Imamku Ajari Aku Mencintaimu

Imamku Ajari Aku Mencintaimu

IAAM-001

• Perhatian. Cerita ini asli hanyalah karangan penulis semata. Tidak dikutip dari judul atau cerita manapun. Jika ada kesamaan kisah, lokasi atau nama tokoh, itu murni sebuah kebetulan.

\~\~\~\~\~\~\~

Darian please...

Elisabeth menatap khawatir pada papanya yang duduk tanpa expresi diwajahnya.

"Teng teng teng," dentuman suara lonceng memecah keheningan dalam ruangan itu.

Seorang pastor berjalan mendekati Elisabeth. "Sudah lebih lima menit dari waktu yang ditetapkan. Sepertinya pengantin pria tak akan datang."

"Pastor Yakub, tunggulah lima menit lagi. Mereka pasti sedang dalam perjalanan ke sini," pinta Elisabeth.

"Maksud saya coba ditelpon dulu. Apa mereka baik baik saja. Kita tidak tau jika mereka terkendala suatu hal hingga terlambat." saran pastor Yakub.

"Baik." Kekhawatiran Elisabeth semakin menjadi, mengingat tak satu pun keluarga Darian hadir diruangan itu.

Elisabeth berjalan menuju bangku dimana adiknya duduk. Ponselnya dititip di tas sang adik. Dengan cemas Elisabeth menghubungi Darian.

Rejected? Darian menolak panggilanku? Oh no, Darian please!

Elisabeth berulang ulang menghubunginya namun hasilnya tetap sama. Elisabeth memberanikan diri menghubungi kakak Darian.

"Tuuutt tuuut tuuut"

"Elis?" jawab Delilah kakak Darian.

"Kak apa yang terjadi?" tanya Elisabeth.

"Elis maaf, terjadi masalah besar dirumah. Sepertinya pernikahan kalian dibatalkan."

"Batal?" teriak Elisabeth. "Masalah apa kak?"

"Mendingan kamu minta penjelasan dari Darian soal wanita yang mengaku ngaku tengah hamil anaknya. Sudah dulu ya kakak buru buru ini." Sambungan telpon dengan Delilah langsung terputus saat itu juga.

"Apa yang terjadi? Batal? Apa pernikahannya batal?" bentak papa William Petra dengan wajah merah padam. Satu tangan kanannya melayang mendarat dipipi Elisabeth. "Bikin malu keluarga. Kamu berhasil membuat papa malu. Sejak awal papa sudah bilang tidak setuju dengan Darian itu. Tapi kamu begitu keras kepala. Papa menyesal hadir disini sekarang."

"Maafin Elis pa, Elis nggak bermaksud mempermalukan papa," jawab Elisabeth dengan mata memerah. Bulir airmata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya jatuh berderai membasahi pipinya.

Bukan tamparan papanya yang membuatnya menangis. Tapi fakta bahwa Darian tak kunjung tiba lah yang membuat dadanya sesak menahan kecewa.

"Ayo Ma, Fred, Jenie pergi dari sini. Papa tidak ingin menjadi tontonan disini." Papa menarik lengan istrinya dan adik adiknya agar meninggalkan tempat itu.

Elisabeth menoleh ke arah para undangan yang mulai bergunjing dibelakangnya. Sebagian dari mereka adalah keluarga, namun beberapa adalah orang orang penting yang diundang papanya untuk menjadi saksi pemberkatan nikahnya.

Tante Lilian adik dari papa menghampiri Elisabeth.

"Kamu yang sabar Elis, papamu sangat tempramen jadi wajar jika dia marah seperti itu. Btw gimana bisa batal? Kamu nggak telpon keluarga mereka lagi, ada masalah apa?" Wajah Lilian dipenuhi penasaran yang begitu besar. Yang pastinya sebagai info untuk bahan pergunjingan di grup keluarga.

"Elis juga masih belum tau tante," jawab Elis sembari menarik nafas panjang. Elisabeth berusaha menahan tangisnya namun cairan bening itu tetap saja lolos dari bendungan pelupuk matanya.

"Ya sudah, coba kamu lap air matamu itu. Dandanan mu jadi belepotan gitu," ucap Lilian kemudian meninggal kan Elisabeth yang masih tersedu.

