Bahagia Yang Tertunda

Bahagia Yang Tertunda

Chapter 1

Di sebuah kamar apartemen, sepasang kekasih sedang menikmati waktu berdua.

“Rasanya setiap hari rasa sayang dan cintaku terus bertambah padamu.” Ucap lelaki itu sambil membelai lembut rambut kekasihnya yang berada di bawah kungkungannya.

“Aku juga.” Balas wanita itu sambil matanya terpejam menikmati sentuhan pria yang amat sangat ia cintai.

Perlahan tangan lelaki itu mulai turun merayap membelai setiap lekukan tubuh sang kekasih.

Wajah mereka begitu dekat hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

Perlahan lelaki itu mengecup dahi sang wanita lalu perlahan turun mengecup bibir wanita itu bahkan kecupan itu berubah menjadi lum*t*n.

Hawa panas timbul dari dalam tubuh mereka meskipun kamar itu sudah dinyalakan mesin pendingin.

Lelaki itu sudah tidak bisa lagi menahan gejolak yang timbul dari dalam tubuhnya.

“Aku sudah tidak tahan. Apa aku boleh melakukannya?” Ucap sang lelaki berusaha menahan hasratnya hanya demi meminta persetujuan sang kekasih.

“Aku takut.” Lirih wanita itu tapi masih bisa di dengar oleh lelaki itu.

“Aku janji sakitnya tidak akan lama. Kamu boleh memukul, menarik bahkan mencakar seluruh bagian tubuhku untuk menghilangkan rasa sakit itu.” Balas lelaki itu.

Devan bisa melihat raut ketakutan sekaligus ragu yang terpancar dari wajah wanita itu.

“Kalau kamu tidak izinkan, aku tidak akan melakukannya.” Ucap Devan pada akhirnya.

Saat Devan akan berpindah dari atas tubuh wanita itu, tiba-tiba tangannya di tahan si wanita.

“Lakukanlah.” Ucap wanita itu sambil menutup matanya.

“Kamu yakin? Aku tidak akan memaksa Vina.” Tanya Devan memastikan. Meskipun hasratnya sudah tidak bisa di bendung lagi tapi karna ia menghormati wanita itu maka Devan menanyakannya.

Davina hanya mengangukkan kepalanya yakin.

Mendapat persetujuan Vina, Devan pun menjalankan aksinya dengan penuh kelembutan agar Vina tidak merasakan sakit.

Kamar itu penuh dengan suara jeritan dan desahan satu sama lain. Mereka melakukan itu di bawah cahaya langit sore yang berwarna orange.

***

Langit berubah gelap.

Perlahan Vina membuka kedua matanya untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya. Saat ia hendak berdiri untuk memungut pakaiannya yang terletak di lantai, tiba-tiba saja rasa sakit muncul dari arah sel*ngkangannya.

“Awww..” Pekik Vina.

Untung saja Devan saat itu tidak ada di sana. Tapi samar-samar Vina bisa mendengar suara gemercik air yang berarti kekasihnya itu pasti ada di sana.

Cepat-cepat Vina memungut kembali pakaiannya sambil menahan sakit di bagian bawah, lalu ia memakai kembali pakaiannya sebelum Devan keluar dari sana.

Setelah selesai memakai semua pakaiannya, Vina pun kembali duduk di samping tempat tidur.

Pikirannya lalu berkelana akan kejadian sore tadi yang mereka lewati. Pipinya tiba-tiba merona merah mengingat pergulatan panas mereka.

Jujur saja ini merupakan kali pertama Vina melakukan hubungan intim itu bersama Devan.

Karna selama 4 tahun pacaran, tidak pernah mereka melewati batas itu.

Mereka pasti hanya akan berpelukan atau hanya berciuman tapi tidak sampai melangkah pada hal yang lebih lanjut. Tapi entah kerasukan apa hingga tadi mereka sampai bisa melewati batas itu.

Dan untuk Devan dan Vina, sebenarnya mereka sudah ingin melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Tapi sayang seribu sayang, orangtua Devan tidak menyambut baik kedatangan Vina ke rumah mereka.

Vina masih bisa mengingat dengan jelas setiap perkataan mama Devan saat itu.

***

Flashback On.

“Dev, aku takut. Bagaimana kalau orangtuamu tidak menerimaku?” Tanya Vina gelisah.

Saat itu mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah orangtua Devan.

“Kita tidak akan tau kalau tidak di coba sayang.” Balas Devan lembut berusaha menenangkan kekasihnya itu.

Entah mengapa Vina sangat yakin pasti orangtua Devan tidak akan menerimanya.

Bagaimana tidak, pastilah orangtua Devan ingin yang terbaik untuk putra mereka, pastilah mereka ingin anak mereka mendapatkan pasangan yang sepadan dengan mereka.

Sedangkan Vina, ia hanya seorang pelayan di sebuah toko baju. Pastilah mama Devan akan menolaknya mentah-mentah.

Ya Tuhan, semoga apa yang aku pikirkan tadi tidak benar-benar terjadi. Doa Vina dalam hati.

“Sampai. Ayo turun.” Ajak Devan pada Vina yang sedari tadi gelisah di tempatnya.

Mereka sampai di sebuah rumah mewah milik keluarga Devan.

Sejenak Vina menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan untuk mengurangi rasa gugup dalam hatinya.

