Cyra tidak menyangka bahwa hari ini dia akan menikah, dengan secepat ini dia melepas masa lajangnya bahkan dengan laki-laki yang sungguh tidak dia cintai. Setelah acara lamaran yang melelahkan telah dia dilewati.
Saat ini mereka semua berada di sebuah hotel mewah untuk acara resepsinya, hiasan hotel bernuansa biru putih, dengan bunga-bunga yang tertata rapi.
Lian dan Cyra duduk disebuah sofa berwarna putih senada dengan tema yang keluarga mereka usung. Semua acara yang menyusunnya adalah orang tua kedua mempelai dengan menggunakan wedding organizer. Acara terlihat begitu megah, terlihat begitu bahagia, tetapi tidak dengan hati Cyra yang merasakan hal ini biasa saja tidak ada arti apa-apa untuknya.
"Ya Tuhan, begitu cepatkah pernikahan ini harus terlaksana" batin Cyra melihat betapa ramainya tamu yang berdatangan.
Kini Cyra dan Lian duduk berdampingan sebagai sepasang suami istri, tamu yang berdatangan melihat mereka sangat serasi walau mereka hanya duduk diam. Sesekali Lian masih ada mencuri pandang melihat seorang wanita cantik yang menjadi istrinya ini. Tetapi tidak dengan Cyra, sedikit pun dia tidak melihat kearah Lian.
Cyra hanya sesekali berbicara secara berbisik kepada mamanya.
"Apa dia datang" batin Cyra. Dia sedang memikirkan mantan pacarnya. Dia terlihat memandang ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan kekasihnya.
Cyra pun terpaksa memutuskan hubungan dia dengan kekasihnya itu, awalnya sang kekasih tidak menerima hal ini, hanya semua tidak ada yang mendukungnya membuat kekasihnya pun mundur.
"Hai, Cyra selamat ya" ucap seorang laki-laki yang sedari tadi dicari oleh Cyra. Tampak muka lelaki itu seperti menyimpan perasaan sedih.
"Maaf" ucap Cyra. Tanpa bisa berkata-kata lagi. Dia saja sudah membendung air matanya, hanya bisa ditahan agar tidak keluar karena Cyra tau ini jangan sampai terjadi.
"Laki-laki ini terlihat dekat dengan Cyra" batin Lian, karena melihat raut wajah Cyra yang berubah.
"Terima kasih" ucap Lian karena kini giliran Lian yang disalaminya. Laki-laki itu pun berlalu meninggalkan panggung.
Cyra terlihat memperhatikan laki-laki yang barusan menyalaminya dan membuat hatinya terasa sakit.
Orang-orang yang datang semuanya memberikan selamat dan turut bahagia atas pernikahan Cyra dan Lian. Mereka yang datang satu persatu menyalami keluarga pengantin dan pengantinnya sendiri.
"Agh, lelah berdiri terus seperti ini" batin Cyra sambil terus menerima salam dari para tamu, dengan senyum palsu yang Cyra berikan.
"Kenapa Cyra, kamu lelah duduk lah" Lian memperhatikan Cyra sedikit-sedikit berdiri sambil mengibaskan kakinya karena merasa pegal, apalagi dengan sepatu hak tinggi yang dia pakai.
"Enggak, tu sapa saja tamu mu" ucap Cyra dengan ketus walau tidak secara langsung, Cyra takut jika kedua orang tua dia dan orang tua Lian melihat, mereka akan marah dengan sikap Cyra.
"Iya, kamu duduk saja enggak apa-apa ya" ucap lembut Lian kepada Cyra.
Tanpa menjawab omongan dari Lian Cyra pun kembali duduk di sofa yang empuk itu.
"Nak, kog duduk tu tamu masih ramai" celoteh mama Desi.
"Cyra capek ma, berdiri terus!" protes Cyra.
"Begini lah nak, menyambut tamu di pernikahan" ucap mama Desi sambil berbisik.
"Ini lah Cyra enggak mau nikah ma" cetus Cyra langsung.
"Hussshh, kamu sudah jadi istri Lian tidak boleh ngomong begitu, lihat Lian begitu ramah menerima tamu, kamu contoh dia" ucap mama Desi.
"Yang anak mama, aku atau dia sih ma" protes Cyra.
"Kamu coba contoh Lian saja nak" ucap mama Desi.
