Chapter 3

Keesokan harinya.

Pagi datang menyapa, kicauan burung mulai terdengar saling bersahutan.

Vina perlahan membuka matanya, ia lalu bangkit dan duduk dari tidurnya.

“Jam berapa ini?” Tanya Vina pada dirinya sendiri.

“Masih jam 06 : 30.” Gumam Vina.

Setelah kesadarannya sudah terkumpul penuh, ia lalu berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur umum yang telah di sediakan oleh pemilik kost.

Vina berniat menggoreng telur untuk di jadikan sarapan sebelum ia pergi bekerja.

Para penghuni kamar yang lain juga ada yang sudah bangun sekedar menyapu dan membersihkan kamar mereka agar udara segar bisa masuk.

Setelah memasak telurnya, Vina lalu kembali ke kamarnya untuk sarapan. Setelah itu ia akan mandi lalu berangkat kerja.

***

“Kamu sudah berangkat kerja?” Bunyi pesan masuk yang ternyata dari Devan.

“Ini baru mau pergi.” Ketik Vina membalas pesan Devan.

Memang benar Vina baru akan pergi, ia baru saja keluar dari kamar dan menguncinya.

Ting.

“Mau aku jemput?” Bunyi pesan itu.

“Tidak usah, nanti yang ada kamu akan terlambat ke kantor. Ini juga aku sedang menunggu taksi lewat.” Balas Vina.

“Kalau begitu hati-hati di jalan.”

“Kamu juga hati-hati di jalan. Semangat kerjanya.” Balas Vina menyemangati kekasihnya itu.

Vina lalu menyetop kan taksi dan langsung menaikinya.

“Boutique Mutiara, pak.” Ucap Vina pada sang supir.

Taksi itu langsung melaju meninggalkan tempat Vina berdiri tadi menuju boutique tujuan Vina.

Beberapa menit berlalu, sampailah Vina di tujuan.

“Terima kasih pak.” Ucap Vina sambil menyerahkan selembar uang untuk membayar jasa taksi itu.

Vina lalu berjalan masuk ke dalam butik itu dengan senyum mengembang bibirnya.

“Selamat pagi semua.” Sapa Vina pada pelayan lain yang sudah lebih dulu datang.

“Pagi.” Sahut mereka serempak.

Vina lalu meletakkan tasnya di ruang khusus pegawai, lalu ia keluar untuk membantu pelayan lainnya yang sedang sibuk mengatur barang sebelum toko di buka.

Saat mereka sedang sibuk bekerja, tiba-tiba pemilik toko datang menghampiri mereka.

“Kerja dengan benar, ingat!” Ucap sang pemilik toko itu.

“Baik Bu.” Balas mereka tunduk.

Pemilik toko itu lalu pergi ke ruangannya untuk menyelesaikan draft-draft hasil desainnya yang akan ia luncurkan dalam waktu dekat.

“Ibu Tiara itu cantik, tapi sayang sifatnya tidak mencerminkan kecantikannya. Ia terlalu sombong dan angkuh.” Cetus salah satu pelayan toko, sebut saja namanya Nana.

“Iya. Pantas saja sampai sekarang ia belum juga menikah.” Sahut pelayan yang satu.

Vina hanya diam saja. Ia tidak mau mencampuri urusan orang lain atau membicarakan kejelekan orang lain di belakang.

Vina juga termasuk orang yang tertutup soal masalah hidupnya, sampai sekarang pun mereka teman-teman Vina dalam bekerja tidak tau soal kisah hidup maupun percintaannya.

Untuk masalah percintaan, Vina memang tidak mau membeberkan hubungannya dengan Devan. Selain karna ingin menjaga nama baik kekasihnya, Vina juga tidak mau orang lain mengetahui privasinya.

Mereka pun kembali melanjutkan kerjaan mereka karna satu persatu pelanggan mulai berdatangan. Boutique milik Tiara itu juga cukup terkenal dan diminati banyak kalangan karna modelnya yang selalu mengikuti trend masa kini.

***

Perusahaan BS Corp.

Devan baru saja sampai di kantornya.

Saat memasuki ruangannya, Devan sudah di sambut dengan berbagai tumpukan berkas di mejanya.

“Viko.” Panggil Devan memanggil asistenya.

Buru-buru Viko datang menghampiri Devan.

“Iya pak.” Sahut Viko.

“Apa saja jadwalku hari ini?” Tanya Devan sambil tangannya membolak-balikan kertas yang ada di tangannya.

“Tidak ada pak. Hari ini anda hanya perlu memeriksa beberapa berkas saja untuk di tanda tangani.” Jelas Viko.

“Baiklah, kamu bisa pergi sekarang.” Ucap Devan menyuruh Viko keluar.

Devan kira ia ada jadwal pertemuan dengan client, itu sebabnya ia memanggil Viko tadi.

Setelah mendengar penjelasan Viko, akhirnya Devan kembali fokus dengan pekerjaannya.

***

Sore telah tiba.

Vina tengah menunggu untuk pergantian shift dengan pelayan lainnya, setelah itu baru ia bisa pulang.

Setelah pelayan yang bertugas pada malam hari datang, Vina dan teman-temannya yang lain pun pulang.

