Arsi tiba di rumah tepat pukul 7 malam, setelah makan bersama Alex, Arsi memutuskan mampir ke rumah Uncle Kevin. Sudah lama ia tidak main ke sana. Hingga akhirnya Arsi malah tertidur di kamar oma Sindi.
Arsi berjalan santai menaiki anak tangga, menuju ke kamarnya. Viki yang baru saja selesai makan malam yang juga hendak menuju ke kamarnya berhenti, ia memasang wajah cuek dan sok jual mahal berpikir jika Arsi akan menyapanya dan meminta maaf karena tidak pulang bersama nya.
Di luar dugaan, Arsi malah berjalan lurus tampa menoleh ke arah nya. Membuat Viki mengedip ngedip kan matanya tak percaya dengan apa yang di lakukan Arsi.
"Bukannya dia harus minta maaf? " tanya Viki menunjuk Arsi yang sudah berlalu masuk kedalam kamar.
Tak terima, Viki malah menyusul Arsi masuk ke dalam kamar adiknya. Membuka pintu dengan keras, lalu berjalan cepat mendekat padanya.
Brak~
Arsi terperanjat kaget mendengar hempasan pintu kamarnya. Matanya melotot melihat Viki sudah berdiri dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Aa.. aada apa? " tanya Arsi gugup seraya berjalan mundur menjauh dari Viki yang terus berjalan maju menghapus jarak di antara mereka.
Viki tak menjawab, ia terus berjalan maju dengan mata menatap lurus ke manik mata Arsi. Membuat gadis mungil itu semakin gugup. Jantung nya berdetak kencang sekarang, Arsi berharap seseorang datang dan menyelamatkan nya.
"Mama!!!! papa!!! tolong Arsi!!! " teriak Arsi dalam hati.
"Kak... " lirih Arsi menahan dada Viki, tubuhnya sudah mentok pada dinding.
Mata mereka bertemu, seakan terkunci Arsi malah terpana menatap mata indah sang kakak. Tubuhnya mendadak kaku dan diam saja ketika Viki sudah benar-benar dekat dengan wajahnya.
Fyuhhhh~
Arsi mengerjap ngerjapkan matanya ketika Viki menghembus wajahnya, Arsi langsung memutuskan kontak mata mereka. Ia malah jadi salah tingkah karena sempat terpesona melihat wajah tampan Viki dari dekat. Sudah sangat lama ia tidak bisa melihat wajah kakaknya sedekat ini.
"Jangan pernah membantah perintah gue" ucap Viki menarik dagu Arsi lalu mengecup pipinya lembut. Kemudian tanpa rasa bersalah Viki melenggang pergi meninggalkan Arsi yang masih mematung. Seringaian terukir di bibir tipis Viki.
Arsi mematung bukan karena kecupan Viki, tetapi karena perkataan Viki barusan.. Jika persoal kecupan, Arsi sudah sering di cium Viki ketika mereka dekat dulu, meskipun hanya di pipi.
Seolah itu adalah peringatan bagi Arsi agar tidak membantah dan melawan apapun keinginan Viki.
"Sialan!!!! " teriak Arsi yang baru sadar dari lamunannya, ia sudah tidak mendapati kakaknya di dalam kamarnya.
Arsi berjalan cepat ke arah pintu, lalu menutup pintu dengan hempasan yang kuat.
"Loe kakak gue atau musuh gue sih" maki Arsi kesal.
Sementara Viki mengulum senyum menuruni tangga. Sebelum masuk kamar Viki merasa haus. Hampir saja ia hilang kendali ketika berada di depan Arsi, Bibir ranum Arsi sungguh sangat menggoda iman Viki. Masih untung ada sedikit kesadaran yang mengatakan ini bukanlah saat yang tepat, membuat Viki tersadar dan menahan gejolak di dalam dirinya.
"Viki... " panggil Davin, membuat si empunya nama menoleh.
"Papa sama mama udah pulang? " tanya Viki berjalan menghampiri kedua orang tuanya yang sudah duduk di sofa.
"Baru saja sayang" jawab Sakira.
"Apa Arsi sudah pulang? " tanya Sakira yang langsung di angguki oleh Viki.
"Baguslah, tadi Oma bilang Arsi ketiduran di kamar Oma makanya dia terlambat pulang" jelas Sakira.
