Malam berhujan

Renata menatap jam tangan di lengan kirinya, sudah pukul sembilan malam dan Timothy calon suami kakaknya belum juga menampakkan batang hidungnya sedikitpun, padahal dia berjanji akan menjemputnya. Rintik gerimis mulai membasahi bumi, Renata berteduh di lobi hotel bagian depan yang terlindungi kanopi agar tidak kebasahan, dia sengaja menunggu di sana agar Timothy mudah menemukannya.

Hari ini Renata menghadiri acara perpisahan sekolahnya, menjelang usianya yang hampir 18 tahun, dia berhasil lulus dari jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Dan malam ini adalah puncak acara perpisahan yang digelar sekolahnya di sebuah hotel bintang lima, dia datang sendiri ke acara ini karena kedua orang tuanya sedang sibuk menjelang pernikahan kakak kandungnya yang akan digelar dua hari lagi. Tapi Timothy sudah berjanji akan menyempatkan diri untuk menjemput adik kesayangannya itu.

"Ren, aku antar saja. Mungkin kak Timo terjebak macet, lagipula mulai hujan lho. Kaukabari saja calon kakak iparmu itu," tawar Sheren sahabat baiknya.

"Iya, sudah malam lho. Bahaya sendirian, sebentar lagi hujannya deras pula. Ayo ikut saja," ibunya Sheren yang ramah juga turut menawarkan.

Renata menggeleng sopan. "Terima kasih tante, tapi kak Timo sebentar lagi juga tiba ini sudah di jalan katanya. Biar saya menunggu saja."

Renata terpaksa berbohong, sesungguhnya Timothy belum bisa dihubungi sama sekali, ponselnya tidak aktif. Mungkin sinyal sedikit terganggu karena hujan mulai deras. Dia bisa saja ikut dengan mobil orang tua Sheren, tapi jalan menuju rumah mereka tidak searah. Renata tidak ingin merepotkan orang tua sahabatnya itu, jadi dia menolaknya dengan halus.

"Baiklah, kami duluan ya Renata. Salam untuk ayah dan ibumu, sampai jumpa di acara pernikahan Chelsea dan Timothy dua hari lagi. Kami akan datang," pamit ayahnya Sheren.

"Baik om, tante. Sampai jumpa lagi, Sheren. Hati-hati ya," Renata melambaikan tangannya.

"Kau juga hati-hati, chat aku jika kau sudah di rumah ya," Sheren membalas melambaikan tangannya dari dalam mobil.

Sepi kembali menyapa ketika Sheren sudah tak terlihat, hanya gemericik air hujan yang kian terdengar deras. Renata kembali menghubungi Timothy, Chelsea kakaknya, dan orang tuanya secara bergantian, tapi lagi-lagi nomor mereka tidak aktif. Renata menghela napas, apakah sebaiknya dia memesan taksi online saja? Malam semakin larut, dan Renata tidak terbiasa berada di luar rumah di waktu selarut ini sendirian.

Suara klakson menyentak Renata yang sedang fokus membuka aplikasi taksi online, dia sedikit terkejut dan mengarahkan tatapannya pada sebuah mobil yang tiba-tiba sudah berhenti di depannya. Sepertinya dia pernah melihat mobil ini, terlihat familiar.

"Ren, ayo masuk," ajak seseorang yang membuka kaca mobilnya dan memanggilnya dengan akrab.

"Ya ampun, kak Nathan. Pantas saja aku seperti mengenali mobil ini, mengagetkan saja. Tidak apa, kak. Aku sedang menunggu kak Timo, kakak sedang apa di sini?"

"Naiklah, Chelsea yang memintaku menjemputmu. Dia sedang ada keperluan mendadak katanya, tidak bisa menjemputmu. Lagipula dia sedang sibuk mengurus pernikahannya yang tinggal dua hari lagi itu."

Renata bimbang sejenak, dia tidak mendapatkan pesan apapun dari Timothy. Apakah dia harus ikut dengan Nathan? Tapi bukankah Nathan sahabat baik Timothy? Rasanya wajar saja jika laki-laki itu memang dimintai tolong oleh Timothy untuk menjemput calon adik iparnya. Mengenyahkan rasa tak nyaman yang sempat mampir, Renata akhirnya memilih naik ke mobil Nathan. Bukankah lebih aman diantar oleh orang yang sudah dikenalnya dengan baik, daripada dia harus memesan taksi online yang tidak jarang sering ada berita negatif mengenai keamanan penumpangnya.

Akhirnya Renata duduk di samping Nathan, dia tersenyum polos. Sebenarnya Renata sedang menormalkan detak jantungnya yang tak terkontrol, setiap kali begitu setiap berada dekat dengan mantan kekasih kakaknya itu. Ya, sudah sejak lama Renata memiliki rasa terpendam pada Nathan, laki-laki pertama yang mampu menyentuh hatinya yang masih polos itu.

Tapi Renata hanya mampu memendam rasa cintanya untuk Nathan di dalam hati saja, dua tahun berlalu dan dia hanya mencintai dalam diam. Terlebih karena saat itu Nathan sudah memiliki tunangan yang akan segera dinikahinya, Nathan sudah bertunangan dengan Chelsea yang notabene adalah kakak kandungnya sendiri.

Entah bagaimana caranya dan apa cerita yang ada dibaliknya, kini Chelsea yang adalah tunangan Nathan sebelumnya, justru akan resmi menikah dengan Timothy dua hari lagi. Dan mungkin fakta yang lebih menyakitkan terutama buat Nathan, tunangannya berpaling dan meninggalkannya untuk menikah dengan sahabat baiknya sendiri.

Apakah kisah cinta orang dewasa harus serumit itu? Mengapa tidak bisa sesederhana caranya mencintai Nathan? Renata tak ingin memikirkannya, dia tidak terlalu berani untuk ikut campur ke dalamnya

Diliriknya laki-laki tampan di sampingnya yang selalu menggetarkan hatinya itu, wajahnya tampak kuyu. Renata paham apa yang sedang dirasakan oleh Nathan, kecewa dan patah hati tentunya. Tapi sehebat itukah dia hingga masih bisa bersikap biasa saja pada adik mantan tunangannya yang telah mengkhianatinya? Sekali lagi pikiran Renata tak sampai kesana, apalagi dia merasa itu bukan ranahnya.

"Kakak tadi pasti ditelepon kak Timo ya untuk menjemputku? Apakah itu tidak merepotkan?" Tanya Renata memecah keheningan.

Nathan menggeleng sambil matanya tetap fokus ke jalan. "Kau ini seperti orang asing saja."

Ketika Nathan membuka suaranya, bau minuman keras yang menyengat menguar dari mulutnya, membuat Renata mau tidak mau memiringkan tubuhnya menghadap Nathan.

"Kakak habis minum ya?" Tanya Renata dengan nada tak suka.

Tak ada jawaban, Renata masih menatap Nathan dengan bingung. Ketika matanya melihat jalanan di samping Nathan, Renata tersadar bahwa ini bukan jalan menuju rumahnya.

"Kak, ini bukan jalan menuju rumahku. Kita mau kemana?" Perasaan Renata mulai tak enak.

Seringai jahat terlihat di wajah tampan Nathan, laki-laki itu menatapnya tajam. Matanya merah, dan fix laki-laki itu setengah mabuk sepertinya.

"Aku mau pulang kak, tolong antarkan aku ke rumah. Ini sudah larut dan orang tuaku pasti kuatir," bersamaan dengan itu ponsel Renata berdering.

Dengan cepat Renata mengambil ponsel dari dalam tasnya, dan nama Timothy tertera di layar ponselnya, sedang melakukan panggilan telepon padanya. Sejenak dia menatap Nathan yang masih fokus menyetir walau dalam keadaan setengah mabuk.

Ketika Renata hendak menyambut panggilan dari Timothy, Nathan merebut ponselnya secara tiba-tiba, menonaktifkannya kemudian menyimpannya dalam saku celananya.

"Kak, berikan padaku ponselnya," Renata mulai panik.

Nathan mengabaikannya, dia memasuki parkiran sebuah gedung apartemen mewah dan memarkirkan mobilnya di sana. Setelah itu dia keluar dari mobil dan menarik Renata secara paksa untuk keluar dari mobil.

"Lepas, aku mau pulang. Kakakku pasti mencariku," Renata berusaha bertahan dan menolak Nathan yang menyeretnya tanpa perasaan.

Nathan tak kunjung melepasnya, dia menarik gadis belia yang polos itu ke tempat yang agak sepi dan menggunakan lift khusus untuk naik ke atas tanpa memancing kecurigaan orang-orang di sekitarnya. Kebetulan sekali malam ini suasana nampak lengang, mungkin orang-orang sibuk bergelung di balik selimutnya terbuai dalam mimpi indah yang diiringi hujan.

Di dalam lift Renata terus meronta menolak Nathan yang menatapnya dengan seringai jahat, habislah dia malam ini pikirnya.

***

From author :

Segini dulu ya guys, kepoin next chapter yang bakalan lebih seru lagi. Semoga kalian suka y...

Thx all, luv u as always...

Lanny Tan

Terpopuler

Comments

Susillah

Susillah

ini flashback ya ..

2023-06-27

0

Edah J

Edah J

Renata jd pelampiasan Nathan
duuh kasian sekali Renata

2021-12-17

1

SUNKIZZ

SUNKIZZ

kasihan Renata....

2021-07-18

2

lihat semua
Episodes
1 Renata Andrean
2 Nathanael Chandra
3 Malam berhujan
4 Nightmare
5 Memendam luka
6 Berlari menjauh
7 Pergi jauh menghilang
8 Terlambat untuk menyesal
9 Benjamin Alexander
10 Benjamin dan Airin?
11 Pergilah
12 Berusaha ikhlas
13 Inilah yang terbaik
14 Mengikis luka
15 Kenyataannya
16 Kemarahan Pingkan
17 Ketulusan Benjamin
18 Renata dan Nathan
19 Menjauhlah sejauh mungkin
20 Menyibak masa lalu
21 No choice?
22 Harus memilih
23 Benjamin atau Nathan?
24 Mencari celah
25 Bukan pilihan
26 Ada syaratnya
27 Harus bahagia
28 Benjamin & Airin's wedding
29 Merindukan kalian
30 Rencana menikah
31 Renata dan Pingkan
32 Semua tak mudah
33 Wedding vow
34 Malam pertama?
35 Maafkan aku
36 Honeymoon?
37 Bertemu Benjamin
38 Batal honeymoon
39 Merasa bersalah
40 Harus terbiasa
41 Mulai mencair
42 Serba salah
43 Merindukanmu
44 Harus bagaimana?
45 Sandiwara aneh
46 Memabukkan
47 Memanas
48 Masih yang manis-manis
49 Merasa diabaikan
50 Biasa saja atau tidak biasa saja?
51 Membuatmu nyaman
52 Menyebalkan
53 Terjebak
54 Berkeras
55 Mengungkap kebenaran
56 I love you
57 Pengakuan Pingkan
58 Morning temptation
59 Interview
60 Christian Sanjaya
61 Nathan si posesif
62 First day
63 Situasi yang membingungkan
64 Keberatan Nathan
65 Merasa curiga
66 Apa yang kaulakukan di belakangku?
67 Kesibukan Nathan
68 Merindukanmu
69 Oh my...
70 Kecewa
71 Demi Alexa
72 Nathan yang menyebalkan
73 Menguji kesabaran
74 Rasa bersalah Nathan
75 Bicara baik-baik
76 You are the one
77 Sahabat lama
78 Mantan calon suami
79 Cerita masa lalu
80 Mual dan pusing
81 Adik buat Alexa
82 Sejak dahulu
83 New release (karya baru)
84 Kepergian Nathan
85 Kerinduan Alexa
86 Senyum Alexa
87 Baby shop
88 Lebih baik jujur, sekalipun menyakitkan
89 Harus berpisah
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Renata Andrean
2
Nathanael Chandra
3
Malam berhujan
4
Nightmare
5
Memendam luka
6
Berlari menjauh
7
Pergi jauh menghilang
8
Terlambat untuk menyesal
9
Benjamin Alexander
10
Benjamin dan Airin?
11
Pergilah
12
Berusaha ikhlas
13
Inilah yang terbaik
14
Mengikis luka
15
Kenyataannya
16
Kemarahan Pingkan
17
Ketulusan Benjamin
18
Renata dan Nathan
19
Menjauhlah sejauh mungkin
20
Menyibak masa lalu
21
No choice?
22
Harus memilih
23
Benjamin atau Nathan?
24
Mencari celah
25
Bukan pilihan
26
Ada syaratnya
27
Harus bahagia
28
Benjamin & Airin's wedding
29
Merindukan kalian
30
Rencana menikah
31
Renata dan Pingkan
32
Semua tak mudah
33
Wedding vow
34
Malam pertama?
35
Maafkan aku
36
Honeymoon?
37
Bertemu Benjamin
38
Batal honeymoon
39
Merasa bersalah
40
Harus terbiasa
41
Mulai mencair
42
Serba salah
43
Merindukanmu
44
Harus bagaimana?
45
Sandiwara aneh
46
Memabukkan
47
Memanas
48
Masih yang manis-manis
49
Merasa diabaikan
50
Biasa saja atau tidak biasa saja?
51
Membuatmu nyaman
52
Menyebalkan
53
Terjebak
54
Berkeras
55
Mengungkap kebenaran
56
I love you
57
Pengakuan Pingkan
58
Morning temptation
59
Interview
60
Christian Sanjaya
61
Nathan si posesif
62
First day
63
Situasi yang membingungkan
64
Keberatan Nathan
65
Merasa curiga
66
Apa yang kaulakukan di belakangku?
67
Kesibukan Nathan
68
Merindukanmu
69
Oh my...
70
Kecewa
71
Demi Alexa
72
Nathan yang menyebalkan
73
Menguji kesabaran
74
Rasa bersalah Nathan
75
Bicara baik-baik
76
You are the one
77
Sahabat lama
78
Mantan calon suami
79
Cerita masa lalu
80
Mual dan pusing
81
Adik buat Alexa
82
Sejak dahulu
83
New release (karya baru)
84
Kepergian Nathan
85
Kerinduan Alexa
86
Senyum Alexa
87
Baby shop
88
Lebih baik jujur, sekalipun menyakitkan
89
Harus berpisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!