Devan lalu meraih tangan Vina dan menggenggamnya dengan erat sambil melangkah masuk ke dalam rumah itu.

Seluruh pelayan yang melihat tuan muda mereka datang dengan membawa seorang wanita pun di buat takjub.

Ini pertama kalinya mereka melihat tuan muda mereka membawa seorang wanita ke rumahnya.

Sedari tadi Vina hanya menunduk tidak berani melihat sekitar.

“Dimana papa dan mamaku?” Tanya Devan pada salah satu pelayan yang ada di sana.

“Sepertinya Tuan dan Nyonya besar sedang ada di halaman belakang, Tuan.” Jawab pelayan itu.

Tanpa banyak bicara Devan langsung membawa Vina mengikuti langkahnya kesana.

“Ma, pa.” Sapa Devan pada kedua orangtuanya.

“Devan.” Sahut mereka sambil mengernyitkan dahinya melihat seorang wanita yang di bawah oleh anak mereka.

“Siapa dia?” Tanya Santi mulai mengintrogasi mereka.

“Kenalkan pa, ma. Dia Davina kekasih Devan.” Sahut Devan mengenalkan Vina.

“Hallo om, tante.” Sapa Vina sopan dengan kepala menunduk.

“Pacar kamu?” Tanya Santi lagi seperti tidak percaya melihat wanita yang di bawa oleh anaknya ini. Penampilan Vina sungguh menyakiti mata Santi menurutnya.

“Iya.” Sahut Devan cepat.

“Lalu apa tujuanmu membawa wanita ini ke rumah?” Kali ini Bayu yang bertanya. Sedari tadi ia hanya diam memperhatikan mereka.

“Devan mau minta restu sama papa dan mama. Devan mau menikahinya.” Kata Devan tegas.

“Kamu mau menikahinya? Apa kamu sudah siap memikul tanggung jawab yang lebih besar? Pernikahan bukan hal main-main.” Tanya Bayu lagi.

“Devan siap.” Jawab Devan tegas.

“Karna kamu siap maka tidak ada lagi yang perlu papa ragukan.” Balas Bayu santai.

“Bagaimana dengan mama?” Tanya Devan beralih pada sang mama.

“Mama ingin tau dulu apa pekerjaan wanita itu.” Jawab Santi sambil memperhatikan Vina dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Apa pekerjaanmu? Kamu dari keluarga mana? Apa pekerjaan orangtuamu?” Cecar Santi.

Vina tau pertanyaan ini pasti akan muncul.

“Saya bekerja sebagai pelayan toko di sebuah boutique tante. Dan orangtua saya seorang petani di kampung.” Jawab Vina jujur.

Santi melongo mendengar jawaban Vina.

“MAMA TIDAK SETUJU!” Kata itu langsung meluncur keluar dari bibir Santi.

Bayu yang melihat itupun hanya menggelengkan kepalanya, istrinya itu memang tidak pernah berubah. Ia selalu menilai orang dari bibit, bebet dan bobot mereka.

Dan istrinya itu sangat keras kepala, sangat susah melawan apa yang ia mau. Kadang jika mereka sedang berdebat pun, Bayu lebih memilih mengalah ketimbang harus meneruskan perdebatan yang tidak akan ada ujungnya itu.

“Tapi ma..” Saat Devan akan berbicara, Santi langsung memotongnya.

“Mama tidak mau punya menantu seperti dia. Apa kamu tidak bisa mencari wanita lain yang lebih baik dan sepadan dengan keluarga kita? Apa perlu mama sendiri yang mencarikan pasangan untukmu.” Hardik Santi mencela omongan Devan.

“Intinya mama tidak akan pernah menerima dia di rumah ini. Sekarang kamu bawa dia pergi dari sini!” Titah Santi tidak ingin di lawan.

“Sekalian putuskan hubunganmu dengannya.” Lanjut Santi lagi sambil berlalu meninggalkan mereka.

Vina hanya dapat menundukkan kepalanya menahan air mata yang sudah tertampung di pelupuk matanya.

“Pa..” Panggil Devan dengan wajah memelasnya.

“Kamu sudah tau kan tabiat mama mu.” Balas Bayu.

“Kamu perlu kerja keras untuk meyakinkan mama mu.” Sambung bayu sambil menepuk pundak sang anak. Bayu lalu berlalu menyusul istrinya ke dalam.

Sejenak keheningan tercipta di tempat itu.

“Devan, aku ingin pulang.” Lirih Vina.

“Baiklah aku antar. Lupakan perkataan mama tadi, aku janji akan berusaha keras agar mama mau menerima kamu.” Ucap Devan lalu menggenggam tangan Vina erat.

Vina hanya mengangguk.

Flashback off.

❤️

Jangan lupa like, komen dan vote🙏

Terpopuler

Comments

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

Aku salut sama Bayu , kelaki dan suami yg baik , mengerti tabiat istrinya dan mau mengalah , bukan berarti kalah khan ,

2024-07-25

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

aduh mama Santi gila darjat..

2023-07-23

1

Mawar berduri

Mawar berduri

krn trauma baca 2 novel sblmnya sad ending membuatku kesel dan capek nangis. terpaksa aku baca chapter terakhir dulu sedih atw happy. mulai baca🤭

2022-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!