Daniah dan Suny saudari ibunya menghampiri Elisabeth.

"Sayang, sudah lah. Jangan nangis terus seperti itu. Kamu lihat? Orang orang makin bergunjing melihat mu menangis seperti itu. Toh kamu wanita yang sangat cantik, masih banyak pria pria diluar sana yang ingin menikahi mu," ucap Dania keluar begitu saja dari mulutnya.

What? Banyak pria? ucapan Daniah begitu menohok. Elisabeth masih berharap Darian akan datang menemuinya saat itu.

"Yah, jika memang pernikahannya batal. Biar tante yang bicarakan ke pastor. Para undangan masih menunggu loh," ujar Suny.

Elisabeth tak mengeluarkan sepatah katapun. Suny langsung menghampiri pastor dan mengumumkan pembatalan pemberkatan nikah sore itu.

Para undangan satu persatu keluar dari ruang gereja itu. Pergunjingan tak pernah berhenti keluar dari mulut mereka. Sesekali para tamu itu melirik ke arah Elisabeth yang masih terdiam dikursi paling depan.

....

Elisabeth keluar paling terakhir dari gedung bermenara menjulang tinggi itu. Gaun putih satin melekat indah dibadannya. Segegenggam buket bunga masih dipegangnya erat.

Elisabeth duduk ditangga depan gereja sembari melepas tiara dan veil dari kepalanya.

Kemana aku akan pergi sekarang? Tiada tempat untukku menyandarkan kepalaku. Jika pulang sekarang pasti papa akan mengusirku. Seperti biasa saat papa sedang emosi papa sering mengusir Elisabet dari rumah.

Elisabeth teringat akan sosok Darian. Satu satunya pria yang menjadi sandaran hidupnya. Darian satu satunya orang yang menjadi tempat curhatnya. Tak terasa air mata kembali mengalir dari kedua pelupuk matanya.

Pukul 19:15. Jam digital dari ponselnya terus mergerak meninggalkan waktu.

"Allahu akbar Allahu Akbar. Allahu akbar Allahu akbar." Suara adzan dari masjid terdekat melantun merdu ditelinga Elisabeth.

"Ya Allah, jika Engkau benar ada, berikan yang menurutmu terbaik untukku," gumam Elisabeth sembari menatap kubah masjid berjarak 100 meter diujung jalan. Dalam hatinya nya membayangkan Darian akan datang menemuinya saat itu. Walaupun terlambat Elisabet pasti akan memaafkan Darian.

Darian, aku yakin kamu pasti akan datang menemuiku. Kamu berhutang penjelasan kepadaku...

Elisabeth melipat tangan didadanya. Gaun satin tipis itu tak mampu menahan angin malam yang berhembus menusuk kulitnya.

Sementara tiga orang pria pejalan kaki dengan gamis dan peci melintas dihadapannya. Elisabeth nampak memundurkan sedikit badannya masuk ke dalam pagar gereja sembari menutupi belahan bagian dadanya yang nampak sexy. Sesekali Elisabet mengelus lengannya berulang ulang agar mengurangi hawa dingin yang menusuk pori pori kulitnya.

Setelah sepuluh meter pria pria itu melintas, seorang pria muda kembali kehadapan Elisabeth.

"Nona?" ucap pria itu sembari menyodorkan shal yang dipakainya kepada Elisabeth.

Elisabeth menengadah ke wajah pria itu. Silau lampu membuatnya kurang menyimak wajah pria tersebut. Tanpa berkata kata pria itu langsung melingkarkan shal itu ke leher Elisabeth, menutupi sebagian dada.

"Pakailah, anda pasti kedinginan." Suara beratnya begitu lembut. Sepoi angin berhembus menguak aroma wangi dari shal itu.

"Ini," Elisabeth tak sempat berterimaksih. Pria itu langsung meninggalkannya seraya berlari kecil mengejar kedua orang pria lainnya yang sudah hampir tiba dimasjid.

Shal putih itu membantu Elisabeth melawan dinginnya malam. Dalam sekejap kehangatan itu membuatnya terlelap, mengobati rasa lelah dan pedih yang dialaminya hari itu.

