalam batinnya.

"Arggghhhhh, aku bukan wanita lemah. Ya ya ya sekarang aku masih ingat kamu. Walaupun sudah minum tiga kaleng alkohol, kamu masih menempel dalam kepalaku. Darian, kamu bukan milikku lagi. Sekarang aku akan mencari orang lain. Seseorang disana nikahilah aku, aku juga ingin bahagia. Tuhan ijinkan aku bahagia," teriak Elisabeth ke arah sungai yang mengalir deras dibawah jembatan.

Tanpa disadari Elish, ocehannya sedang didengar oleh seorang pria yang mengawasinya dari belakang.

Elish menaiki satu step ke atas pagar jembatan.

"Nona, jangan melakukan hal bodoh. Ingat Allah sangat tidak menyukai orang yang tidak menyayangi dirinya." ucapan lembut tiba tiba dari belakang Elisabeth.

"Haha, ini adalah diriku. Aku berhak melakukan apapun terhadap diriku." Elish tak menghiraukan suara itu. Bahkan untuk menoleh kebelakang pun tidak.

"Nona, tolonglah turun dari situ," ucap pria itu lagi sambil perlahan mendekati Elishabeth.

Elisabeth menoleh. "Aku tidak mengenalmu, aku tidak memiliki urusan apa pun denganmu! Pergi dari sini!"

"Saya... shal dan sapu tangan milik saya, saya ingin agar nona mengembalikan shal saya," ucap pria itu.

Elish turun dari jembatan mendekati pria itu.

"Syal apa?" tanya Elisabeth.

"Syal putih yang ada dileher anda," ucap pria bersuara lembut itu.

Semilir angin berhembus ke arahnya, aroma wangi maskulin sekali lagi menerpa hidungnya. Elisabeth mencium syal yang seharian telah setia menemaninya, wangi maskulin dari syal itu telah sedikit berkurang.

Elis memajukan kepalanya mengendus wangi dari badan pria asing itu.

Aroma yang sama dengan aroma pada shal, benarkah shal ini miliknya? Tapi ada yang mengganjal. Kemaren di Medan dan sekarang...

Rasa mual tiba tiba menyeruak. Kebanyakan berpikir membuat Elisabeth mual dan, "ueekk ueekk," muntah saat itu juga.

"Nona? dimana rumah anda, saya akan mengantar anda pulang."

"Rumah saya? Dimedan. haha," Elisabeth terkulai bersandar pada pagar jembatan masih dalam pengaruh alkohol kemudian tertidur.

\~\~\~\~\~

Sehari sebelum hari pernikahan Elisabeth dan Darian yang batal...

"Khafi?" Panggil Abi Umar Al-Nawawi.

"Ya Abi," jawab Khafi yang saat itu baru saja tiba diruang makan.

"Kamu besok temani abi ke Medan. Abi diundang oleh teman lama abi disana. Kakakmu Shaleh sedang sakit."

Khafi menyendok nasi kedalam piringnya, kemudian menaruh lauk yang sudah terhidang diatas meja.

"Acara apa abi?" tanya Khafi.

"Ceramah 7 hari meninggalnya ibunda dari teman abi. Abi nggak bisa menolak, pak Abdulah adalah teman lama abi. Abi harus sempatkan diri kesana walaupun hanya 1 hari. Dan lusa Abi harus hadiri pelantikan masjid Darussalam di Bandung." jelas Abi Umar.

"Insya Allah Khafi akan temani abi," ucap Khafi sambil mulai mengunyah makanan dalam mulutnya.

Keesokan hari...

Khafi, abi Umar dan Hardian asisten abi berangkat menuju medan. Siang itu mereka langsung menuju kediaman sahabat abi bernama Abdulah.

Menjelang Sholat ashar acara tahlilan sudah selesai. Abi, Khafi dan Hardian ditemani pak Abdulah melakukan sholat berjemaah dimasjid terdekat dirumah pak Abdulah.

"Allah hu akbar Allah hu akbar. Allah hu akbar Allah hu akbar..."

Adzan sholat Isha berkumandang memanggil setiap umat yang beragama muslim untuk menjalankan kewajiban. Saat itu Khafi, Hardian dan Amir anak laki laki pak Abdulah berjalan kaki dari rumah menuju masjid.

Menjelang dua puluh meter, dari depan gerbang gereja nampak seorang wanita tengah duduk meringkuk didepan pagar. Gerak gerik wanita itu sangat tak nyaman. Sesekali tangannya mengelus bagian badannya yang sedang terekspos menampakkan auratnya.

Semakin dekat, wanita itu tampak mundur semakin masuk kedalam pagar. Dengan sebuah buket bunga di tangan, mata sembab dan hidung merah.

Khafi cuek melewati wanita itu, namun dalam hatinya bergejolak. Perasaan aneh aneh mengganggu dalam hatinya. Melewati beberapa langkah Khafi berbalik badan kembali ke arah gadis itu.

"Nona?" sapa Khafi kemudian melingkarkan shal yang ada dilehernya ke badan wanita itu.

