Eps 2

Typo adalah jalan Ninjaku. Jadi mohon di mengerti. Selamat Membaca.

_________________________________________

Semuanya gelap. Tak ada pencahayaan dan sangat sunyi. Meimei berusaha membuka matanya, Nihil. Dia tak bisa.

"Apakah aku sudah berakhir? Tidak. Aku..." dia berbicara sendiri. Namun aneh, suaranya tak dapat keluar. Hanya gerakan mulut yang bisa ia lakukan.

"Ada apa dengan suara ku?" tanya Meimei pada dirinya.

Beberapa saat kemudian dia mendengar suara berisik menyapa pendengarannya. Pintu terbuka dan suara tangis menggema. 'Ada apa ini? Bukankah aku sudah mati? lalu...' batin Meimei. Perlahan, samar ia rasakan adanya cahaya terang diatas wajahnya.

"Maaf. Kami sudah berusaha tapi anak kalian tak dapat terselamatkan. Jantungnya sudah berhenti berdetak" ucap seorang pria. Meimei dapat mendengar itu.

"Apa katamu? kau bilang dia sudah mati? Coba lihat! Lihat ini! Komputer ini masih bekerja" ucap suara lainnya, itu adalah suara seorang pria.

Berisik. Hanya itu yang bisa Meimei dengar. Perlahan, dia membuka matanya. Sangat sulit, tapi dia tetap mencobanya. Sedikit demi sedikit Indra nya terbuka. 'Sangat terang'. Hanya kata itu yang bisa dia ungkapkan saat ini. Setelah matanya terbuka, dia melihat beberapa orang sedang berdebat. Mereka menggunakan pakaian yang sangat aneh. Indra nya memperhatikan sekeliling 'Tempat apa ini! Kenapa aneh sekali! Lihatlah cahaya itu, sangat terang!' batin Meimei sembari menengadahkan kepalanya ke atas.

Dia berusaha membuka suara. "H-Hei. Si-Siapa kalian!" ucap Meimei lemah.

Mereka yang tadinya berdebat, segera mengalihkan netranya pada kasur. "Lisa. Kau sudah bangun!" ucap wanita paruh baya sambil menghampiri brankar.

"Ini keajaiban. Dia tadi sudah mati" ucap Pria berbaju putih.

"Apa kau mendoakannya supaya cepat mati??!" ucap pria lainnya sambil memukul wajah pria itu.

Meimei bingung. "Lisa? Namaku bukan Lisa." bantah Meimei.

"Namamu Lisa, nak" ucap wanita itu sambil mengelus kepala Meimei.

"Sudah ku katakan, nama ku bukan Lisa" ucap Meimei menepis tangan wanita itu.

"Ada apa dengannya dok?" tanya seorang pria.

"Biar saya periksa" ucap pria yang lainnya

Pria itu meletakkan benda asing di dada Meimei.

"Lancang!" ucap Meimei menjauhkan benda itu dan menatap sengit kearah dokter.

"Hah? Apa maksudnya?" tanya pria itu lagi.

"Keluar. kalian semua keluar" ucap Meimei mengerang rendah.

"Sepertinya dia mengalami tempramental. Sebaiknya kita keluar" saran pria yang lancang itu.

"Baiklah" ucap mereka lemah lalu keluar dari ruangan itu.

"Ada apa ini. Bukankah aku sudah mati?” ucap Meimei pada dirinya. Perlahan, gambaran gambaran aneh nan samar muncul di ingatannya. Kepalanya pusing dan sakit secara bersamaan. Ingatan yang kelam menghampirinya.

"A-Apa ini! Tak mungkin!" ucapnya.

"A-Aku berpindah zaman? Lalu zaman apa ini? Namaku... M-Mona Lisa? itu nama yang aneh!” ucapnya bingung bercampur terkejut.

Dia lalu bersandar pada kepala brankar.

'Ini rumah sakit' batinnya. 'Nama yang aneh'.

'Aku sudah mati di zamanku oleh adikku sendiri. Lalu pemilik tubuh ini mati karena ditabrak benda asing' batinnya. Dia sibuk dengan pikirannya.

***

...Di Luar ruangan....

"Ada apa dengan putri saya dok?" tanya seorang wanita paruh baya.

"Saya belum sempat memeriksanya tadi. Mungkin dia mengalami depresi dan hilang ingatan" balas pria itu.

