Kota Kelahiran

"Syukurlah, gue bisa kabur" gumamnya

"Setelah ini gue harus cari cara supaya mama tak tahu keberadaanku"

Pertama ia membuang ponselnya dengan tersenyum, dia pergi ke beberapa ATM terdekat untuk menarik tunai. Dikira sudah cukup dia melanjutkan perjalannya.

……………………………

Di bandara kota A seorang remaja berjalan gontai mencari taksi, dia belum tahu arah tujuannya dikota tersebut karena itu hal yang baru menurutnya.

Sebelum mendapat taksi, dia melihat beberapa orang yang berjalan cepat mendekatinya.

Tak salah lagi fikirnya

"Orang suruhan mommy, ck.." gumamnya dan berlari.

Arsya berlari meninggalkan bandara menuju jalan raya, hal yang terpenting menurutnya saat ini adalah kaburrr......

"Sialllllll, kenapa begitu cepat gue ditemukan." gumamnya ditengah-tengah larinya.

Didepan Arsya melihat sebuah mobil berhenti dan dia langsung masuk kedalamnya.

Ceklek

Suara pintu mobil ditutup

Huffffttttt

"Selamat"

Arsya tak melihat mobil yang ia masuki ada penghuninya, yaitu dua cowok yang sedang menatapnya aneh.

Mereka melihat Arsya yang tersenyum sendiri dan bicara sendiri.

Aaaaaaa

Teriak Arsya yang baru melihat dua sosok peria didalam mobil tersebut.

Sedangkan mereka menatapnya dengan wajah yang datar.

"Siapa kamu! kenapa masuk dalam mobilku" tanya salah satu peria itu

Arsya menangkupkan kedua tangannya didepan dada dengan mengucap "Help me pleaseeee"

"Jangan bilang lo maling ya" tuduh sipria satunya

"Bukannnnn... Gue lari karena dikejar preman. Tolong gue, gue gak tahu kota ini. Pleaseeee" kata elsa memohon pada kedua orang itu.

"Mana ada maling ngaku, penjara penuh yang ada" ucapnya lagi. beda dengan pria satunya yang lemah lembut perkataannya dan sopan.

Arsya melihat kepria satunya

"Tolongin gue, tolong bawa gue kemanapun. Yang penting gue bisa kabur dari preman disana" ucapnya reflek memegang tangannya dan menunjuk kearah orang-orang yang berbadan besar.

Peria itu terlihat berfikir " Baiklah, tolong lepaskan tangannya"

"Thanks yaaaa" kata Arsya tersenyum manis.

Mobil kemudian melaju bertepatan orang berbadan besar disampingnya.

Sudah terlihat jauh, pria yang sopan itu bertanya.

"Kamu mau diantar kemana"

"Gue gak tahu"

"Hai jangan sampai gue turunkan dijalan ya lo" pria satunya bicara dengan emosi.

"Emang bener gue gak tahu, gue aja baru sampai dikota ini." jelasnya

"Jangan percaya, dia pasti bohong" katanya mempengaruhi temannya.

Sipria satunya hanya tersenyum, "Bisa lihat identitasnya untuk bukti"

"Nihhh" ucap gue menyodorkan.

Setelah dibaca mereka, terlihat mereka saling pandang.

"Bawa saja kerumah lo."

Pria itu hanya mengangguk saja.

Tak lama mobil berhenti diarea parkiran yang luas, dan terlihat lokasi tempatnya begitu asri. Banyak pepohonan dan tumbuhan disekeliling, begitu sejuk.

_______________

Memejamkan mata dengan tangan direntangkan, menghirup udara yang berbeda menurut indra penciuman.

"Kamu ada jilbab" tanya nya yang membuat gue kaget dan menatapnya datar.

Gue hanya menggeleng saja.

"Tunggu disini bentar ya, jangan keluar"

Kemudian mereka turun meninggalkan gue yang masih dalam mobil.

Beberapa menit dia kembali membawa sebuah jilbab dan memberikannya padaku.

"Pakailah kalau kamu mau tinggal disini"

"Sorry, kenapa harus pakai ini" ucap gue yang sudah memegang jilbab darinya

"Karena ini lingkungan pesantren"

Gue terdiam antara iya dan tidak memai jilbab.

"Kamu muslim kan?" tanyanya lagi

Gue jawab dengan anggukan

"Apa pantas gue pake ini? sedangkan muslim gue hanya tulisan semata"

"InsyaAllah" ucapnya dengan tersenyum

Senyum yang terlihat manisss..

Seketika gue pakai jilbabnya, mungkin gegara terhipnotis senyumannya.

"Lama sekali kalian, ayo masuk" kata orang yang jutek tadi tiba-tiba datang tak diundang pulang tak diantar.

Gue berjalan mengikuti mereka dari belakang.

Assalamualaikummm

ucap mereka bersamaan.

Waalaikumsalam.....