Wanita yang kebingungan itu menatap Khafi, sorot lampu jalan menampakkan kesedihan yang medalam diwajah gadis itu.

"Ini..." ucap gadis itu.

Khafi langsung berlalu mengejar dua orang rekannya yang sudah berada di depan masjid.

Usai melaksanakan sholat isha, Khafi kembali melewati jalan yang sama. Namun gadis itu sudah tak berada disitu..

Mungkin dia sudah pulang. Dari gaunnya pasti gadis itu sedang menunggu pengantin prianya. Pernikahannya batal dan... Ah kenapa aku terus memikirkannya, lagian.

Malam itu dirumah pak Abdulah, Khafi tidur sekamar bersama Abi dan Hardian. Mengingat subuh awal mereka harus langsung ke Bandung, mereka harus langsung beristirahat menghilangkan lelah akibat aktifitas sepanjang hari.

Pesawat udara meninggalkan kota Medan menuju Bandung.

Setiba di Bandung Khafi membantu Abi melakukan persiapan untuk acara siang nanti di Masjid Darussalam. Sebagai seorang syekh kondang abi Umar Al Nawawi jarang berada dirumah. Kegiatannya sehari hari hanya diisi dengan undangan ceramah ceramah dan ceramah.

Siang hari usai sholat dzuhur, acara peresmian Masjid Darussalam dimulai. Ceramah singkat, pengajian serta doa dari anak anak yatim berlangsung khusyuk. Beberapa jam berlalu hingga acara selesai. Khafi, Abi Umar dan Hardian bergegas kembali ke Bogor.

Mobil yang akan ditumpangi ketiganya telah menunggu. Abi buru buru harus kembali ke pesantren, seorang teman sudah menunggunya dipesantren.

Mobil sedan tua berwarna hitam itu meluncur menuju tujuan mereka. Didalam mobil Abi banyak berbincang dengan anak bungsunya itu. Jarang sekali Abi memiliki waktu bersama putranya, kesibukannya yang padat membuat Abi harus selalu berada diluar rumah.

"Khafi, Abi sengaja mengajakmu ikut bersama abi. Abi berharap kamu bisa belajar banyak. Kakak mu Shaleh sudah sering ikut menjadi pembicara pada acara acara besar. Sepertinya bakat kakakmu akan sama seperti Abi. Sedangkan kakakmu Khaila, sudah ikut suaminya tinggal di Malaysia. Abi berharap kamu dapat mengambil alih menangani yayasan Al-Ikhlas. Mulai pekan depan Abi akan merekomendasikan mu sebagai guru honor diyayasan. Sambil mengajar kamu pelajari cara mengelola yayasan. Secepatnya Abi akan menyerahkan seluruh yayasan ketangan kamu." ucap Umar Al Nawawi panjang lebar.

"Tapi abi, Khafi belum berpengalaman apa pun. Khafi belum siap mengurus..."

"Untuk itulah abi menyuruh mu belajar, gunakan ilmu yang sudah kamu pelajari saat di Al Ashar," potong Umar.

Sambil menggaruk kepala, Khafi menoleh ke arah seorang wanita yang mengenakan shal putih memasuki terminal bus Leuwi Panjang.

Wanita itu..

Ya dia wanita itu, aku sangat mengenali shalku. Shal yang aku berikan pada gadis didepan gereja...

Tapi ini di Bandung bukan di Medan.

Untuk menjawab rasa penasaran Khafi langsung menghentikan mobil yang sedang melaju perlahan akibat kemacetan.

"Bang stop, Abi Khafi turun disini. Ada teman Khafi, nanti Khafi langsung nyusul pulang naik bus,"Khafi mencium tangan abinya kemudian turun dari mobil mengikuti gadis yang membuatnya penasaran.

"Hmmmm, anak itu. Begitu lah sifatnya jika dikasi tau, pasti langsung nyelenong pergi," gumam Abi begitu Khafi keluar dari mobil.

*Next **🔜*

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

hai elis...ternyata kita satu kampung Elis...nama kamu juga seperti nama temanku Elisabeth dan Petra...senang bisa mampir di ceritanya kk author...

