"Akhirnya bangun juga kamu."
Suara yang familiar di telingaku, Aku terkejut saat melihat siapa pemilik suara itu.
" K_kamu, ngapain kamu bawa aku kesini hahk." Ucapku ketakutan.
Jackson menghampiri Ara yang sedang duduk dengan tubuh ara yang di selimuti.
Ara memegang selimutnya erat, kini badan Ara penuh denan keringat saking takutnya terhadap jackson.
Tenaga Ara tidak sekuat jackson, Jackson meraih selimut Ara kasar dan melemparnya asal.
Kini ara semakin takut, Jackson menindihi tubuh Ara dan menatap Ara penuh amarah.
Ara memberontak, namun nihil jackson malah meraih kedua tangan ara dan menyimpannya di atas kepala ara dan menguncinya.
Jackson menatap ara penuh amarah! Dan berengseknya Jackson menci*um bibir ara kasar. Ara memberontak dengan membalikan wajahnya ke kanan dan ke kiri.
" Mmmpphht."
Jackson seperti kesetanan ia tidak memerdulikan Ara yang kini sudah menangis di bawahnya.
" HIKS APA MAU KAMU HAHK ." Teriaku.
" APA KAMU TIDAK INGAT DENGAN KESALAHANMU GADIS KECIL." Ucapnya.
" APA MAKSUD KAMU? AKU TIDAK PUNYA KESALAHAN APAPUN TERHADAPMU." Teriaku.
" BENARKAH?." Ucapnya tak yakin.
Jackson bangkit dan berjalan ke arah nakas, Dengan cepat aku bangkit dari kasur dan beranjak lari ke luar kamar. Namun, sialnya pintu tidak bisa di buka, aku terus mengobrak pintu itu untuk meminta bantuan namun nihil tidak ada yang menyaut dari luar sana.
" TOLONG BUKA PINTUNYA."
TOK...TOK..TOK..
" SIAPAPUN TOLONG AKU HIKS." Tangisku pecah.
"Kenapa? Mau mencoba lari lagi? Apa tidak cukup tadi kamu lari?." Tanyanya dari belakang.
Mendengar penuturannya refleks aku berbalik, aku terkejut saat mendapati Jackson yang sedang memainkan pisau tajam di tangannya.
" A_apa yang ingin kamu lakukan?." ucapku ketakutan.
" Apa yang kau katakan gadis kecil, tentu saja kita akan bermain." Ucapnya tersenyum smrik.
" N_ngak a_aku mohon bi_biarkan a_aku pergi dari sini." ucapku memohon.
" Kenapa? kita akan bermain dulu di sini."
Aku hanya mengeleng menandakan tidak mau, Jackson mendekati Ara yang sedang berdiri lemas di depan pintu.
Jackson memang sudah mengunci pintu itu dengan remot, karna jackson tau saat Ara bangun pasti dia akan mencoba untuk lari lagi.
Jackson meraih tangan Ara kasar dan menghempaskan tubuh ara ke tembok.
" Sakit hiks." tangisku
" Uhhh...cup..cupp...cupp jangan menangis sayang, kita kan ingin bermain sudah jangan menangis."
" A_aku mohon lepaskan aku, aku hanya ingin pulang. Maafkan aku jika aku membuatmu marah hiks." Ucapku memohon.
" Kamu ingin pulang kemana sayang? Ini rumahmu sekarang." tuturnya.
"Ayok sayang kita mulai bermain, kita mulai dari sini dulu yah."
SRETTT....
" ARRGGHHH.... SAKITTT HIKS.." Teriaku kesakitan saat Jackson memainkan pisau tajamnya itu di pipiku.
Darah segar keluar dari pipi ara, Air mata yang terus keluar dan mengenai pipi ara membuat luka ara semakin perih dan sakit.
" Kenapa kamu menangis baby? Aýolah kita bermain." Ucap jackson sambil menghapus jejak air mata ara mengunakan pisau nya itu.
" Hiks aku mohon lepaskan aku."
" Kamu tau kenapa aku bisa seperti ini? itu karna kamu sendiri sayang, kamu yang membuatku berbuat seperti ini. Aku menyuruhmu untuk tetap di situ tapi kenapa? kenapa kamu malah lari hm?." Ucapnya
" DAN AKU TIDAK SUKA ADA ORANG YANG TIDAK MENURUTI PERINTAHKU." Sambungnya dengan menatap tajam ke arahku.
"A_aku minta maaf, saat itu aku sangat takut kepadamu jadi aku lari darimu aku..."
" Tangan kamu sangat bagus dan cantik ." ucapnya memotong ucapanku
" Akan lebih bagus lagi kalau ada nama seseorang di tanganmu ini." Ucapnya melirikku dan tersenyum smrik.
"A_apa maksud ka_kamu?."
SRETTT...
SREEETT...
" ARGHHH..." Teriaku saat kala Jackson mēmainkan pisaunya di tangan kanan Ara.
"AARGHHHH AKU MOHON HIKS HENTIKAN INI SANGAT SAKIT HIKS ."
Namun seperti kesetanan Jackson tidak memerdulikan Ara yang berteriak yang meringgis kesakitan.
Darah segar mengalir di tangan Ara, Jackson menuliskan 7 huruf mengunakan pisaunya di tangan Ara.
Selesai dengan aktivitasnya Jackson tersenyum senang saat karya buatannya itu terlihat indah di tangan Ara.
"Lihat lah, Namaku sangat indah di tanganmu." Ucapnya menatap ara.
"L_lepaskan A_aku...."
Byurrrrrr..
