Pagi-pagi sekali Selin sudah bangun.ia sedang sarapan sambil menunggu seseorang menjemputnya.pagi ini ia tak perlu memesan ojek karena sudah ada yang akan menjemputnya seperti biasa.tak lama terdengar suara klakson motor di depan Selin buru-buru meraih tasnya.ia sekali lagi melihat penampilannya di kaca.
"Halo tante apa kabar?" sapa Kenzie.ia turun dari motor dengan wajah ramahnya pemuda dengan lesung pipi itu tersenyum pada Hera.
Hera menutup kembali pintu mobil yang akan ia tumpangi." Kabar baik,waduh siapa nih?" Hera menyambut tangan Kenzie." kamu kemana aja Ken?baru nongol." tambahnya,sudah beberapa bulan ini tak pernah melihat Kenzie menjemput Selin.
"Aku baru pulang tan." jawab Ken.ia memang baru pulang dari singapur.dari rumah neneknya.
"Oh Iya.salam untuk mama papa ya Ken." kemudian Hera melihat Selin keluar dengan menenteng tasnya." Itu dia tuh.saya permisi ya." Hera melajukan mobilnya dari pekarangan rumah.
Selin tersenyum pada kenzie.begitu pun lelaki itu wajahnya langsung dua kali lebih cerah dari biasanya." Ayo berangkat." ajak Selin sudah siap.Ken memberikan helm padanya.
"Kamu udah sarapan?" tanya Ken.kadang Selin melewatkan sarapan.makanya badan wanita itu tetap kurus alias tulang semua.
"Udah dong roti bakar." Selin memasang helm yang biasa ia pakai.Kenzie hanya terkekeh mendengar kebiasaan sarapan wanita pujaannya itu.
"Tumben bawa motor?" tanya Selin.saat mereka sudah di jalan.
"Kenapa?kamu gak suka?" tanya Ken.takut Selin tidak mau naik motor lagi.
"Bukan gitu,tapi kan kamu suka marah-marah kalo tiba-tiba mogok." Selin tertawa mengingat mereka sering kali mendorong motor.karena tiba-tiba suka mogok.Kenzie ikut tertawa.iya juga pikirnya.
"Hari ini aja,besok aku gak bawa motor lagi." kata Ken.ia baru ingat kalo motornya itu suka ngambek tiba-tiba.padahal motornya masih baru.
"Kenapa?" Selin merasa tak enak.
"Biar kamu gak kepanasan." Ken mode serius.
"Ih mulai deh." Selin menepuk bahu Ken.lalu ia memeluk pinggang Kenzie seperti biasa.Ken tersenyum senang ia pun mengelus tangan Selin mereka tak ada hubungan tapi nyaman satu sama lain.Kenzie menyimpan perasaan pada Selin tapi tidak dengan Selin dia hanya menganggap Kenzie sebatas teman saja.
Selin dengan Kenzie berteman sejak masih SD,mereka sudah klop kemana-mana selalu bareng sampai orang mengira mereka pacaran.bahkan saat Selin memutuskan kuliah Kenzie pun mendaftar di kampus yang sama dengan Selin dia ingin terus bersama wanita pujaannya itu.Padahal orang tua Kenzie menyuruh ia kuliah di singapur.tapi Kenzie menolak demi bisa terus bersama Selin.sebegitu besar rasa cintanya pada wanita bernama Selina itu.
Kenzie sudah berapa kali mengutarakan perasaannya.tapi Selin tak pernah memberikan jawaban pada Kenzie.Selin kekeuh bahwa mereka hanya teman tidak boleh ada rasa lebih.Selin tidak menyukai Ken sebagai pria tapi ia nyaman dengan lelaki itu.apa pun yang terjadi pada Selin kenzie selalu ada untuknya.Kenzie selalu mengutamakan kenyamanan Selin.tak heran mereka begitu lengket.
Setelah tiba di kampus mereka mendapat sambutan dari para sahabatnya." Akhirnya rantang ketemu tutupnya." ucap Niken.ucapan itu hanya di mulut saja.lain dengan hatinya begitu sakit setiap melihat kebersamaan Selin dan Kenzie.
"Huss jangan aneh-aneh nanti jadi hosip." Selin takut yang lain salah paham.Nikan hanya mengedikan bahu.mereka bertiga beriringan masuk kelas.
...🌺🌺🌺🌺🌺...
