Sudah hampir sore ketika Alvin datang ke apartemen Nathan. Ia melihat Alyssa tertidur di sofa ruang tengah.
“Sa, bangun” kata Alvin sambil menggoyangkan pundak Alyssa pelan.
“Eh Vin, kamu kapan dateng?” tanya Alyssa masih setengah mengantuk dan berusaha untuk bangun.
“Baru aja aku dateng. Kamu ngapain disini? Kalau Nathan nggak ada syuting kan kamu bisa libur Sa. Kamu juga butuh istirahat”.
“Iya tadinya aku cuma mau bikin sarapan aja habis itu jalan-jalan. Eh, taunya si Nathan demam. Jadi deh aku disini jagain dia” cerita Alyssa.
“Nathan demam?! Kenapa kamu nggak telpon aku Sa?” tanya Alvin dengan suara agak tinggi.
“Aku udah baikan kok Vin” Nathan menjawab pertanyaan Alvin sambil berjalan mendekati Alvin dan Alyssa. Ia duduk di samping Alvin yang langsung menempelkan tangannya di kening Nathan.
“Apaan sih, lebay banget kamu Vin” Nathan menampik tangan Alvin.
“Aku kan khawatir. Lagian si Alyssa nggak ngabarin kalau kamu sakit” kata Alvin.
“Tadinya dia mau nelpon kamu, tapi nggak aku kasih. Kamu juga kan harus libur Vin” jawab Nathan. “Eh, gimana Vin, kamu udah ngurus semuanya kan?” lanjut Nathan bertanya.
“Beres bos! Lusa kita bertiga berangkat sesuai rencana”.
“Emang kita mau kemana?” Alyssa bertanya kepada keduanya.
“Nathan ngajak kita liburan ke villanya Sa. Aku udah kosongin jadwal selama seminggu ke depan. Besok kamu siapin semua barang-barang yang akan dibawa Nathan. Jangan lupa kamu kemasi juga barang-barang yang akan kamu bawa. Lusa kita berangkat jam 6 pagi karena perjalanan lumayan jauh”.
Alyssa hanya mengangguk menuruti perkataan Alvin. Sebenarnya ia juga memang ingin liburan. Dan beruntungnya dia karena bisa liburan di villa gratis tanpa harus merogoh isi dompetnya.
Esok harinya Alyssa sudah selesai mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa liburan. Tidak banyak yang ia bawa, hanya beberapa baju yang menurutnya bagus untuk liburan dan tidak lupa ia membawa kamera miliknya untuk mengabadikan momen liburannya.
Setelah dilihatnya jarum jam menunjukkan angka 5, ia bergegas ke apartemen Nathan untuk menyiapakan keperluan bosnya itu.
Beberapa menit kemudian Alyssa sudah berada di apartemen Nathan dan segera mengemasi barang-barang yang akan dibawa oleh Nathan. Tentu saja dengan perintah dari Nathan.
“Baju yang ini mau dibawa juga?” tanya Alyssa pada Nathan sambil menunjukkan baju yang ia pegang.
“Nggak, villa ku di deket pantai. Baju itu nggak cocok buat di pantai. Bawa yang itu saja” Nathan menunjuk baju yang ia maksud.
Alyssa segera memasukkannya ke dalam koper. Cukup banyak barang yang dibawa oleh Nathan membuat Alyssa berpikir bagaimana repotnya ia besok ketika harus membawa barang milik Nathan. Setelah selesai berkemas Alyssa memutuskan membuat makan malam untuk Nathan.
“Kamu mau makan apa sekarang? Biar aku masakin” tanya Alyssa.
“Aku mau makan kamu” jawab Nathan sambil terkekeh.
“Nggak usah bercanda. Cepetan bilang kamu mau makan apa?!” Alyssa mulai kesal.
“Yee.. siapa juga yang bercanda. Ya udah masakin aku capcay aja kalau gitu”.
Alyssa segera menuju dapur yang diikuti oleh Nathan di belakangnya. Ia mulai memasak capcay yang diminta Nathan. Sementara Nathan terus memperhatikan Alyssa yang kini telah menguncir rambutnya tinggi secara berantakan tapi terlihat seksi. Nathan tersenyum melihat Alyssa yang tengah sibuk dengan perlatan masaknya. Entah mengapa Nathan merasa kehadiran Alyssa membuatnya tidak terlalu sakit hati setelah putus dari Nadia.
“Sa, duduk disini. Kita makan bareng” ajak Nathan setelah Alyssa menyajikan masakannya di meja makan dan akan kembali ke dapur.
“Tapi kan..”.
“Udah duduk aja!” Nathan menarik tangan Alyssa dan menyuruhnya duduk di kursi sebelahnya.
Alyssa duduk dengan heran karena tumben sekali Nathan mengajaknya untuk makan bersama. Alyssa mulai waspada terhadap Nathan. Ia masih memikirkan kejadian saat Nathan tiba-tiba mencium bibirnya. Ada perasaan takut di dalam diri Alyssa jika ia nantinya jatuh cinta dengan Nathan. Sebisa mungkin ia bekerja secara profesional dan menjaga jarak dari bosnya itu. Walaupun tidak bisa ia pungkiri jika Nathan memang sangat tampan dan memperlakukannya dengan baik selama ini.
