bab 5

" Lambat banget si lo." Tegur Salsa kesal karena orang yang dia tunggu dari tadi baru saja datang.

" Ya, ela baru terlambat satu jam aja." Jawab Putra santai tanpa melihat bagaimana wajah Salsa yang terlihat kesal karena menunggunya dari tadi.

" Lo tau ngga, kalau gue udah nungguin lo dari dua jam yang lalu, dan sekarang Lo baru datang." omel Salsa gemas dengan kakak pertanyaan itu.

" Salah lo sendiri."

" Lah kenapa malah gue." Tanya Salsa heran. Padahal Putra yang datang terlambat tapi kenapa dirinya yang di salahkan.

" Iya lo, yang salah. Seharusnya lo itu dengarkan dulu, gue mau ngomong apa jangan langsung mematikan panggilan telfonnya. Seharusnya lo dengerin apa yang mau gue omongin. Dan sekarang giliran gue datangnya telat malah lo yang marah-marah ngga jelas, kaya bak Kunti aja yang habis kehilangan baju merahnya." Cibir Putra sambil.

Salsa yang mendengar cibiran dari Putra semakin kesal. Rasanya ia ingin pukul abang nya itu.

" Ko gue di samain sama bak Kunti sih bang," Tanya Salsa kesal.

" Memang persis."

" Putraaa." Pekik salsa kesal, dan ingin memukul putra, tapi di halangi oleh sahabatnya Lina yang baru saja keluar dari dalam rumah.

" Sudah, ngga usah ribut. Tadi yang di bahas masalah terlambat dan sekarang yang di bahas tentang bak kunti emangnya apa yang sebenarnya yang kalian mau bahas." Tanya Lina tidak kalah kesalnya, menatap dua orang yang ada di hadapannya itu. Apalagi dia yang berbeda di dalam rumah merasa pusing dengan keributan di luar, akibat dua adik kakak yang akur tapi sering berdebat.

Salsa seketika menghentikan gerakannya, lalu menatap kearah sahabatnya itu." huu" Salsa menghembuskan nafasnya." Lebih baik gue masuk, dari pada tenaga gue terbuang sia-sia hanya ingin berdebat dengan Putra."

Salsa memilih mengalah dari pada berdebat dengan Putra, yang nantinya tidak akan ada ujung nya. Salsa yang ingin melangkah masuk ke dalam rumah, harus terhenti karena putra menghentikannya.

" Sal, lo jangan lari dulu, kita belum selesai." Ucap Putra tidak terima jika dia di tinggal begitu saja.

" Emangnya apa lagi yang lo mau Omongin." Tanya Salsa kesal." Gue lagi malas berdebat sama lo. Gue sudah ada janji, gue ngga mau lama-lama ladenin lo terus, Nanti kalau sudah selesai dengan urusan gue baru kita lanjutkan perdebatannya."

" Bukan masalah itu, Tapi ini masalah jauh lebih penting dari perdebatan kita." Jelas Putra serius menatap salsa.

Salsa melihat kearah Putra." Emangnya masalah serius apa Put." tanya Lina yang jadi ikut penasaran.

" Gue mau tanya sama lu Sal." Putra menatap Salsa dengan serius.

" Tanya apa Put."

" Apa Lo semalam habis nolongin orang."

" Iya, gue semalam habis nolongin orang." Jawab Salsa jujur." Emangnya ada apa sih"

" Lo tau siapa orangnya. Apa orang itu lihat wajah Lo atau ngga."

" Gue ngga tau siapa orangnya karena wajahnya tidak terlihat saat gue bantuin orang itu, karena di saat itu gelap dan gue juga tidak terlalu memperhatikan orang itu. Sedangkan orang itu tidak mengenali gue karena Gue mengunakan masker saat itu jadi wajah gue aman ngga di lihat. Mungkin yang terlihat hanya Rambut kaki dan mata saja." Jelas Salsa. Putra yang mendengar jawaban dari Salsa akhirnya bernafas lega." Emangnya kenapa sih lo nanya-nanya, kayak gitu." Tanya Salsa penasaran, sambil membalas menatap Putra dengan tatapan penuh dengan pertanyaan.

" Apa lo tau, orang yang lo bantuin semalam itu, Sedang mencari lo."

" Oh, ternyata itu masalahnya. Terus kalau dia lagi cari gue, emangnya apa masalahnya. Orang dia cuman cari gue ya silahkan saja, Gue tahu pasti orang itu mau berterimakasih ke gue." Ucap Salsa yang belum tahu siapa orang yang mencarinya itu.

" Kalau orang itu saja ya ngga apa-apa." Sambung putra." Tapi yang di permasalahkan itu, lo juga lagi di cariin sama musuhnya, karena Lo udah bantuin orang itu. Lo juga sudah berani ikut campur sama urusan mereka."