"What? No! No! No! Itu tidak mungkin! Adik saya pasti tidak lupa ingatan. Ayo kita cek sekali lagi!" ucap pria itu lalu menarik tangan wanita di sampingnya secara tak sabaran. Mereka membuka pintu secara kasar mengejutkan orang yang ada di dalam.

'Mereka sangat mengganggu waktuku' batin Meimei mencibir. Mereka berjalan mendekat kearah brankar.

"Nak?" ucap wanita itu. "Apa kau melupakan ibu?" sambungnya.

"Ibu. Aku sangat merindukan mu" balas Lisa sembari tersenyum lemah.

"Lihatkan! Dia tidak lupa ingatan!" bentak pria yang disamping wanita itu pada pria di depannya, tatapannya setajam silet berhasil membungkam pria yang berpakaian serba putih itu.

Lisa berusaha mengingat siapakah pria ini.. 'Agus' batin Lisa. "Kak.. Tidak perlu membentaknya" ucap Lisa.

"Dia sudah bisa pulang?" tanya Agus.

"Biar saya periksa terlebih dahulu" ucap pria itu. Dia mendekatkan benda itu kedada Lisa. Sebenarnya itu sangat risih, tapi apa boleh buat. pikir Lisa.

"Dia sudah boleh pulang. Kondisi fisiknya sudah cukup membaik. Tetapi sekali seminggu masih harus dilaksanakan kontrol kesehatan." ucap pria itu.

"Terimakasih" ucap ibu Lisa.

"Nak, apa kau tahu? Ibu, kakak dan ayahmu mu sangat menghawatirkan mu. Kau kecelakaan 2 Minggu yang lalu." ucap ibu itu padanya.

"Iya. Lihatlah kondisi ibu. Sangat memprihatikan." ucap Agus menimpali.

"Hmmm. Mari kita pulang ke kediaman." ucap Meimei. Dia cukup terharu pada sikap mereka berdua. 'Mereka sangat perhatian. Hampir sama dengan keluargaku yang dulu. Tapi wajahnya berbeda' batin Lisa.

"Kediaman?" tanya Agus heran.

Sadar akan ucapannya barusan, Lisa segera bicara. "Maksud saya Rumah" ucap Lisa lagi.

"Jangan pakai bahasa yang formal bicara pada kami. Kau bicara formal cukup di kantor saja" ucap Agus mencela ucapan Lisa.

"Baik kakak" ucap Lisa canggung, dia masih belum terbiasa dengan semua kosakata baru ini.

"Baiklah. Aku tadi sudah membayar administrasinya. Sekarang kita pulang" ucap Agus sambil mengambil kursi roda dari tangan suster.

' Administrasi? Apa itu dan ini... Benda apa ini' batin Lisa.

Agus menggendong Lisa ala bridal style dan meletakkannya di kursi roda. Lisa yang mendapatkan perlakuan itu cukup terkejut. Pasalnya dia tak pernah seperti itu dengan orang lain. Biarpun Agus itu kakaknya, tetapi di zamannya dia tak pernah sedekat itu dengan pria.

"Ayo ibu" ucap Agus lalu mendorong kursi roda Lisa. 'Wah, ini sangat mengagumkan. Kursi ini bisa bergerak, bahkan di kediaman sang putra langit tak pernah ada benda se-menakjubkan ini’ batin Lisa mengagumi segala yang ia lihat.

Mereka sampai di parkiran. Agus membuka pintu mobil dan menggendong Lisa. Dia mendudukkan Lisa di bangku belakang disusul dengan ibunya. Dia beralih kearah stir dan menyalakan mobil. Mobil berjalan keluar dari rumah sakit.

"Apa kita pulang dengan mengendarai benda ini? Dimana tandunya?" tanya Lisa sembari menatap ibu seakan meminta penjelasan.

Agus dan ibu menjadi bingung.

"E-eh maksudku. Kenapa kita harus memakai ini?" tanya Lisa.

"Lalu kita akan memakai apa?" tanya Agus agak kesal, semenjak Lisa terbangun dari tidurnya dia menjadi aneh dan sedikit.. bodoh!

"Sudah. Cepat berangkat" ucap ibu melerai.

'benda ini yang membuat pemilik tubuh ini mati. Tapi ini sangat mengagumkan. Lihatlah, itu kediaman yang sangat mewah. Itu sangat tinggi. Itu sangat asri' batin Lisa sambil memperhatikan jalan tapi ekspresi nya biasa biasa saja. Tak menunjukkan seperti seseorang yang sedang kagum.

30 menit berlalu.

"Kita sudah sampai. Mari turun" ucap ibunya.