Viki sedikit terkejut mendengar penjelasan mamanya, ada sedikit rasa bersalah di hatinya. Ia sudah berburuk sangka pada adiknya tadi. Viki pikir Arsi menghabiskan waktu bersama lelaki yang dilihatnya bersama Arsi tadi siang.
"Viki... " Panggil Sakira menatap putranya yang terlihat bengong.
"Apa ada masalah? " tanya Davin menatap Viki khawatir, todak biasanya sikap Viki seperti ini.
"Tidak ada pa, ma" jawab Viki menggeleng cepat.
"Yaudah mama sama papa masuk kekamar dulu" ucap Sakira yang memang merasa sangat lelah. Mereka baru sajah pulang dari menghadiri sebuah pesta rekan bisnis Davin.
"Iya ma pa" jawab Viki mengangguk.
Viki pun ikut pergi kekamar nya, ia juga merasa sangat lelah. Hari ini adalah hari pertama nya menjadi dosen dan juga harus menjadi CEO.
Sebelum masuk kekamar nya, Viki sempat menatap pintu kamar Arsi lama, kemudian baru memasuki kamarnya.
Ceklek~
Belum juga Viki masuk ke kamarnya, malah Arsi lebih dulu membuka pintu dan kaget mendapati Viki yang masih berdiri di depan pintu kamarnya sendiri.
"Apa? " tanya Arsi ketus, ia masih kesal dengan kelakuan kakanya tadi. Bukannya menjawab Viki malah acuh dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar Aneh!! " dengus Arsi kesal, lalu melanjutkan niatnya tadi. Ia merasa sangat lapar dan haus, karena itu Arsi keluar dari kamarnya.
"Loh, kamu belum makan sayang? " tanya Sakira yang juga berada di dapur, Sakira, mendapati putrinya yang sedang mengambil nasi dan beberapa lauk.
"Belum mah" jawab Sakira santai tetap melanjutkan aktivitas ya.
"Oh iya mama sama papa kemana tadi? " tanya Arsi yang sudah duduk di meja makan.
"Kamu tidak tahu? mama sama papa pergi ke pesta rekan bisnis papa" jawab Sakira menjelaskan.
Pantes es batu itu berani mengganggu gue. Batin Arsi.
"Arsi kan pulang tekat mah, pas Arsi pulang mama dah pergi" jawab Arsi memberikan alasan yang memang benar.
"Yaudah deh, kamu lanjut ajah makannya, Mama mau tidur dulu, ngantuk" ucap Sakira yang di jawab anggukan oleh Arsi disela sela makannya.
Gadis itu makan dengan lahap, tenaganya harus terisi penuh sekarang. Ia harus kuat untuk melawan Viki sebagai musuh yang akan ia temui setiap waktu.
Apa lagi di kampus terlihat Viki akan mempermainkan nya lagi, menurut Arsi lebih baik ia masuk mata kuliah pak Burhan ketimbang kakaknya sendiri.
Setelah memikirkan kekesalannya pada Viki kini malah berganti dengan perasaan malu ketika ia malah mengingat di mana posisi nya dan Viki sangat dekat, bahkan pipi Arsi merona ketika mengingat Viki mengecup pipinya.
"Sialan!!! gue gak boleh suka sama kakak gue sendiri" ucap Arsi menyadarkan dirinya.
"Tidak apa, kan suka sebagai Kakak" jawab Arsi lagi. Ia terlihat bodoh sekarang, berbicara dan membalasnya sendiri.
Arsi selalu menafsirkan sayang nya pada Viki sebagai seorang kakak. Ia yang selalu ingin di dekat kakaknya itu karena efek perubahan sikap Viki. Karena itu Arsi selalu ingin dekat lagi dengan kakaknya. Untuk kelanjutan perasaannya Arsi belum memikirkannya, yang ia pikirkan hanya pertanyaan seputar penyebab perubahan sikap Viki.
Jika mengingat sikap dingin Viki padanya, membuat Arsi merasa sangat jengkel dan juga hampir beci dengan Viki. Namun Viki selalu saja bisa untuk membatalkan niat Arsi untuk membenci nya. Bahkan Malah membuat Arsi semakin merasa sedih dan kesepian.
Vote!!!
Like!!!
cement!!!!
hadiah!!!!
...T E R I M A K A S I H...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
alisha
like
2021-03-26
1
Ucy (ig. ucynovel)
boomlike mendarat thor 👍
2021-03-25
0
Eklus
aku suka critanya
lanjut kak...
2021-03-25
0