Viki tiba di rumah mewah keluarga Ricardo, dengan senyum mengembang Viki langsung masuk dan mendapati mamanya yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Loh kok gak bareng Arsi? " tanya Sakira bingung melihat Viki memasuki dan membawa kopernya sendiri.
Viki hanya mengangkat bahunya acuh, ia tak ambil pusing dengan hal itu. Toh Arsi sendiri yang memilih meninggalkannya.
"I miss you mom... " ucap Viki memeluk mamanya, ia sungguh sangat merindukan mamanya saat ini.
"I miss you too.. " balas Sakira membalas pelukan putranya, mereka melupakan sejenak soal Arsi karena melepas rindu. Kalian tahu sendiri kan, gimana sayang nya Sakira sama Viki.
"Ekhem... " dehem seseorang membuat Sakira dan Viki perlahan melepas pelukannya.
"Jadi cuma rindu mama? " sindir Davin yang baru saja memasuki ruang tamu, lalu mendapati putranya yang baru pulang tengah mememluk istrinya.
"Selalu saja mengganggu" dengus Viki, namun ia tetap beranjak mendekati papa Davin lalu memeluknya erat. Tidak bisa di elakan Viki juga sangat merindukan papanya ini.
Viki melepaskan pelukannya pada papa Davin, lalu Sakira memboyong mereka duduk di sofa. Sakira menatap Viki lekat, ia tak menyangka Viki akan tumbuh sedewasa ini sekarang, Sakira merasa baru kemarin Viki bermanja manja dengannya sebelum pergi ke Amerika untuk menimba ilmu dan melanjutkan bisnis Davin yang ada di sana.
Di balik canda tawa obrolan ketiganya, ada seorang gadis yang menatap jengkel pada pria yang kini malah mengalihkan perhatian orang tuanya dan melupakan dirinya.
"Dasar pria aneh! " gerutu Arsi menatap Viki yang sedang bercanda ria bersama mama dan papanya. Arsi merasa muak dengan sikap kakanya yang dingin terhadap nya dan sangat hangat di depan orang tuanya. Semangat pagi yang Arsi rasakan tdi pagi hilang ketika sudah bertemu Viki, Arsi rasa ia harus merubah perasaan nya yang begitu mengharapkan Viki pulang, menjadi berharap tak bertemu dengan kakak super dingin nya itu.
Arsi melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena melihat ke hangatkan sang kakak, ia tak berminat untuk menyapa Viki yang baru saja tiba itu, bahkan ketika mamanya memanggilnya dan bertanya mengapa tidak bareng dengan Viki mala di abaikan olehnya.
Arsi terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.Tiba di pertengahan tangga, langkah kaki Arsi terhenti karena mendengar ucapan Viki yang ia tahu di sengaja lebih keras agar ia mendengar nya.
"Tadi itu, Arsi bilang mendadak di telfon pacarnya, makanya suruh Viki pulang duluan ma" ucap Viki dengan suara sedikit lebih keras menjawab pertanyaan Sakira yang di abaikan oleh adiknya.
Jleb. Arsi membalikkan tubuhnya menatap Viki dari atas tangga, tangannya mengepal kuat. Bisa bisanya Viki berbohong seperti itu pada orang tuanya.
"Benarkah?? Arsi punya pacar?? " tanya Sakira tak percaya, sementara Davin terkekeh mendengar nya, ia tahu jika putra dan putrinya tak seakur dulu.
"Serah loe!!!! " balas Arsi dingin lalu berbalik dan bergegas menaiki anak tangga, lalu masuk ke dalam kamarnya dengan menghempaskan pintu kamar dengan keras.
"Hahahaha.... " Viki tertawa keras mendengar suara hempasan pintu yang ia yakin itu hempasan pintu kamar Arsi.
"Apa bener Arsi udah punya pacar? " tanya Sakira penasaran membuat Viki dan Davin berpandangan lalu tertawa, Sakira pun menjadi kesal, bukan nya di jawab mereka malah tertawa keras.
"Mama percaya? kalau papa sih nggk. liat ajah tu sikap dia garang gitu, mana mungkin ada cowo yang berani" jawab Davin yang masih saja tertawa.
"Viki bercanda kok ma, tadi Viki sengaja biar Arsi kesal" jawab Viki yang sudah bisa mengontrol tawa. Viki juga menceritakan sebab mengapa mereka tidak pulang bersama, semua itu adalah kesalahan nya.
"Yaudah ma pa, Viki ke kamar dulu" pamit Viki ingin istirahat, ia merasa tubuhnya begitu lelalah dengan perjalanan nya hari ini.
"Mandi dulu baru tidur" peringat Sakira yang langsung di angguki oleh Viki. Sakira tahu kebiasaan Viki, seharusnya tak perlu ia ingatkan lagi. Tapi namanya seorang ibu pasti cerewet yah kan, selalu mengingatkan ini dan itu.
