bab 2

Hari sudah mulai sore saatnya beberapa pelayan kembali ke dapur untuk menyiapkan bahan makanan yang akan di masak oleh bu Dian__Juru masak di rumah itu.Selin pun tak tinggal diam ia memang sudah terbiasa membantu membersihkan sayur dan peralatan dapur lainnya." Udah sana,Sel.Segini doang sama kami juga beres." Ucap Riska salah satu pelayan teman Selin.Riska tugasnya menggantikan Selin membersihkan kamar tuan muda,Jika Selin sedang tidak bisa atau ada urusan lain.

"Aku bosen Ris,Tiduran aja malah sakit kepala." Selin memang anaknya rajin sekali ia tak suka leyeh-leyeh atau malas-malasan.Mbok mendidiknya agar menjadi perempuan serajin mungkin untuk bekalnya di masa mendatang jika ia rumah tangga maka tak lagi kaget oleh pekerjaan rumah yang biasanya melambai-lambai meminta segera di bereskan.

"Makanya cari pacar sana.Biar ada yang ngajak jalan,Lagian betah amat jomblo." Suruh Riska.

"Siapa yang mau sama aku?" Tanya Selin menoleh pada temannya itu.

Riska langsung mendengus." Kamunya aja yang gak mau pacaran,Padahal yang mau sama kamu banyak." Riska tahu Selin itu banyak yang suka Selinnya saja yang tidak mau pacaran.Sepertinya dia lebih senang sendiri.

Selin terkekeh mendengar ocehan temannya itu." Aku kapok pacaran" Ucapnya jujur.

"Yakan gak semua lelaki sama kali,Sel." Riska tahu dulu Selin pernah pacaran dengan Andra teman sekolahnya.Tapi hubungan mereka kandas saat Selin tahu bahwa Andra telah berkhianat setelah lelaki itu tau bahwa Selin hanyalah seorang pembantu.Entah apa maksudnya Andra memacari Juwita teman baik Selin dan setelah Itu hubungan mereka berakhir.

"Gak tau nih aku masih trauma." Selin memang tidak ada keinginan untuk pacaran saat ini,Dia hanya ingin fokus kuliah dulu.Setelahnya lanjut kerja untuk masa depannya,Baginya pacaran tidak ada untungnya sama sekali.

"Eh,Sel aku pernah mimpi lho kamu nikah sama tuan muda,Terus kalian punya anak banyak.Aneh gak sih mimpi aku itu?" Ucap Riska yang tiba-tiba jadi serius dia memang pernah mimpi aneh seperti itu.

"Mimpi konyol apa itu?Jangan melantur,Nanti kalo ada yang dengar jadi omongan lagi." Selin tidak mau hidupnya terus jadi bahan gunjingan pelayan lain,Sudah cukup dia selalu jadi omongan karena di perlakukan beda sendiri oleh pemilik rumah ini.

"Namanya juga mimpi kali Sel,Aku juga gak tau kenapa bisa mimpi kaya gitu." Riska kembali mengingat-ingat dan menceritakan mimpi anehnya itu.Selin tak menanggapi ocehan konyol Riska.

"Siapin makan Buruan aku mau basket,Jangan ngobrol mulu kalian" Rain bersuara dan duduk di meja mengagetkan keduanya yang tengah asik mengobrol,Lelaki muda itu mengetuk-ngetuk permukaan meja makan kebiasaannya memang begitu.Sepertinya tangan pemuda itu tidak bisa diam berang sedikit saja,Melihat tuannya sudah di meja makan Riska buru-buru mendekat.

"Tuan mau makan apa?" Tanya Riska.

"Batu" Jawab Rain dengan wajah ketus bin songong." Ya nasi lah,Yakali gue makan batu!" lanjutnya delikan matanya yang khas membuat siapa saja merinding,Sebenarnya merinding lebih ke ingin menggetok kepalanya,Bukan karena takut.

"Maksud saya tuan mau makan sama apa?" Riska menahan diri untuk tidak menoyor kepala tuan muda itu.Riska juga tau pasti makan nasi mana mungkin makan batu memangnya Rain tukang debus.

"Taro aja oon.Bawa aja ke sini dari tadi nanya mulu kaya wartawan aja lu." Kesal Rain dia paling malas jika Riska yang melayaninya.Pelayan yang satu ini lemotnya kebangetan.

