Suami Dan Anak Yang Tak Diinginkan
Didalam sebuah kamar yang cukup besar dengan ukuran 3x3 luas kamarnya, terdapat seorang wanita cantik yang pada saat ini berusia dua puluh sembilan (29) tahun, sedang memandang kearah cermin dengan wajah yang terlihat kesal, seperti tidak menerima sesuatu yang akan dia hadapi hari ini. Dia bernama Cyra Maisa anak dari seorang pak Rendi Wijaya dengan ibu Desi Kurnia.
"Kak cepatan donk, mama dan papa sudah menunggu" ucap seorang gadis lain yang membuka pintu dimana gadis bernama Cyra masih saja menatap cermin.
Gadis yang memanggil Cyra adalah adik kandung atau anak kedua dari pasangan Rendi Wijaya dan Desi Kurnia. Gadis itu bernama Jihan Maisa. Gadis pendiam yang tidak banyak berkomunikasi dengan keluarganya. Saat ini berusia dua puluh lima (25)tahun.
Berbeda dengan Cyra, adalah orang yang aktif, lebih mudah bergaul.
"Mengapa harus aku sih" batin Cyra mengdumel sambil berjalan keluar dari kamarnya.
"Sabar kenapa sih!" Cyra menjawab panggilan adiknya tadi.
Saat Cyra sudah berjalan keluar ternyata dirumah tamu sudah ada beberapa orang duduk santai dikursi sofa milik keluarganya ini. Dengan wajah datar Cyra berjalan menuju kemana orang-orang sudah berkumpul disana terdapat dua orang tua selain orang tuanya dan seorang laki-laki.
"Duduk nak" panggil mama Cyra yang dengan ramah sedari tadi mengobrol dengan tamunya.
"Ya ma" jawab Cyra seadanya.
"Om, tante" sapa Cyra yang tentu bersikap sopan terhadap orang tua.
Adik Cyra yang bernama Jihan tidak terlihat disana walau dia yang memanggil kakaknya tadi.
"Kamu cantik nak" ucap wanita yang berada samping mamanya Cyra. Dengan senyum lembutnya.
"Cantik, baik ya pa" ucap wanita itu kepada suaminya.
"Iya ma, cocok memang anak kita memilih yang terbaik" jawab suami wanita itu.
Rambut wanita itu sebahu dengan riasan natural sehingga terlihat cantik walau sepertinya bagi Cyra wanita ini usianya pasti sudah menginjak 60 tahun
"Terima kasih tante" jawab Cyra tersenyum.
"Cyra, kamu masih ingat dengan nak Lian?" tanya papanya Cyra.
"Siapa Lian?" batin Cyra.
Cyra hanya terlihat mengeleng-gelengkan kepalanya, sambil tersenyum kecil.
"Kamu enggak ingat aku" batin laki-laki yang diketahui bernama Lian.
"Kamu ingat om Bram dan tante Luci?" Kini mamanya Cyra yang bertanya kepada Cyra.
"Oh, kan om Bram dan tante Luci teman mama dan papa" jawab Cyra.
"Iya benar dan ini anaknya" ucap papa Rendi.
"Tunggu" batin Cyra, Cyra terus-terusan bertanya dalam batin dia.
"Berarti ini anak gendut itu yang suka mengikuti aku, waktu kecil dulu" batin Cyra yang sedikit bergidik, dia terbayang akan anak laki-laki gendut yang suka mengikuti dia kemana pun dia pergi dimasa kecilnya.
"Hai, Cyra kamu lupa sama aku ya" ucap laki-laki yang sedari tadi hanya diam mendengar percakapan para orang tua.
"Iya, aku ingat sekarang" jawab Cyra dengan wajah datarnya.
"Cyra" panggil papa Rendi.
Cyra pun menarik nafas panjang, sesungguhnya apa yang akan disampaikan oleh papanya dia sudah mengetahuinya.
Cyra hanya menampilkan senyum kecutnya, tidak memberikan wajah yang bahagia.
"Ini nak Lian yang akan menjadi suami kamu" tanpa basah basi lagi papa Rendi pun mengucapkannya.
"Iya nak Cyra, kami datang melamar nak Cyra untuk anak kami Lian" ucap om Bram ikut membenarkan apa yang dikatakan papa Rendi.
"Apa secepat ini" ucap Cyra terkejut.
"Cyra, kecilkan suara mu" ucap mama Desi.
"Maaf ma" ucap Cyra pelan.
"Tidak apa-apa dek!" ucap tante Luci.
Tante Luci memanggil mama Desi dari dulu memang dengan sebutan adik ataupun dek karena usia tante Luci lebih tua dari mama Desi.
"Lian ternyata selama ini menunggu kamu juga, memang kalian ditakdirkan berjodoh" ucap mama Desi sambil tersenyum senang.
Tetapi berbeda dengan Cyra dia tidak terlihat senang, melainkan wajah datar yang selalu dia perlihatkan.
"Apakah kamu mau menjadi menantu tante dan om" ucap tante Luci.
"Cy-ra" dia menarik nafas panjang lagi.
"Iya, Cyra mau tante" ucap Cyra dengan nada yang terpaksa.
Para orang tua disini tau, jika Cyra sebenarnya menerima lamaran ini dengan terpaksa, hanya Lian yang selalu menampilkan wajah penuh senyum.
Lian Gajendra adalah laki-laki yang berusia tiga puluh empat (34) tahun pada saat ini. Dimasa kecilnya dia memiliki poster gemuk yang suka mengikuti Cyra kemana pun. Tetapi penampilan Lian saat ini sudah berbeda, dia terlihat tinggi dan tampan. Tidak memiliki badan gemuk lagi.
"Terima kasih nak" ucap tante Luci.
Mereka pun semua senang karena saat ini Cyra sama sekali tidak menolak untuk menikah dengan Lian.
Flashback On
Hari sebelum Cyra menerima lamaran dari Lian.
"Cyra besok anak teman papa akan datang melamar mu" ucap papa Rendi.
"Apa paa?" tanya Cyra terkejut dengan suara kuatnya.
"Ma, apa benar kakak mau dijodohkan?" tanya Jihan berbisik kepada mamanya.
"Iya, sstt" mama Desi meminta Jihan untuk diam sesaat.
"Enggak pa, Cyra enggak mau dijodohkan semacam itu" ucap Cyra dengan kerasnya.
"Cyra jaga sopan santun mu" ucap mama Desi.
"Tapi ma" ucap Cyra.
"Cyra masih ingin berkarir, Cyra juga punya kekasih, lagian Cyra belum berusia 30 tahun" ucap Cyra.
"Kenapa enggak adik saja yang dijodohkan" ucap Cyra menatap adiknya.
"Kak, aku kan baru mulai kerja" ucap Jihan.
"Kamu sudah termasuk usia yang sangat matang untuk berumah tangga dan kekasih mu itu anak usia masih dibawah kamu, pikiran dia hanya duniawi dan main-main saja, dia juga bergantung hidup pada mu kan!" ucap papa Rendi. Yang membuat Cyra terdiam.
Cyra sudah hampir menginjak usia kepala tiga, dimana wanita-wanita diluar sana sudah banyak yang menikah dan mempunyai anak, bagaimana tidak orang tua Cyra merasa khawatir dengan anak perempuannya ini.
"Cyra masih ingin bekerja pa, Cyra masih ingin nabung dan travelling pa, mau bebas dulu" jawab Cyra lagi menyakinkan papanya bahwa dia belum ingin menikah.
"Cukup Cyra, papa dan mama tidak ingin kamu dilihat orang diluar sana perawan yang tidak laku, mama dan papa hanya ingin kamu bisa mendapatkan laki-laki yang benar-benar baik sama kamu, menjaga kamu disaat mama dan papa sudah tidak ada nanti" ucap mama Desi.
"Ma, jangan ngomong begitu" ucap Cyra melembut.
"Kog, ke aku enggak ma, pa!" tanya Jihan.
"Ke kamu juga sama" jawab papa Rendi.
"Kami mengkhawatirkan kalian berdua, anak perempuan kami" ucap papa Rendi.
"Kami hanya ingin yang terbaik buat kamu dan adik mu" ucap mama Desi.
"Cyra, dengerin mama. Laki-laki yang akan menjadi suami mu adalah laki-laki yang baik dan kamu pernah ketemu dengan dia!" ucap mama Desi.
"Siapa ma?" tanya Jihan.
"Kamu enggak tau, kamu waktu itu masih bayi" jawab mama Desi.
"Ya mama" ucap Jihan. Ya g kecewa tidak mendapat informasi apa-apa.
"Mama, papa hanya ingin yang terbaik untuk mu nak" ucap mama Desi yang matanya mulai berkaca-kaca ingin menangis.
Karena tidak tega melihat mamanya menangis akhirnya Cyra mengiyakan apa yang mama dan papanya katakan, tetapi dia akan mencari cara bagaimana tentang pernikahan itu nanti.
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
💗💗💗💗💗🤔🤔🤔🤔🤔
2021-05-31
0
deisy isak
🍒❤
2021-05-28
0
Srisumarni
mampir
2021-04-30
0