Selesai makan dan membereskan semua piring, Alyssa pamit untuk pulang. “Nathan, aku balik sekarang ya. Sampai jumpa besok”.
“Tunggu, aku anterin kamu pulang” Nathan segera meraih kunci mobilnya.
“Aku bisa pulang sendiri kok”.
“Ini udah malam Sa” kata Nathan masih berusaha membujuk Alyssa.
“Aku udah biasa pulang malam begini. Bahkan aku pernah pulang subuh waktu nemenin kamu syuting dulu” kata Alyssa.
“Itu kan dulu, tapi sekarang aku mau nganterin kamu pulang. Kamu nggak boleh nolak! Kalau kamu nolak nanti aku pecat” ancam Nathan sambil tersenyum.
Alyssa hanya bisa pasrah dengan keinginan Nathan untuk mengantarnya pulang. Ia tidak ingin dipecat hanya gara-gara ini. Lagipula apa salahnya sih cuma dianterin pulang aja, kan lumayan jadi nggak keluar duit.
Selama perjalanan Alyssa merasa sangat lama untuk sampai rumah. Nathan sengaja mengemudi dengan lambat agar bisa berlama-lama dengan Alyssa.
“Nat, bisa cepetan dikit nggak nyetirnya?!” Alyssa mulai kesal.
“Nggak bisa Sa. Aku harus anterin kamu sampai rumah dengan selamat. Jadi ya harus pelan-pelan”.
“Tapi ini terlalu pelan Nat. Orang yang naik sepeda gayung aja bisa nyalip mobil kamu” keluh Alyssa sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Nathan melirik ke arah Alyssa. Dilihatnya Alyssa sedang cemberut yang malah membuatnya jadi terlihat makin imut. Nathan tersenyum sendiri melihat Alyssa yang begitu menggemaskan baginya. Nathan masih belum mengerti perasaannya, apakah dia memang menyukai Alyssa atau hanya menganggap Alyssa sebagai penghibur sakit hatinya. Yang jelas Nathan senang bisa menghabiskan waktu bersama Alyssa karena itu bisa membuat hatinya tidak merasa kesepian lagi.
“Sa, besok pagi kamu tunggu aja di rumah. Aku sama Alvin bakalan jemput kamu, ok?” kata Nathan sebelum pulang.
“Ok..” jawab Alyssa singkat dan langsung masuk ke dalam rumah.
***
Tepat jam 6 pagi pada hari berikutnya Nathan dan Alvin sudah menjemput Alyssa. Mereka bertiga segera berangkat ke tempat tujuan mereka. Alvin dan Alyssa duduk di depan, sementara Nathan di belakang seperti biasa memainkan ponselnya.
“Nat, udah sebulan lebih aku terus-terusan diserbu sama fans-fans kamu itu” kata Alvin memecah keheningan di dalam mobil.
“Maksudnya apa?” tanya Nathan bingung.
“Semenjak kamu putus dengan Nadia, kamu udah nggak pernah posting foto lagi di sosial media. Orang-orang pada nanyain kamu ke aku. Bahkan ada yang berkomentar kalau kamu depresi gara-gara putus cinta” jawab Alvin serius.
“Terus? Aku mesti dengerin mereka gitu?”.
“Ya paling nggak kamu posting satu foto gitu, biar orang-orang tau kalau kamu itu baik-baik aja” Alvin berusaha meyakinkan Nathan. Tapi Nathan hanya diam saja tanpa jawaban.
“Beberapa hari ini aku lihatin postingan Nadia di sosmed sepertinya nyindir-nyindir kamu Nat. Yang intinya kamu masih suka lah sama dia. Aku pikir dia bikin postingan kaya gitu cuma buat nyari sensasi aja” lanjut Alvin.
“Buat apa dia nyari sensasi? Dia kan udah terkenal” kata Alyssa tiba-tiba yang tidak terima artis favoritnya dijelek-jelekin Alvin.
“Kamu belum tau aja si Nadia orangnya kaya apa” balas Alvin.
“Emang kaya gimana? Kelihatannya dia baik. Aku sering lihat di TV dia sering bantuin orang-orang yang kurang mampu. Ya.. pokoknya dia itu seperti malaikat”.
“Itu cuma topeng” jawab Alvin lagi.
“Udah! Kalian bisa diem nggak sih? Aku ngantuk, pengen tidur! Kalian jangan ada yang bicara lagi” teriak Nathan yang sudah mulai kesal mendengar Alvin dan Alyssa membicarakan Nadia.
Akhirnya selama sisa perjalanan menuju villa mereka bertiga diam tidak ada yang berbicara lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
re
Hehe malah jd bahas mantan
2021-05-18
0
Mien Mey
visualnya sslu korea..rta" novel penulisnya doyan dakor kli yah atw pfans idol entahlah..pdh dunia kn luas😅
2021-05-13
1