Tempat Baru

Samar-samar terdengar suara dari luar pintu yang tertutup rapat. Arsya yang masih menikmati tidurnya dibawah gulungan selimut merasa terganggu.

Haishhhhhhh

"Siapa sihhh itu yang berisik"

Arsya berjalan keluar kamar memastikan siapa gang sudah berani mengusiknya dipagi hari.

Kreeeaaakkk

Suara pintu dibuka

Dengan wajah jutek arsya melihat siapa orangnya.

"Astagfirullah" gumam hasan yang mengalihkan pandangannya setelah beberapa detik melihat gadis yang berpakaian minim.

"Ada apa?" tanya arsya membuka suara

"Dipanggil umi untuk sarapan" jawabnya membelakangi arsya.

"Hmmm"

Blemmmbbbb

Pintu ditutup lumayan keras

"Hufttt apa ini sebuah keberuntungan atau musibah dipagi hari" gumam hasan pada diri sendiri yang sudah ternodai matanya tanpa sengaja.

"Kenapa lo?" tanya hasim melihat hasan yang geleng-gelengkan kepala

Hasan tersenyum dan nyelonong tanpa permisi membuat hasim geram.

"Heh asal lo tahu dikacangin itu gak enak" teriak hasim tak terima

Dimeja makan sudah berkumpul Hasan, Hasim, Kyai H. Ahmad dan Ibu Ny. Hj. Siti selaku pemilik pesantren Al Ikhlas.

Mereka semua menunggu tamunya untuk sarapan bersama.

"Maaf sudah menunggu lama" ucap arsya menghampiri dan duduk dikursi kosong.

Hasan dan hasim bengong melihat penampilan Arsya yang fresh dipagi ini dengan senyum manis menambah aura kecantikannya.

"Jaga tuh mata" kata abah memperingati

"Mari nak sarapan sama-sama" kata umi siti mengajak arsya dengan yang lainnya mulai sarapannya.

Arsya memandangi semua menu yang tertata rapi diatas meja dan tak sengaja alisnya terangkat sebelah.

"Ini menu sederhana dikeluarga kami nak, itu nasi, ada ikan asin, tempe goreng, sambal, serta tumis kangkung" ucap umi memberitahu seakan tahu kalau arsya tak mengetahui namanya.

Arsya tersenyum kikuk

"Maaf, saya biasanya dipagi hari hanya minum susu dan sepotong roti. Tapi disini saya akan coba masakan umi ini, sepertinya enak" ucap arsya yang langsung mengambil sedikit kedalam piringnya.

Arsya memasukkan sesendok kedalam mulutnya yang berisi nasi ikan asin dan sambal.

Arsya menghentikan kunyahannya.

"Gak enak nak?" tanya abah yang melihat arsya menghentikan kunyahannya.

Arsya menggelengkan kepala dan menelan makannya.

"Enak banget ini," katanya yang memasukkan suapannya lagi kedalam mulut dengan lahapnya.

Umi dan orang disana tersenyum melihat arsya makan dengan lahapnya. Tak lupa keringat didahinya ikut serta.

"Makasih banyak mi, sudah kasih menu makan yang seenak ini." Ucapnya antusias ketika piringnya sudah kosong

Semua yang dimeja makan tersenyum bangga sudah membuat tamunya merasa senang.

"Rencanamu apa selanjutnya nak?" tanya abah ahmad

"Arsya mau daftar sekolah di SMA Merpati dan mencari Kost terdekat disana"

"Jangan... Tinggallah disini bersama umi" pinta umi dengan tulus

"Tapi maaf mi, bukannya arsya menolak. Tapi arsya merasa tak pantas berada dilingkungan ini." Jawab arsya jujur

"Jika suatu saat nak Arsya berubah pikiran, pintu rumah Abah dan Umi selalu terbuka untukmu" ucap abah tersenyum

Arsya meneteskan air mata, ia merindukan sosok daddy yang tak pernah ia kenal sejak lahir.

"Terimakasih bah, terimakasih.... Apa begini rasanya diperhatikan seorang Ayah"

Setelah berucap arsya berhambur kedalam pelukan sang umi.

"Kemana Ayah kamu nak?"

"Daddy Arsya sudah meninggal sejak arsya dilahirkan karena sebuah peristiwa" jawabnya penuh luka dan dendam

"Sabar nak, semua ujian pasti ada hikmahnya"

Arsya mengurai pelukannya dan mengangguk.

"Setelah ini Arsya pamit ya mi.. bah.."

Senyum kedua orang tua pertanda mengiyakan.

______

Aku segera menyiapkan mobil setelah mendapan perintah dari abah untuk mengantar Arsya mencari tempat tinggal.

Tak lama aku melihatnya berdiri anggun bak bidadari turun dari dunia novel.

Dia berjalan kemari dan menyadarkanku dari lamunan.

Haishhh

Sepertinya otakku perlu dibersihkan.

"Ya Allah lindungilah hambamu dari godaan syaiton" gumamku dalam hati ketika melihat senyumnya.

"Ayo berangkat" kataku mencairkan rasa yang berbeda. Entahlah apa itu.

"Maaf ya sudah merepotkan"

Mobil melaju kearah yang dituju, melihat ini jam kerja sehingga jalanan tak begitu ramai dan bisa melaju secepat mungkin.

Depan gerbang tertutup SMA Merpati tepat mobil berhenti.

Aku turun dari mobil dan meminta pak satpam membuka gerbang.

Kami berdua masuk menyusuri sekolah menuju ruang Kepala Sekolah, sudah seperti mendaftarkan anak sekolah.

Setelah beres semua dan dikasih seragam sekolah kami lanjut mencari tempat tinggalnya.

Untung saja tak jauh dari sekolah ada kost putri yang kosong dan siap untuk ditempati.

"Aku langsung balik ya"

Dia mengangguk kecil dan tak luntur senyumnya.

"Makasih banyak sudah mau direpotkan" teriaknya saat aku akan melajukan mobil

Aku anggukkan kepala saja.

Aku tak ingin berlama-lama berdua dan akan mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan.

🍂🍂

Arsya Pov

Segera gue bereskan barang-barang setelah itu gue keluar cari motor dan Hp.

Di Sebual Mall tempat berbelanja terbesar dikota A gue sekarang berada.

Hal pertama gue mencari Hp, kulangkahkan kaki menuju stand penjual hp dan memilihnya.

Selesai....

Selanjutnya cari motor yang bisa buat balapan. Karena itu sudah hobby gue dan tak bisa ditinggalkan.

Setelah merasa cocok dan membayar gue langsung tancap melaju ketempat makan, karena perut gue udah kelaparan.

Cittttttttttt

Suara rem motor gue yang hampir saja nabrak orang.

Hampir gue melepaskan emosi tapi ibu-ibu seumuran my mom mendekat dan memohon untuk diselamatkan.

"Tolong saya nak.... tolong bantu saya...." ucapnya mengiba yang terdengar menggelikan ditelinga sehingga membuat tak tega.

"Jangan pernah ikut campur urusan jalang itu" kata pria berbadan besar yang sudah menarik tangan ibu itu.

Gue pandangi penampilan ibu itu dan dia tak seperti apa yang dikatakannya. perempuan dengan pakaian lusuh tak terawat dengan muka penuh lebam.

"Kalau gue gak mau lo mau apa?" tantang gue sarkas mungkin.

"Cihh anak kemarin sore belagu" maki pria satunya.

"Tolongggg nak...." teriak ibu tersebut yang ditarik paksa.

"Lepasin ibu itu !" kata gue marah, gue gak suka penindasan terhadap perempuan lemah

"Kalau gue gak mau, lo mau apa?" tantangnya.

Bug

Bug

Bug

Krek

Bug

Kreaaakk

Tanpa banyak bicara langsung gue hajar kedua orang itu tanpa ampun.

"Gue peringatkan, jangan beraninya sama yang lemah, dan jangan pernah ganggu ibu ini lagi. Camkan itu"

"Cihh gue balas nanti bocah ingusan" teriaknya sambil lari memegang tangan yang patah.

Gue lihat dan dekati ibu itu, badannya gemetar dan sepertinya demam.

"Ibu demam ya, ayo saya bantu kerumah sakit"

"Tidak nak, bawa saya pergi dari sini."

"Tapi...

"Saya butuh istirahat dan makan saja nak, setelah itu pasti akan membaik" ucapnya memotongku

Ya sudahlah itu keinginannya, langsung gue bawa aja ibu itu ke kost dan tak lupa beli makan untuk kita dikost nanti.

"Ayo bu makan dulu, setelah itu minum obat"

"Makasih ya nak sudah mau membantu saya," ucapnya dengan meneteskan air mata ketika melihat gue.

Apa ada yang aneh dimuka gue ya sehingga membuatnya nangis.

Terpopuler

Comments

Cinta Mora

Cinta Mora

cerita nya bagus tpi syg.. agak gk nybung.. Elsa MA rere aja blm jelas ceritanya.. langsung loncat ke ank elsa.. seharusnya kelarin dulu elsa MA rere.. masak jdi janda muda.. belasan thn gk nikah lagi Thor 🤔🤔

2021-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!