2023-09-20

0

Dede Dewi

Dede Dewi

pertemuan yang begitu menarik

2023-04-27

1

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

01.34 wita, berikut

2021-07-27

1

lihat semua
Episodes
1 IAAM-001
2 IAAM-002
3 IAAM-003
4 IAAM-004
5 IAAM-005
6 IAAM-006
7 IAAM-007
8 IAAM-008
9 IAAM-009
10 IAAM-010
11 IAAM-011
12 IAAM-012
13 IAAM-013
14 IAAM-014
15 IAAM-015
16 IAAM-016
17 IAAM-017
18 IAAM-018
19 IAAM-019
20 IAAM-020
21 IAAM-021
22 IAAM-022
23 IAAM-023
24 IAAM-024
25 IAAM-025
26 IAAM-026
27 IAAM-027
28 IAAM-028
29 IAAM-029
30 IAAM-030
31 IAAM-031
32 IAAM-032
33 IAAM-033
34 IAAM-034
35 IAAM-035
36 IAAM-036
37 IAAM-037
38 IAAM-038
39 IAAM-039
40 IAAM-040
41 IAAM-041
42 IAAM-042
43 IAAM-043
44 IAAM-044
45 IAAM-045
46 IAAM-046
47 IAAM-047
48 IAAM-048
49 IAAM-049
50 IAAM-050
51 IAAM-051
52 IAAM-052
53 IAAM-053
54 IAAM-054
55 IAAM-055
56 IAAM-056
57 IAAM-057
58 IAAM-058
59 IAAM-059
60 IAAM-060
61 IAAM-061
62 IAAM-062
63 IAAM-063
64 IAAM-064
65 IAAM-065
66 IAAM-066
67 IAAM-067
68 IAAM-068
69 IAAM-069
70 IAAM-070
71 IAAM-071
72 IAAM-072
73 IAAM-073
74 IAAM-074
75 IAAM-075
76 IAAM-076
77 IAAM-077
78 IAAM-078
79 IAAM-079
80 IAAM-080
81 IAAM-081
82 IAAM-082
83 IAAM-083
84 IAAM-084
85 IAAM-085
86 IAAM-086
87 IAAM-087
88 IAAM-088
89 IAAM-089
90 IAAM-090
91 IAAM-091
92 IAAM-092
93 IAAM-093
94 IAAM-094
95 IAAM-095
96 Sepatah duapatah kata dari author.
97 IAAM-096
98 IAAM-097
99 IAAM-098
100 IAAM-099
101 IAAM-100
102 IAAM-101
103 IAAM-102
104 IAAM-103
105 IAAM-104
106 IAAM-105
107 IAAM-106
108 IAAM-107
109 IAAM-108
110 IAAM-109
111 IAAM-110
112 IAAM-111
113 IAAM-112
114 IAAM-113
115 IAAM-114
116 IAAM-115
117 IAAM-116
118 IAAM-117
119 IAAM-118
120 IAAM-119
121 IAAM-120
122 IAAM-121
123 IAAM-122
124 IAAM-123 (end)
125 Ekstra Part
126 Next Project.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
IAAM-001
2
IAAM-002
3
IAAM-003
4
IAAM-004
5
IAAM-005
6
IAAM-006
7
IAAM-007
8
IAAM-008
9
IAAM-009
10
IAAM-010
11
IAAM-011
12
IAAM-012
13
IAAM-013
14
IAAM-014
15
IAAM-015
16
IAAM-016
17
IAAM-017
18
IAAM-018
19
IAAM-019
20
IAAM-020
21
IAAM-021
22
IAAM-022
23
IAAM-023
24
IAAM-024
25
IAAM-025
26
IAAM-026
27
IAAM-027
28
IAAM-028
29
IAAM-029
30
IAAM-030
31
IAAM-031
32
IAAM-032
33
IAAM-033
34
IAAM-034
35
IAAM-035
36
IAAM-036
37
IAAM-037
38
IAAM-038
39
IAAM-039
40
IAAM-040
41
IAAM-041
42
IAAM-042
43
IAAM-043
44
IAAM-044
45
IAAM-045
46
IAAM-046
47
IAAM-047
48
IAAM-048
49
IAAM-049
50
IAAM-050
51
IAAM-051
52
IAAM-052
53
IAAM-053
54
IAAM-054
55
IAAM-055
56
IAAM-056
57
IAAM-057
58
IAAM-058
59
IAAM-059
60
IAAM-060
61
IAAM-061
62
IAAM-062
63
IAAM-063
64
IAAM-064
65
IAAM-065
66
IAAM-066
67
IAAM-067
68
IAAM-068
69
IAAM-069
70
IAAM-070
71
IAAM-071
72
IAAM-072
73
IAAM-073
74
IAAM-074
75
IAAM-075
76
IAAM-076
77
IAAM-077
78
IAAM-078
79
IAAM-079
80
IAAM-080
81
IAAM-081
82
IAAM-082
83
IAAM-083
84
IAAM-084
85
IAAM-085
86
IAAM-086
87
IAAM-087
88
IAAM-088
89
IAAM-089
90
IAAM-090
91
IAAM-091
92
IAAM-092
93
IAAM-093
94
IAAM-094
95
IAAM-095
96
Sepatah duapatah kata dari author.
97
IAAM-096
98
IAAM-097
99
IAAM-098
100
IAAM-099
101
IAAM-100
102
IAAM-101
103
IAAM-102
104
IAAM-103
105
IAAM-104
106
IAAM-105
107
IAAM-106
108
IAAM-107
109
IAAM-108
110
IAAM-109
111
IAAM-110
112
IAAM-111
113
IAAM-112
114
IAAM-113
115
IAAM-114
116
IAAM-115
117
IAAM-116
118
IAAM-117
119
IAAM-118
120
IAAM-119
121
IAAM-120
122
IAAM-121
123
IAAM-122
124
IAAM-123 (end)
125
Ekstra Part
126
Next Project.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!