Tujuh tahun yang lalu
Nathan meremas sebuah kartu undangan pernikahan yang baru saja diterimanya, tidak perlu membaca secara detail isi dari undangan tersebut sudah cukup membuatnya meradang. Chelsea Andrean, wanita yang belum lama mengakhiri statusnya sebagai tunangannya akan menikah dengan Timothy Gunawan, sahabat baiknya sendiri.
Dikhianati oleh tunangan dan seorang sahabat itu sangat menyakitkan, Nathan merasa dikuliti hidup-hidup. Harga dirinya terasa dicabik seperti daging yang dilepas dari tulangnya. Tidak sampai sebatas mengkhianati saja, mereka terang-terangan meresmikan hubungan itu ke jenjang yang lebih serius. Mereka akan segera menikah, mengikat janji suci di hadapan Tuhan, di mana seharusnya dialah mempelai prianya.
Satu bulan sebelum Nathan menerima undangan tersebut, semua masih terlihat baik-baik saja. Dia mengingat benar momen di mana sebuah rencana candle light dinner romantis sengaja dipersiapkan untuk memberi kejutan pada hari ulang tahun Chelsea saat itu, dia ingin memberikan kesan yang tak akan terlupakan bagi kekasih hatinya itu.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Chelsea begitu antusias menyambut undangan makan malam spesial dari Nathan. Dia sengaja memilih gaun terbaik dengan riasan simpel namun terlihat elegan, penampilannya malam itu lebih cantik dari biasanya. Makan malam berlangsung romantis, Nathan memberikan hadiah berupa seuntai kalung emas dengan liontin berbentuk dolphin. Chelsea sangat berterima kasih dengan hadiah istimewa itu, dia memang sangat menyukai karakter dolphin sejak masih kanak-kanak.
"Happy birthday, Chels. I love you so much," ujar Nathan kala itu setelah memakaikan kalung pemberiannya di leher jenjang Chelsea.
"Thank you, Nathan. Kau selalu baik padaku, aku sungguh tak dapat membalas semua kebaikanmu. Maafkan aku."
Nathan sempat dibuat bingung dengan kalimat yang diucapkan oleh Chelsea, saat itu dia sungguh tak mengerti apa maksudnya, dan untuk apa meminta maaf.
"Meminta maaf untuk apa, sayang?" Tanya Nathan semakin bingung ketika air mata mengalir di pipi mulus tunangannya itu.
"Aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini, Nathan. Kita tidak bisa melanjutkannya lagi."
Bak suara petir yang menggelegar di tengah cerahnya langit, Nathan syok mendengar ucapan Chelsea. Rasanya dia yang ingin memberi kejutan pada Chelsea di hari ulang tahunnya, namun justru yang terjadi malah sebaliknya, dia yang dibuta terkejut.
"Aku tidak mengerti maksud dari ucapanmu," Nathan menarik napas dalam-dalam.
"Aku mengkhianatimu, Nathan. Aku bermain curang di belakangmu, aku memiliki kekasih yang lain."
Chelsea mengucapkan kata demi kata dengan tegas dan lugas disela tangisnya, telinga Nathan tidak kurang tajam untuk mendengar pernyataan yang sangat menyakitkan hatinya itu dengan sangat jelas.
"Kau bercanda kan, Chels? Ada apa sebenarnya? Kau adalah tunanganku, tahun depan kita akan menikah. Kau tidak mungkin melakukan itu."
Dengan keras Nathan menolak setiap perkataan yang keluar dari mulut tunangannya, dia masih berpikir ini hanyalah gurauan Chelsea saja yang sengaja ingin mengerjainya. Ya, gadisnya berpura-pura selingkuh. Itulah yang sesungguhnya terjadi, ini tidak lebih hanya sebuah prank konyol yang dilakukan oleh calon istrinya. Tapi air mata itu seperti sungguhan.
"Sekali lagi aku minta maaf, Nathan. Aku tidak bisa terus menerus berbohong dan mencurangimu, tapi inilah yang sesungguhnya, ini faktanya. Aku mencintai laki-laki lain, maafkan aku."
Menatap Chelsea yang sedang melepaskan cincin pertunangan yang tersemat di jari kirinya, Nathan sadar ini bukan prank, ini nyata dan sungguh terjadi. Chelsea juga membuka kalung yang baru saja terpasang di lehernya, dan Nathan diam terpaku di tempatnya. Matanya nanar menatap kalung dan cincin yang teronggok di meja.
"Kau pantas bahagia, Nathan. Meski bukan aku yang mendampingimu," Chelsea tak kuasa membalas tatapan tajam Nathan, tunangan yang telah dia sakiti dengan pengkhianatannya.
