Hampir siang hari ketika mereka bertiga akhirnya tiba di villa milik Nathan. Villa itu dikelilingi oleh pepohonan yang hijau dan sangat dekat dengan pantai. Suasananya yang sejuk membuat Alyssa sudah merasa betah berada disana. Ia tidak sabar untuk berjalan-jalan mengelilingi tempat tersebut. Di villa ada sepasang suami istri yang dipercaya oleh Nathan untuk mengurus tempat itu. Pak Bowo dan Bu Wati sudah cukup lama bekerja untuk Nathan. Pak Bowo membantu membawa barang-barang milik Nathan ke dalam kamar. Sementara Bu Wati menyiapkan makan siang untuk ketiganya.
Kamar Alyssa begitu nyaman, pemandangan di luar langsung menghadap ke laut. Sungguh ia tidak menyangka bisa liburan di tempat indah seperti ini secara gratis. Alyssa segera memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari dan merapikan beberapa barang yang ia bawa. Hanya butuh waktu beberapa menit bagi Alyssa untuk merapikan semuanya lalu ia memutuskan untuk rebahan sebentar di kasur sebelum makan siang.
Tok tok tok
Alyssa menoleh dengan kesal ke arah pintu. Padahal ia baru saja ingin beristirahat sebentar tapi ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya yang dia yakin kalau orang itu adalah Nathan. Dengan langkah malas Alyssa menuju pintu dan membukanya. Tampak Nathan sudah berdiri di depan pintu sambil nyengir memperlihatkan barisan gigi putihnya.
“Tolong rapiin barang-barangku di kamar ya” pinta Nathan sambil tersenyum polos.
Tanpa menjawab Alyssa langsung mengikuti Nathan ke kamarnya. Dia merapikan barang-barang Nathan dengan cepat agar bisa segera beristirahat.
“Sa, kamu mau jalan-jalan ke pantai nggak?” tanya Nathan.
“Iya. Kelihatan pantainya bagus, mungkin sorean aku mau kesana sekalian lihat sunset”.
“Oke, aku sudah memutuskan untuk nemenin kamu jalan-jalan ke pantai sore nanti”.
“Nggak usah Nat, aku bisa jalan-jalan sendiri kok” tolak Alyssa.
“Tapi kamu kan nggak tau daerah sini”.
“Aku nggak bakalan pergi jauh-jauh. Kan cuma ke pantai aja, deket dari sini juga”.
Nathan kesal karena Alyssa menolak dirinya untuk menemani jalan-jalan ke pantai. Ia lalu keluar kamar meninggalkan Alyssa sendiri yang masih merapikan barang bawaannya. Sebenarnya dalam hati Alyssa ingin ditemani oleh Nathan. Tapi ia takut kalau terlalu dekat dengan Nathan dirinya akan jatuh cinta dengan pria itu. Ingatan tentang ciuman dari Nathan masih terus membayangi dirinya. Ia berpikir mungkin Nathan hanya iseng saja melakukannya, tapi dampaknya sangat besar bagi Alyssa. Gadis itu sempat merasa bahwa dirinya spesial di mata Nathan, tapi dengan cepat ia meyakinkan dirinya bahwa tidak mungkin Nathan menyukainya.
Saat makan siang Nathan, Alyssa dan Alvin tidak banyak bicara. Mereka terlalu sibuk dengan makanan masing-masing. Nathan yang sudah menghabiskan makanannya meninggalkan meja makan lebih dulu. Ia masih kesal dengan Alyssa dan akhirnya ia memutuskan untuk istirahat di dalam kamar.
Tak terasa Nathan tertidur di kamarnya sampai sore hari. Meskipun masih sedikit mengantuk, tapi ia bergegas bangun dari tidurnya dan bergegas untuk mandi. Selesai mandi Nathan hendak berjalan-jalan di sekitar villa untuk mengusir kesepiannya. Tadinya ia ingin meminta Alvin untuk menemaninya, tapi ternyata Alvin tidak ada di kamarnya.
“Pak, lihat Alvin nggak?” tanya Nathan pada Pak Bowo yang sedang membersihkan kebun.
“Tadi dia bilang mau ke pantai, tuan” jawab Pak Bowo sambil terus menyibukkan dirinya dengan tanaman-tanaman.