Sejam setelah Elisabeth tertidur...

"Tin tiin tiiiinn." Suara klakson mobil.

"Elish," suara seorang wanita berulang ulang memanggil Elisabeth dari dalam mobil. Tak digubris oleh Elisabeth wanita itu akhirnya turun dari mobil.

"Elisabeth Cahaya Petra, bangun. Sempat sempatnya kamu tertidur disini? Ayo cepat ikut aku pulang," ucap Resty sembari menarik tubuh Elisabeth agar bangun dari duduknya.

"Resty." Elisabeth terbangun menatap Resty. Semburat kemarahan nampak dari wajah Resty.

"Kamu ngapain disini? Apa batal menikah sudah membuat otakmu rusak? Ayo cepat kita pulang," Resty menarik pergelangan tangan Elis agar bangkit dari duduknya.

"Tapi Res, gimana jika Darian datang?"

"Haha, Elis, jika Darian akan datang. Mereka pasti sudah datang sejak sore tadi. Sekarang ini sudah hampir jam 9 malam. Come on, pernikahan kalian tuh udah batal," Resty menceramahi sepupunya yang lemot itu dengan perkataan yang lumayan pedas agar dirinya sadar.

Darian... Inikah akhir dari hubungan kita?

Sesak dan perih dalam batinnya terasa benar benar menyiksa. Elisabeth membayangkan jika Darian kini bukan lagi tunangannya. Darian bukan lagi calon suaminya. Darian kini bukan bagian dari dirinya lagi.

"Tidak, Res. Darian bukan orang seperti itu. Sejak kecil dia sangat menyayangiku. Dia pria yang sangat bertanggung jawab." Air mata terurai seketika. Isak tangis Elisabeth pecah seakan tak ingin percaya kenyataan yang dihadapinya.

"Huuffffftttt, buktinya Darian nggak ada disini Lis. Dia sudah meninggalkanmu. Sekarang kamu ikut aku dulu. Besok kamu bisa menemui Darian dan minta penjelasan darinya." Resty menarik tangan Elisabeth masuk kedalam mobilnya.

Sambil sesenggukan Elisabeth pasrah dibawa pergi Resty dari tempat itu.

*Next **🔜*

Terpopuler

Comments

Dede Dewi

Dede Dewi

cakep...bisa mampir juga nih di ceritaku...bahasa cintaMu

2023-04-27

1

Ani Nur

Ani Nur

bagus tor ceritanya

2021-11-27

1

Laras Azfar

Laras Azfar

aku mampur kk

2021-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 IAAM-001
2 IAAM-002
3 IAAM-003
4 IAAM-004
5 IAAM-005
6 IAAM-006
7 IAAM-007
8 IAAM-008
9 IAAM-009
10 IAAM-010
11 IAAM-011
12 IAAM-012
13 IAAM-013
14 IAAM-014
15 IAAM-015
16 IAAM-016
17 IAAM-017
18 IAAM-018
19 IAAM-019
20 IAAM-020
21 IAAM-021
22 IAAM-022
23 IAAM-023
24 IAAM-024
25 IAAM-025
26 IAAM-026
27 IAAM-027
28 IAAM-028
29 IAAM-029
30 IAAM-030
31 IAAM-031
32 IAAM-032
33 IAAM-033
34 IAAM-034
35 IAAM-035
36 IAAM-036
37 IAAM-037
38 IAAM-038
39 IAAM-039
40 IAAM-040
41 IAAM-041
42 IAAM-042
43 IAAM-043
44 IAAM-044
45 IAAM-045
46 IAAM-046
47 IAAM-047
48 IAAM-048
49 IAAM-049
50 IAAM-050
51 IAAM-051
52 IAAM-052
53 IAAM-053
54 IAAM-054
55 IAAM-055
56 IAAM-056
57 IAAM-057
58 IAAM-058
59 IAAM-059
60 IAAM-060
61 IAAM-061
62 IAAM-062
63 IAAM-063
64 IAAM-064
65 IAAM-065
66 IAAM-066
67 IAAM-067
68 IAAM-068
69 IAAM-069
70 IAAM-070
71 IAAM-071
72 IAAM-072
73 IAAM-073
74 IAAM-074
75 IAAM-075
76 IAAM-076
77 IAAM-077
78 IAAM-078
79 IAAM-079
80 IAAM-080
81 IAAM-081
82 IAAM-082
83 IAAM-083
84 IAAM-084
85 IAAM-085
86 IAAM-086
87 IAAM-087
88 IAAM-088
89 IAAM-089
90 IAAM-090
91 IAAM-091
92 IAAM-092
93 IAAM-093
94 IAAM-094
95 IAAM-095
96 Sepatah duapatah kata dari author.
97 IAAM-096
98 IAAM-097
99 IAAM-098
100 IAAM-099
101 IAAM-100
102 IAAM-101
103 IAAM-102
104 IAAM-103
105 IAAM-104
106 IAAM-105
107 IAAM-106
108 IAAM-107
109 IAAM-108
110 IAAM-109
111 IAAM-110
112 IAAM-111
113 IAAM-112
114 IAAM-113
115 IAAM-114
116 IAAM-115
117 IAAM-116
118 IAAM-117
119 IAAM-118
120 IAAM-119
121 IAAM-120
122 IAAM-121
123 IAAM-122
124 IAAM-123 (end)
125 Ekstra Part
126 Next Project.
Episodes