"Siapa?" Tanya Nathan dengan suara beratnya karena menahan emosi.
Dia hanya mendapati gelengan kepala dari Chelsea, padahal dia ingin mendengar sebuah nama. Nama seseorang yng telah beraninya merebut tunangannya, dia akan membuat perhitungan pastinya.
"Katakan siapa dia yang telah berani menggodamu? Akan kuhabisi dia," Nathan mencengkram tangan Chelsea sementara sang empunya terus menggeleng.
Belum saatnya Chelsea mengungkap identitas laki-laki yang telah membuatnya berpaling dari tunangannya, dia hanya ingin mengakhiri hubungan yang sudah tak sehat ini karena Nathan adalah pihak yang paling dirugikan olehnya. Dia mengkhianati Nathan, itu sudah jelas. Semua adalah murni kesalahannya karena tak setia pada tunangannya itu, jadi rasanya tak perlu dia melibatkan laki-laki yang telah membuatnya mendua.
"Aku yang sepenuhnya bersalah dalam hal ini, aku yang menduakanmu dan tak bisa setia pada cintamu. Aku hanya ingin mengakhiri semua ini, aku tak ingin terus melukaimu."
Cekalan tangan Nathan mengeras, dan Chelsea meringis menahan sakit karenanya.
"Apapun alasanmu, aku harus tetap mengetahui siapa laki-laki itu. Aku akan benarhbenar menghajarnya sampai tak bersisa," suara Nathan mulai meninggi.
Untung saja lokasi tempat mereka dinner sangatlah private, jadi tidak mungkin ada orang lain yang mendengar perdebatan mereka.
"Akulah orangnya, Nathan. Akulah yang membuatnya berpaling darimu," sebuah suara bariton yang tak asing terdengar oleh Nathan.
"No, Timothy. Biar aku yang menyelesaikannya, kenapa kau menyusulku kemari?" Chelsea berkata serak.
Cekalan tangan Nathan mengendur, kejutan apalagi ini? Sahabat baiknya adalah laki-laki yang dimaksud oleh Chelsea? Yang telah membuatnya berpaling dan tak setia? Lelucon macam apa ini? Senyum sinis terukir tipis di bibir Nathan.
"Apa-apaan ini? Kalian berdua sedang memainkan peran apa? Sungguh lelucon yang kalian mainkan tidak lucu," suara Nathan mulai bergetar karena amarah yang siap meledak.
"Inilah faktanya, Nathan. Aku dan Chelsea memiliki hubungan di belakangmu, kami mencurangimu. Kami saling mencintai, maafkan aku."
Tanpa basa-basi Nathan melayangkan bogem mentahnya ke wajah tampan Timothy, sahabat baiknya yang juga perebut kekasihnya. Dia terus melayangkan pukulannya tanpa memberi Timothy kesempatan untuk membalas sedikitpun, sementara suara teriakan Chelsea tak cukup untuk menghentikannya.
Timothy babak belur, wajah tampannya lebam dan darah menetes dari hidung dan bibirnya yang pecah akibah pukulan dari Nathan. Akhirnya dua orang security yang entah sejak kapan ada di sana berhasil meringkus Nathan setelah melerainya dari Timothy yang sudah terkapar menahan sakit.
Masih berusaha meronta dari cekalan kedua security itu, Nathan membuang ludahnya kasar ketika menyaksikan gadis pujaan hatinya menangisi laki-laki lain yang sedang terkapar tak berdaya. Napas Nathan tersengal, dia cukup puas melampiaskan emosinya dan berhasil merusak wajah serta meremukkan tubuh Timothy.
Tapi ada yang aneh, tadi sekalipun Timothy tidak membalas setiap pukulan yang dilayangkan padanya. Dia seperti mengijinkan hal itu terjadi, entah karena rasa bersalah, ataukah hanya akting belaka supaya Chelsea menaruh simpati padanya? Nathan tidka ingin memikirkan itu, yang jelas saat itu Chelsea semakin membencinya sepertinya.
***
From author :
Makin penasaran kan? Cuzz ketik favorit supaya dapet notif untuk next chapter. Selamat mbaca ya, semoga suka.
Thx all, luv u...
Lanny Tan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Susillah
aku ga asing dgn judulnya Krn seperti sudah pernah baca tp baru mampir krn penasaran jg...masih blm ngeh Krn blm sampe setengah bacanya
2023-06-27
0
Edah J
Nikmati aja dulu yaa😁✌️
2021-12-17
0
Rini Ernawati
baguuus kak cerita nya...tp yg like kq sedikit ya...mgkn pd blm tau ya...pdhl cerita nya bagus...tulisan nya rapi lg...
lanjuuuttt...
2021-11-26
1