"Gimana mau di jodohkan kalau berantem gitu" lirih Davin terkekeh kecil. Sakira langsung menoleh pada suaminya yang kini tertawa sendiri, alisnya sebelah kanannya terangkat pertanda bingung.
"Kenapa? " tanya Sakira sengit, membuat Davin langsung menghentikan kekehan nya.
"Gak papa" jawab Davin nyengir. Bukannya percaya, Sakira malah menatap suaminya penuh curiga.
"Au ah" dengus Davin lalu beranjak meninggalkan istri nya.
"Hei jawab dulu.... " teriak Sakira mengejar suaminya yang sudah berlalu menuju kamar.
Sementara di dalam kamar Arsi menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kasar, ia sangat kesal dengan kakaknya yang begitu menyebalkan.
"Viki gila!!! gila gila!!! " teriak Arsi memukul mukul bantal dengan kesal, seolah olah itu adalah kakaknya.
Sangat jauh dari harapan, Arsi yang berharap kakaknya akan sangat baik dan hangat padanya seperti dulu, malah di hancurkan dengan sikap dingin dan seenaknya membuatnya kesal. Arsi menyesal karena memiliki harapan seperti itu.
Tak dapat di pungkiri jika Arsi sangat merindukan sosok Viki, tapi rasa rindu nya hilang seketika.
"Kalo gue tahu dia masih seperti itu, Gue gak akan mau menjemput dia!! " gumam Arsi kesal.
Tanpa ia ketahui, seseorang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Viki yah siapa lagi yang sekarang bersandar di tembok kamar Arsi yang masih belum menyadari kehadiran kakaknya, ia terus saja memaki maki Viki dengan melepaskan kekesalannya pada bantal.
"Jadi loe nyesal jemput gue? " tanya Viki dingin.
Jleb. Arsi menegang mendengar suara orang yang sejak tadi di maki maki nya ada di kamarnya. Arsi membalikkan tubuhnya cepat, matanya menangkap sosok Viki yang sudah berjalan mendekatinya. Cepat cepat Arsi bangkit dan menguasai ekspresi nya yang semula terkejut menjadi biasa saja.
Arsi memasang wajah juteknya menatap Viki yang terus berjalan maju mendekat.
"Gak sopan banget sih, masuk kamar orang tanpa ijin" ketus Arsi, jantung nya berdetak kencang sekarang, pikirannya tak karuan melihat Viki yang semakin dekat.
"Suka suka gue lah, kamar adek gue" jawab Viki menyeringai. Arsi menelan saliva nya ketika Viki menunduk dan mensejajarkan wajah mereka.
"Gue..gak punya kakak dingin kaya loe" ucap Arsi menghalau rasa gugupnya yang kini di gantikan oleh perasaan yang sedang ia coba kontrol , Arsi berusaha menahan dirinya agar tidak langsung memeluk Viki karena rasa rindu nya kembali menyeruak. Arsi juga tidak mengerti entah mengapa jantung nya sekarang saling memompa tak beraturan.
Padahal ia sedang kesal pada Viki, tetapi ketika melihat wajah kakanya yang begitu dekat, membuatnya kembali merasakan kerinduan yang selama ini terpendam.
Mata Arsi tak berkedip menatap wajah Viki, sudah lama wajah itu tak ia lihat, apalagi sedekat ini.
Peletak!!!
Viki menjentik kening Arsi yang sedari terlihat bengong.
"Dasar gila!! " bentak Arsi, jentikan tangan Viki menyeret Arsi kedunia nyata, sehingga wajah jutek itu kembali ia lihat. Viki tersenyum menyeringai, lalu berbalik meninggalkan Arsi yang sudah mencak mencak kesal pada kakaknya.
"Akh!!!!!!! " teriak Arsi kesal memukul mukul bantalnya berkali kali.
"Awas ajah, gue akan balas loe" gumam Arsi penuh tekat, ia menatap foto Viki yang terpajang indah di dinding kamarnya.
Tampa di perintah Arsi sudah berdiri mendekat pada foto itu.
"Loe gak tahukan siapa adek loe, jangan macam macam sama gue!! " ucap Arsi lagi berbicara dengan foto Viki yang terlihat tersenyum manis.
"Gak usah senyum! " hardiks Arsi kesal, sudah gila memang, Arsi malah merasa di ejek oleh sebuah foto. hanya karena kakaknya ia menjadi gila seperti ini🤣🤣
Halo guys, terimakasih udah mampir, jangan lupa dukung terus cerita nya😘
Vote, like, hadia juga😘😘😘
Yang belum baca Because baby silakan baca itu dulu baru baca cerita ini, biar nyambung yah😘
...T E R I M A K A S I...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Febri Ana
lanjuutt
2023-05-23
0
Pecinta Cogan 2D
cuman jail datang kesini, buat ngumpulin poin, jadi wajar ya kalo mogok, gk lanjut cerita
2021-06-24
0
alisha
aku mampir lagi
2021-03-22
0