"Kenapa kamu selalu hindari saya?" Suara Veronika berhasil mengagetkan Rain yang sedang menikmati makan siangnya.pemuda itu dengan kesal menaruh sendok dan garpu di atas piring.
"Apaan sih" ketus Rain tak suka.
"Saya kan nanya." Vero duduk di hadapan Rain.lelaki itu membuang wajah ke samping.
"Nanya apaan?" Rain kesal.ia memandang Vero tak suka dan selalu sinis.tidak tau kenapa rasanya perempuan lampir itu sangat pantas di sinisin.
"Kamu kenapa ngehindari saya terus?kenapa sih kamu ada salah ya?atau saya yang salah?" Vero menyilangkan kedua tangannya.
"Siapa yang ngehindar sih?engga tuh,oh tentu,kalo lu mah banyak banget salah sama gue." kata Rain.dia memang selalu kesal dan emosi pada lampir itu.
"Buktinya kamu malah umpet-umpetan.terus apa kalo gak ngerasa salah?saya emang salah apa sama kamu?" tegas Vero.Rain diam tak manjawab ia jadi serba salah.lebih tepatnya takut." Katakan malam itu apa yang kamu lakukan pada Selin?" wajah Rain berubah pucat.kadang ia cuma berani ngomong doang.
"Apa sih?gak jelas." jawabnya,kakinya menandakan bahwa Rain sedang gelisah.
"Saya tau apa yang terjadi,kamu harus tanggung jawab." Vero menekan Rain,lelaki muda itu terlihat sangat marah.
"Terjadi apa?lu jangan sembarangan kalo ngomong.gue aduin ke papa lu." ancam Rain.
Veronika menatap Rain." Silahkan aduin,setelah Papa kamu tau,apa kamu yakin dia akan diam?" Vero sengaja menakuti Rain.Vero ingin melihat sejauh mana anak itu terus bohong.
Pemuda dengan bibir kemerahan itu mendecih." Oh jadi lu ceritanya lagi ngancem gue?" mata lelaki itu menajam berkilat penuh amarah.
Veronika terlihat santai saja.tapi wajahnya tetap menyeramkan bagi Rain.karena perempuan itu sangat berbisa baginya" Enggak tuh.saya cuma ingin kamu tanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Selin." ucapnya.
"Ogah,gue gak mau dan lu jangan ngatur.ingat jangan berani macam-macam.awas aja kalo ada yang tau berarti lo cari mati,camkan itu." ancam Rain seraya pergi dari sana dengan wajah dongkol.
"Jangan jadi pengecut seperti banci,kamu sudah merusak wanita,ingat karma itu ada.dan jangan lupakan kamu punya ibu" balas Veronika.Rain tak menanggapi dia terus berjalan menaiki tangga.ingin sekali Rain merobek mulut si lampir itu dia tidak percaya ternyata Vero mengetahui perbuatannya malam itu.
Rain benar-benar pusing bagaimana jika Veronika berani memberitahukan semuanya pada orang tuanya.wanita licik itu selalu melaporkan apa saja pada Hendri.dan ia yakin mak lampir itu juga akan mengadukan perbuatannya.
Pikiran jahat pun muncul di kepala Rain jika sampai Veronika berani mengadukan semuanya pada orang tuanya.Rain akan membuat perhitungan pada wanita setengah lampir itu.melenyapkannya dari dunia ini bukan masalah yang sulit bagi Rain.mendengar suara motor Rain melihat ke jendela siapa yang datang.ternyata yang datang Selin dan Kenzie.Rain melihat mereka sedang ngobrol entah apa yang sedang di bahas.
"Cih murahan,jam segini baru pulang,kelayapan terus sama jantan." Rain berdecih tak suka melihat Selin di antar Kenzie.apa lagi jika mereka berduaan seperti itu.menjijikan pikirnya dasar manusia alay.
"Nanti sore aku jemput kamu" Kata Kenzie.
"Oke,kamu hati-hati" Selin memberikan helmnya pada Ken.
"Aku jalan ya." melajukan motornya.
Selin bergegas masuk kamar.ia mengganti baju setelah membersihkan diri.dia tidak makan karena tadi sudah makan dengan Kenzie.seperti biasa Selin membawa peralatan akan membersihkan kamar Rain.
"Dia ada di rumah gak ya." monolog Selin.ia tidak mau ketemu Rain apa lagi kejadian itu masih terekam jelas di ingatannya.Selin masuk tanpa mengetuk pintu dulu.yakin Rain mungkin sudah pergi basket.