Jawab seseorang paruhbaya dari dalam rumah.

Mereka bersalaman mencium punggung tangan perempuan paruhbaya tersebut.

Gue mengikuti saja apa yang barusan mereka lakukan.

"Ayo masuk, kamu bawa siapa ini nak"

"Tadi kita ketemu dijalan mi, jadi belum tahu pasti dia siapa"

"Iya mi, kita tolongin dari preman"

"Ohhhh kasihan sekali kamu nak" ucapnya memegang tangan gue. Jadi ingat my mom hikss....

"Perkenalkan nama saya Arsya, saya dari kota Z bu" ucapku memperkenalkan diri

"Jauh banget nak, terus nanti dikota ini kamu tinggal dimana?"

"Saya belum tahu, soalnya ini tempat baru dan asing untukku"

"Ya sudah, kamu tinggal disini saja kalau mau"

"Serius bu?" kata gue bahagia dan langsung memeluknya.

Ibu itu tersenyum

"Maaf bu, terlalu bahagia" kata gue lagi.

"Tidak apa-apa, panggil umi seperti Hasan dan Hasim. Ayo umi antar kamu untuk istirahat.

Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan

Mungkin ini yang dinamakan takdir, orang baik selalu bertemu dengan orang baik juga.

Gue mengikuti umi berjalan dan berhenti didepan kamar yang berukuran 2x3 Meter.

Meskipun kecil terlihat bersih dan terawat.

"Maaf ya kamarnya kecil" kata perempuan paruh baya yang melihat gue sedang memandangi kamar tersebut

"Yang penting bisa buat berteduh dan aman"

Ibu tersebut tersenyum

"Silahkan istirahat, jika ada yang ditanyakan bisa cari umi dibelakang ya"

"iya mi, makasih banyak untuk tempat tinggalnya"

Gue masuk kedalam, membaringkan tubuh diatas kasur yang tak seperti dikamar gue.

Aaauuuuu

"Keras seperti kehidupan yang harus gue jalani nanti" ucap Arsya yang tiduran.

Ditengah malam, gue kebangun gegara perut yang lapar.

Gue berjalan keluar kamar mencari dimana dapurnya.

"Ah disitu rupanya"

Sambil tengak tengok gue cari makanan.

"Nasi saja, tak ada lauknya"

Kemudian gue mencari sesuatu yang bisa buat melengkapi nasi tersebut.

Glontangggggg

Suara barang terjatuh karena kaget ada seseorang dibelakang.

"Sorry gue lapar" ucap gue tapi dia tak mau melihat kearahku

"Kamu bisa masak?" ucapnya hanya melirik sedikit kearah gue

Gue geleng-geleng karena memang betul gue kan gak bisa.

"Astaghfirullah" gumamnya

"kenapa dia, apa gue salah ya" batin gue bertanya

"Lain kali kalau keluar kamar pakailah pakaian tertutup, bisa kan?" ucapnya yang melihat kearah lain

"Iya, gue lupa"

"Yaudah saya bantu buatkan nasi goreng aja ya, cuma ada telur didalam kulkas"

"Iya"

Gue lihat dia yang sedang memotong-motong dengan lincah, entah apa namanya gue tak mengerti dan mulai memasukkan kedalan penggoreng yang dikasih minyak sedikit.

Tak lama nasi gorengnya jadi,

Hmmmmm baunya harum

Ketika dia ingin ambil piring tak sengaja dia menyenggol dan gue akan terjatuh. Tapi tak jadi karena ditangkap dia.

"Subhanallah....." gumamnya yang memandangku

"Astagfirullah..." ucapnya yang langsung berdiri menjauh.

"Maaf, itu sudah jadi. Silahkan kalau mau makan" katanya yang langsung pergi sebelum gue berterimakasih.

🍂🍂

Epilog Hasan

Aku langsung pergi kekamar setelah selesai membuatkan nasi goreng.

Entah kenapa dengan diriku ketika menangkapnya yang akan terjatuh dan reflek aku pegang.

Greepppp

Tak sengaja mata ini menatap kedua bola mata yang begitu bersinar dan cantik.

"Subhanallah...." gumamku tak sadar akan pesonanya.

Perasaan apa ini yang seketika datang memompa jantungku lebih cepat dari biasanya.

Ahhhhhh

"Jangan mikir yang aneh-aneh" ucapku dengan memukul pelan kepala

puk puk puk

🍂🍂

Selesai makan Arsya balik kedalam kamar berpapasan dengan hasan keluar dari kamar yang ada didepan kamarnya.

Dia ingat belum mengucapkan terimakasih sudah dimasakin tadi.

"Makasih untuk nasi gorengnya, enak" ucap gue yang akan masuk kedalam kamar.

"Sama-sama" katanya langsung berjalan cepat dengan menundukan kepala.

………………………

Kisah Arsya baru dimulai ya guysss....

Mohon dukungannya selalu dan koment yang mendukung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!