4.Menolak Rencana

Aku tak tau apa yang harus aku katakan kepada mamanya zidan tapi aku hanya memberi jawaban.

" Sepertinya tan bela mau kerja dulu paling nggak 1 tahunan ini tan " ucapku.

" Berarti bela mau jadi guru SD dulu ya " ujar riska.

" Iya tan tapi sekarang bela belum ada lihat lowongan sih tan lagiankan tante tau bela baru selesai wisuda sama kayak zidan, kalo zidan gimana tan dia mau kerja atau langsung nikah ni tan " ucapku.

" Kalo tante terserah dia aja bel kalo mau kerja dulu gakpapa kalo mau nikah justru tante tambah senang " ujar riska.

" Oohh gitu tan kalo bela sih kerja aja dulu ajalah tan bela mau ngerasain jadi guru dan mendidik anak-anak gitu tan " ucapku.

" Wahh niat yang mulia itu bel tante dukung kamu deh ohh iya bela kan mau cari kerja jadi guru SD ni kenapa gak coba lamar di SD nya aila aja bel kalo nggak salah ada lowongan waktu itu teman tante yang disana bilang sama tante " ujar riska.

" Bela mau aja tan tapi bela bisanya mungkin minggu depan kesananya tan " ucapku.

" Emangnya mau pergi kemana bel ? " ujar riska.

" Bela ada acara keluarganya ayah tan katanya pergi ke pesta nikahan sepupu bela tan jadi disitunya seminggu tapi bela ngomong sama ayah dulu kalo perginya jangan besok biar bela bisa nganterin persyaratan lamarannya tan " ucapku.

" Ya udah nanti tante coba bilang sama temen tante yang disana biar bisa bantuin bela ngurus semuanya ya " unar riska.

" Tapi beneran ni tan gak ngerepotin tante " ucapku.

" Gak bel justru tante malah seneng banget kalo bela bisa diterima disitu " ujar riska.

" Makasih ya tan udah mau bantuin bela ohh ya tan kita ngambil kuenya dimana ni " ucapku.

" Sama-sama bel ohh iya ya dari tadi ngobrol terus sampe lupa soal kue itu bel disitu kuenya didalam mobil yang di parkir tan " ujar riska.

Akhirnya mereka mengambil kue tapi tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan kedatangan aila.

" Hai kak bela lagi ngapain ni boleh aila bantuin " ujar polos aila.

" Aila jangan ngagetin kak belanya dong kalo mau bantuin ya bantuin aja sayang " ujar riska.

" Iya ma aila bantuin bawanya kok tapi yang kecil ya " ujar aila.

Akhirnya merekapun menuju ke dalam rumah sambil membawa kue tapi setelah meletakan kue telpon bela berbunyi ternyata yang menelpon dia adalah sindy.

Sindy adalah teman baik bela saat mereka kuliah.

" Halo sin apa kabar ni kangen ya sama bebel " ucapku bebel adalah panggilan yang sindy berikan padaku.

" Gak juga sih bebel tapi iya deh dikit tapi aku cuma mau ngasih kabar kalo aku mau tunangan bulan depan " ujar sindy (dengan ekspresi sangat senang).

" Selamat deh buat yang mau tunangan sebentar lagi jadi istri ni tapi sin apa gak kecepetan tu " ucapku.

" Ya namanyakan jodoh bel jangan bilang kecepatan tapi kamu tu dari dulu gak pernah mau sama cowo kamu sukanya sama siap bebel aku jadi bingung " ujar sindy.

" ( Akupun menjawab sambil tertawa ) iya ibu sindy di tunggu aja kalo aku besok nikahan ya sin " ucapku.

" Udahlah bebel aku percaya aja deh sama kamu tapi ingat jangan lupa kamu harus datang awas kalo gak datang aku bakalan ngambek selamanya sama kamu " ujar sindy.

" Oke sindy yang cantik bebelnya pasti datang kok " ucapku.

" Ohh ya bebel dimana sih kok rame banget kedengarannya atau jangan-jangan bebel udah tunangan ya bebel jahat aahhhh masa sindynya gak diundang sindy ngambek ni " ujar sindy.

" Gak sin bebel lagi di acara syukurannya si abang dadan ganteng sindy ingatkan dia siapa itu nama sindy yang ngasih lo " ucapku.

" Maksudnya zidan anak manajemen itu abang dadan ganteng " ujar sindy.

" Betul banget sin iri ya sin iri ni " godaku.

" Bebel jangan manas manasin sindy deh " ujar sindy.

" Iya-iya deh maafin bebel ya sin cuma becanda kok " ucapku.

"Ya udah sindy tutup dulu ya bel lanjutin deh acaranya sama abang dadan ganteng semoga bebelnya sindy jodoh deh sama dadan ingat jangan lupa datang ya bebel dahdahhh " ujar sindy.

" Iya sindy dahhh " ucapku.

Setelah selesai menelpon bela kembali masuk ke rumah dan mengikuti acaranya sampai selesai.

" Bel kamu udah siap makannya kan " ujar putri.

" Iya udahlah kak malahan dari tadi kak " ucapku.

" Yaudah sekarang kita pulang ya ayah sama ibu udah nunggu dimobil " ujar kak putri.

" Loh kok ayah ibu udah duluan aja kak " ucapku.

"Jangan ngedumel terus bel yaudah sekarang kita pulang " ujar putri.

" Iya kak tunggu dulu kakak udah pamitan sama om dan tante ? " ucapku.

" Udah bel kita langsung pulang aja cepetan ayah ibu udah nunggu lo " ujar putri.

" Yaudah kak ayo kita ke mobil " ucapku.

Ketika keluar dari rumah zidan melihat dan memanggil bela.

" Bel udah mau pulang ya " ujar zidan.

" Iya zid " ucapku.

" Makasih ya bel udah datang ke acaranya aku " ujar zidan.

" Iya zid sama-sama ( ucapku ) rasanya aku sangat grogi karena zidan bilang begitu didepan teman-temannya dan lagi-lagi kak putri membuat ulah " batinku.

" bela cepetan ayah sama ibu udah nunggu tu " ujar putri.

" Iya kak zidan bela pamit dulu ya " ucapku.

" Iya bel hati-hati dijalan " ujar zidan.

Teman-teman zidan malah ngecie cie cieein.

Dan aku langsung menuju mobil pulang ke rumah saat di dalam mobil lagi-lagi putri mencoba menggoda bela.

" Aduh seneng banget ya bisa diperhatiin sama cowok ganteng baik lagi aku juga mau ahh " sindir putri.

" Apaan sih kak aku itu cuma temenan sama zidan " ucapku.

" Ehhhh perasaan aku gak bilang zidan tu kok malah dijawab dan bilangnya zidan sih ehmm ehmmm " ujar putri.

" Ajhh kakak udah ding jailin bela terus " ucapku.

" Tapikan yang aku bilang benarkan ayah ibu benerkan lagian kamu bakalan jadi juga kok sama dia bel " ujar putri.

" Kakak apaan sih bela bilang bela mau kerja dulu dan belum mikirin pernikahan jangan paksa-paksa bela " ucapku.

" Alah dek gaya mu itu sok-sokan padahal kamu suka sama zidan kan ngaku aja " ujar putri.

" Kakak bela bilang jangan ngomong gitu lagi " ucapku dengan dengan wajah cemberut.

" Udah-udah putri jangan ganggu adek kamu lagi ahh " ujar mayang ibunda bela.

" Ngomong aja lah bu kalo dia ini mau di....... " ujar putri disela bela.

" Di apa kak bela mau di apa kak jawab bela lak bela mau diapain " ucapku penasaran.

" Tanya ibu aja biar kamu lebih paham dan bisa nerimanya " ujar putri.

" Bu bela mau di apaan bu " ucapku

" Gak bel gak di apa-apain kok udah jangan berantem lagi " ujar mayang.

Akhirnya mereka sampai dirumah dan mereka langsung masuk serta bersih-bersih setelah selesai bersantai-santai menurut tempat yang paling disukai masing-masing.

Kalo aku sih sudah pasti di taman belakang rumah lebih nyaman, aman dan tenang apalagi menunggu saat senja menjelang suasananya semakin menenangkan jiwa dan pikiran.

saat itu tiba-tiba azam ayahanda bela menghampiri bela.

" Bela " ujar azam.

" Iya ayah ada apa ? " ucapku sambil mendekatinya dan duduk di kursi taman tepat disamping ayah.

" Bela ayah boleh nanyakan ? " ujar azam.

" Bolehlah ayah masa gak emangnya ayah mau ngomong apa perasaan bela kok jadi takut gini liat ayah ngomong gitu serius banget " ucapku.

" Bel bukan maksud ayah dan yang lainnya lancang sama bela tapi ayah mau sampain kalo perkataan yang disampaikan kakak kamu itu benar " ujar azam.

" Perkataan yang mana ayah bela lupa kayaknya " ucapku.

" Masa iya kamu udah lupa baru beberapa jam setelah pulang dan turun dari mobil bel masa bisa lupa " ujar azam.

" Ohh Bela ingat soal itu ya ( terkejut ) apa soal kalo bela emang mau dijodohin atau dilamar sama zidan ayah bela gak mau ayah ingatkan bela mau kerja dulu bahagiain dan banggain ayah,ibu dan kak putri " ucapku.

Tiba-tiba saja mayang datang bersama putri.

" Ibu sih sangat setuju sayang kamu juga gak perlu kerja demi membahagiakan dan membanggakan kami ibu dan ayah sudah bahagia dan bangga sama bela karena udah berhasil lulus dan sekarang yang terpenting bela selalu dekat dengan ayah dan ibu " ujar mayang.

" Betul tu bel kamu gak usah mikirin kami apalagi kakak kamukan tau kakak udah punya suami sudah pasti dia memenuhi kebutuhan kak dan kenapa kak tetap tinggal disini ya buat jagain ibu dan ayah bel " ujar putri.

" Gak sekali bela bilang gak tetap gak mau bela tetap pengen kerja dulu titik ohh ya jangan-jangan soal mamanya zidan nawarin dan bantuin nawarin pekerjaan buat bela sebenarnya ibu ayah dan kakak udah tau ( merekapun diam ) jawab bu kak jawab ayah " ucapku.

" Iya sayang ibu tau bahkan ibu yang udah rencanain ini sama mamanya zidan " ujar mayang.

Akupun hanya bisa meneteskan air mata dan merasa kecewa bela gak tau harus bilang apa lagi yang bela rasain sekarang bela bener-bener kecewa sama ayah, ibu, dan kakak.

Dan bela ingatin satu kali lagi jangan pernah ngomong soal lamaran pertunangan apalagi menikah kalo ibu, ayah, dan kakak masih mau lihat bela disini " ucapku.

" Bel dengerin ibi dulu sayang bela bela " ujar mayang.

Akupun berlari menuju kamar dan menangis sendirian.

Episodes
1 1.Hari Bahagia
2 2.Kembali Bertemu
3 3.Ulah Kak Putri
4 4.Menolak Rencana
5 5.Meredamnya Amarah
6 6. Menuju Rumah Bibi
7 7. Sampai
8 8.Acara pernikahan
9 9.Detik-detik Bahagia
10 10.Selamat Menempuh Hidup Baru
11 11.Acara Resepsi
12 12.Misteri Liburan
13 13.Sosok Mas Adam
14 14.Benarkah Mas Adam
15 15.Hari Bahagia
16 16.Menuju Kampung
17 17.Akhirnya Sampai
18 18.Ayah
19 19.Awal yang Baru
20 20.Ibu Guru Cantik
21 21.Kembalinya Mas Adam
22 22.Hari Membahagiakan
23 23.Syukuran Kami untuk Kak Putri
24 24.Empat Pemuda
25 25.Firasat Buruk
26 26.Bertemu Sindy
27 27.Pemuda Asing
28 28.Dikawal
29 29.Kembali bertemu pemuda itu
30 30.Dia Angga
31 31.Hari Bahagia Kak Putri
32 32.Menuju Kejutan
33 33.Zidan
34 34.Pilihan dan Pergi
35 35.Menjadi Nyata
36 36.Benarkah itu Angga
37 37.Kembali Terdiam
38 38.Kenapa Perasaanku
39 39.Ayah Jatuh Sakit
40 40.Semua Membaik
41 41.Hari Tanpa Tekanan
42 42.Lamaran Zidan
43 43.Menghadiri Lamaran Zidan
44 44.Air Mata Sesalan
45 45.Menemui Zidan
46 46. Sahabat Mas Adam dan Sembuhnya Ayah
47 47.Ada apalagi ini
48 48.Beri Petunjukmu
49 49.Siapa yang Seharusnya
50 50.Kabar Apa mas Adam ?
51 51.Kabar Bahagia Mas Adam,dan Kak putri
52 52.Keponakan Cantik
53 53.Kekawatiran Hatiku
54 54.Menuju acara Lamaran
55 55.Lamaran Mas adam
56 56.Bahagia dan Ketakutan
57 57.Jangan Paksa Aku
58 58.Mencoba Kabur
59 59.Rencana lamaran ku dan Angga
60 60.Kenapa kau berubah
61 61.Beginilah terus Angga
62 62.Bisakah aku memutar waktu
63 63.Diambang Sengsara
64 64.Sengsara melanda
65 65.Kesempatan Bahagia
66 66.Melapangkan dada
67 67.4 Pemuda Mangsedih
68 68.Haruskah Aku Datang
69 69.Disenangi semua orang
70 70.Permintaan Maaf
71 71.Kehebohan yang Tak Usai
72 72.Persiapan lamaran
73 73.Senyuman Andre
74 74.Masalah Baru
75 75.Mengurus persyaratan
76 76.Keceplosan
77 77.Hari Pertunanganan
78 78.Mangsedih lagi ini
79 79.Semakin Dekat
80 80.Hari-hari Bahagia
81 81. Pertemuan Tak Terduga
82 82. Menjelang Pernikahan
83 83. dr. Adelia Rutmini
84 84. Perasaan Tidak Mengenakan
85 85. Dilanda Keraguan
86 86. Pesaing Rahasia
87 87. Pantai
88 88. Tatapan Melepaskan
89 89. Kembali dari Pantai
90 90. Angga
91 91. Cemburu
92 92. Terima Kasih
93 93. Papa dan Mama Angkat
94 94. Menjelang Pernikahan
95 95. Permohonan
96 96. Kedatangan Angga
97 97. Pengakuan Angga
98 98. Tiba-tiba Takut
99 99. Menuju Hari Pernikahan
100 100. Hari Pernikahan Angga dan Bella
101 101. Merelakan
102 102. Sah
103 103. Rumah Mas Adam
104 104. Zidan Pergi
105 105. Satu Hari Lagi
106 106. Aku Tidak Rela
107 107. Aku Tidak Percaya
108 108. Ibu temani Bela tidur
109 109. Pindahan
110 110. Bersabar
111 111. Menunda
112 112. Kedatangan Adelia
113 113. Aku Takut
114 114. Drama
115 115. Menuju Kampung
116 116. Bertemu Zidan
117 117. Aila
118 118. Kapan Nyusul
119 119. Kok Sedih
120 120. Cemburu
121 121. Tatapan Angga
122 122. Selamat
123 123. Sedih
124 124. Kembali ke Kota
125 125. Bertemu Mama
126 126. Kau Nadia Anakku
127 127. Jangan Sekarang
128 128. Uang
129 129. Membagi waktu
130 130. Makasih
131 131. Acara Mas Adam
132 132. Tak Rela
133 133. Resepsi Mas Adam
134 134. Berpisah
135 135. Menunggu
136 136. Pulang
137 137. Diam
138 138. Ancaman
139 139. Terbongkar
140 140. Ibu Muda Pengganti
141 141. Keluarga Kecil
142 142. Bahagia Bersama
143 143. Happy End
Episodes