"Gak usah di beresin sekalian,jam segini baru kerja.kamu gak ingat tugas kamu di sini?" ucap Rain tiba-tiba.Selin terkejut ternyata pemuda itu ada di kamar mandi.
"Maaf,aku baru pulang" jawab Selin tanpa melihat wajah Rain,tentu saja Rain marah.
"Iyalah baru pulang,orang habis kelayapan.dari mana kamu?menjajakan diri?" ucapan Rain sangat tajam menusuk jantung Selin.tapi Selin memilih diam tak menjawab.ia menghindari keributan.Rain marah merasa di acuhkan." Kamu harus tau diri dong.di sini kamu hanya pelayan.jadi jangan seenaknya. mentang-mentang mama sama papa baik kamu malah menjadi.gak tau diri itu namanya" ucapnya lagi ia sengaja ingin membuat Selin marah.dia tak suka di abaikan.
Selin masih tetap diam dia terus membereskan kasur.ia sedang mengganti sarung bantal dan seprai." Kamu juga jangan murahan dong.masa nempel banget sama cowok.kamu haus belaian?gatal ya?atau kamu mau kita ulangi lagi seperti malam itu?" tambahnya berhasil membuat Selin geram apa sih mau lelaki ini.
Tanpa menunggu lelaki itu bicara lagi Selin melempar bantal ke wajah Rain." Dengar ya bajingan,aku gak semurahan itu.kamu jangan menghinaku dengan mulut kotor kamu." Selin menunjuk wajah Rain.lelaki yang masih ingusan itu pun naik pitam beraninya Selin melempar wajahnya dan menunjuknya seperti itu.
"Kamu berani ya,apa kamu bilang tadi?mulutku kotor?yang kotor itu kamu tau enggak?" Rain menghempaskan bantal itu ke lantai matanya menatap nyalang Selin.
Selin juga sama ia marah sekali pada lelaki yang tengah menghinanya itu." Kenapa?kamu pikir aku gak berani sama kamu?udah cukup kamu terus menghinaku.dan ingat aku kotor itu karena kamu." balas Selin tak kalah tajam.Rain merasa tertampar.ia diam karena merasa." Kenapa diam?kamu merasa?tenang aja aku gak akan melaporkan perbuatan menjijikan kamu itu.gak usah takut setiap perbuatan akan ada balasannya.kamu tenang aja setelah kuliah aku akan pergi dari rumah ini.agar aku tidak melihat wajah kamu yang menjijikan itu." tukas Selin.
Rain kembali naik pitam mendengar perkataan Selin." Kamu ngatain aku?dengar ya kamu itu sekarang cuma seonggok barang bekas.jadi jangan sombong,kalo aja si bedebah itu tau kamu hanya sampah bekas aku.dia pasti ninggalin kamu." lelaki itu maju beberapa langkah." Dan ingat jangan menghinaku dengan mulut ini." Rain mecengkram dagu Selin hingga memerah." Jangan sampai aku melakukan hal yang sama seperti malam itu."
Selin menginjak kaki Rain,lelaki itu mengaduh dan melepaskan cengkramannya." Bangs*t kamu ya." ia hendak melayangkan tangannya ke wajah Selin.dan Selin langsung menutup matanya takut.melihat Selin yang ketakutan Rain menurunkan tangannya.ia hampir saja menampar wajah Selin.hampir saja kelepasan karena emosi." Maaf aku_" Rain mengusap tengkuknya dia menelan ludah beberapa kali,sungguh dia tak ada niat hanya hampir kelepasan.
Selin membuka matanya." Kenapa gak pukul aku biar kamu puas?Ayo pukul." tantang Selin dan memajukan wajahnya.karena terlalu dekat membuat wangi tubuhnya tercium oleh Rain.
Rain membeku seketika aroma ini yang ia selalu rindukan setelah malam itu.tak ingin membuat keadaan makin parah." Aku tadi kelepasan." ucapnya lembut ia hendak merengkuh tubuh itu namun Selin keburu melepaskan diri.tidak ada respon dari wanita itu Rain pun keluar meninggalkan Selin karena tak ingin berdebat lagi.Setelah pintu tertutup Selin menangis ia merasa terhina.Rain memang selalu menghinanya tapi rasanya tidak semenyakitkan tadi.kenapa lelaki itu selalu saja tidak membiarkan hidupnya tenang.apa memang ia senang jika Selin menderita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments