Sudah satu minggu sejak hari dimana Cyra alergi, dia tidak mau berbicara dengan Lian sedikit pun atau satu kata pun.
Bibi yang menjadi assiten rumah tangga mereka saja merasa sangat binggung, karena pasangan pengantin baru tetapi tidak ada romantis ataupun bicaranya.
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba saja suara pintu rumah mereka padahal disana ada bell khusus tinggal untuk ditekan jika ada yang bertamu.
Lalu asisten rumah tangga mereka pun berlari membukakan pintu.
"Siapa bi?" tanya Lian yang baru saja ingin berjalan masuk menuju kamarnya.
Cyra yang mendengar ada kedatangan tamu sebenar sudah waspada, dia takut yang datang adalah orang tuanya.
"Hai sayang" ucap seorang wanita.
"Suara wanita" batin Cyra, samar-samar suara wanita terdengar oleh Cyra.
"Hm, kata mama, dia orang baik! Ini buktinya ma" ucap Cyra dalam batinnya, segera Cyra pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, padahal dia juga hendak menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.
Cyra sudah sedikit berjalan mengendap-endap supaya tidak diperhatikan oleh Lian, setelah mendapat persembunyian yang tepat Cyra pun bersiap diri dengan aksinya.
"Mama" gumam Cyra, matanya melotot menatap kedepan karena yang datang adalah mama dan mama mertuanya.
Dalam hati Cyra dia sudah tidak tahu harus bagaimana, hanya dia tau dia harus melakukan sesuatu. Cyra pun segera berjalan keluar menyambut tamunya.
"Ma" ucap Lian memanggil mama Luci sambil menatap kearah mama Luci
"Ma" lalu Lian memanggil mama Desi dan menatapnya.
Lian menyalami tangan mama dan mama mertuanya.
"Ma" panggil Cyra yang tiba-tiba berjalan mendekati Lian dan berada disamping.
Kedua mama pun saling berpandangan dan melempar senyumnya.
"Sepertinya ada yang harus dirubah" ucap mama Luci sambil tersenyum kepada mama Desi.
"Boleh" jawab mama Desi.
Mereka ini seperti mempunyai pemikiran yang sama.
"Mulai saat ini panggil mama, mami saja ya dan panggil besan mami ini tetap mama biar mudah panggil" jawab mami Luci.
"Iihh, mama maunya saja" goda Lian.
"Iya panggil mami biar mudah membedakan" ucap mami Luci.
"Baik lah" ucap Lian dan Cyra hampir bersamaan.
"Waahhh kalian sehati ya" goda mama Desi.
"Apaan sih mama ini" ucap Cyra kepada mamanya, sambil menampilkan senyum tercantiknya.
"Sudah makan sayang, mami belikan pizza ini" ucap mami Luci.
"Sudah mami" jawab Cyra sambil mengelus perutnya.
"Sudah ada benih belum disini" tanya mama Desi secara prontal.
"Mama" pekik Cyra karena merasa mamanya berbicara main ceplos saja.
Namun berbeda dengan Lian, dia hanya terdiam saja.
Mami Luci menatap anaknya dan mami Luci sudah tau apa yang terjadi.
"Dari tadi kalian enggak menyuruh para wanita tua ini untuk duduk kah?" tanya mama Desi.
"Aghh, maaf ma" jawab Lian, lalu membawa mama Desi dan mami Luci untuk segera duduk.
Cyra tetap berada disamping Lian, seperti wanita pada umumnya menemani suaminya.
Mereka pun duduk bersama di sofa ruang tamu.
"Mami berharap kalian segera memberikan kami kabar bahagia ya" ucap mami Luci.
"Kabar bahagia apa mami" tanya Cyra.
"Kabar bahagia kalau kami akan segera punya cucu donk sayang" ucap mami Luci.
"Apaaa?" Cyra terkejut dengan apa yang barusan dia dengar.
"Mengapa kamu terkejut nak?" tanya mama Desi.
"Agh, eng-gak ma" jawab Cyra sedikit gugup. Tentu saja sang mama menangkap sesuatu hal yang meragukan dari Cyra.
Bagi Cyra saat ini mami dan mamanya sangat kelewatan karena ingin meminta cucu dengan cepat.
"Bagaimana bisa mama dan mami punya cucu, berada satu kasur tidur saja tidak pernah terjadi" batin Lian sambil menunduk.
"Lian, mengapa kamu banyak diam?" tanya mami Luci.
"Hanya mendengarkan mama dan mami bicara dulu" jawab Lian santai, agar tidak terlihat ketidak bersamaan mereka.
"Oh, anak baik" ucap mami Luci dengan gemasnya terhadap anak laki-lakinya ini.
"Mama dan mami nginap ya malam ini" ucap mami Luci.
"Hah, apa?" jawab Cyra terkejut.
"Mengapa kamu terkejut begitu sih nak, mama dan mami Luci kan kangen kalian" ucap mama Desi.
"Agh, enggak apa-apa kog ma, tenang ma rumah suami ku ini masih banyak kamar, iya kah Lian" jawab Cyra sambil menanyakan kepada Lian agar dapat jawaban dari Lian.
Spotan Lian merasa senang karena Cyra menyebutnya suami.
"Iya" jawab Lian santai.
"Biar aku minta bibi siapkan kamar ya ma" ucap Cyra.
"Tidak usah, biar mama dan mami langsung saja ya memilih kamar yang kami mau" ucap mami Luci.
"Iya ma" jawab Cyra.
"Sudah malam, kalian juga pergi tidur besok kalian kan kerja. Lagian pengantin baru jangan tidur malam-malam dan harus banyak istirahat" ucap mama Desi.
"Mama nih" cetus Cyra kepada mamanya.
"Iya benar kata mama Desi loh" ucap mami Luci.
"Sana pergi kalian ke kamar" usir mami Luci.
Mau tidak mau Cyra dan Lian jalan bersama ke kamar.
"Lian gandeng Cyra" teriak mami Luci.
Karena teriakan mami Luci, Lian pun memberanikan diri untuk mengandeng tangan Cyra sambil menaiki anak tangga. Awalnya Cyra ingin melepaskan gandengan tangan dari Lian, tetapi karena mama Desi dan mami Luci masih menatap mereka, akhirnya Cyra pun membiarkannya dan jalan bersama. Terasa sangat canggung bagi Lian dan Cyra untuk berjalan bersama seperti ini.
Mama Desi dan mami Luci merasakan kemenangan ditangan mereka, mereka pun tersenyum bersama dibelakang Cyra dan Lian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
😠😌😵😠😌😵🤨😌😵kesabaran lian sedanh di uji dan di pertaruhkam
2021-05-31
1