Melihat keadaan dua orang yang sedang di landa emosi itu Selin mendekati meja makan." Ris ambil nasi sama ayam teriyaki aja." Suruh Selin,Ia mengatur meja untuk tuan resek itu.Riska ke dapur dengan wajah dongkol menahan emosi ingin menjambak dan membenturkan kepala Rain dengan sekuat tenaganya.

"Rasanya pengen ngasih racun aja nih di makanannya si bawel itu." Rutuk Riska kesal.Dia memang selalu kena omel dan selalu salah di mata tuan mudanya,Kalau saja dia tidak butuh pekerjaan.Riska sudah lama berhenti kerja,Tak heran dia kurus kering makan hati terus karena Rain selalu membuat Riska esmosi.

Setelah merutuk Riska kembali ke meja makan dengan wajah ramah." Ini tuan silakan." Riska menaruh makanan di hadapan Rain.Dia tetap memasang wajah ramah jaga-jaga kalau tuannya itu melihat ke wajahnya.Bisa berabe kalo Riska memasang wajah marah bisa jadi bencana untuknya.

"Itu aja?" Tanya Selin takut Rain minta aneh-aneh lagi biasanya tuan muda itu selalu meribetkan semua orang.Karena dia akan selalu kurang jika tak membuat orang-orang repot olehnya.

Rain mengambil sendok dengan wajah datar." Hmm." Jawabnya barulah mereka lega memang setiap saat begitu banyak drama.Tak heran banyak pembantu yang keluar masuk di sana banyak yang tidak betah kerja bukan karena gaji dan kerjaannya.Tapi karena tuan muda itu begitu menyebalkan dan tentu saja resek.

Selin meninggalkan meja kembali nanti saat tuan muda selesai makan pikirnya begitu.Tapi baru Selin akan melangkah Rain sudah bersuara." Mau kemana kamu?Siapin baju basket sama botol minum,Jangan lupa cemilannya ya." Perintah Rain.Selin mengangguk mengerti lalu dia naik ke kamar Rain tanpa banyak bertanya.

Selesai makan Rain naik ke kamarnya dia akan mengganti bajunya dengan baju basket.Di sana Selin terlihat masih sibuk menyiapkan segala keperluan Rain,Dari handuk kecil,Headband,Bahkan baju ganti takut Rain tidak segera pulang biasanya Rain mengganti bajunya di sana.Rain mengambil bajunya yang sudah di siapkan oleh Selin di kasur ia langsung mengganti baju di kamar mandi.

"Bawain dong ke bawah." Perintahnya agar Selin membawa tasnya ke mobil.Wanita muda itu mengerti dia turun membawa tas Rain di susul Rain di belakangnya lelaki itu asik bersiul sambil menuruni anak tangga.

"Nanti sore aku pengen soto kasih tau Mbok ya suruh bikin soto aja,Tadi aku lupa bilang." Pesannya pada Selin sebelum masuk ke mobil.

"Iya." Jawab Selin seadanya dan sangat datar,Apalagi wajahnya yang lempang tanpa ekspresi itu membuat Rain muak sekali melihatnya.

Tak terima akan respon Selin Yang datar,Rain pun tak jadi masuk ke mobil ia membalik badan dan menatap Selin yang berdiri di sisi mobil." Bisa jawab yang bener Gak?Iya doang kaya orang sariawan." Ketus Rain.Selin tak menanggapi ia sudah terbiasa nanti juga Rain akan diam sendiri.

"Hei! Orang ngomong malah bengong." Sentak Rain membuat Selin tersadar.

"Iya nanti aku bilang ibu." Ucap Selin tetap tak mau menatap wajah lelaki di depannya itu.Sebetulnya Rain kesal dan masih mau menyahut Tapi dia tidak punya waktu banyak.Teman-temannya pasti sudah pada menunggu di tempat.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Hendri dan Hera sudah berada di meja makan mereka sedang menunggu Rain yang sedari tadi belum juga pulang." Rain kok belum pulang sih?" Hera mengambil ponselnya akan menelepon Rain.Anaknya itu pasti saat ini masih berada di luar mungkin sedang balapan,Semoga saja tidak kembali membuat ulah.Rasanya dia sudah lelah jika harus berurusan dengan polisi mau pun guru-guru di sekolah,Atau wali murid lainnya.

"Palingan kelayapan anakmu kan gitu." Hendri masih sibuk dengan ponselnya.Baru Hera akan kembali menghubungi Rain,Tapi terdengar suara ramai di depan tidak salah lagi anak itu pasti sudah pulang.

"Ayo makan bujang Mama." Ajak Hera.Rain tak menjawab ia duduk di hadapan kedua orang tuanya matanya ke sana kemari mengitari meja makan.

"Sotonya mana?" Tanya Rain ia tak menemukan soto di meja yang luas itu.

"Ngapain makan soto ini udah banyak makanan,Makan yang ada aja deh." Hera menyajikan nasi ke piring Rain.

"Ih,Tadi kan aku pesan soto kok gak di buatin sih?Selin mana Selin?Panggil." Perintahnya marah bin emosi wajahnya sudah berubah masam dan kecut.Orang-orang mengira mungkin Hera pada saat mengandung Rain terlalu banyak mengkonsumsi makanan asam atau cuka mungkin.Karena wajah Rain begitu cepat berubah masam dan tak enak di pandang.

"Maaf tadi aku lupa ngasih tau Ibu." Selin menunduk merasa bersalah karena lupa memberi tahu Mbok pesanan tuan muda tadi sore.Padahal dia sudah mencatatnya di otak agar tidak lupa,Tapi namanya juga manusia biasa tempatnya salah dan lupa.Selin kan manusia bukan peri.

Mata elang itu menyorot begitu tajam,Bahkan tatapannya terasa menusuk kulit Selin Menembus sampai ke tulang." Maaf-maaf,Kebiasaan banget,Gue mau soto bukan yang lain,Gak mau tau bikin sekarang!" Bentak Rain membuat Selin bergeming ia kaget dan semakin menunduk takut." Makanya kalo di pesenin jangan iya-iya doang,Tapi di catet di otak biar gak lupa.Susah sih kalo otaknya cuma se ons mah lupa mulu." Lanjutnya dengan kata-kata yang sangat amat menohok sampai Hera melemparnya dengan kerupuk,Dan tepat mendarat ke wajahnya.Rain kesal tentu saja dia hendak melempar kerupuk itu ke lantai,Tapi keburu di rampas ayahnya lalu di makan membuat Rain mendengus.

"Ribut amat sih perkara soto doang." Ucap Hendri sebal melihat kerempongan putranya itu." Tinggal makan yang ada gak usah banyak mau, Kaya orang hamil aja ribet bener,Tiap makan mintanya aneh-aneh,Soto lah,Apalah.Pusing banget dengernya. "

"Sel,Ayo duduk makan di sini." Ajak Hera tak mempedulikan Rain yang sedang ribut masalah soto.Selin terkesiap sebenarnya tidak kaget karena bukan kali pertama Hera mengajaknya makan satu meja tapi ini situasinya beda tuan muda lagi marah jadi Selin takut.

"Aku makan di dapur aja sama anak-anak,Tan" Tolak Selin segan melihat wajah tak ramah Rain seperti ingin memakan Selin saat ini juga.

"Udah sini duduk bareng aja sama kita enak rame-rame." Kekeuh Hera membuat Selin jadi serba salah.

"Sel,Ayo makan gak usah bahas soto" Suruh Hendri.Selin pun akhirnya bergerak menarik kursi mendudukan dirinya di ujung meja.Mata Rain hampir keluar namun setelahnya ia memilih tak peduli.

"Kok di situ sebelah Rain aja Sel,Ngapain di ujung." Titah Hera.Selin melirik Rain pemuda itu tak peduli dan sibuk makan dengan wajah di tekuk sepertinya kesal sekali padanya.

"Iya Tante." Selin menggeser dirinya dekat Rain lelaki itu jelas tak suka tapi dia sepertinya malas bicara.Atau malah sedang mengumpulkan kesalahan Selin hari ini dan akan membalasnya nanti.

Mereka makan dengan sedikit obrolan hanya Rain yang diam saja ia tak berminat ikut nimbrung.Hera yang banyak bertanya mengenai kuliah dan keseharian Selin.Hera tentu saja sangat menyukai Selin,Istri Hendri itu ingin sekali memiliki anak perempuan tapi sayang dia tak bisa mengandung lagi sewaktu melahirkan Rain rahim Hera sudah di angkat karena Hera sulit untuk memiliki anak.Untuk mendapatkan Rain saja Hera harus melakukan bayi tabung berkali kali dan gagal terus,Beruntung tuhan menitipkan satu putra di rahimnya.Ya itu Rain putranya yang sangat membanggakan sekaligus menyebalkan itu.

...********...

"Sel,Jangan sering makan bareng nyonya.Ibu gak enak sama yang lain." Ucap Mbok ida mengingatkan takut Selin menjadi bahan gosip pekerja lain.Mbok tidak mau sampai mereka sirik dan dengki pada anaknya.Selin yang tidak pernah macam-macam saja masih sering di gosipkan apa lagi kalau anak itu bertingkah.

"Aku udah nolak Bu tapi kan Tante Hera tahu sendiri suka maksa,Ya aku gak enak lah." Sahut Selin jujur apa adanya.Dia memang seringkali menolak ajakan majikannya itu,Demi menjaga perasaan orang lain agar dirinya tidak jadi bahan omongan.

"Ibu takut kamu jadi bahan omongan yang lain, kamu itu sama saja statusnya hanya anak pembantu,Nak.Sama seperti yang lain,kalo kamu terlalu dekat dengan nyonya ibu takut mereka iri sama kamu." Terang Mbok Ida supaya Selin mengerti.Meskipun dia sendiri tahu anaknya itu pasti sudah lebih dari mengerti karena seringkali di ingatkan olehnya.Bahkan sepertinya Selin sudah hapal saking seringnya Mbok mengingatkan.

"Aku tau Bu,Maaf udah bikin ibu kepikiran." Selin merasa bersalah pada ibunya,Dia juga serba salah menolak salah tidak penolak pun salah.

"Ya udah lain kali cari alasan lain." Mbok mengusap punggung Selin mereka hendak tidur.Selin dan Mbok tidur satu kamar, Kadang-kadang saja karena Selin punya kamar sendiri bersebelahan dengan kamar Mbok Ida. Kamar mereka juga beda dari para pelayan lain.Kamar Selin terletak dekat dapur bersih dan kamarnya cukup besar tidak seperti kamar yang lain agak kecil.

...**********...

"Nanti malam aku mau maen,Di ajakin David" Pamit Rain pada ibunya.Malam ini dia akan bersenang- senang dengan para temannya,Mereka sudah merencanakan akan menggelar pesta untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya.

"Jangan pulang malam Rei,Uang kamu masih ada gak?Kalo gak ada pakai kartu mama aja." Hera merogoh dompet memberikan salah satu kartunya pada Rain,Tentu saja anak itu Tersenyum senang karena dia bisa poya-poya dengan teman-temannya sepuasnya.

"Makasih cantik,Nyonya Hera emang terbaik beda sama si Hendri Hendri itu." Rain mencium pipi ibunya kemudian terkekeh karana di geplak oleh ibunya." Apa sih Ma?"

"Gitu-Gitu juga bapakmu." Semprot Hera sebal karena Rain sering membeda-bedakan dirinya dan Hendri.Padahal mereka orang tuanya tapi bisa Bisanya Rain selalu membandingkan keduanya.

"Faktanya begitu,Papa cuma bisa ngomel aja tapi jarang kasih uang,Gak kaya Mama mau apa aja di turutin.Uangnya si Hendri kan habis mulu di porotin sama nenek lampir" Ucap Rain sengaja memberi kode agar sang ibu sadar dan membuka matanya.

Hera kembali menggeplak bahu anaknya karena Rain suka berucap sembarangan." Rei,Mama gak suka loh kamu asal jeplak begitu ya,Omongan adalah doa,Gak boleh asal ngomong.Mau kamu Papa punya simpanan di luar sana?" Hera menatap putranya yang kini menatapnya." Gak boleh ngomong begitu Mama gak suka,Berucaplah yang baik-baik." Katanya serius dia tidak suka jika Rain bicara yang tidak tidak.Baginya omongan adalah doa,Dan dia percaya akan itu.

Rain menatap ibunya dengan perasaan sedih,jauh di dalam hatinya dia merasakan sakit yang luar biasa.Namun seketika pemuda itu tersadar dia merubah raut wajahnya agar sang ibu tidak berpikir macam-macam.Dia tidak suka melihat ibunya yang bersedih,Bagi Rain air mata mamanya sangatlah berharga,Jadi tidak boleh jatuh hanya karena hal-hal murahan." Iya maaf bunda ratu."

"Belajar sayang,Inget kamu udah besar masa masih setiap kali harus Mama ingetin." Hera mengusap kepala putranya dengan sayang." Udah pake sana kartunya sepuas kamu.Jangan ilang ya Mama males harus ngurusin lagi." Pesannya yang di angguki Rain.

"Duh enaknya jadi orang kaya,Mau apa pun bisa." Rain bersenandung sembari masuk kamarnya.Hera hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari menarik napas sepenuh dada.Jelas dia capek memiliki anak seperti Rain yang super ajaib itu.

Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!