2 Bulan kemudian.
“Ahh, kenapa akhir-akhir ini kepala ku sering pusing.” Gumam Vina sambil memegang kepalanya.
“Ada apa Vina?” Tanya salah satu pelayan yang saat itu melihat Vina seperti menahan rasa sakit.
“Tidak, tidak ada apa-apa. Kepala ku hanya sedikit pusing saja.” Elak Vina. Ia tidak mau merepotkan orang-orang di sekitarnya yang saat itu juga sedang bekerja.
“Ada apa ini?” Tiba-tiba suara seorang wanita terdengar dari belakang.
“Maaf Bu. Saya tadi hanya ingin bertanya pada Vina, soalnya sepertinya Vina sedang sakit.” Jawab pelayan satu takut-takut.
“Kembali bekerja.” Perintah Tiara pada bawahannya itu.
“Baik Bu.” Pelayan itupun pergi meninggalkan Vina dan Tiara disana.
“Maafkan saya Bu. Saya akan kembali bekerja.” Ucap Vina.
“Apa benar kamu sakit?” Tanya Tiara dengan sorot mata penuh selidik.
“Hanya pusing saja Bu. Sebentar paling akan hilang sakitnya.” Jawab Vina.
“Muka kamu pucat, saya tidak mau karna sakitmu ini jadi merepotkan pelayan yang lain. Sekarang kamu ambil tasmu dan pulang atau pergilah periksa ke dokter. Saya tidak mau repot mengurus orang sakit!” Perintah Tiara.
“Setelah itu bawa surat keterangan sakitmu ke saya. Agar saya bisa percaya dan memberi kamu sedikit keringanan untuk istirahat.” Lanjut Tiara.
“Baik Bu, terima kasih.” Sahut Vina cepat.
Tiara pun pergi meninggalkan Vina dan kembali keruangannya. Sepeninggalan Tiara, Vina pun mengambil tasnya untuk segera memeriksakan dirinya di dokter sesuai apa yang di katakan Tiara tadi.
“Vina kamu akan pulang?” Tanya pelayan satu.
“Iya. Aku akan ke dokter sebentar.” Jawab Vina.
“Baiklah. Hati-hati di jalan.” Balas pelayan itu.
Vina pun mengangguk dan berlalu keluar dari boutique itu.
Kebetulan tidak jauh dari boutique itu ada sebuah klinik kecil yang sedang buka.
“Lebih baik aku periksa disana. Itu lebih murah daripada harus ke rumah sakit.” Gumam Vina sambil melangkahkan kakinya menuju klinik itu.
Meskipun kepalanya sakit tapi sebisa mungkin ia tahan.
Vina pun sampai di depan klinik itu. Ia lalu menghampiri salah satu perawat untuk menanyakan dokter praktek dan prosedur pendaftaran.
Tidak lama, Vina sudah di persilahkan masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya seorang dokter wanita.
“Begini dok, beberapa hari ini kepala saya sering pusing dan sesekali perut saya mual dok. Saya tidak tau sakit apa yang saya rasakan saat ini.” Jelas Vina.
Dari penuturan Vina tadi, dokter itu pun sudah mendapatkan kesimpulannya.
“Kapan terakhir kali ibu kedatangan tamu bulanan?” Tanya dokter itu lagi.
Seketika Vina baru teringat kalau sudah 2 bulan lebih ini ia tidak kedatangan tamu, terakhir ia datang bulan adalah 2 bulan lalu saat ia baru beberapa hari selesai kedatangan tamu bulanan dan beberapa hari berikutnya ia dan Devan melakukan hal itu.
Vina langsung menutup mulutnya tidak percaya, sementara sang dokter masih memperhatikan gerak geriknya.
Tidak, jangan bilang aku hamil. Bagaimana ini?
“Bagaimana Bu?” Tanya dokter lagi.
“Saya .. saya terakhir datang bulan sekitar 2 bulan yang lalu dok.” Jawab Vina jujur, ada raut ketakutan dan cemas dari wajahnya.
“Untuk mengetahui hasil lebih lanjut. Mari ibu saya periksa.” Ucap dokter itu lembut.
Vina hanya menurut mengikuti instruksi sang dokter.
“Ternyata dugaan saya benar. Selamat ibu sedang mengandung sekarang, dan janinnya sudah berusia sekitar 7 minggu jika melihat dari penuturan ibu tadi.” Jelas dokter itu.
Vina tidak dapat mengelak lagi, ia ingat persis kejadian waktu itu antara dirinya dan Devan yang sudah tidak bisa menahan gejolak itu dan akhirnya terjadilah.
Vina tidak tau apa ia harus bahagia atau bersedih dengan berita ini. Sementara hubungannya dengan Devan belum terlalu jelas karna terhalang restu mama Devan.
***
Vina kembali ke boutique untuk mengantarkan surat sakitnya, tadi Vina sempat meminta bantuan dokter untuk membuatkannya surat sakit tapi tidak mencantumkan bahwa ia hamil.
Vina tidak mau semua orang mengetahui hal ini, itu bisa berdampak buruk untuk kehidupannya nanti.
“Permisi Bu, saya ingin mengantarkan surat keterangan dokter.” Ucap Vina pada Tiara yang sedang duduk di meja kerjanya yang penuh dengan kertas-kertas hasil rancangannya.
“Berikan!” Titah Tiara sambil tangannya ia julurkan pada Vina.
Dengan sigap Vina pun memberikan surat itu.
“Ck. Pulanglah, saya kasih kamu waktu libur 3 hari. Setelah itu kembali bekerja, saya tidak mau kamu hanya enak-enakan tidur di rumah sedangkan yang lain sedang sibuk bekerja.” Tiara berdecak mencibir Vina.
“Baik Bu. Kalau begitu saya permisi.” Pamit Vina lalu meninggalkan ruangan itu.
Tujuannya sekarang adalah pulang ke kost dan memikirkan masalah ini.
***
Sementara di perusahaan BS Corp.
Telpon kantor yang ada di meja kerja Devan berbunyi.
“Iya hallo.” Jawab Devan setelah mengangkat telpon itu.
“Devan segera ke rumah sakit sekarang, mama masuk rumah sakit!” Terdengar suara panik Bayu dari seberang sana.
“Apa! Baik pa, Devan kesana sekarang.”
Devan ikut panik, dengan cepat ia berlari keluar dari ruangannya.
“Viko, tolong handle semua pekerjaan. Mama masuk rumah sakit dan aku harus kesana sekarang.” Ucap Devan dengan tergesa-gesa.
Tanpa menunggu jawaban Viko, Devan langsung berlari turun menuju parkiran dan langsung tancap gas menggunakan mobilnya menuju rumah sakit.
❤️
Jangan lupa like, vote dan komen🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Susetiyanti RoroSuli
semoga dng sakitnini , Santi menyadari bahwa dirinya sdh aktunya punya menantuyg baik dan bisa membahagiakan putranya
2024-07-25
0
Ardika Zuuly Rahmadani
mama devan jahat
2021-06-11
1
ⓔⓇⓙⓐ 🌸
benar2 gemas ma ortu modelan mamanya si devan, astagaaa, pen cubitttt...
2021-06-10
1