Sedangkan Salsa hanya tersenyum miring.

" Kalau mereka mau datang silahkan, Nanti gue ladenin." Ucap Salsa, tanpa merasakan rasa takut sama sekali.

Sedangkan Putra yang mendengar jawaban dari Salsa hanya bisa geleng-geleng kepala. Putra mengangkat tangannya, lalu mendekatkan jarinya di kening Salsa.

" Awww. Kebiasaan ya lo pakai acara sentil sentil segala." keluh Salsa kesal sambil memegang keningnya yang sedikit nyeri karena sentilan dari Putra.

" Makanya dengarkan dulu kalau gue mau ngomong, jangan asal bicara."

" Iya, iya" Jawab Salsa dengan ketus.

" Apa lu tau Sal, Musuh orang yang Lo selamatkan semalam adalah orang yang selama ini lu incar." Ucap Putra, membuat Salsa menjadi heran." Mafia kejam yang selama ini lu cari dan lo incar hidupnya."

" Benarkah itu." Tanya Salsa tidak percaya, sekaligus kaget saat mendengar ucapan Putra. Karena orang selama ini dia cari ternyata sedang mencarinya juga, karena kejadian semalam.

" Yang gue takut kan Sal, ketika orang itu tahu lo siapa, pasti orang itu akan mengincar hidup lo di setiap detik nya, bukan itu saja keluarga lo juga akan terancam, karena lo sudah ketahuan." Sambung Lina memberitahukan apa yang Lina takutkan selam ini.

" Yang Lo ucapkan itu ada benarnya Lina." Ucap Salsa Membenarkan Ucapan dari sahabatnya Lina.

" Tapi tenang semua udah gue atur dan di antara keduanya tidak akan menemukan lo."

" Jadi, Mereka tidak akan mencari gue." Tanya Salsa sedikit ada rasa tenang di hatinya, saat mendengar ucapan abangnya itu.

" Walaupun mereka masih mencari Lo, Pasti mereka tidak akan berhasil menemukan lo, Sal, karena semua bukti udah gue hapus semalam. Tapi masih ada satu bukti yang belum terhapus dan itu adalah pelat motor Lo, Karena di saat gue dan tim gue akan menghapusnya, Tiba-tiba saja salah satu dari mereka ada yang datang, lalu mengambil bukti itu, sebelum kami benar-benar menghapusnya. Tapi Lo masih aman, karena kami sudah memastikan kalau hampir semua bukti telah lenyap dan terhapus." Jelas Putra kembali, membuat Salsa semakin bernafas lega, Bukan karena Salsa takut terjadi sesuatu pada dirinya. Hanya saja Salsa takut terjadi sesuatu kepada keluarganya karena dirinya.

Kalau berhadapan masalah keluarga, Salsa akan memilih mengalah dari pada melibatkan keluarga, lebih baik dia di anggap pecundang dari pada mengorbankan keluarganya hanya karena dirinya sendiri.

" Tapi lo benar-benar memastikan kalau bukti itu benar benar terhapus." Tanya Salsa memastikan kembali. Membuat Putra mengangguk membenarkan." Bagaimana dengan pelat motor gue, Bukanya mereka akan mencari salah satu bukti itu." Tanya Salsa, yang kembali khawatir saat mengingat perkataan Putra, bahwa pelat motor nya ketahuan.

" Untuk soal itu lo ngga usah khawatir, karena semuanya sudah aman terkendali. Mereka tidak akan menemukan lo, Walaupun hanya satu bukti saja, Karena bukti itu udah gue palsukan." Jawab Putra semakin membuat Salsa merasa tenang.

Salsa begitu sangat bersyukur memiliki Abang seperti Putra yang berkerja cepat di saat dirinya terjebak oleh masalah.

Seperti masalah semalam, belum Salsa mulai bekerja untuk menghapus buktinya, ternyata bukti itu sudah di hapus dan orang yang menghapus nya itu adalah Abang nya sendiri.

Pokoknya abangnya jauh lebih keren dari segalanya.

Sampai Salsa mengingat bahwa dirinya belum memberitahukan ke pada Putra soal kejadian semalam saat menolong orang. Tapi kenapa bisa Putra tahu tanpa Salsa beritahukan terlebih dahulu.

" Tapi bagaimana lo tau kalau mereka mencari gue. Sedangkan gue belum memberitahukan lo soal kejadian semalam." Tanya Salsa kembali mengintrogasi Putra.

Mendengar Pertanyaan dari Salsa membuat Putra ingat kalau Salsa belum memberitahukan nya soal kejadian semalam.

" Haduh, Bodoh benget sih lo Putra, Seharusnya lo tidak memberitahukan nya sebelum Salsa cerita." Batin Putra merasa aneh sendiri.

