bab 4

Keesokan paginya Mbok masuk ke kamar Selin untuk membangunkannya,tumben sekali anak itu jam tujuh pagi masih setia di kasur berpelukan dengan guling dan selimut.tidak biasanya kecuali jika Selin sedang sakit baru akan bangun siang.

"Nak bangun,kamu gak kuliah emang?" Mbok menyingkap selimut Selin dan mengelus dahinya.

Wanita itu tergerak dengan mata yang masih terpejam." Bu,aku gak enak badan." Selin menarik kembali selimutnya sampai menutupi kepala.

"Masa?semalam bukannya kamu sehat-sehat aja,sini biar ibu pijat pake minyak angin." Mbok menarik semua selimut yang menutupi tubuh Selin.Mbok heran melihat Selin berpakaian serba panjang seperti lagi demam saja padahal badannya tidak panas.

"ibu apaan sih?udah aku gapapa" Selin menarik lagi selimutnya ia sedikit marah takut Mbok melihat keadaan tubuhnya.

"Kamu kenapa?badanmu gak panas terus kenapa pake baju serba panjang begini?kaya orang mau kesawah aja?gak gerah emang" tanya Mbok keheranan.

Sejujurnya Selin panas dingin sekarang karena takut ketahuan berbohong." Aku semalam kedinginan bu " Selin kembali menutup matanya agar Mbok cepat keluar lagi pula dia sangat mengantuk.Mbok pun tak ingin memkasa anaknya itu dengan berbagi pertanyaan meski sangat heran ia kembali ke dapur.Setelah mbok pergi Selin kembali menangis." Maafin aku,bu." tangisnya pecah membekap wajahnya dengan bantal Selin menangisi dirinya yang sudah kotor dan penuh dosa seperti ini.saat ini Selin merasa bahwa dirinya sangatlah kotor.

"Tuan,saya mungkin telat ke kantor.saya ada urusan peribadi." ucap Veronika meminta ijin.

"Ya udah,tapi kamu udah atur jadwal saya kan hari ini?" tanya Hendri.Vero mengangguk.

"Udah saya atur semuanya." Veronika melirik Rain yang tengah sibuk menyantap sereal,Rain tau bahwa Veronika sedang melihatnya ia tak mau menatap wajah Vero dia terus menunduk.entah mengapa pagi ini wajah nenek lampir itu dua kali lebih menakutkan dari biasanya.bagi Rain wajah itu seperti valak dalam film horror.

"Kamu mau Kemana?mau kencan ya?" kepo Hera,ia senang jika Vero memiliki pacar.Rain menoleh pada dua orang itu hanya sebentar tapi.

"Bukan.saya mau mengintrogasi seseorang. semalam orang itu telah melakukan kejahatan." mata Vero menatap Rain tajam.

"Uhuk uhuk." Rain tersedak makanannya.

"Sayang,pelan-pelan kesedak kan.minum dulu." Hera memberikan satu gelas air putih Rain langsung meinumnya hingga tandas.

"Aku berangkat Ma." Rain meraih tasnya di kursi ia langsung berangkat secepat kilat melihat Rain berangkat terburu-buru Vero pun pamit pada Hera dan Hendri.

Vero mengejar motor Rain yang sejak tadi sudah pergi lebih dulu.di jalan Vero tidak menemukan Rain anak itu mungkin sengaja menghindarinya Vero memutuskan untuk segera ke sekolah Rain.ia menunggu di depan gerbang sekolah namun sudah beberapa menit anak itu tak juga muncul.sekolah Rain terletak tidak jauh dari rumah Hera.hanya butuh waktu lima belas menit sudah sampai.Vero menyerah dia memutuskan berangkat ke kantor dulu siang ia akan balik lagi kesana.

"Ah..syukurlah si lampir udah pergi" Rain baru keluar dari persembunyiannya.tadi saat ia baru tiba Vero sudah nangkring di pintu masuk Rain pun kembali memutar motornya dia bersembunyi di gang sempit." Ngapain sih dia ngikutin aing mana mukanya serem banget lagi." gerutu Rain seraya mendorong motornya.

"Tumbenan lu dorong motor?ngapa ngadat apa abis bensin?" tanya Evan mengagetkan Rain saja pemuda sableng itu memang selalu muncul di mana saja.

"Gapapa sih pengen dorong aja." jawab Rain ngasal.

Evan berdecak." Lu emang aneh banget ya motor gapapa malah di dorong,pan." Evan kembali berdecak heran banget pikirnya.

"Suka-suka gue lah"

"Semalam gue pulang di antar Vano.kepala gue masih sakit sampe sekarang gara-gara dia nyetir ugal-ugalan." rutuk Evan kembali kesal mengingat malam yang begitu menjengkelkan itu.

"Kenapa gak panggil supir lu aja." tanya Rain mendengar itu Evan mendengus.

"Kaya gak tau aja lu,kalo panggil pak Edi emak gue marah nanti." jawabnya.

"Emak elu juga tau kali,kan hari ulang tahun anaknya masa iya marah sih?" heran Rain.

Evan berdecak malas." Boro-boro ingat ulang tahun gue,inget gue idup aja kagak." Evan merasa sangat perihatin pada dirinya sendiri." Lah ngapa ini di dorong terus di naekin aja sih,ayo." ajak Evan ia merasa gila karena tangannya tak sengaja mengikuti Rain mendorong motor sialan ini sejak tadi.

"Enggak mau,elu jalan aja sendiri." sahut Rain yang membuat Evan ingin mencakar wajah tampannya" Lagian emak lu ganjen sih keluyuran mulu ampe lupa ngurus anak.sama kaya si Hera." sambung Rain menyamakan ibunya.

"Au lama-lama gue iket juga tuh janda biar gak keluyuran mulu." balas Evan.ibu Evan memang janda setelah kepergian suaminya dia begitu terpuruk hingga melampiaskannya dengan bersenang-senang tak kenal waktu bahkan ia lupa pada Evan,ia tak mengurus Evan dengan baik.tak heran Evan menjadi liar dan berandalan dan anak itu sangat kurus terlihat tak terurus tapi wajahnya sangat manis.

Selin bangun saat semua orang sedang istirahat,dia pun membersihkan diri dan kembali memakai baju panjang baju itu memiliki kerah tinggi.Selin sengaja memakainya ia takut ada yang melihat hasil karya Rain semalam.padahal ia sudah menutupinya dengan apa pun.teap saja pasti akan keliatan saking banyaknya.

"Makan dulu sana." suruh Riska berhasil mengagetkan Selin yang sedang mengendap-endap di dapur seperti maling saja.

"Iya,aku lapar nih." Selin mencari makanan dan dia makan begitu lahap maklum kecapean apa lagi bangun tidur.ia bersikap seolah biasa saja jangan sampai membuat orang rumah curiga padanya.

"Kamu kenapa,Sel.gak enak badan?" tanya Riska heran jarang-jarang Selin begitu tertutup dengan pakaian serba panjang.

"Hmm mungkin kecapean kemarin juga telat sarapan." jawab Selin seadanya seraya melahap makanan.

"Makanya kalo pagi tuh perutnya di Isi."

"Iya bawel." Selin tak menanggapi ocehan Riska selanjutnya ia memilih makan dengan rakus.

Jam sudah menunjukan pulang sekolah Veronika sudah nangkring di pintu gerbang sekolahan Rain.Rain langsung mengumpet ia tak mau bertemu Vero entah mengapa dia tidak merasa punya salah pada wanita itu.tapi kenapa Rain merasa sangat takut ketemu veronika." Dav,gue boleh nginep gak di rumah lu?" Rain karena ingin menghindari mak lampir Itu.

"Tumben?ya boleh lah nginap aja kaya sama siapa aja lu mah." balas David heran.

"Di rumah gue aja,Rei,rumah gue sepi kaya kuburan di rumah David mah ada jurignya,ngeri lagi tidur di telanjangin." ajak Evan sengaja menakuti Rain agar menginap di rumahnya.

David mendelik kesal."Jurignya juga gak doyan ama kalian mah,tenang aja." David begitu kesepian di rumahnya hanya ada pelayan saja orang tuanya sibuk bolak-balik luar negeri.Rain menimbang ke rumah David apa ke rumah Evan.

"Elu aja ke rumah David,kita kumpul di sana aja." suruh Rain Evan setuju saja dari pada tidak di ajakin.

"Ayo pulang." ajak David.

"Tunggu di depan ada mak lampir,tunggu dia pergi dulu." ucap Rain kedua temannya itu pun melihat ke arah pintu masuk benar saja ada Vero di sana.wanita itu terlihat sedang mengawasi sekitar.

"Oh iya,lu kan kemusuhan banget ama dia,ya udah tunggu dulu aja." ucap Evan.David dan teman Rain yang lain sudah pada tau kalu Rain tak pernah akur dengan asisten papanya itu. mereka sering menyaksikan Rain kerap kali adu mulut dengan Veronika.

"Cakep-cakep galak si eceu Veronikah." ucap Evan meledek Vero dengan pelesetan namanya menjadi Veronikah.

"Awas kalo dia denger bisa di jewer kuping elu." Rain tau mak lampir itu tukang jewer dia ingat sekali Vero baru berhenti menjewer telinganya saat Rain sudah masuk SMA.mereka menunggu Vero pergi dari sana dua puluh menit berlalu Vero pun menyerah.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Seminggu sudah berlalu Rain sering menginap di rumah Evan dan David secara bergantian,saat ia mengetahui Vero tidak di rumahnya baru lah Rain pulang ke rumah.Veronika memang tinggal di apartemen peribadinya jika dia menginap di rumah Hendri itu cuma sesekali saja bahkan sangat jarang biasanya sebulan sekali.

"Mbak,bawain aku jus mangga ya." pinta Rain dia baru saja pulang basket.di ujung tangga Rain berpapasan dengan Selin untuk sesaat mereka saling menatap.perasaan canggung pun menyelimuti keduanya Selin membuang wajahnya dia begitu benci wajah itu.

Rain tak melanjutkan langkahnya dia menunggu Selin turun lebih dulu.tapi Selin memilih pergi dari sana dia turun lewat tangga yang satunya.karena rumah Rain begitu besar banyak tangga di mana saja untuk turun ke bawah.bahkan di sana juga bisa menggunakan lift jika malas naik turun tangga.dan sejak kejadian itu mereka tak pernah bertegur sapa lagi,memang sebelumnya juga hampir tidak pernah tapi masih normal biasanya tak ada kecanggungan di antara mereka seperti sekarang ini.

Makan malam tiba Rain sudah duduk di meja menunggu ayah dan ibunya tiba di sana.semua pelayan tengah sibuk menyiapkan sajian untuk tuan dan nyonya.Selin juga ikut membantu saat ia menuju meja dengan sup di kedua tangannya yang masih mengepul.Rain terus menatapnya hingga Selin grogi.saat baru sampai di meja Selin tak sengaja menumpahkan sedikit kuah sup karena tangannya gemetar terus di tatap oleh Rain seperti itu.

"Maaf om,tante." Selin merasa tak enak pada Hendri dan Hera.

"Hati-hati Sel,coba lihat tanganmu mana" Hera memeriksa tangan Selin yang merah karena kuah sup itu masih mengepul baru di angkat dari kompor.

Rain pura-pura tak melihat dan tak peduli namun sesekali ia melirik tangan yang memerah itu.rasanya pasti amat perih ia seakan ikut merasakan.sedikit sudut hatinya merasa terganggu ia berusaha menahan diri untuk tidak peduli pada perempuan itu.

"Cih,ceroboh banget." batin Rain.

"Obati dulu pake salep,takut nanti jadi luka. tolong ambilkan obat." perintah Hendri pada pelayan lain yang segera di turuti.

"Gapapa om,aku nanti obati di kamar." tolak Selin ia tak mau orang lain melihat dia di perlakukan istimewa oleh Hendri dan Hera.meski mereka semua tau Selin bukan hanya sekedar pelayan.tapi Selin sudah di anggap keluarga.

"Pergi obati sana,Sel." suruh Hera,Selin mengangguk ia pergi ke kamarnya.

"Kamu jangan nginap lagi sudah seminggu kamu gak pulang." ucap Hera pada putranya itu

"iya ini kan aku udah pulang Ma,oh iya kartuku kosong,hehehe." Rain meminta uang jatah bulanannya.

"Nanti mama suruh ka Vero isi." Hera terbiasa menyerahkan urusannya pada Veronika.

"ih jangan dia,mama aja kenapa sih,apa-apa di urus si nenek lampir." kesal Rain tak suka.

"Kamu jangan begitu,hormati dia anggap dia kaka kamu sendiri.emang dari kecil siapa yang ngasuh kamu?dia lah sama Mbok" terang Hera.Rain memutar bola matanya malas ia juga sudah tau kali tapi dia pura-pura tidak tau dan tak mau tau.

"Ogah banget aku manggil dia kaka.dia tuh galak dan nyebelin banget,bangetttt.Mama gak tau sih dia suka banget marahin aku." Rain mulai mengadu padahal Hera sudah tau semua kelakuannya.

"Itu karena kamu nakal susah banget di atur dan suka ngelawan,coba aja kalo bener gak macem-macem dia gak mungkin begitu." Hera lagi-lagi membela Vero yang membuat Rain tambah kesal.

Rain memberengut kesal." Anak mama siapa sih?aku,mak lampir atau si itu tuh yang suka mama belain terus melebihi anak kandung sendiri." kesal Rain mengapa sih ibunya itu selalu membela Vero dan Selin ketika di hadapannya memang apa istimewanya mereka.

"Ya kamu lah,oneng." balas Hera.

"Aku anak tiri ya?makanya mama belain mereka terus." Rain heran racun apa sih yang kedua wanita itu berikan pada ibunya.sampai Hera lebih membela dua wanita itu ketimbang anak kandungnya sendiri.

"Jangan suka begitu kamu,Vero itu seperti adik mama sendiri begitu juga Selin dia kaka kamu mama yang merawatnya dari kecil." ucap Hera.

Rain mendengus sebal." Aku tau mereka tinggal sama mama dari kecil,tapi tetap aja mereka itu orang lain bukan keluarga kita,dan mama merawat aku aja enggak.apa lagi merawat mereka." sahut Rain.Hera merasa tertampar dengan perkataan Rain memang benar dirinya tak merawat anak dengan baik.semuanya dia serahkan pada pelayan karena Hera dulu lebih mementingkan karir dari pada di rumah merawat anak.

Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!