"Kamu anak mama" ucap mama Desi.
"Mama jangan bela Lian" ucap Cyra.
"Ya sudah berdiri lah, sebentar lagi selesai kog" ucap mama Desi.
"Iya" dengan malas Cyra pun berdiri dan kembali menampilkan senyum malasnya.
"Kenapa Cyra?" tanya papa Rendi.
"Biasa pa, capek!" ucap mama Desi.
"Kayak kita dulu ya ma, sampai kaki tidak bisa dibawa jalan" ucap papa Rendi bercanda.
"Hush, papa ini" ucap mama Desi merona mengingat kembali hari pernikahan dia dan suaminya.
Papa Rendi dan mama Desi pun tertawa bersama, tetapi tetap dijaga cara tertawanya karena berada diatas panggung pelaminan ini.
*****
"Duuuhhhh lelahnya kaki ku" ucap Jihan yang saat ini berada dekat dengan orang tuanya.
Saat ini acara telah selesai tamu telah pulang semuanya, Jihan yang dari awal menyambut tamu di pintu masuk pun merasakan kakinya seperti sedang bengkak.
"Ini lah acara pernikahan, tetapi acara bahagia seumur hidup sekali" ucap mama Desi.
"Iya ma" jawab Jihan.
"Nanti giliran kamu Jihan" ucap mama Luci yang sedari tadi berdiri samping mama Desi.
"Jihan belum mau menikah tante" jawab Jihan sopan.
"Ya, kalau nanti sudah ketemu jodoh baru menikah, seperti kakak yang sudah bertemu jodohnya" jawab Jihan.
"Benar nak" jawab mama Luci.
"Kalian ngomongin apa si?" tanya papa Rendi dan papa Bram juga datang menghampiri mereka yang sedang berdiri berkumpul.
"Mau tau saja papa ini" Jihan pun bercanda dengan papanya.
Cyra dan Lian pun turun bersama. Lian bermaksud mengandeng tangan Cyra agar istrinya tidak tersandung dengan gaun putih yang telah mempercantik Cyra hari ini. Gaun ini memiliki ekor yang panjang serta lebar, mengangkatnya saja terasa berat. Cyra menolak tangan Lian yang ingin mengandengnya, lebih memilih berjalan sendiri.
"Pa, ma" panggil Lian kepada para orang tuanya dan kedua mertuanya.
"Wahhh, kalian terlihat sangat tidak sabar untuk pulang ya" goda papa Bram.
"Papa, jangan goda anak kita" ucap mama Luci.
Walaupun orang tua Lian, sudah termasuk berumur, tetapi mereka terlihat masih berjiwa muda, suka melempar godaan kepada anak istrinya.
Cyra tidak bisa memberikan senyuman yang lebar lagi untuk para orang tua.
Dia sangat terlihat kelelahan.
"Lian, kamu pulang lah dengan Cyra, jaga Cyra baik-baik" pesan papa Rendi kepada Lian.
Dia sudah menyerahkan putrinya kepada sang menantu.
"Iya pa, aku akan selalu ingat pesan papa" jawab Lian sambil tersenyum.
Lian mencoba memegang tangan Cyra karena didepan orang tua mereka, Cyra pun membiarkannya.
"Waahh kakak sudah bisa menerima kak Lian" goda Jihan.
"Jihan" ucap Cyra sambil mengeratkan giginya, dia merasa geram.
"Bagus lah kalau kalian saling menerima, mama dan papa sangat senang!" ucap mama Luci.
"Cyra, kamu harus dengar apa yang dikatakan Lian, jika baik untuk mu kamu harus nurut ya" pesan papanya Cyra.
"Iya pa" jawab Cyra tanpa mengurang senyumnya.
"Papa dan mama senang mendengarnya" ucap mama Desi.
Orang tua mana yang tidak bahagia jika melihat anaknya saling menerima dan bahagia. Papa dan mama Cyra sangat ingin anaknya bisa cepat menerima Lian sebagai suaminya dan menjalankan tugas istri, sebagaimana mestinya seorang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
aku mampir dulu ya.
2021-05-31
0
Jungkook wife
Hadir kembali membawa like nya. Salam dari "Istri yang Terabaikan" Mari saling memberikan dukungan. Tetap semangat berkarya Author.
2021-03-28
1