Setelah memakaikan pakaian pada anaknya, bu Ratih memapah Kinan pulang ke rumahnya, disana Kinan di mandikan malam-malam oleh bu Ratih, berulang kali Kinan bilang dingin namun bu Ratih tidak mempedulikan keluhan Kinan, setelah mengeringkan badan Kinan, Bu Ratih memberikan baju pada Kinan untuk di pakainya.
"Sudah tidur ya....!" ucap bu Ratih sambil membelai rambut sang anak, dia memandang lekat ke arah anak gadisnya dengan kemalangan yang di alaminya.
"Tuhan biarkan anakku bahagia, jangan biarkan dia menderita terus menerus!" ucap doa bu Ratih yang dipanjatkan untuk anaknya.
Malam berganti siang dan Bu Ratih tidak membangunkan Kinan,dia hanya berpesan pada teman sesama kerja di perkebunan jika bertemu dengan pak mandor untuk mengatakan bahwa Kinan sedang sakit.
Beberapa hari telah berlalu dan Kinanti kembali bekerja.Bu Ratih pun sama dia kembali ke perkebunan namun sekarang Bu kasih lebih memilih menunggu Kinan saat pulang atau bila Bu Ratih yang pulang telat Kinan di wajibkan menunggu dirinya pulang.
Bu Ratih tidak mau terjadi sesuatu lagi pada anak gadisnya tersebut, tak ada yang tau akan kejadian naas tersebut,bu Kasih menutup i semuanya bahkan hanya sekedar bercerita pada teman kerjanya yang juga akrab dan di anggap seperti saudara nya sendiri.
"Bu Ratih! kok ngelamun aja?" tanya bu Duma.
"Tidak apa-apa Bu, hanya sedikit lelah!" jawab bu Ratih.
"Anakku bulan depan mau pulang dari Jakarta bu!" kata bu Duma senang.
"Benarkah? waahh seneng banget ya bu!" saut bu Ratih
"Iya....dia sudah kerja dengan baik disana, aku seneng bu!"
"Tapi kalo sudah menikah aku di bawa ke sana bu!" lanjut bu Duma
"Lho kenapa?"
"Kan ibu tau aku sendirian disini, udah makin tua! anak pertamaku juga sudah menikah dan tinggal di Jakarta!"
Sedang asyik berbincang, beberapa polisi mendatangi lokasi dan membawa seorang kepala mandor masuk ke dalam mobil polisi.
Semua orang kaget, memang kepala mandor itu galak namun mereka tidak menyangka kalo kepala mandor itu berbuat kesalahan.
"Ada apa?" tanya bu Duma yang mendekati kerumunan beberapa orang.
"Kemarin utusan dari Jakarta kemari, ternyata mau menyelidiki beberapa hal eh ternyata pak kepala yang curang! katanya sih begitu."
"oalah.... syukurlah kalo ketahuan! udah di kasih kerja enak masih ngelunjak! manusia emang banyak yang gak bersyukur!" kata bu Duma kemudian kembali ke tempat kerjanya lagi.
Hidup Bu Ratih dan Kinan kembali normal kembali, dan bu kasih juga sudah melupakan semuanya, dia hanya berharap tidak terjadi sesuatu pada anaknya, dia sangat takut bila sampai Kinan hamil. uang yang dia temukan di sela baju Kinan masih tersimpan rapi di lemari, bu Kasih kemarin menghitung semuanya dan jumlah nya cukup besar bagi orang sekelas bu Ratih.
9.700.000 bu kasih menghitung dan memasukkan kembali ke dalam kain dan membungkusnya.
*********
"Owek...oweekkk..." Kinan sudah muntah beberapa kali.
"Kenapa Kinan?"
"Kinan....pahit bu..mulut Kinan pahit....iya.. pahit!" kata Kinan terlihat lemas.
bu Ratihh sudah tak bisa berpikir jernih, dua tespek yang sengaja di beli kemarin dia ambil, dengan tangan gemetaran dia meminta Kinan untuk menampung air seni di pagi itu.
"Jangan bu.... kotor.. jangan....!" kata Kinan menolak.
"Sudah ini! lakukan saja! nanti ibu belikan baju baru buat kamu!" bujuk bu Ratih
Setelah beberapa saat Kinan kembali dengan apa yang di minta sang ibu, bu Ratih dengan tidak sabarnya segera mengambil tespek Tersebut dan memasukkan nya ke dalam air seni Kinan, menunggu beberapa menit dan....
"dua garis!....oh Tuhan....cobaan apa lagi ini!!" leleh sudah air mata bu Ratih.
melihat keadaan Kinan yang seperti itu saja sudah di cemooh bahkan di jauhi teman-temannya apalagi kalo tau bahwa Kinan tengah hamil.
"Bu..... Kinan sakit Bu... Perut Kinan sakit bu....bu...!" rengek Kinan.
"Kenapa? sakitnya yang mana?" tanya Bu Ratih panic
"Lapar....hehehehe Kinan lapar....makan...makan..bu..makan!" begitulah Kinan jika berbicara penderita sindrom Asperger cenderung akan mengulang kosa kata yang dia ucapkan.
"Iya ibu masak dulu!" kata bu Ratih.
Sabar! penuh Kasih dan baik! begitulah penggambaran wanita 52 tahun ini, ibu yang tak kenal lelah demi anak-anak nya, ibu yang selalu terlihat baik-baik di depan anak-anaknya walaupun hati dan jiwanya hancur ketika seseorang mencaci bahkan melukai anaknya.
Setelah sarapan bu kasih datang pada bu Duma dan menceritakan semuanya dengan linangan air mata, dia ingin melegakan hatinya. di sana juga ada Rania anak bu Duma.
"Rania!" panggil bu Duma, Rania seakan paham apa yang di maksud sang ibu.
"Bu....pindah ke Jakarta saja! disana kalian bisa memulai hidup baru! tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya Kinan, dan kita bisa mengatakan kalo Kinan ditinggalkan suaminya meninggal, makanya pindah ke Jakarta! gimana bu?" tawar Rania.
"Iya nak Rania terima kasih!"
Akhirnya dengan bujuk rayu Kinan mau pergi dari sana, ikut bersama dengan Rania anak teman bu kasih dengan bekal tabungan dan uang yang dia temukan saat menemukan Kinan malam itu. meninggalkan semuanya di sini, Kinan bahkan tak diijinkan sekedar berpamitan pada Sari karena sangat jauh jarak rumah mereka, bu kasih takut Kinan lelah karena sekarang ada janin di dalam perut Kinan.
Kini mereka dalam perjalanan ke Jakartamenempuh hidup baru disana, dia berharap bisa bertemu dengan Kanaya anak bungsunya, bisa membantu kakaknya Kinan juga.
Di sisi lain..
"Bagaimana? apa ketemu?" kata seseorang
"saya sudah mengirim sketsa wajahnya pak! dan dia bilang gadis itu memang ada!"
deg.....
"Lalu?"
"Dia tinggal bersama ibunya yang sudah tua pak! dia menderita autisme dan beberapa hari yang lalu dari keterangan orang-orang kita dia di bawa sang ibu ke Jakarta!"
"apa?"
"pak.. seperti nya gadis itu hamil! karena...orang saya menemukan benda ini setelah mereka menyusup ke dalam rumah.!" kata Lelaki itu sambil menunjukkan foto sebuah tespek bergaris dua.
"Temukan dia Edo!! aku yakin itu anakku!"
"Baik pak!! mungkin bapak benar karena orang-orangku mengatakan dia susah bergaul dan bahkan banyak tak di anggap oleh orang-orang disekitarnya, jadi intinya tak ada yang dekatnya dengan nya pak apalagi seorang lelaki! saya saksi yang melihat anda melakukan itu pak! saya juga yakin itu anak bapak!"
"Lakukan yang terbaik Do!"
"Baik pak! saya permisi!"
setelah kepergian Edo, lelaki tersebut memijit kepalanya sendiri.
"Gadis kecil yang malang! maafkan aku!" gumam lelaki yang kira-kira berusia 35 tahunan tersebut.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Iswanti
ngebayangin anak ad kekurangannya, hamil g tau sama siapa di tinggal suami rasanya nelangsa 😭😭😭
2022-05-31
2
Maya Ratnasari
ternyata dari mulai CHAPTER ini saya keder antara nama Bu Ratih dan Bu Kasih, karena setelahnya disebut berulang ulang 2 nama ini.
mereka org yg sama rupanya ya.
2022-02-04
0
Muh.mutawalli Munasib
semoga dia mau bertanggungjawab. dan membuat Kinan bahagia. kasihan Kinan. banyak peristiwa seperti itu di dunia luar. salah satunya di desa tempat iparku. bahkan anaknya SDH dewasa tanpa diketahui siapa ayahnya.
2021-03-24
2