Putra takut kalau ia sampai ketahuan, karena sering mengintai Salsa lewat orang suruhan nya dan itu tanpa sepengetahuan Salsa.

" Soal Yang itu Lo ngga perlu tahu."

" Kenapa."

" Ya, ngga apa-apa"

" Jangan bilang Lo mengintai gue." Tanya Salsa menatap Putra begitu sangat tajam, karena Salsa curiga kalau putra mengawasinya.

" Siapa juga yang mengawasi lo."Jawab putra menolak tuduhan dari Salsa.

" Tapi kenapa Lo tau, Sedangkan gue belum beritahu lo." Tanya Salsa yang masih mencurigai Putra.

" Lo lupa Sal. Kalau gue kan dukun makanya gue tahu." Jawab Putra Asal.

Lina yang dari tadi mendengar perdebatan mereka. menjadi pusing sendiri.

" Sudah Sal, ngga usah berdebat terus sama Putra, nanti ngga selesai-selesai. Lebih baik sekarang lo cepat masuk dan kerjakan urusan lo." Tegur Lina memisahkan putra dan salsa.

" Astaghfirullah, sampai lupa." Ucap Salsa yang lupa soal rencananya hari ini.

Salsa segera masuk ke dalam rumah lalu memasuki kamar yang di sediakan untuknya di rumah sahabatnya itu.

Tinggal Putra dan Lina yang berada di ruang tamu.

" Lina." Panggil putra.

" Hmm." Jawab Lina dengan bergumam.

" Kamu belum jawab pertanyaan gue siapa pria kemarin." Tanya Putra melihat menatap Lina.

" Gue udah bilang dari kemarin Put, kalau pria yang kemarin itu sahabat gue." Jawab Lina.

" Tapi kenapa dia dekat banget sama lo." Tanya Putra.

" Gue dari kemarin sudah bilang dia itu sahabat gue." Jawab Lina jujur " Apa Lo cemburu sama dia." Tanya Lina sama-sama menatap kearah Putra.

" Itu Lo tau, jadi ngga usah Lo dekati itu cowok."

" Ya ela, baru aja jadi pacar udah posesif benget, apalagi jadi istri mungkin ngga bakalan keluar dari rumah kamu Lina." Sambung Salsa yang baru keluar dari kamarnya.

Kini Salsa sudah rapi dengan penampilan barunya yaitu penampilan yang hampir menyerupai seorang pria, cuman rambutnya yang kuncir kuda membuat Salsa tetap cantik dengan penampilan barunya itu.

Lina dan Putra melihat kearah Salsa yang berpenampilan berbeda dari yang tadi, tapi masih terlihat cantik.

" Apa Lo sewot banget jadi orang" Ucap Putra sinis.

" Ya, kan gue cuman ngomong saja." Jawab Salsa santai. Salsa melangkahkan mendekati kedua pasangan itu.

Ya, Putra dan Lina adalah sepasang kekasih, Mereka menjalin hubungan selama satu tahun terakhir.

" Lin kenapa si lo pakai terima Putra jadi pacar lo." Tanya Salsa yang sudah berdiri di samping sahabat nya itu.

" Namanya juga cinta." Bukan Lina yang menjawab melainkan Putra." Emangnya lo yang jomblo terus." Ledek Putra, membuat Salsa tersenyum

" Gue bukanya jomblo cuman gue ngga mau pacaran. Tapi gue maunya itu ada orang yang serius sama gue, dan langsung antar gue ke pelaminan, bukanya pacaran. Pacaran lama-lama juga hanya buat maksiat "

" Bilang aja lu ngga ada pacar." Ledek Putra.

" Ada, Cuman Allah belum ketemukan ke gue. Karena Allah tau gue belum bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk anak anak gue kelak." Jawab Salsa yang membuat Putra diam tidak menjawab lagi, Karena Putra membenarkan apa yang adiknya itu ucapkan itu ada benarnya

" Terserah lu." Ucap putra mengalah.

Putra menoleh kearah kekasihnya itu.

" Lin, lo belum jawab pertanyaan gue."

Lina merasa kesal sendiri, karena pertanyaan dari Putra. Dia kira tadi kekasihnya itu sudah lupa, Ternyata dugaan Lina salah, karena Putra kembali bertanya.

" Iya, nanti gue ngga dekat dengan dia lagi." Jawab Lina singkat, yang membuat Putra tersenyum senang mendengar jawaban kekasihnya itu. Sangking senangnya, Putra ingin memeluk kekasihnya itu.

" Mau ngapain lu." Tanya Salsa mencegah langkah Putra.

Putra berhenti menatap kearah Salsa.

" Mau peluk." Jawab Putra santai dengan wajah polosnya.

Salsa membulatkan matanya saat mendengar jawaban dari putra, Salsa yang merasa kalau otak abangnya itu sedang eror, langsung memukul lengan Putra.

Bukk

Putra yang mendapatkan pukulan dari Salsa, yang begitu sangat kuat di lengan nya, membuat ia meringis kesakitan.

" Sakit sal." Keluh Putra kesakitan, Karena pukulan dari Salsa, Pukulan yang begitu sangat menyakitkan sampai rasa sakitnya itu menusuk sampai ke tulang.

Putra menatap Salsa dengan tatapan tajam.

Sedangkan salsa tidak merasa takut sama sekali." Ingat, bukan mahram, Jangan asal nyosor aja sebelum halal." Tegur Salsa. Membuat Putra menggerutu bingung

" Kan cuman peluk Sal, Ngga lebih dan ngga buat macam macam." Jawab Putra yang belum mengerti maksud dari Salsa.

" Ya Allah, begitu sangat pintar Abangku ini. Sangking pintarnya pingin aku buang di tengah lautan." Pekik Salsa kesal mencurahkan perasaannya." Bang polos banget dirimu. Bang apa Abang ngga tahu. Lo meluk itu sama aja, lu nyentuh itu anak orang." Ucap Salsa penuh penekanan." Apa lo ngga takut dosa, Putra. Walaupun lu hanya meluk, Tapi lo ngga tau dosa yang di tangung bapaknya kelak hanya gara gara lo meluk anaknya"

" Dari pada lu peluk sekarang lebih baik lo datang dan halalkan dia, Agar lo bisa peluk sepuasnya, Lo paham ngga."

Putra mencoba untuk mencerna setiap kata, yang Salsa ucapakan. Bagaimana dengan Lina. Dia hanya mendengarkan setiap kalimat yang di ucapkan Salsa Sambil membenarkan setiap ucapan sahabatnya itu.

" Iya."

" Sekarang Lo pergi." Usir Salsa.

" Lo kenapa lo ngusir gue Sal." Tanya Putra tidak terima.

" Karena gue mau pergi juga." Jawab Salsa

" Lo yang pergi, kenapa malah gue juga yang di usir." Protes Putra tidak terima.

" Itu karena nanti Lina sendiri "

" Ya bagus lah, ngga ada yang bakalan gangguin kami kalau sedang ngobrol berdua." Jawab Putra yang masih sama.

" Kalau mau ngobrol jangan di rumah tapi di luar." Jawab Salsa " Soalnya kalau di rumah tinggal berdua pasti ada yang ke tiga." Ucap Salsa kembali mengingatkan.

" Emangnya siapa." Tanya Putra yang masih belum mengerti.

" Setan yang suka menghasut manusia agar mau berbuat maksiat " Jawab Salsa. membuat Putra bergidik ngeri jika membayangkan Setan itu.

" Astaghfirullah, sampai lupa gue." Ucap Putra menepuk keningnya Pelan.

Putra begitu bercukur karena Salsa masih mau mengingatkan nya. Padahal mereka berada di negri orang yang bisa saja terjadi yang seperti Salsa ucapkan. Tapi berkat didikan sang bunda, kedua adiknya begitu sangat menghargai diri mereka sendiri. Walaupun kedua adik tidak mengenakan hijab tapi mereka tetap menjaga diri mereka sendiri.

" Tumben lu pintar Sal, belajar dari mana lo."

" Dari bunda dan sahabat gue" Jawab Salsa yang begitu sangat bangga menyebutkan kedua nama itu.

Putra tersenyum, mengingat sahabat Salsa. Sahabat yang bisa menghapus kesedihan Salsa, di saat Salsa sedang sedih karena perpisahan kedua orang tua mereka.

" Sekarang Lo keluar, karena gue mau pergi."

" Iya gue mau keluar. Kalau gitu gue pergi ya Lin." Pamit Putra, sambil melangkah keluar.

" Iya Put, hati-hati. Ingat jaga hati.".

" Iya Lin, aku akan selalu mengingat hal itu." Jawab Putra." Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." Jawab keduanya.

Melihat Putra yang sudah pergi, Salsa pun ikut pamit kepada sahabatnya itu.

" Lina gue pamit juga."

" Iya Sal hati-hati."

" Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." Jawab Lina yang melihat Salsa sudah keluar.

bersambung

Herlina sari

biasa di panggil Lina

berusia 19 tahun

pacar putra dan juga sahabat Salsa

Terpopuler

Comments

ANAA K

ANAA K

Keren kak. Ttap semangat yah dan jangan lupa mampir yah.☺️👋🏾

2021-10-01

1

Mega Ackerman

Mega Ackerman

Like udah,tinggal baca nya 😄

2021-10-01

1

Sis Fauzi

Sis Fauzi

visual othor nya ya?😀👍

2021-09-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!