Belum selesai bicara tiba-tiba kedua mata ara mengkabur semuanya mejadi hitam. Saking kelelahan menangis Ara lemas tak sadarkan diri, namun dengan cepat Jackson menangkapnya sehingga ara tidak jatuh ke lantai.
Jackson mengendong Ara Ala Brindal Style, dan membaringkan Ara ke ranjangnya dan menyelimuti tubuh Ara.
" Kalau saja kamu menuruti perintahku, aku tidak akan menyakitimu seperti ini." Gumamnya.
Jackson mengambil P3K di nakas, dan mulai mengobati luka di pipi Ara.
Selesai mengobati luka Ara, Jackson merapihkan membersihkan bekas percikan darah di pisau, tangan dan bajunya.
Setelah selesai, Jackson berjalan ke atah ranjang dan membaringkan tubuhnya menyamping menghadap Ara.
Sesekali jackson menyimbakan rambut Ara yang menutupi wajah cantik ara.
" Kamu sangat cantik ketika sedang tidur." Gumamnya.
Tak lama Jackson pun ikut tertidur di samping Ara.
*
Cahaya matahari pagi sudah datang dan menyelinap ke celah-celah jendela kamar, Terlihat di dalam kamar Jackson dan Ara masih tertidur lelap.
Bahkan dua sejoli itu tidak merasa terusik oleh cahaya matahari pagi itu.
" Engghh..." Lengkuhan ara
"Shhh...." Ringgis ara sambil memegang pipinya dan kepalanya yang terasa pusing.
" Kenapa pipiku di perban, Apa pria itu yang mengobati lukaku?." Batin ara bertanya-tanya.
Saat ara ingin bergerak, Ara merasa sulit karna ara merasakan ada benda berat yang menimpa perutnya. Ara meraba perutnya dan merasakan sebuah tangan kekar yang menindihi perutnya.
Kedua mata Ara membola saat melihat Jackson tertidur pulas di sampingnya.
" AHKkkkkk." Teriak Ara
Dengan cepat ara bangkit dari tidurnya menjadi posisi duduk, Ara menatap jackson yang dengan santainya bicara tanpa rasa mlu sedikitpun
" Kenapa kamu berteriak hm? Aku masih ngantuk, kenapa kamu membangunkanku dengan cara seperti itu." Ucapnya khas orang bangun tidur.
" A_apa k_kamu melakukan..."
Jackson yang mendengar ucapan ara tersenyum jahil.
Jackson bangkit dari tidurnya dan kini menjadi posisi duduk menatap Ara.
" Kalau aku melakukannya gimana?." Goda Jackson di telinga Ara.
Ara yang mendengar itu membulatan mata, Jackson yang melihat itu tersenyum dan gemas saat melihat wajah Ara yang seperti itu.
" A_apa jadi kamu..."
" Ngak aku hanya becanda kok, Aku tidak melakukan apapun saat kamu tidur." Tutur Jackson.
" Benarkan? kamu ngak bohong?."Tanyaku meyakinkan.
Jackson hanya menjawab dengan senyuman.
Dalam hati Ara, Ara saat ini bersyukur.
" Cepat lah mandi setelah itu turun untuk sarapan." Ucapnya datar.
Aku hanya menganguki ucapan jackson.
*
5 Menit kemudian aku selesai dengan ritual mandi ku, Aku berjalan ke arah kamar untuk mencari pakaian.
Ouh Shitt... Semua bajuku kan ketinggalan di tempat kemaren. Terus sekarang aku harus pake baju apa?.
Saat Ara kebingugan memikirkan pake baju apa, Tiba-tiba Jackson masuk ke dalam kamar. Secepat kilat ku tarik ujung selimut dan kutempelkan di badanku untuk menutupi badanku yang saat ini setengah telanjang.
Jackson yang melihat itu, seperti tidak tau malu. Ia malah menyilangkan kedua tanganya di depan dada bidangnya dan menatap ke arah Ara.
"Kenapa kamu belum siap-siap?."Tanyanya dingin.
"A_anu a_aku ngak punya baju, Semua bajuku ketingalan di tempat kemaren." Tuturku pelan agar dia tidak marah lagi.
Jackson tidak mengubris perkataan Ara, Jackson berjalan ke arah ruang ganti pakaian dan mengambil kemeja putihnya dan ia berikan ke Ara untuk di pakainya.
"Pakailah." Ucapnya datar.
Ara mengambil kemejanya itu dan mengenakannya. Tak lama Ara wluar dari ruang ganti dan sudah memakai kemeja putih itu.
Kemeja Jackson saat di pakai Ara terlalu kecil hanya pertengahan paha, hal itu menampilkan kaki jenjang putih Ara. Sesekali Ara menurun-nurunkan kemeja putih itu untuk menutupi bawahnya.
Jackson saat melihat Ara terpesona. Jackson pria normal jadi wajar bila nafsunya naik saat melihat wanita seperti Ara saat ini.
"A_Apa tidak ada baju yang lebih besar?."Tanyaku pelan.
Lamunan Jackson tersadar saat kala Ara membuka suara.
"Tidak ada sekarang ke bawah untuk sarapan." Ucapnya datar dan pergi.
Jackson cepat-cepat keluar dari kamar, kalau saja jackson tidak cepat-cepat keluar jackson tidak bisa menahan nafsunya lagi.
...*...
...^^^ *^^^...
...*...
...END...
......HAPPY READING......
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YAH, SEPERTI LIKE, KOMEN, FOLLOW, AN VOTE.
...MAKASIH😊...
_____________//__________________//___________
...SEE YOU NEXT TIME:)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments