Kejujuran Kinan

Hari-hari di lalui Kinan dengan baik, ibunya pekerjaan di perkebunan di salah satu pabrik kelapa sawit di sana, sedangkan ikut seorang pedagang baju di pasar tradisional.

"Bu Romlah...tolong terima anak saya, dia rajin dan pekerja keras!!"

begitulah bu Ratih saat mencarikan kerja anaknya, memohon pada bu Romlah agar menerima Kinan, parasnya cantik namun karena keadaannya membuat tak banyak orang mau menerima dia menjadi pegawai nya.

"Baiklah tapi gajinya gak banyak ya! saya cuma bisa ngasih 20.000 / hari gimana?"

"Iya gak papa daripada nganggur dirumah!"

Bu Ratih merasa kasihan pada Kinan kalo sampai dia kerja diperkebunan karena perkerjaannya sangat berat.

dan akhirnya di pasar tradisional inilah Kinan bekerja.

"Kinan!!!! ambil kan kardus di atas itu!"

perintah Bu Romlah

"Kardus dia atas...kardus...kardus di atas....!"

ucap Kinan berulang kali.

"Ayooo cepetan lelet banget sih!! kata bu Romlah.

"ini kardus nya bu.....ini...ini.." sautKinan dengan membawa sebuah kardus besar berisi pakaian.

"Pekerja keras ya bu pegawai nya!" kata seorang pembeli.

"Iya tapi ya gitu suka lelet, maklum dia kan gak normal!"

"Sayang lho ya bu....padahal kalo di lihat dia itu manis!"

"Manis apa gunanya kalo gak normal!! lihat saya udah perawan tapi gak ada yang mau!"

Di desa yang Kinan tempat i memang kebanyakan gadis di sana menikah muda, umur Kinan yang sebentar lagi 17 tahun harusnya sudah di pinang seorang lelaki, tapi jangankan di pinang melirik saja mereka tidak mau.

Begitulah hari-hari di lalui oleh Kinan, setiap hari dia akan bekerja sampai siang karena pasar memang buka sampai siang saja, setelah itu dia akan menyusul sang ibu karena perjalanan pulang dari perkebunan lumayan jauh kadang sang ibu tidak ada temannya.

"Hari ini gak usah jemput ibu! nanti ibu gak di perkebunan soalnya di pindah ke pabrik sehari ini!"

kata sang ibu.

"Iya....iya.... Kinan suka baju! heheheehee!"

maksud Kinan adalah meminta sang ibu membeli baju untuk nya.

"Besok ibu pilihkan! besok kan kamu gajian dan ibu libur kita ke tempat bu Romlah milih baju buat kamu ya?"

Kinan menganguk dan menatap ibunya sambil menggerak-gerakkan kepalanya.

"Naya....Naya... belum pulang!" kata Kinan, dia merindukan Kanaya sang adik, Kinan sangat menyayangi Kanaya adiknya.

"Naya sudah bahagia di sana! memang Kinan gak suka Naya bahagia?"

"Kinan kangen...ya kangen Naya.... kangen Naya..."

Disisi lain...

"Naya.....cepat sayang....kamu harus mendaftar ke SMA sekarang!"

Teriak sang ayah yang sudah ada di atas motor nya.

Dia pekerja sebagai pegawai tetap di sebuah perusahaan di Jakarta.

"Iya ayah...sudah ini..." kata Kanaya sambil berlari ke arah sang ayah.

Kanaya merasa senang bisa berada di kota metropolitan Tersebut, dia bahkan sudah mendapatkan teman,sang ayah membeli rumah yang sederhana di Jakarta dari hasil menjual tanah miliknya dan istri, bahkan pak Bandi tak meninggalkan apa-apa untuk anak dan istrinya di kampung hanya sebuah rumah petak dari papan yang di tempat i oleh bu Ratih dan Kinan saat ini.

Kembali ke kehidupan Kinan..

"Ehh..bu Ratih libur bu?" kata bu Romlah melihat bu Ratih datang ke tokonya.

"Iya bu ini kinan pengen baju dari kemarin!"

Kinan melayani Bu Romlah yang sedang kedatangan pembeli- pembeli baru, maklum dari pagi tokonya sepi.

"Ini bagus gak?" tanya seorang pembeli.

"Bagus dong bu ini barang baru bu.... liat ini cocok banget sama ibu..aduuhhh cantik!" kata bu Romlah.

"Saya kasih murah deh buat ibu!" lanjutnya.

"Kinan bagus gak?" tanya sang pembeli yang memang juga mengenal Kinan.

"Jangan itu barang lama, ada yang robek sedikit di sini...ini...ini..sobek... jangan...jangan!"

kata Kinan jujur sontak membuat bu Romlah menatap tajam Kinan,namun Kinan tak tau arti dari tatapan Bu Romlah.

"Gak jadi deh bu ....saya cari yang lain saja!"

"Barangkali mau model yang lain bu?" tanya bu Romlah

"Gak bu...saya cari ke yang lain aja!"

Pembeli itu pun berlalu dari sana!

"Dasar idiot!!!! tidak tau di untung!! kamu memang membawa sial!!!pergi kamu dari toko ku!! bukannya membantu! kamu malah menyingkirkan pembeli ku!!" hardik bu Romlah

"Kinan benar bu... jangan berbohong...kata ibu bohong gak baik....gak baik...iya gak baik...!"

"Diam kamu!!! dasar anak idiot!!! pembawa sial!! pantesan saja bapakmu minggat dari rumah!!! semuanya pasti gara-gara kamu!! pergi!!"

Bu Ratih yang baru saja kembali dari pembeli sayu mendengar apa yang dikatakan oleh bu Romlah, dia menengahi perdebatan tersebut dan meminta maaf pada bu Romlah.

"Kinan benar bu ..benar iya benar...bohong dosa...dosa...dosa bu!" kilah Kinan terus, merasa bu Romlah membohongi si pembeli karena baju yang di jual sudah robek di bagian ujung dan masih tetap menutupi semuanya bahkan mengatakan kalo itu baju baru saja datang.

"Bawa anak kamu pergi dari sini bu!! sudah ditolong tapi gak tau diri!!"

"Iya bu maaf, tapi hari ini Kinan kan gajian bu. berikan dulu gaji Kinan!" pinta bu Ratih.

"Enak saja! gajinya aku potong buat mulut lemesnya itu!! gara-gara mulutnya itu pelanggan ku ilang semua!!!...pergi sekarang!!" hardik bu Romlah.

Sampai di rumah, Bu Ratih duduk sambil termenung memikirkan nasib anaknya, dia sudah tua bagaimana kalo dia sudah meninggal kelak! bagaimana Kinan akan hidup tanpa mengawasan darinya.

"Kinan besok ikut ibu kerja di perkebunan ya... biar ibu bicara sama mandor ibu!"

"kerja! yeee....kerja..... Kinan kerja lagi....!"

"Kinan denger ibu, jangan banyak bicara saat kerja nanti ya, kalo bukan urusan Kinan, Kinan diam saja!"

Bu Ratih menasehati Kinan, dia tak mau kalo Kinan mendapatkan masalah seperti dengan Bu Romlah, dia harus mempersiapkan Kinan agar mandiri tanpa dirinya , hingga bila Tuhan memanggil dia karena faktor usia, Bu Ratih bisa meninggalkan dirinya dengan tenang.

bersambung....

Terpopuler

Comments

Siera Arisanty

Siera Arisanty

thor,,pengalamanku sbg guru khusus utk ABK,,kalo di lapangan niih yaa,,ABK dgn SA itu cenderung pendiam,,fokus dan teliti klo mengerjakan sesuatu gak cerewet spt Kinan 😁

2021-10-10

1

Angel Tamara

Angel Tamara

emang masyarakat indonesia kebanyakan bgtu, ngelihat anak2 berkebutuhan khusus dgn pandangan menghina dan mencaci, bahkan gk jrang jd bhn ejek2 an, spt ungkapan autis @ ! krn tmnnya lg asyik dgn sesuatu. beda dgn di luar negri ( kt bcr negra western ya) ,mrk menghargai anak2 tersebut . terlht dr perilaku mrk saat bertemu dgn ABK di tempat umum meski bkn d negara mrk. ntah krn tingkat edukasi atau mindset mrk sy jg gk tau.

2021-10-04

2

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjuuuut kak

2021-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Kinanti dan Kanaya
2 Kejujuran Kinan
3 Awal Bencana
4 Badai pasti berlalu
5 Hidup baru di Jakarta
6 Kelahiran Aziza
7 Kerasnya kehidupan
8 Titik Pencarian
9 Hadiah untuk Zia
10 Hiatus
11 Keluarga Wiguna
12 Keluarga Wiguna 2
13 Kedatangan Pras
14 Bertemu dengan Zia
15 Bertemu dengan Zia 2
16 Memanjakan Zia
17 Stan kue baru Kinan
18 Aziza Wiguna Putri
19 Delima Kinan
20 Liburan
21 Fredo dan Kanaya
22 Fredo dan Kanaya
23 Fredo dan Kanaya
24 Ratih......
25 Awal kebahagiaan
26 Rumah baru
27 Ke dokter kandungan
28 Kelahiran Zidan
29 Episode 29
30 Hancurnya sebuah kebahagiaan
31 Hancurnya sebuah kebahagiaan 2
32 Pertemuan pertama
33 Sekilas tentang keluarga Adiraksa
34 Perjanjian tuan Amar- Anggela
35 Awal rencana Zia
36 Keputusan bersama
37 Ijin dari Zidan
38 Pernikahan
39 Satu Atap
40 Keputusan Romi
41 Keputusan Romi 2
42 Raksa
43 Pemeriksaan awal
44 Kinan bangun
45 Kepergian Raksa dan Zidan
46 Cemburu
47 Pelukan Zia
48 Usaha Zia
49 usaha Zia 2
50 Sedikit demi sedikit
51 Pulang ke rumah
52 langkah awal penyembuhan Devan
53 Manis....!
54 sekilas tentang masa lalu
55 Cerita Willy
56 Menginap di rumah mama
57 Romi - Tasya
58 Rahasia Romi
59 Kecelakaan...... .
60 Kecelakaan 2
61 Kemarahan.....
62 Kepergian Tania.
63 trauma Devan;
64 Keterpurukan Devan.
65 Awal mula trauma
66 Awal mula trauma 2
67 Kehancuran Devan
68 Zia,obat untuk Devan
69 Terungkap nya rahasia
70 Perasaan Anggela
71 Penanganan Devan
72 Awal kembali normal
73 Perubahan Devan
74 Raksa......Tania
75 Raksa.... Tania
76 Will you marry me?
77 Detik-detik.........
78 menyambut adek bayi
79 Daniela Putri Adiraksa
80 Sang asisten CEO
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Kinanti dan Kanaya
2
Kejujuran Kinan
3
Awal Bencana
4
Badai pasti berlalu
5
Hidup baru di Jakarta
6
Kelahiran Aziza
7
Kerasnya kehidupan
8
Titik Pencarian
9
Hadiah untuk Zia
10
Hiatus
11
Keluarga Wiguna
12
Keluarga Wiguna 2
13
Kedatangan Pras
14
Bertemu dengan Zia
15
Bertemu dengan Zia 2
16
Memanjakan Zia
17
Stan kue baru Kinan
18
Aziza Wiguna Putri
19
Delima Kinan
20
Liburan
21
Fredo dan Kanaya
22
Fredo dan Kanaya
23
Fredo dan Kanaya
24
Ratih......
25
Awal kebahagiaan
26
Rumah baru
27
Ke dokter kandungan
28
Kelahiran Zidan
29
Episode 29
30
Hancurnya sebuah kebahagiaan
31
Hancurnya sebuah kebahagiaan 2
32
Pertemuan pertama
33
Sekilas tentang keluarga Adiraksa
34
Perjanjian tuan Amar- Anggela
35
Awal rencana Zia
36
Keputusan bersama
37
Ijin dari Zidan
38
Pernikahan
39
Satu Atap
40
Keputusan Romi
41
Keputusan Romi 2
42
Raksa
43
Pemeriksaan awal
44
Kinan bangun
45
Kepergian Raksa dan Zidan
46
Cemburu
47
Pelukan Zia
48
Usaha Zia
49
usaha Zia 2
50
Sedikit demi sedikit
51
Pulang ke rumah
52
langkah awal penyembuhan Devan
53
Manis....!
54
sekilas tentang masa lalu
55
Cerita Willy
56
Menginap di rumah mama
57
Romi - Tasya
58
Rahasia Romi
59
Kecelakaan...... .
60
Kecelakaan 2
61
Kemarahan.....
62
Kepergian Tania.
63
trauma Devan;
64
Keterpurukan Devan.
65
Awal mula trauma
66
Awal mula trauma 2
67
Kehancuran Devan
68
Zia,obat untuk Devan
69
Terungkap nya rahasia
70
Perasaan Anggela
71
Penanganan Devan
72
Awal kembali normal
73
Perubahan Devan
74
Raksa......Tania
75
Raksa.... Tania
76
Will you marry me?
77
Detik-detik.........
78
menyambut adek bayi
79
Daniela Putri Adiraksa
80
Sang asisten CEO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!