Updated 126 Episodes

1
IAAM-001
2
IAAM-002
3
IAAM-003
4
IAAM-004
5
IAAM-005
6
IAAM-006
7
IAAM-007
8
IAAM-008
9
IAAM-009
10
IAAM-010
11
IAAM-011
12
IAAM-012
13
IAAM-013
14
IAAM-014
15
IAAM-015
16
IAAM-016
17
IAAM-017
18
IAAM-018
19
IAAM-019
20
IAAM-020
21
IAAM-021
22
IAAM-022
23
IAAM-023
24
IAAM-024
25
IAAM-025
26
IAAM-026
27
IAAM-027
28
IAAM-028
29
IAAM-029
30
IAAM-030
31
IAAM-031
32
IAAM-032
33
IAAM-033
34
IAAM-034
35
IAAM-035
36
IAAM-036
37
IAAM-037
38
IAAM-038
39
IAAM-039
40
IAAM-040
41
IAAM-041
42
IAAM-042
43
IAAM-043
44
IAAM-044
45
IAAM-045
46
IAAM-046
47
IAAM-047
48
IAAM-048
49
IAAM-049
50
IAAM-050
51
IAAM-051
52
IAAM-052
53
IAAM-053
54
IAAM-054
55
IAAM-055
56
IAAM-056
57
IAAM-057
58
IAAM-058
59
IAAM-059
60
IAAM-060
61
IAAM-061
62
IAAM-062
63
IAAM-063
64
IAAM-064
65
IAAM-065
66
IAAM-066
67
IAAM-067
68
IAAM-068
69
IAAM-069
70
IAAM-070
71
IAAM-071
72
IAAM-072
73
IAAM-073
74
IAAM-074
75
IAAM-075
76
IAAM-076
77
IAAM-077
78
IAAM-078
79
IAAM-079
80
IAAM-080
81
IAAM-081
82
IAAM-082
83
IAAM-083
84
IAAM-084
85
IAAM-085
86
IAAM-086
87
IAAM-087
88
IAAM-088
89
IAAM-089
90
IAAM-090
91
IAAM-091
92
IAAM-092
93
IAAM-093
94
IAAM-094
95
IAAM-095
96
Sepatah duapatah kata dari author.
97
IAAM-096
98
IAAM-097
99
IAAM-098
100
IAAM-099
101
IAAM-100
102
IAAM-101
103
IAAM-102
104
IAAM-103
105
IAAM-104
106
IAAM-105
107
IAAM-106
108
IAAM-107
109
IAAM-108
110
IAAM-109
111
IAAM-110
112
IAAM-111
113
IAAM-112
114
IAAM-113
115
IAAM-114
116
IAAM-115
117
IAAM-116
118
IAAM-117
119
IAAM-118
120
IAAM-119
121
IAAM-120
122
IAAM-121
123
IAAM-122
124
IAAM-123 (end)
125
Ekstra Part
126
Next Project.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!