Di depan toko, Vina dan beberapa pelayan lainnya berpisah. Hanya Vina sendiri berbeda jalur dengan mereka, jadilah Vina berjalan sendiri sambil menunggu taksi yang lewat.

Saat Vina sudah berjalan sedikit menjauh dari boutique, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Sekali lihat saja Vina sudah tau kalau itu pasti Devan, kekasihnya.

Kaca mobil terbuka menampilkan Devan yang sedang tersenyum dari sana.

“Cepat masuk.” Ucap Devan.

Vina panik, ia takut ada yang melihatnya.

Sebelum naik ke mobil itu Vina mengedarkan seluruh pandangannya untuk melihat keadaan sekitar kalau saja ada orang yang dikenalnya melihatnya saat itu.

Merasa aman, buru-buru Vina naik ke sana.

“Tingkahmu seperti orang yang takut ketahuan selingkuh.” Cibir Devan kesal melihat Vina bertingkah seperti itu.

“Aku hanya takut ada yang melihatku naik ke mobilmu. Apa tanggapan mereka nanti kalau melihatku, kamu juga sendiri tau sampai saat ini teman-temanku tidak ada yang tau kalau kita pacaran.” Balas Vina sambil memakai sabuk pengaman dengan benar.

Vina bukannya tidak mau mengakui Devan sebagai kekasihnya, hanya saja ia takut orang-orang akan mencemooh dirinya dan mengatakan ia tak pantas bersama lelaki itu.

Devan adalah pengusaha sedangkan dirinya hanya seorang pelayan yang merantau ke kota untuk mencari nafkah.

Bisa bertemu dan pacaran dengan lelaki itu saja Vina sudah bersyukur. Awalnya ia tidak menyangka Devan akan menyatakan cintanya secepat itu saat mereka baru beberapa hari kenal.

Awalnya pun Vina berpikir bahwa Devan mungkin hanya ingin main-main dengannya. Tapi seiring berjalannya waktu, Vina bisa melihat betapa besar laki-laki itu mencintainya.

Padahal Vina hanya seorang yang berasal dari keluarga biasa saja.

“Kenapa tidak memberitahu aku kalau kamu akan datang?” Tanya Vina saat mobil mulai menjauh pergi dari tempatnya tadi.

Yang di tanya malah diam dan fokus ke depan.

“Kenapa memangnya? Kamu tidak suka aku datang?” Devan balik bertanya setelah beberapa detik tadi mereka terdiam.

“Bukan begitu. Kalau kamu bilang lebih dulu, aku bisa bersiap-siap jadi tidak perlu panik seperti tadi.” Jelas Vina.

“Kenapa tidak kamu katakan saja pada mereka kalau kita ini sepasang kekasih. Dengan begitu kamu tidak perlu seperti tadi.” Balas Devan.

“Kamu pikir mereka akan percaya. Kalau pun mereka percaya pasti mereka akan berpikir kalau aku yang telah menggodamu.” Cebik Vina.

Devan tidak membalas, ia kembali fokus dengan kemudinya.

Mobil berhenti di salah satu restaurant.

“Tunggu disini, aku akan memesan beberapa makanan untuk dibawa ke apartemen.” Titah Devan. Vina mengangguk setuju.

Devan pun turun dan masuk ke dalam restaurant itu.

Sementara Vina hanya diam di dalam mobil menunggu kekasihnya itu keluar.

Beberapa menit kemudian Devan pun keluar dengan beberapa plastik makanan di tangannya.

Saat Devan akan berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba seorang wanita tua dan wanita muda tampak berbicara dengan Devan.

“Bukannya itu bu Tiara.” Gumam Vina saat melihat orang itu.

“Apa dia mengenal Devan?” Ucap Vina bertanya-tanya.

Tidak lama Devan pun kembali berjalan menuju mobilnya dan masuk.

“Siapa tadi?” Tanya Vina langsung.

“Oh itu sahabat mama namanya tante Rita, sedangkan yang bersamanya tadi adalah anak perempuannya.” Jawab Devan apa adanya.

“Oh.” Balas Vina membulatkan mulutnya.

“Kamu juga mengenal anaknya?” Tanya Vina lagi.

“Tidak. Aku saja baru tau kalau tante Rita punya anak, aku juga jarang bertemu dengan para sahabat mama itu.” Jelas Devan.

Mereka kembali diam menikmati perjalanan menuju apartemen.

Soal Tiara, Vina berpikir tidak penting memberitahu Devan kalau wanita tadi adalah pemilik boutique tempatnya bekerja.

Toh Devan juga pasti tidak akan peduli dan malas mendengar cerita tentang wanita lain.

❤️

Jangan lupa like, komen dan votenya🙏

Terpopuler

Comments

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

oh , apakah Tiara ini bossnya Vina ya , oh ... dunia begitu sempit

2024-07-25

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

di sini ceritanya Vina berasal dari kalangan bawah, kerja "cuma" pelayan toko, tapi kalo pulang-pergi kerja pake taksi kok rasanya terlalu boros ya..

2023-01-30

1

Cyntia Tram's

Cyntia Tram's

kenapa pake embel-embel "sebut saja" namanya Nana

2022-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!