“Oh, jadi mereka berdua sudah janjian pergi ke pantai rupanya. Awas saja kalau mereka pulang nanti” Nathan begitu kesal dengan Alvin dan Alyssa. Ia akhirnya bergegas untuk menuju pantai juga.
Di pantai Alyssa sibuk dengan kameranya, sehingga ia tidak menyadari ternyata Alvin juga berada di sana.
“Sibuk banget sih daritadi motoin pantai terus. Nggak butuh model buat foto nih? Aku bisa loh jadi modelmu” kata Alvin sambil menunjukkan beberapa pose layaknya seorang foto model di depan Alyssa.
“Nggak Vin, makasih. Nanti kameraku rusak”.
“Kamu ngejek aku Sa? Kegantenganku itu hampir sama dengan Nathan. Cuma bedanya dia jadi artis, aku manajernya. Coba kalau aku jadi artis juga pasti aku punya banyak fans. Mungkin kamu jadi salah satu fansku”.
Mereka berdua asik bermain di pantai. Mereka saling kejar-kejaran seperti anak kecil dan beberapa kali Alvin memotret Alyssa dengan kameranya. Mereka asik dengan dunia mereka sendiri tanpa menyadari dari kejauhan Nathan sedang marah melihat kedekatan keduanya.
“Kalian darimana?” tanya Nathan ketus ketika melihat Alvin dan Alyssa tiba di villa.
“Dari pantai Nat, jalan-jalan sebentar tadi sambil lihat sunset” jawab Alvin masih belum menyadari jika bosnya itu sedang marah.
“Alyssa, buatin aku makanan! Aku lapar!” perintah Nathan.
“Iya, tapi aku ganti baju dulu setelah itu baru masak”.
“Kamu kan bisa suruh Bu Wati buat masak Nat” kata Alvin.
“Bu Wati udah aku suruh istirahat, kasian dia capek kerja seharian”.
“Udah Vin gak apa-apa kok, aku kan suka masak” kata Alyssa sambil meninggalkan keduanya menuju kamar untuk ganti baju.
Aroma masakan Alyssa sudah tercium, baunya sangat lezat. Alvin sedari tadi membantu Alyssa di dapur menyiapkan makanan. Hal itu membuat Nathan semakin kesal. Entah apa yang membuatnya begitu kesal pada Alvin. Ia tidak ingin melihat Alvin selalu dekat dengan Alyssa. Ketika akhirnya mereka makan malam bersama, ingin sekali rasanya Nathan bertanya ada hubungan apa antara Alvin dan Alyssa. Namun kata-kata itu tidak juga keluar dari mulutnya. Ia begitu gengsi untuk bertanya dan itu membuatnya semakin frustasi.
“Sa, besok kamu mau ikut jalan-jalan? Tadi aku sempat lihat pengumuman kalau besok bakalan ada lomba tari antar desa di sekitar sini. Tempatnya nggak jauh kok dari villa” ajak Alvin.
“Aku ikut!” seru Nathan sambil terus mengunyah makanannya tanpa menoleh ke Alvin dan Alyssa.
“Kamu nggak bisa ikut Nat. Nanti orang-orang pada heboh kalau tau kamu di sini. Lebih baik kamu jalan-jalan di pantai sekitar villa aja, biar nggak banyak orang” kata Alvin.
“Ya udah kalo gitu kamu jalan-jalan sendiri aja. Besok Alyssa harus nemenin aku ke pantai. Aku butuh orang buat payungin aku”.
“Ngapain ke pantai pakai dipayungin segala?” tanya Alvin terheran dengan ucapan bosnya itu.
“Ya biar kulit aku nggak gosong lah”.
“Terus apa gunanya sunblock bro?!” seru Alvin sambil tertawa kecil.
“Udah, pokoknya besok kamu keluar sendiri. Dan Alyssa, besok kamu temenin aku ke pantai. Titik!”.
Ingin rasanya Alyssa menolak keinginan Nathan tapi ia tidak bisa menghindar terus dari Nathan. Ia sadar kalau dirinya bekerja sebagai asisten Nathan, jadi kemanapun Nathan pergi dia harus siap mengkutinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Linda
udh di rate plus dan 5 like
ninggalin jejak dulu ya thorrr
di tunggu fedbacknya
2021-05-25
0
re
Ada yg cemburu
2021-05-18
0