"E-eh kita sampai?" tanya Lisa. Dia memerhatikan sekeliling. 'sangat indah dan tinggi' batin Lisa. Dia menggeser badannya dan mengeluarkan kakinya.

"Tidak. Tunggu sebentar" ucap Agus mengeluarkan kursi roda.

"Tidak perlu kakak. Aku berjalan saja" ucap Lisa tidak menerima penolakan. Dia menapakkan kakinya pada lantai dan menopang tubuhnya. Awalnya dia oleng, tapi sudah dapat berdiri cukup tegak. Ibunya memegang tangannya dan Agus memapahnya, mereka lalu berjalan menuju pintu utama. Seorang wanita paruh baya membuka pintu rumah dan mempersilahkan mereka masuk.

Sepi. Hanya kata itu yang mewakili isi kepala mereka. "Antarkan Lisa ke kamar, ibu mandi dulu. Badan sudah bau." ucap Ibunya pada Agus. Agus menggendong Lisa lalu membawanya ke kamar. Sementara ibunya pergi ke kamar atas.

"Ini kamarmu. Jika perlu apa apa panggil bi Ina." ucap Agus lalu pergi.

'bi Ina? apa nama itu tidak terlalu aneh? bi Ina.' batin Lisa

***

Malam Hari.

Mereka sedang makan bersama. Ada ayah, ibu, Agus, dan 2 wanita lainnya. 2 wanita itu selalu memperhatikan Lisa dengan intens.

"Kau sudah kembali? Maaf ayah tak ikut tadi menjemput mu. Ayah lagi meeting dengan klien penting." ucap ayah.

"Tidak apa apa" balas Lisa. Tadi saat ingin mandi, dia cukup bingung dengan semuanya. Dari mulai membuka baju, membuka pintu, menyalakan shower, memakai sabun, hingga memakai baju pun dia cukup bingung. Maklumlah.

Mereka mulai makan. Hanya dentingan sendok yang terdengar. 10 menit berlalu.

"Ayah Ibu, kami ke kamar dulu. kami sudah mengantuk" ucap 2 wanita yang Lisa yakini kakaknya. Yang rambut panjang Maria dan rambut pendek Ester.

"Hmmm" balas ayah.

"Apakah kau belum mengantuk?" tanya ayah pada Lisa sambil menyalakan tv.

"Belum, ayah." ucap Lisa.

'kotak itu bisa berbicara. Itu mengagumkan, bahkan ini pertama kali aku menjumpainya’ ' batin Lisa.

"Ibu lihatlah dia sangat konyol"

"Dia bodoh"

"Menjengkelkan"

"Tolol"

Ucapan itu berulang ulang keluar dari mulut Lisa dan Agus.

"Ayah Ibu, aku mengantuk. Aku tidur duluan." ucap Lisa lalu berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.

Dia membuka pintu dan masuk. Lalu dia baringan dan tertidur.

****

Lisa terbangun. Dia melihat kearah dinding. Pukul 11.03 malam. Dia sudah mulai menyesuaikan diri dengan lingkungannya berkat ingatan Lisa yang asli. Dia haus dan berjalan keluar. Lampu tidak dimatikan tapi sudah pada tidur. KEBIASAAN.

Dia berjalan kearah dapur tanpa menuruni tangga karena kamarnya ada di bawah. Dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air lalu meminumnya. Tiba tiba....

"Wah... wah.. Adik sudah pulang ya. Ku pikir kau sudah mati" ucap Maria mengejutkan Lisa yang sedang minum. Lisa terbatuk pelan dan menepuk nepuk dadanya.

"Ya benar. Harusnya kau mati" ucap Ester mendekat ke arah Lisa.

"Mau apa kau" ucap Lisa takut.

Ester mengambil gelas yang berisi air panas dan menuangkannya diatas kepala Lisa.

Byuuuur..... Ahhhhh

Suara air ya ges.

BERSAMBUNG.

Menurut kalian apa yang terjadi? Silahkan jawab di kolom komentar.

____________________&____________________

Jangan lupa like, coment and vote ya ges.

Maaf jika alurnya masih kurang bagus 🙂

Terpopuler

Comments

GaBoom

GaBoom

keren, tulisannya banyak. Berapa kata per chapter?

2021-06-22

0

auliasiamatir

auliasiamatir

kisahnya sama sana di musuhi kakaknya.., menarik Thor

2021-05-23

0

ARJ

ARJ

keren Thor, serasa baca komik🥰

2021-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!