Updated 143 Episodes

1
1.Hari Bahagia
2
2.Kembali Bertemu
3
3.Ulah Kak Putri
4
4.Menolak Rencana
5
5.Meredamnya Amarah
6
6. Menuju Rumah Bibi
7
7. Sampai
8
8.Acara pernikahan
9
9.Detik-detik Bahagia
10
10.Selamat Menempuh Hidup Baru
11
11.Acara Resepsi
12
12.Misteri Liburan
13
13.Sosok Mas Adam
14
14.Benarkah Mas Adam
15
15.Hari Bahagia
16
16.Menuju Kampung
17
17.Akhirnya Sampai
18
18.Ayah
19
19.Awal yang Baru
20
20.Ibu Guru Cantik
21
21.Kembalinya Mas Adam
22
22.Hari Membahagiakan
23
23.Syukuran Kami untuk Kak Putri
24
24.Empat Pemuda
25
25.Firasat Buruk
26
26.Bertemu Sindy
27
27.Pemuda Asing
28
28.Dikawal
29
29.Kembali bertemu pemuda itu
30
30.Dia Angga
31
31.Hari Bahagia Kak Putri
32
32.Menuju Kejutan
33
33.Zidan
34
34.Pilihan dan Pergi
35
35.Menjadi Nyata
36
36.Benarkah itu Angga
37
37.Kembali Terdiam
38
38.Kenapa Perasaanku
39
39.Ayah Jatuh Sakit
40
40.Semua Membaik
41
41.Hari Tanpa Tekanan
42
42.Lamaran Zidan
43
43.Menghadiri Lamaran Zidan
44
44.Air Mata Sesalan
45
45.Menemui Zidan
46
46. Sahabat Mas Adam dan Sembuhnya Ayah
47
47.Ada apalagi ini
48
48.Beri Petunjukmu
49
49.Siapa yang Seharusnya
50
50.Kabar Apa mas Adam ?
51
51.Kabar Bahagia Mas Adam,dan Kak putri
52
52.Keponakan Cantik
53
53.Kekawatiran Hatiku
54
54.Menuju acara Lamaran
55
55.Lamaran Mas adam
56
56.Bahagia dan Ketakutan
57
57.Jangan Paksa Aku
58
58.Mencoba Kabur
59
59.Rencana lamaran ku dan Angga
60
60.Kenapa kau berubah
61
61.Beginilah terus Angga
62
62.Bisakah aku memutar waktu
63
63.Diambang Sengsara
64
64.Sengsara melanda
65
65.Kesempatan Bahagia
66
66.Melapangkan dada
67
67.4 Pemuda Mangsedih
68
68.Haruskah Aku Datang
69
69.Disenangi semua orang
70
70.Permintaan Maaf
71
71.Kehebohan yang Tak Usai
72
72.Persiapan lamaran
73
73.Senyuman Andre
74
74.Masalah Baru
75
75.Mengurus persyaratan
76
76.Keceplosan
77
77.Hari Pertunanganan
78
78.Mangsedih lagi ini
79
79.Semakin Dekat
80
80.Hari-hari Bahagia
81
81. Pertemuan Tak Terduga
82
82. Menjelang Pernikahan
83
83. dr. Adelia Rutmini
84
84. Perasaan Tidak Mengenakan
85
85. Dilanda Keraguan
86
86. Pesaing Rahasia
87
87. Pantai
88
88. Tatapan Melepaskan
89
89. Kembali dari Pantai
90
90. Angga
91
91. Cemburu
92
92. Terima Kasih
93
93. Papa dan Mama Angkat
94
94. Menjelang Pernikahan
95
95. Permohonan
96
96. Kedatangan Angga
97
97. Pengakuan Angga
98
98. Tiba-tiba Takut
99
99. Menuju Hari Pernikahan
100
100. Hari Pernikahan Angga dan Bella
101
101. Merelakan
102
102. Sah
103
103. Rumah Mas Adam
104
104. Zidan Pergi
105
105. Satu Hari Lagi
106
106. Aku Tidak Rela
107
107. Aku Tidak Percaya
108
108. Ibu temani Bela tidur
109
109. Pindahan
110
110. Bersabar
111
111. Menunda
112
112. Kedatangan Adelia
113
113. Aku Takut
114
114. Drama
115
115. Menuju Kampung
116
116. Bertemu Zidan
117
117. Aila
118
118. Kapan Nyusul
119
119. Kok Sedih
120
120. Cemburu
121
121. Tatapan Angga
122
122. Selamat
123
123. Sedih
124
124. Kembali ke Kota
125
125. Bertemu Mama
126
126. Kau Nadia Anakku
127
127. Jangan Sekarang
128
128. Uang
129
129. Membagi waktu
130
130. Makasih
131
131. Acara Mas Adam
132
132. Tak Rela
133
133. Resepsi Mas Adam
134
134. Berpisah
135
135. Menunggu
136
136. Pulang
137
137. Diam
138
138. Ancaman
139
139. Terbongkar
140
140. Ibu Muda Pengganti
141
141. Keluarga Kecil
142
142. Bahagia Bersama
143
143. Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!