5.Meredamnya Amarah

Semalan itu aku benar-benar merasakan kekecewaan yang sangat mendalam dimana orang tuaku dan kakak tidak mendukung apa yang aku inginkan aku tak tau ntah sampai berapa lama aku menangis dan akhirnya terlelap.

Pagi Hari

Tiba-tiba saja aku mendengar ketokan pintu ya itu suara kak putri.

" Bel bangun bel kakak mau minta maaf kak ayah dan ibu janji gak akan bahas itu lagi sama kamu bel " ujar putri.

Aku sempat bersikeras agar tidak membuka pintu, namun ketika mendengar suara ibu hatiku lunak dan tak bisa berkata apa-apa.

" Bela sayang ibu minta maaf ya ibu janji sama bela gak akan bahas itu lagi sama bela ya " ujar mayang.

Akhirnya akupun membuka pintu dengan mata yang sembab saat melihatku dengan keadaan seperti itu ibu langsung memelukku.

" Ya ampun sayang kenapa sampai segininya kamu nangis emang ya cengeng banget jadi anak " goda putri.

" Uuuhhss putri udah dong jangan gitu sama adiknya " ujar mayang.

"Iya bu habisnya bela emang gitu sih yaudah sekarang mandi gih badan kamu itu bau air mata tu " ujar putri.

" Kak sejak kapan air mata tu bau yang ada biasa aja tau mungkin air mata kak tu yang bau " ucapku.

" Udah berani ngelawan ya "ujar putri.

" Udah-udah jangan berantem terus kamu lagi put udah sana siappin sarapan buat suami kamu tu " ujar mayang.

" Iya ya sampai lupa yaudah deh dahh si cengeng ( sambil berantakin hijab bela ) " ujar putri.

" Kakakkkk " ucapku.

" Udah-udah sekarang bela mandi ya habis itu kita sarapan sama-sama " ujar mayang.

" Ibu duluan aja ya bela belum laper nanti aja makannya bela mandi dulu " ucapku.

Setelah selesai mandi akupun belum mau sarapan tapi ibu malah membawakan sarapan ke kamarku.

" Bel ini sarapannya kamu sarapan dulu " ujar mayang.

" Iya bu masuk aja, bu seharusnya ibu gak usah capek-capek ngantarin sarapan buat bela bu " ucapku.

" Gakpapa ibu cuma takut kalo anak ibu yang cantik ini sakit jadi bela sarapan dulu ya " ujar mayang.

" Nanti aja bu " ujarku sambil membatin ( padahal udah laper banget ).

" Sekarang aja sayang nanti sarapannya keburu dingin " ujar mayang.

Akhirnya akupun sarapan bahkan dengan lahapnya.

" Waahhhh tadi ada yang bilang gak laper tapi sekarang kok makannya lahap banget ya " ujar mayang.

" Ibuuuu bolehkan bela habisin makanannya " ucapku.

" Boleh sayang ibu udah paham sama kelakuan kamu itu " ujar mayang.

Akhhirnya akupun menikmati sarapan dengan lahap dan tanpa sisa.

Setelah selesai sarapan ibu menanyakan sesuatu padaku.

" Bel ibu boleh nanya ya sama bela " ujar mayang.

" Boleh bu tapi ingat jangan tentang hal yang kemarin ya " ucapku.

" Gak sayang ibu cuma mau nanya gimana kamu mau ngambil perkerjaan yang ditawarin mamanya zidan ? " ujar mayang.

" Ibukan bela bilang jangan bahas itu lagi kalo masalah pekerjaannya bela mau-mau aja tapi kalo ada maksud lain bela gak mau bu " ucapku.

" Ya udah hari ini bela datang ya buat lamar pekerjaan disana nanti ibu telponin mamanya zidan dan gak akan ada maksud lain ya sayang percaya sama ibu " ujar mayang.

" Iya bu tapi gak usah telpon tante riska juga bela bisa pergi sendiri jangan ngerepotin mereka ya bu belakan udah besar masa harus ditemanin terus " ucapku.

"Ya udah nanti bela hati-hati ya berangkatnya, jangan lupa kalo urusannya udah siap bela langsung pulangkan kita mau ke rumah bibi indah buat pesta nikahan kaira " ujar mayang.

" Iya bu tapi kak putri juga ikutkan bu ? " ucapku.

" Dia ikut bel tapi dia mau minta izin sama bayu dulu ya udah ibu tinggal ya habis ini langsung siap-siap buat pergi ke sekolah " ujar mayang.

" Iya bu siap laksanakan ohhh iya tunggu dulu bu bela mau ngomong sama ibu sekalian mau minta izin sih " ucapku.

" Izin ngapain bel ? " ujar mayang.

" Ibu ingatkan sindy teman sekos bahkan sekelas sama bela yang rumahnya di kota tempat kita kuliah dulu " ucapku.

" Iya ibu ingatkan bela juga sering cerita tentang dia sama ibu " ujar mayang.

" Syukur kalo ibu ingat jadi kemaren sindy nelpon bela dia mau ngundang bela ke acara pertunangannya minggu depan.

Jadi bela mau minta izin ya bu ibu taukan kalo sindy itu udah baik banget sama bela jadi bela gak mau kecewain dia boleh ya bu pliiss boleh ya bu " ucapku sambil memohon.

" Boleh aja sih tapi bela mau pergi sama siapa sayang ? " ujar mayang.

" Ya sendirilah bu atau kalo gak ayah sama ibu ikut aja sindy juga ngundang kita semuanya kok bu " ucapku.

" Ibu gak tau juga bisa atau gak tapi coba tanya ayah ya " ujar mayang.

" Yaudah nanti bela tanya sama ayah bu " ucapku.

" Ibu keluar dulu ya " ujar mayang.

" Iya ibu bela siap-siap dulu (sambil memeluk ibu) bu maafin bela ya bu udah sempat marah sama ibu sama ayah dan kak putri " ucapku.

" Iya sayang gakpapa kami semua udah maafin bela dan paham apa yang bela rasain ibu juga minta maaf sama bela " ujar mayang.

Aku hanya memeluk ibu erat.

Beberapa menit kemudian aku bersiap untuk pergi mengantarkan surat lamaran ke sekolah yang diberi tahu oleh mamanya zidan.

Setelah semuanya selesai aku langsung pamit kepada ibu.

" Ohh ya ayah kemana bu tumben pagi-pagi udah gak ada dirumah biasanya ayah udah duduk di teras depan kalo pagi gini " ucapku.

" Ibu juga gak tau ayah kemana bel tadi sih dia ada didepan sekarang gak tau " ujar mayang.

" Kalo kak putri mana bu dari tadi suaranya gak kedengaran bu " ucapku.

" Tadi sih dia ngantar bayu ke depan bel " ujar mayang.

" Ada apa ni sicengeng nanyain aku (mengagetkan ku dari belakang) kengen ya " ujar putri.

" Apa-apaan sih kak orang bela cuma nanya aja kok kepedean deh kak " ucapku.

" Iya-iya yaudah sekarang berangkat dan semangat lamar kerjanya kak selalu doain yang terbaik buat adek kakak satu ini ohh ya kamu mau berangkat sama siapa ? "ujar putri.

" Ya sendirilah kak trus sama siapa lagi ohh ya kak motor udah diperbaikikan belakan cuma bisa bawa motor kalo mobil bela belum bisa " ucapku.

" Seingat kakak belum sih bel motornya belum diperbaikin " ujar putri.

" Terus bela pergi sama siapa nanti telat lo kak kitakan harus disiplin waktu " ucapku.

"Yaudah biar kakak aja yang antar pakai mobil, tunggu dulu kak ganti baju dulu ya " ujar putri.

" Yampun kak gak usah ganti baju juga lagiankan kakak cuma nganterin aja " ucapku.

" Eeetts jangan salah bel kakak juga mau kelihatan cantik lah " ujar putri.

" Gak usah ganti baju kak ganti hijab aja ya cepetan bela tunggu di mobil " ucapku.

" Iya bawel " ujar putri.

Akupun menuju mobil dan menunggu kak putri tapi tidak lama kemudian kak putri datang.

" Ayo berangkat bel ohh iya bel lokasi sekolahnya dimana ? " ujar putri.

" Bela juga gak tau kak tapi sekolahnya masih wilayah kita ini kok kak " ucapku.

" Iya bel sekolah dasar disinikan bukan satu aja ada banyak yaudah deh coba kamu tanya tante riska " ujar putri.

" Bela malas ah kak, kakak aja yang nanya " ucapku.

" Loh kok malah kakak yang nanyakan kamu yang butuh bel dengerin kak kamu lupain aja masalah kemaren itukan cuma niat atau rencana kami dan kalo kamu gak suka ya udah gakpapa tapi ingat silahturahmi harus tetap dijaga gak boleh marah apalagi dendam " ujar putri.

" Iya kak bela tau yaudah bela telpon ni " ucapku.

" Gitu dong cantik " ujar putri.

Akupun menelpon tante riska akhirnya telponku dijawab olehnya.

" Assalamualaikum tan " salamku.

" Walaalaikumussalam bel ada apa pagi-pagi telpon tante ? " ujar riska.

" Gini tan kemarinkan tante nawarin bela buat ngelamar kerja jadi guru di sekolahnya aila tapi... " ucapku disela tante riska.

" Oohhh iya ya bel tante baru inget soal itu ada yang bisa tante bantu bel " ujar riska.

" Bela cuma mau nanya lokasi sekolahannya dimana ya tan bela soalnya juga gak tau tan kakak putri juga nggak tau tan " ucapku.

" Ohh iya ya tante nawarin kerjaan tapi gak ngasih tau alamat sekolahnya tapi sekolah itu baru sih bel lokasinya itu didekat kantor camat kita bel putri pasti tau bel " ujar riska.

" Yaudah tan makasih ya informasinya " ucapku.

" Tapi kalo bela belum tau mungkin mau berangkat sama zidan aja juga boleh sekaliankan zidan anterin, alhamdulillah zidan juga udah diterima kerja dikantor camat situ bel " ujar riska.

" Ohh gak usah tan makasih banyak lain kali aja deh tan ohh iya selamat buat zidan ya tan " ucapku.

" Iya sama-sama bel " ujar riska.

" Yaudah tan bela tutup dulu telponnya ya tan, assalamualaikum " ucapku.

" Waaalikummusalam " ujar riska.

Dan saat itu kak putri kembali senyam-senyum terus sambil ngeliatin aku.

" Cie cie yang habis telponan sama camernya segala ditawarin berangkat bareng anaknyalah ngasih tau kalo anaknya kerja di kantor itulah " goda putri.

" Kak jangan mulai lagi deh, sekarang mau nganterin aku atau aku keluar dan masuk ke rumah lagi ni dan aku pastiin aku gak akan terima pekerjaan disini " ucapku.

" Iya iya jangan galak-galak deh nanti cantiknya hilang lo dek " rayu putri.

Akhirnya kitapun berangkat menuju lokasi sekolah tersebut beberapa menit kemudian akhirnya aku dan kak putri sampai.

Dan kagetnya aku pas sampai aku ketemu sama dia dan aku bener-bener seneng banget bisa ketemu dia karena kami udah lama gak ketemu.

Episodes
1 1.Hari Bahagia
2 2.Kembali Bertemu
3 3.Ulah Kak Putri
4 4.Menolak Rencana
5 5.Meredamnya Amarah
6 6. Menuju Rumah Bibi
7 7. Sampai
8 8.Acara pernikahan
9 9.Detik-detik Bahagia
10 10.Selamat Menempuh Hidup Baru
11 11.Acara Resepsi
12 12.Misteri Liburan
13 13.Sosok Mas Adam
14 14.Benarkah Mas Adam
15 15.Hari Bahagia
16 16.Menuju Kampung
17 17.Akhirnya Sampai
18 18.Ayah
19 19.Awal yang Baru
20 20.Ibu Guru Cantik
21 21.Kembalinya Mas Adam
22 22.Hari Membahagiakan
23 23.Syukuran Kami untuk Kak Putri
24 24.Empat Pemuda
25 25.Firasat Buruk
26 26.Bertemu Sindy
27 27.Pemuda Asing
28 28.Dikawal
29 29.Kembali bertemu pemuda itu
30 30.Dia Angga
31 31.Hari Bahagia Kak Putri
32 32.Menuju Kejutan
33 33.Zidan
34 34.Pilihan dan Pergi
35 35.Menjadi Nyata
36 36.Benarkah itu Angga
37 37.Kembali Terdiam
38 38.Kenapa Perasaanku
39 39.Ayah Jatuh Sakit
40 40.Semua Membaik
41 41.Hari Tanpa Tekanan
42 42.Lamaran Zidan
43 43.Menghadiri Lamaran Zidan
44 44.Air Mata Sesalan
45 45.Menemui Zidan
46 46. Sahabat Mas Adam dan Sembuhnya Ayah
47 47.Ada apalagi ini
48 48.Beri Petunjukmu
49 49.Siapa yang Seharusnya
50 50.Kabar Apa mas Adam ?
51 51.Kabar Bahagia Mas Adam,dan Kak putri
52 52.Keponakan Cantik
53 53.Kekawatiran Hatiku
54 54.Menuju acara Lamaran
55 55.Lamaran Mas adam
56 56.Bahagia dan Ketakutan
57 57.Jangan Paksa Aku
58 58.Mencoba Kabur
59 59.Rencana lamaran ku dan Angga
60 60.Kenapa kau berubah
61 61.Beginilah terus Angga
62 62.Bisakah aku memutar waktu
63 63.Diambang Sengsara
64 64.Sengsara melanda
65 65.Kesempatan Bahagia
66 66.Melapangkan dada
67 67.4 Pemuda Mangsedih
68 68.Haruskah Aku Datang
69 69.Disenangi semua orang
70 70.Permintaan Maaf
71 71.Kehebohan yang Tak Usai
72 72.Persiapan lamaran
73 73.Senyuman Andre
74 74.Masalah Baru
75 75.Mengurus persyaratan
76 76.Keceplosan
77 77.Hari Pertunanganan
78 78.Mangsedih lagi ini
79 79.Semakin Dekat
80 80.Hari-hari Bahagia
81 81. Pertemuan Tak Terduga
82 82. Menjelang Pernikahan
83 83. dr. Adelia Rutmini
84 84. Perasaan Tidak Mengenakan
85 85. Dilanda Keraguan
86 86. Pesaing Rahasia
87 87. Pantai
88 88. Tatapan Melepaskan
89 89. Kembali dari Pantai
90 90. Angga
91 91. Cemburu
92 92. Terima Kasih
93 93. Papa dan Mama Angkat
94 94. Menjelang Pernikahan
95 95. Permohonan
96 96. Kedatangan Angga
97 97. Pengakuan Angga
98 98. Tiba-tiba Takut
99 99. Menuju Hari Pernikahan
100 100. Hari Pernikahan Angga dan Bella
101 101. Merelakan
102 102. Sah
103 103. Rumah Mas Adam
104 104. Zidan Pergi
105 105. Satu Hari Lagi
106 106. Aku Tidak Rela
107 107. Aku Tidak Percaya
108 108. Ibu temani Bela tidur
109 109. Pindahan
110 110. Bersabar
111 111. Menunda
112 112. Kedatangan Adelia
113 113. Aku Takut
114 114. Drama
115 115. Menuju Kampung
116 116. Bertemu Zidan
117 117. Aila
118 118. Kapan Nyusul
119 119. Kok Sedih
120 120. Cemburu
121 121. Tatapan Angga
122 122. Selamat
123 123. Sedih
124 124. Kembali ke Kota
125 125. Bertemu Mama
126 126. Kau Nadia Anakku
127 127. Jangan Sekarang
128 128. Uang
129 129. Membagi waktu
130 130. Makasih
131 131. Acara Mas Adam
132 132. Tak Rela
133 133. Resepsi Mas Adam
134 134. Berpisah
135 135. Menunggu
136 136. Pulang
137 137. Diam
138 138. Ancaman
139 139. Terbongkar
140 140. Ibu Muda Pengganti
141 141. Keluarga Kecil
142 142. Bahagia Bersama
143 143. Happy End
Episodes

Updated 143 Episodes

1
1.Hari Bahagia
2
2.Kembali Bertemu
3
3.Ulah Kak Putri
4
4.Menolak Rencana
5
5.Meredamnya Amarah
6
6. Menuju Rumah Bibi
7
7. Sampai
8
8.Acara pernikahan
9
9.Detik-detik Bahagia
10
10.Selamat Menempuh Hidup Baru
11
11.Acara Resepsi
12
12.Misteri Liburan
13
13.Sosok Mas Adam
14
14.Benarkah Mas Adam
15
15.Hari Bahagia
16
16.Menuju Kampung
17
17.Akhirnya Sampai
18
18.Ayah
19
19.Awal yang Baru
20
20.Ibu Guru Cantik
21
21.Kembalinya Mas Adam
22
22.Hari Membahagiakan
23
23.Syukuran Kami untuk Kak Putri
24
24.Empat Pemuda
25
25.Firasat Buruk
26
26.Bertemu Sindy
27
27.Pemuda Asing
28
28.Dikawal
29
29.Kembali bertemu pemuda itu
30
30.Dia Angga
31
31.Hari Bahagia Kak Putri
32
32.Menuju Kejutan
33
33.Zidan
34
34.Pilihan dan Pergi
35
35.Menjadi Nyata
36
36.Benarkah itu Angga
37
37.Kembali Terdiam
38
38.Kenapa Perasaanku
39
39.Ayah Jatuh Sakit
40
40.Semua Membaik
41
41.Hari Tanpa Tekanan
42
42.Lamaran Zidan
43
43.Menghadiri Lamaran Zidan
44
44.Air Mata Sesalan
45
45.Menemui Zidan
46
46. Sahabat Mas Adam dan Sembuhnya Ayah
47
47.Ada apalagi ini
48
48.Beri Petunjukmu
49
49.Siapa yang Seharusnya
50
50.Kabar Apa mas Adam ?
51
51.Kabar Bahagia Mas Adam,dan Kak putri
52
52.Keponakan Cantik
53
53.Kekawatiran Hatiku
54
54.Menuju acara Lamaran
55
55.Lamaran Mas adam
56
56.Bahagia dan Ketakutan
57
57.Jangan Paksa Aku
58
58.Mencoba Kabur
59
59.Rencana lamaran ku dan Angga
60
60.Kenapa kau berubah
61
61.Beginilah terus Angga
62
62.Bisakah aku memutar waktu
63
63.Diambang Sengsara
64
64.Sengsara melanda
65
65.Kesempatan Bahagia
66
66.Melapangkan dada
67
67.4 Pemuda Mangsedih
68
68.Haruskah Aku Datang
69
69.Disenangi semua orang
70
70.Permintaan Maaf
71
71.Kehebohan yang Tak Usai
72
72.Persiapan lamaran
73
73.Senyuman Andre
74
74.Masalah Baru
75
75.Mengurus persyaratan
76
76.Keceplosan
77
77.Hari Pertunanganan
78
78.Mangsedih lagi ini
79
79.Semakin Dekat
80
80.Hari-hari Bahagia
81
81. Pertemuan Tak Terduga
82
82. Menjelang Pernikahan
83
83. dr. Adelia Rutmini
84
84. Perasaan Tidak Mengenakan
85
85. Dilanda Keraguan
86
86. Pesaing Rahasia
87
87. Pantai
88
88. Tatapan Melepaskan
89
89. Kembali dari Pantai
90
90. Angga
91
91. Cemburu
92
92. Terima Kasih
93
93. Papa dan Mama Angkat
94
94. Menjelang Pernikahan
95
95. Permohonan
96
96. Kedatangan Angga
97
97. Pengakuan Angga
98
98. Tiba-tiba Takut
99
99. Menuju Hari Pernikahan
100
100. Hari Pernikahan Angga dan Bella
101
101. Merelakan
102
102. Sah
103
103. Rumah Mas Adam
104
104. Zidan Pergi
105
105. Satu Hari Lagi
106
106. Aku Tidak Rela
107
107. Aku Tidak Percaya
108
108. Ibu temani Bela tidur
109
109. Pindahan
110
110. Bersabar
111
111. Menunda
112
112. Kedatangan Adelia
113
113. Aku Takut
114
114. Drama
115
115. Menuju Kampung
116
116. Bertemu Zidan
117
117. Aila
118
118. Kapan Nyusul
119
119. Kok Sedih
120
120. Cemburu
121
121. Tatapan Angga
122
122. Selamat
123
123. Sedih
124
124. Kembali ke Kota
125
125. Bertemu Mama
126
126. Kau Nadia Anakku
127
127. Jangan Sekarang
128
128. Uang
129
129. Membagi waktu
130
130. Makasih
131
131. Acara Mas Adam
132
132. Tak Rela
133
133. Resepsi Mas Adam
134
134. Berpisah
135
135. Menunggu
136
136. Pulang
137
137. Diam
138
138. Ancaman
139
139. Terbongkar
140
140. Ibu Muda Pengganti
141
141. Keluarga Kecil
142
142. Bahagia Bersama
143
143. Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!